Six Sigma BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2.3 Six Sigma

Six Sigma merupakan suatu alat atau metode yang sistematis yang digunakan untuk perbaikan proses dan pengembangan produk baru yang berdasarkan pada metode statistik dan metode ilmiah untuk mengurangi jumlah cacat yang telah didefinisikan oleh konsumen. Six Sigma lahir dalam Motorola pada tahun 1979 diluar keputusasaan dengan masalah kualitas dan mengenai atau mengacu pada enam standar deviasi huruf Y unani, sigma σ digunakan oleh ahli statistik sebagai simbol standar deviasi. Pada dasarnya pelanggan akan puas apabila mereka menerima nilai sebagaimana yang mereka harapkan. Apabila produk barang danatau jasa diproses pada tingkat kualitas Six Sigma, perusahaan boleh mengharapkan 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan atau Defect Per Million Opportunity DPMO atau mengharapkan bahwa 99,99966 dari apa yang diharapkan pelanggan akan ada dalam produk itu. Dengan demikian Six Sigma dapat dijadikan ukuran target kinerja sistem industri tentang bagaimana baiknya suatu proses transaksi produk antara pemasok industri dan pelanggan pasar. Semakin tinggi target sigma yang dicapai, kinerja sistem industri akan semakin baik. Konsep dasar dari Six Sigma adalah meningkatkan kualitas menuju tingkat kegagalan Nol. Dengan kata lain, Six Sigma bertujuan untuk mengurangi terjadinya cacat dalam suatu proses produksi dengan tujuan akhir adalah menciptakan kondisi cacat mendekati nol Zero Defect. Cacat Defect sendiri didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap spesifikasi yang telah ditentukan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sebelumnya. Menurut Gaspersz 2002, terdapat 6 aspek kunci dalam aplikasi konsep Six Sigma yaitu : 1. Identifikasi pelanggan 2. Identifikasi produk 3. ldentifikasi kebutuhan dalam memproduksi produk untuk pelanggan 4. Definisi proses 5. Menghindari kesalahan dalam proses dan menghilangkan pemborosan 6. Peningkatan proses secara terus menerus menuju target dari konsep ini. Sedangkan apabila konsep Six Sigma diterapkan dalam bidang manufaktur, terdapat 6 aspek yang harus diperhatikan, yaitu 1. Identifikasi karakteristik produk yang akan memuaskan pelanggan 2. Mengklasifikasikan semua karakteristik kualitas tersehut sebagai Critical-to- Qualify CTQ individual 3. Menentukan apakah setiap Critical-To-Qualiy CTQ tersebut dapat dikendalikan melalui pengendalian material, mesin, proses-proses kerja dan lain-lain 4. Menentukan batas maksimum toleransi nilai Batas Spesifikasi Atas dan Batas Spesifikasi Bawah Upper-Specification-LimitUSL dan Lower-Specifcation- LimitLSL untuk Critical-To-Ouality CTQ sesuai keinginan pelanggan 5. Menentukan maksimum variasi proses untuk setiap Critical-To-Quality CTQ 6. Mengubah desain produk dan atau proses sedemikian rupa agar mampu mencapai nilai target Six Sigma, yang berarti memiliki indeks kemampuan proses Cpm minimum sama dengan 2 Cpm ≥ 2. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tingkat Six Sigma sering dihubungkan dengan kapabilitas proses, yang dihitung dalam jumlah cacat per satu juta kesempatan Defect Per Million Opportunities DPMO. Berapa tingkat pencapaian Sigma sebagai berikut : Tabel 2.3. Pencapaian Tingkat Six Sigma George, 2002 Tingkat Pencapaian Sigma DPMO Hasil Keterangan 1-Sigma 2-Sigma 3-Sigma 4-Sigma 5-Sigma 6-Sigma 691,462 308,538 66,807 6,210 233 3,4 31 69,2 93,32 99,379 99,977 99,9997 Sangat tidak kompetitif Tidak kompetitif Standart indonesia Rata-rata USA Industri kelas dunia Proses perbaikan dalam Six Sigma dikenal dengan Define, Measure, Analyze, Improve, Control D-M-A-1-C. Adapun penjelasan mengenai perbaikan Define, Measure, Analyze, Improve, Control D-M-A-1-C adalah sebagai berikut: Gaspers , 2002 1. Define Tahap Pendefinisian Tujuan dari Define adalah untuk menjelaskan kepada tim apa yang menjadi tujuan dan memperbaiki pemahaman mereka terhadap