Lean Six Sigma BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2.4 Lean Six Sigma

Lean Six Sigma merupakan penggabungan dari konsep Lean dan Six Sigma yang melatar belakangi konsep ini adalah dari masing-masing konsep, dimana tujuan- tujuan tersebut sama-sama mernpunyai manfaat yang cukup berarti dan sangat memungkinkan untuk melaksanakan kedua konsep tersebut secara bersamaan. Tujuan dasar dari Lean adalah mereduksi pemborosan atau aktifitas yang tidak bernilai tambah Non Value Adding Activity. Lean menerapkan sistem yang berfokus pada eliminasi hal kecil dari pemborosan pada setiap area kerja pada setiap hari kerja. Lean menciptakan efek komulatif yang besar dari perbaikan- perbaikan kecil yang telah dilakukan. Sedangkan Six Sigma tertuju pada proses pengukuran, analisa dan perbaikan dengan metode Statistical Process Control SPC atau pengendalian proses secara statistik, Design Of Experiments atau percobaan terhadap desain dan alat pemecahan masalah yang umum. Alat ini meliputi diagram sebab dan akibat Cause and Effects Diagram, diagram pareto Pareto Charts, peta aliran Flow Chart, Metode 8 Langkah 8-D Problem Solving, dan lain-lain. Perbedaan utama dari lean dan Sigma adalah Lean menerapkan sebuah filosofi dan praktek dari pereduksian pemborosan yang menekankan pada pemborosan atau Waste, pada tabel pemborosan yang ada pada bahasan mengenai berfikir secara Lean Lean thinking dengan maksud untuk menciptakan pengaturan sendiri, sistem pemenuhan yang mempunyai persediaan minimal. Six Sigma menerapkan pada masalah dengan dasar lingkup statistik, dari penyelesaian masalah problem solving tools . Six Sigma tidak melekat pada Filosofi Pull Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Versus Push atau pengurangan Inventory yang dibangun didalamnya. Berikut ini sebuah perbandingan dari tipe permasalahan, alat dan pendekatan yang dapat diselesaikan dengan lean dan Six Sigma menurut Kufnun Consulting Group 2000 : Tabel 2.6. Tipe permasalahan, tool dan pendekatan dalam Lean Six Sigma PERMASALAHAN, TOOL, PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA Mengikat grup keria sebagai tim Y - Mendefinisikan kunci ukur untuk setiap grup kerja Y - Melengkapi ukuran timbal balik secara harian kepada seluruh Y - Kekuatan keikutsertaan dari supervisorpimpinan setiap harinya Y - Pemusatan karakteristik permasalahan yang signifrkan Y Y Menetukan standar kerja menggunakan lembar kerjaTPS Y Y Menyerang pemborosan gerakan, waktu tunggu dan pekerjaan Y - Menyerang persediaan yang sedang dikerjakan Y - Menyerang persediaan bahan baku dan produk jadi Y - Menyerang perkerjaan yang tidak seimbang levelling Y - Difokuskan pada pereduksian waktu siklus Y - Difokuskan pada cacat-cacat pokok, individual Y - Mengarahkan grup-grup kerjapergeseran untuk berkomunikasi Y - Menyerang perubahan waktu Y - Membangun kesempatan pernbuktian kesalahan Y - Menggunakan Kaizen blitzes Y - Difokuskan pada permasalahan perawatan pencegahan Y - Difokuskan pada pemeliharaan yang baik Y - Difokuskan pada pembangunan temapat kerja secara visual Y - Difokuskan padaperrnasalahan organisasi tempat kerja Y - Difokuskan pada perencanaan perbaikan di setiap grup Y - Menggunakan sebagai pada diagram aliran proses Y Menggunakan menjadi desain aliran proses Y Y Mempeker jakan rrretodologi lembar tindakan Kaizen Y - Memseker-akan 20 kunci KCG yang sesuai Y - Kebutuhan ukuran pengembangan di setiap grup kerja Y - Melakukan benchmarking Y Y Menstandarisasi dan melembagakan suatu perubahan Y Y Difokuskan pada permasalahan kunci pengamanan Y - Mengejar inovasi tipe skala besar dari reengineering Y Y Membutuhkan perubahan perilaku secara nyata dari karyawan Y Y Membutuhkan perubahan perilaku secara nyata dari supervisor Y Memperhitungkan kapabilitas proses Menggunakan kapabilitas proses secara statistik Menggunakan desain percoahan Y Mmerhitungkan cacat per satu juta kesempatan DPMO Y Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Seperti yang telah disebutkan diatas, Lean Six Sigma merupakan sebuah konsep yang merupakan penggabungan dari konsep Lean dan Six Sigma. Alat-alat dari Lean dan Six Sigma mempunyai banyak elemen yang sama. Oleh karena itu, banyak perusahaan-perusahaan mencari pendekatan yang memungkinkan terjadinya pengkombinasian antara kedua metode menuju pengintegrasian sistem atau peta alur perbaikan. Dan perbedaan antara Six Sigma dan Lean dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.7. Perbandingan Metode Lean dan Six Sigma