2.4 Lean Six Sigma
Lean Six Sigma merupakan penggabungan dari konsep Lean dan Six Sigma yang melatar belakangi konsep ini adalah dari masing-masing konsep, dimana tujuan-
tujuan tersebut sama-sama mernpunyai manfaat yang cukup berarti dan sangat memungkinkan untuk melaksanakan kedua konsep tersebut secara bersamaan.
Tujuan dasar dari Lean adalah mereduksi pemborosan atau aktifitas yang tidak bernilai tambah Non Value Adding Activity. Lean menerapkan sistem yang
berfokus pada eliminasi hal kecil dari pemborosan pada setiap area kerja pada setiap hari kerja. Lean menciptakan efek komulatif yang besar dari perbaikan-
perbaikan kecil yang telah dilakukan. Sedangkan Six Sigma tertuju pada proses pengukuran, analisa dan perbaikan dengan metode Statistical Process Control
SPC atau pengendalian proses secara statistik, Design Of Experiments atau percobaan terhadap desain dan alat pemecahan masalah yang umum. Alat ini
meliputi diagram sebab dan akibat Cause and Effects Diagram, diagram pareto Pareto Charts, peta aliran Flow Chart, Metode 8 Langkah 8-D Problem
Solving, dan lain-lain. Perbedaan utama dari lean dan Sigma adalah Lean menerapkan sebuah filosofi
dan praktek dari pereduksian pemborosan yang menekankan pada pemborosan atau Waste, pada tabel pemborosan yang ada pada bahasan mengenai berfikir
secara Lean Lean thinking dengan maksud untuk menciptakan pengaturan sendiri, sistem pemenuhan yang mempunyai persediaan minimal. Six Sigma
menerapkan pada masalah dengan dasar lingkup statistik, dari penyelesaian masalah problem solving tools . Six Sigma tidak melekat pada Filosofi Pull
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Versus Push atau pengurangan Inventory yang dibangun didalamnya. Berikut ini sebuah perbandingan dari tipe permasalahan, alat dan pendekatan yang dapat
diselesaikan dengan lean dan Six Sigma menurut Kufnun Consulting Group 2000 :
Tabel 2.6. Tipe permasalahan, tool dan pendekatan dalam Lean Six Sigma PERMASALAHAN, TOOL, PENDEKATAN
LEAN SIX SIGMA
Mengikat grup keria sebagai tim Y
- Mendefinisikan kunci ukur untuk setiap grup kerja
Y -
Melengkapi ukuran timbal balik secara harian kepada seluruh Y
- Kekuatan keikutsertaan dari supervisorpimpinan setiap harinya
Y -
Pemusatan karakteristik permasalahan yang signifrkan Y
Y Menetukan standar kerja menggunakan lembar kerjaTPS
Y Y
Menyerang pemborosan gerakan, waktu tunggu dan pekerjaan Y
- Menyerang persediaan yang sedang dikerjakan
Y -
Menyerang persediaan bahan baku dan produk jadi Y
- Menyerang perkerjaan yang tidak seimbang levelling
Y -
Difokuskan pada pereduksian waktu siklus Y
- Difokuskan pada cacat-cacat pokok, individual
Y -
Mengarahkan grup-grup kerjapergeseran untuk berkomunikasi Y
- Menyerang perubahan waktu
Y -
Membangun kesempatan pernbuktian kesalahan Y
- Menggunakan Kaizen blitzes
Y -
Difokuskan pada permasalahan perawatan pencegahan Y
- Difokuskan pada pemeliharaan yang baik
Y -
Difokuskan pada pembangunan temapat kerja secara visual Y
- Difokuskan padaperrnasalahan organisasi tempat kerja
Y -
Difokuskan pada perencanaan perbaikan di setiap grup Y
- Menggunakan sebagai pada diagram aliran proses
Y Menggunakan menjadi desain aliran proses
Y Y
Mempeker jakan rrretodologi lembar tindakan Kaizen Y
- Memseker-akan 20 kunci KCG yang sesuai
Y -
Kebutuhan ukuran pengembangan di setiap grup kerja Y
- Melakukan benchmarking
Y Y
Menstandarisasi dan melembagakan suatu perubahan Y
Y Difokuskan pada permasalahan kunci pengamanan
Y -
Mengejar inovasi tipe skala besar dari reengineering Y
Y Membutuhkan perubahan perilaku secara nyata dari karyawan
Y Y
Membutuhkan perubahan perilaku secara nyata dari supervisor Y