nilai potensial dari proyek. Pada tahap ini kita perlu mendefinisikan beberapa hal yang terkait dengan : a Kriteria pemilihan proyek Six Sigma, b Peran dan tanggung jawab dari stakeholder dalam proyek Six Sigma, c Kebutuhan pelatihan untuk personal yang terlibat dalam proyek Six Sigma, d Proses-proses kunci dalam proyek Six Sigma beserta pelanggannya, e Kebutuhan spesifik dari pelanggan, dan f Pernyataan tujuan proyek Six Sigma Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Measure Pengukuran Tujuan dari Measure adalah untuk mengumpulkan data yang menggambarkan kondisi dan tingat masalah yang dihadapi. Dari data yang dikumpulkan tersebut, pertama akan digunakan pada fase ini, dengan sub data yang dikumpulkan digunakan untuk menegaskan perbaikan pada fase selanjutnya. Terdapat tiga hal pokok yang harus di lakukan dalam tahap Measure M, antara lain ; a Memilih atau menentukan karakteristik kualitas atau Critical-To-Quality CTQ kunci yang berhubungan langsung dengan kebutuhan spesifik dari pelanggan b Mengembangkan suatu rencana pengumpulan data melalui pengukuran yang dapat dilakukan pada tingkat proses, output hasil, danatau outcome pendapatan c Mengukur kinerja sekarang Current Performance pada tingkat proses, outtput basil, danatau outcome pendapatan untuk ditetapkan sebagai BaseLine kinerja Performance Baseline atau tingkat kinerja dasar pada awal proyek Six Sigma. 3. Analyze Penganalisaan Tujuan dari Analyze adalah untuk membuat suatu pengertian dari informasi yang didapat, untuk kemudian dapat dibuat suatu hubungan sebab akibat dari informasi tersebut, sehingga dapat dihasilkan target dari cacat, penundaan proses dan lain-lain. Pada tahap ini kita perlu melakukan beberapa hal berikut: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a Menentukan stabilitas Stability dan kabilitaskemampuan Capability dari proses, b Menetapkan target-target kinerja dari karakteristik kualitas kunci karakteristik kualitas atau Critical-To-Ouality CTQ yang akan ditingkatkan dalam proyek Six Sigma, c Mengidentifikasikan sumber-sumber dan akar penyebab kecacatan atau kegagalan, dan d Mengkonversikan banyak kegagalan kedalam biaya kegagalan kualitas Cost Of Poor Quality 4. Improve Tahap Perbaikan Pada fase ini dibuat suatu rencana tindakan Action Plan untuk melaksanakan peningkatan kualitas. Six Sigma setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas teridentifikasikan, untuk kemudian rencana tersebut di implementasikan. 5. Control Tahap Pengendalian Pada tahap Control ini basil-hasil peningkatan kualitas didokumentasikan dan disebarluaskan, praktek-praktek terbaik yang sukses dalam meningkatkan proses distandarisasikan dan disebarluaskan, prosedur-prosedur didokumentasikan dan dijadikan pedoman kerja standar, serta kepemilikan atau tanggung jawab ditransfer dari Tim Six Sigma kepada pemilik atau penanggung jawab proses, yang berarti proyek Six Sigma berakhir pada tahap ini. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sembilan langkah pendekatan pada siklus metode DMAIC dalam Six Sigma menurut Honeywell Bussiness In Europe adalah sebagai berikut : Dijelaskan pula bahwa faktor penentu dalam pelaksanaan Six Sigma ini antara lain George, 2002 : l . Pemusatan Pada Pelanggan Customer Centric Pelanggan adalah tujuan utama Six Sigma dimana kualitas dari produk diukur melalui perspektif pelanggan dengan jalan sebagai berikut : a. Voice Of Customer VOC atau suara pelanggan, menyatakan keinginan pelanggan. b. Requirement atau permintaan, masukkan dari suara pelanggan VOC ditransfer secara spesifik dengan elemen yang dapat diukur. DEFINE 1.Identity opportunities 2.Form Team and scopeproject 8. measure progress and hold gains 9.Acknowledge team and communicate result 6. Prioritize plan and test prosed solution 7. refine and implement solutions IMPROVE ANALYZE 5. Identity Root Causes and Proposed Solution MEASURE 3.Analyze the current process 4.Desired Outcome Gambar Pendekatan siklus DMAIC Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Critical To Quality CTQ atau karakteristik kualitas, permintaan yang paling penting bagi pelanggan. d. Defect atau cacat, bagian yang kurang memenuhi spesifikasi. 