Lean Six .Sigma` Sasaran Menciptakan aliran dan Memperbaiki kapabilitas proses dan mengeliminasi pemborosan mengeliminasi variasi Aplikasi Pendahuluan proses manufaktur Semua proses bisnis Pendekatan Dasar pembelajaran dan Mengajarkan pendekatan penyelesaian implementasi cookbook style masalah secara umum dengan berdasar pada praktek terbaik menggunakan statistik Penyeleksian Menggunakan peta aliran proses Berbagai macam pendekatan Proyek Lama Proyek l minggu sampai 3 bulan 2 sampai 6 bulan Infrasturktur Kebanyakan ad-hoc, tidak ada Sumber yang didedikasikan, broad- atau sedikit pelatihan formal based training Pelatihan Belajar dari melakukan Learning Belajar dari melakukan Learning by by Doing Doing Menurut George, 2002, Lean Six Sigma diterapkan dengan mengikuti 3 aliran aktifitas yang meliputi : 1. Initiation permulaan Pada tahap awal ini, perlu didapatkan komitmen dari manajemen puncak. Semua pekerjaan pada langkah awal ini akan melibatkan pemimpin perusahaan untuk mengekspos keuntungan dari penerapan Lean Six Sigma pada semua pihak yang nantinya akan berhubungan dengan proyek ini. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini antara lain : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Mendapatkan janji dari pihak Chief Engineering Organization CEO, mengemhangkan tujuan dari finansial dan kinerja untuk rentang 2-5 tahun dan mendapatkan komitmen dari manajer P dan L. b. Menciptakan visi masa depan dan prasarana organisasi. c. Melatih pimpinan puncak untuk pertama kali dalam Lean Six Sigma. 2. Resource and Project Selection Sumber Daya dan Pemilihan Proyek Pada tahap ini dilakukan pemilihan orang yang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang potensial, untuk mendukung pelaksanaan proyek ini, yang akan lebih berhubungan langsung dengan konsumen pada permasalahan kritis mengenai kualitas dan menciptakan nilai bagi para pemegang saham. Langkah langkah yang dilakukan pada tahap ini antara lain : a. Memilih pemimpin yang potensial untuk masa depan sebagai champion dan black belts. b. Menciptakan pemikiran mengenai Net Present Value NPV selama pemilihan proyek pada champion. c. Melatih black belts dalam kepemimpinan dalam tim dan tool-tool yang terdapat dalam lean Six Sigma. 3. Implementation, Suistanability, Evolution Implementasi, Kemungkinan, Evolusi Langkah ini berfokus pada penerjemahan strategi dalam pelaksanaan operasional secara efektif, langkah-langkah yang dilakukan pada tahap antara lain : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Menyediakan pelatih yang ahli pada permintaan proyek. b. Mengerjakan proyek dengan mengikuti proses DMAIC menuju hasil akhir. c. Membangun Lean Six Sigma dalam semua pekerjaan yang ada dalam perusahaan. Adapun proses yang terdapat dalam proses DMAIC yang terdapat dalam Lean Six Sigma hampir sama dengan proses DMAIC yang terdapat dalam Six Sigma. Aktifitas dan alat-alat yang digunakan pada masing-masing fase dalam proses DMAIC pada Lean Six Sigma adalah sebagai berikut : George, 2002 Tabel 2.8. Kelompok Alat Lean Six Sigma PROSES AKTIFITAS ALAT-ALAT Define 1. Menyusun Team Charter 2. Mengidentifrkasikan Sponsor dan tim-tim sumber daya 3. Pelaksana Awal kerja Alat Project ID Project Definition Form NPVIRRDCF Analysis PIP Management Process SSPI Toolkit Measure 4. Mempertegas SasaranTeam 5. Mendefinisikan keadaan saat ini 6. Mengumpulkan dan Mendisplay Data SSPI Toolkit Process Mapping Value Analysis Brainstorming Voting Technique Pareto Charts Affinity ID CE Fishbone FMEA Check Sheet Run Charts Control Charts Gage MRR Analyze 7. Menentukan Kapabilitas Proses dan Kecepatan Proses 8. Menetapkan Sumber atau Variasi dan waktu Bottleneck Cp and Cpk Supply Chain Accelerator Time Trap Analysis Multi-Vari Box Plots Marginal Plots Interaction Plots Regression ANOVA CE Metrices FMEA Problem Definition Forms Opportunity Maps Improve 9. Menghasilkan Ide-ide 10. Mengadakan Eksperimen 11. Menciptakan Strctw Model 12. Mengadakan Bs and Cs 13. Mengembangkan Rencana Tindakan 14. Implementasi Brainstorming Pull System Setup Reduction TPM Process Flow Benchmarking Affinity ID DOE Hypothesis Testing PDPCFMEA Gantt Charts Process Mapping Bs and Cs Force Tree Diagrams Field PertCPM Control 15. Mengembangkan Control Plan 16. Monitor Performance 17. Mistake-Proof Process Check Sheet Run Charts Histograms Scatter Diagrams Control Charts Pareto Charts Interactive Reviews Poka-Yoke Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.5 Kualitas Kualitas produk