2. Hasil Dalam Segi Finansial Financial Result Total Quality Management TQM atau manajemen kualitas total dikenal lebih dulu daripada Six Sigma. Pada manajemen kualitas total sendiri susah menentukan hal mana yang dijadikan prioritas utama bahkan hampir semua proyek dikerjakan mengenakan biaya pada pelanggan dan penanam saham, sehingga dapat menghabiskan banyak biaya. Manajemen kualitas total sering dipimpin oleh pihak yang paling kurang pemahamannya terhadap pengendalian kualitas dan cenderung menemukan cara pengukurannya sendiri. Sedangkan Six Sigma mengakomodasikan penurunan biaya dan kenaikan pendapatan. 3. Kesepakatan Manajemen Management Engagement Pada penerapan Six Sigma ini selain pada proses juga memerlukan perhatian dan kerja sama pada semua lini manajemen perusahaan. 4. Komitmen Sumber Daya Resources Commitment Komitmen untuk maju lebih ditekankan daripada jumlah personal yang terlibat dalam implementasi ini. 5. Pelaksanaan Secara Infrastruktur Execution Infrastructure Six Sigma didukung oleh Infrastruktur yang berisi orang-orang dari manajemen puncak Top Management sampai operasional dimana keseluruhannya memiliki fokus yang sama yaitu kepuasan pelanggan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.1 Penentuan Kapabilitas Proses

Sebuah proyek Six Sigma dikatakan berhasil dalam peningkatan kualitas apabila terjadi peningkatan kapabilitas proses dalam mcnghasilkan produk menuju tingkat kegagalan mencapai nol Zero Defect. Dengan demikian konsep perhit- ungan kapabilitas proses sangat penting dalam implementasi konsep perbaikan dalam fase Improve. Data yang dapat digunakan untuk penentuan kapabilitas proses ada 2 Dua, yaitu : 1. Data Atribut Attributes Data Data atribut merupakan data kualitatif yang dihitung menggunakan daftar pencacahan atau tally untuk keperluan pencatatan dan analisis. Contoh data atribut karakteristik kualitasitas adalah : ketiadaan label pada kemasan, banyaknya jenis cacat pada produk, dan lain-lain. 2. Data Variabel Variable Data Data variabel ini merupakan data kuantitatif yang diukur dengan alat pengukur tertentu untuk keperluan pencatatan dan analisis. Contoh dari data variabel karakteristik kualitas adalah data diameter, ketebalan produk, ukuran-ukuran berat, panjang, lebar, tinggi, diameter, volume merupakan data variabel. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.2 Penentuan KapabiIitas Proses Untuk Data Variabel

Langkah-langkah untuk menentukan kapabilitas proses untuk data variabel menurut Gasperz 2002 adalah sebagai berikut : 1. Menentukan proses yang ingin diketahui kapabilitasnya. 2. Menentukan nilai batas spesifikasi atas Upper Spesification Limit USL. 3. Menentukan nilai batas spesifikasi bawah Lower Spesification LimitLSL. 4. Menentukan nilai spesifikasi target. 5. Merighitung nilai rata-rata mean dari proses. 6. Meruhitung nilai standar deviasi Standard Deviation dari proses. 7. Menghitung kemungkinan cacat yang berada di atas nilai batas spesifikasi atas atau Upper Spesificution Limit USL per satu juta kesempatan atau cacat per satu juta kesempatan DPMO. 8. Menghitung kemungkinan cacat yang berada di bawah tidal batas spesifikasi bawah atau Lower Spesification Limit LSL per satu juta kesempatan atau, cacat per sate juta kesempatan DPMO. 9. Menghitung kemungkinan cacat per satu juta kesempatan DPMO yang dihasilkan oleh proses dengan menambahkan langkah 7 dengan langkah 8. 10. Mengkonversikan Defect Per Million OppertunitDPMO langkah 9 ke dalam nilai sigma. 11. Menghitung kemampuan proses di atas dalam ukuran sigma. 12. Menghitung kapabilitas proses dalam indeks kapabilitas proses. Misalkan kita akan menentukan kapabilitas proses industri perpipaan jenis tertentu. Berdasarkan kebutuhan pelanggan, diketahui bahwa diameter pipa yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. diinginkan adalah : 40 mm dengan batas toleransi adalah ± 5mm. Pelanggan akan menolak setiap pipa yang diserahkan apabila diketahui berdiameter di atas 45 mm danatau di bawah 35 mm. Dalam konteks program peningkatan kualitas Six Sigma kita menyatakan bahwa CTQ yang perlu dikendalikan adalah diameter pipa dengan spesifikasi sebagai berikut : - CTQ Critical-to-Quality: Diameter Pipa - Spesitikasi Target T = 40 mm - Batas Spesitikasi Atas Upper Specification Limit = USI = 45 mgr. - Batas Spesitkasi Bawah Lower Specification Limit = LSL = 35 mm Selanjutnya dengan metode pengumpulan data tertentu dan analisis terhadap data CTQ diameter pipa diketahui bahwa proses pembuatan pipa itu Menghasilkan : - Nilai rata-rata contoh sample mean : X-bar = 37 mm - Standar deviasi contoh sample stundar deviation : S = 2 mm Tabel.2.4 Cara Memperkirakan Kapabilitas Proses Untuk Data Variabel CTQ = Diameter pipa dalam satuan pengukuran mm Langkah Tindakan Persamaan Hasil Perhitungan i Proses apa yang anda ingin tahu? - Pembuatan pipa 2 Tentukan nilai batas spesifikasi atas upper specification limit USL 45 3 Tentukan nilai batas spesifikasi atas lower specification limit LSL 35 4 Tentukan nilai spesifikasi target T 40 mm 5 Berapa nilai rata-rata mean proses X-bar 37 mm 6 Berapa nilai standar deviasi standard deviation dari proses S 2 mm 7 Hitung kemungkinan cacat yang berada di atas nilai USL per satu juta kesempatan DPMO P { z USL-X-bar S } x 1.000.000 32 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Catatan :P{z USL-X-barS] x 1.000.000 = P [ z 45-372] x 1.000.000 = P z 4,00 x 1.000.000 = [ 1-P z 4,00} x 1.000.000 = 1-0,999968 x 1.000.000 = 0,000032x 1.000.000 = 32 P z_ LSL-X-barS] x 1.000.000 = P {z _ 35-372] x 1.000.000 P z _ 1,00 x 1.000.000 0,15 865 5 x 1.000.000 =- 158.655 Nilai-nilai peluang kegagalan untuk distribusi normal baku z, diperoleh dari tabel distribusi normal kumulatif , yang dibangkitkan menggunakan formula normsdistnilai Z pada Microsoft Excel. Dari Tabel Lampiran angka DPMO 158.687 adalah paling; dekat dengan DPMO = 158.655 pada Nilai Sigma 2,50, sehingga kita memilih angka ini. Cpm = USL-LSL{6 {6 } = 10 13 = 1021,63 = 0,46 Dari hasil perhitungan dalam Tabel, kita mengetahui bahwa proses pembuatan produk memiliki kapabilitas proses yang rendah tidak kompetitif Hal ini ditunjukkan melalui kemampuan proses hanya berada pada tingkat pengendalian kualitas 2,5 Sigma dengan indeks kapabilitas proses yang rendah, yaitu: = 0,46. Tampak bahwa DPMO masih sangat tinggi, yaitu : 158.687 DPMO. Pada saat sekarang banyak perusahaan kelas dunia world class companies yang memiliki kapabilitas proses pada tingkat pengendalian kualitas 5-6 Sigma dengan 8 Hitung kemungkinan cacat yang berada di atas nilai LSL per satu _juta kesempatan DPMO P { z _ LSL-X-bar S } x 1.000.000 158.655 9 Hitung kemungkinan cacat per satu juta kesempatan DPMO yang dihasilkan oleh proses di atas = langkah 7 + langkah 8 158.687 10 Konversi DPMO langkah 9 ke dalam nilai sigma Lihat Tabel Lampiran 7 2,50 11 Hitung kemampuan proses di atas dalam ukuran nilai sigma Kapabilitas proses adalah 2,50 Sigma rendah, tidak kompetitif Cpm = USL – LSL {64X-bar-T2+ S 2 } 12 Hitung kapabilitas proses di atas dalam indeks kapabilitas proses 0,46 rend tidak kompetitif Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. indeks kapabilitas proses mendekati 2,0; sehingga hanya menghasilkan kemungkinan kegagalan per satu juta kesempatan di bawah 100 DPMO Dalam program peningkatan kualitas Six Sigma, biasanya dipergunakan kriteria rule of thumb sebagai berikut: • 2,00 ; maka proses dianggap mampu dan kompetitif perusahaan berkelas dunia. • antara 1,00-1,99, maka proses dianggap cukup mampu, namun perlu upaya-upaya giat untuk peningkatan kualitas menuju target perusahaan berkelas dunia yang memiliki tingkat kegagalan nila yang berada di antara 1,00-1,09 memiliki kesempatan terbaik dalam melakukan program peningkatan kualitas Six Sigma. • = 1,00; maka proses dianggap tidak mampu dan tidak kompetitif untuk bersaing di pasar global. Indeks kapabilitas proses digunakan untuk mengukur tingkat pada mana suatu output proses berada pada nilai spesifikasi target kualitas T yang diinginkan oleh pelanggan. Semakin tinggi nilai Cpm menunjukkan bahwa output proses itu semakin mendekati nilai spesifikasi target kualitas T yang diinginkan oleh pelanggan, yang berarti pula bahwa tingkat kcgagalan daro proses semakin berkurang menuju target tingkat kegagalan nol Zero Defect Oriented. Dengan demikian indikator keberhasilan program peningkatan kualitas Six Sigma dapat dilihat melalui indeks nilai kapabilitas proses yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.3 Penentuan Kapabilitas Proses Untuk Data Atribut

Langkah-langkah untuk menentukan kapabilitas proses untuk data atribut menurut Gaspers: 2002 adalah sebagai berikut : 1. Menentukan proses yang ingin diketahui kapabilitasnya. 2. Menghitung banyak unit transaksi yang dikerjakan melalui proses. 3. Menghitung banyak unit transaksi yang gagal. 4. Menghitung tingkat cacat kesalahan berdasarkan langkah 3 dengan membagi langkah 3 dengan langkah 2. 5.Menentukan banyaknya karakteristik kualitas CTQ potensial yang dapat mengakibatkan cacat kesalahan. 6. Mcnghitung pcluang tingkat cacat kesalahan per karakteristik kualitas CTQ dengan membagi langkah 4 dengan langkah 5. 7. Menghitung kemungkinan carat per sate juta kesempatan DPMO dengan mengalikan langkah 6 dengan 1 juta. 8. Mengkonversikan carat per satu juta kesempatan DPMO ke dalam nilai sigma, kemudian membuat keslmpulan. Berikut ini akan dibahas tenting teknik memperkirakan kapabilitas proses dalam ukuran pencapaian target sigma untuk data atribut data yang diperoleh melaui perhitungan –bukan pengukuran langsung, misalnya: persentase kesalahan, banyaknya keluhan pelanggan, dan lain-lain. Pada umumnya data atribut hanya memiliki dua nilai yang berkaitan dengan YA atau TIDAK, seperti: sesuai atau tidak sesuai, puas atau tidak puas, dan lain-lain. Data ini dapat dihitung untuk keperluan pencatatan pencatatan dan analisis. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Misalkan kita akan menentukan kapabilitas proses Billing And Charging dari sebuah perusahaan jasa tertentu. Langkah-langkah penentuan kapabilitas proses untuk data atribut ditunjukkan dalam Tabel 2.3. Tabel 2.5 Cara memperkirakan Kapabilitas Proses untuk Data Atribut Langkah Tindakan Persamaan Hasil Perhitungan 1 Proses apa yang Anda ingin mengetahui ? - Billing and chat-ging 2 Berapa banyak unit transaksi yang dikerjakan melalui proses? - 1.283 Unit 3 Berapa banyak unit transaksi yang gagal ? - 145 Unit 4 Hitting tingkat carat kesalahan berdasarkan pada langkah = langkah 3 langkah 2 0,113 =145 1.283 5 Tentukan banyaknya CTQ potensial yang dapat mengakibatkan carat kesalahan . = banyaknya Karakterlstlk CTQ 24 6 Hitung peluang tingkat cacat kesalahan perkarakteristik CTQ - langkah 4 langkah 5 0,004708 = 0,1 13 24 7 Hitung kemungkinan cacat per satu juta kesempatan DPMO langkah 6 x 1.000.000 4.708 0,004708 X l .000.000 8 Konversi DPMO langkah 7 ke dalam nilai sigma - Antara 4,09 - 4,1 9 Kapabilitas nilai sigma Kapabilitas sigma adalalah 4,10 rata-rata kinerja industri di amerika serikat Catatan: CTQ critical-to-quality; DPMO - defects per million opporninines. Contoh : CTQ kesalahan pcngisian formulir, kegiatan, ketiadaan bukti-bukti keuangan, kesalahan pemasukan input ke dalam komputer, keterlambatan, pemrosesan, dan lain-lain. Jika pembaca memiliki kalkulator Six Sigma dan di-download secara gratis dari www.spcwizard.com Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4 Lean Six Sigma