Memperhitungkan kapabilitas proses Menggunakan kapabilitas proses secara statistik
Menggunakan desain percoahan Y
Mmerhitungkan cacat per satu juta kesempatan DPMO Y
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Seperti yang telah disebutkan diatas, Lean Six Sigma merupakan sebuah konsep yang merupakan penggabungan dari konsep Lean dan Six Sigma. Alat-alat dari
Lean dan Six Sigma mempunyai banyak elemen yang sama. Oleh karena itu, banyak perusahaan-perusahaan mencari pendekatan yang
memungkinkan terjadinya pengkombinasian antara kedua metode menuju pengintegrasian sistem atau peta alur perbaikan. Dan perbedaan antara Six Sigma
dan Lean dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.7. Perbandingan Metode Lean dan Six Sigma
Lean Six .Sigma`
Sasaran Menciptakan aliran dan
Memperbaiki kapabilitas proses dan mengeliminasi pemborosan
mengeliminasi variasi Aplikasi
Pendahuluan proses manufaktur Semua proses bisnis
Pendekatan Dasar pembelajaran dan
Mengajarkan pendekatan penyelesaian implementasi cookbook style
masalah secara umum dengan berdasar pada praktek terbaik
menggunakan statistik Penyeleksian
Menggunakan peta aliran proses Berbagai macam pendekatan
Proyek Lama Proyek
l minggu sampai 3 bulan 2 sampai 6 bulan
Infrasturktur Kebanyakan ad-hoc, tidak ada
Sumber yang didedikasikan, broad- atau sedikit pelatihan formal
based training Pelatihan
Belajar dari melakukan Learning Belajar dari melakukan Learning by
by Doing Doing
Menurut George, 2002, Lean Six Sigma diterapkan dengan mengikuti 3 aliran aktifitas yang meliputi :
1. Initiation permulaan Pada tahap awal ini, perlu didapatkan komitmen dari manajemen puncak.
Semua pekerjaan pada langkah awal ini akan melibatkan pemimpin perusahaan untuk mengekspos keuntungan dari penerapan Lean Six Sigma pada semua
pihak yang nantinya akan berhubungan dengan proyek ini. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini antara lain :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Mendapatkan janji dari pihak Chief Engineering Organization CEO, mengemhangkan tujuan dari finansial dan kinerja untuk rentang 2-5 tahun
dan mendapatkan komitmen dari manajer P dan L. b. Menciptakan visi masa depan dan prasarana organisasi.
c. Melatih pimpinan puncak untuk pertama kali dalam Lean Six Sigma. 2. Resource and Project Selection Sumber Daya dan Pemilihan Proyek
Pada tahap ini dilakukan pemilihan orang yang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang potensial, untuk mendukung pelaksanaan proyek ini,
yang akan lebih berhubungan langsung dengan konsumen pada permasalahan kritis mengenai kualitas dan menciptakan nilai bagi para pemegang saham.
Langkah langkah yang dilakukan pada tahap ini antara lain : a. Memilih pemimpin yang potensial untuk masa depan sebagai champion
dan black belts. b. Menciptakan pemikiran mengenai Net Present Value NPV selama
pemilihan proyek pada champion. c. Melatih black belts dalam kepemimpinan dalam tim dan tool-tool yang
terdapat dalam lean Six Sigma. 3. Implementation, Suistanability, Evolution Implementasi, Kemungkinan,
Evolusi Langkah ini berfokus pada penerjemahan strategi dalam pelaksanaan
operasional secara efektif, langkah-langkah yang dilakukan pada tahap antara lain :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Menyediakan pelatih yang ahli pada permintaan proyek. b. Mengerjakan proyek dengan mengikuti proses DMAIC menuju hasil akhir.
c. Membangun Lean Six Sigma dalam semua pekerjaan yang ada dalam perusahaan.
Adapun proses yang terdapat dalam proses DMAIC yang terdapat dalam Lean Six Sigma hampir sama dengan proses DMAIC yang terdapat dalam Six Sigma.
Aktifitas dan alat-alat yang digunakan pada masing-masing fase dalam proses DMAIC pada Lean Six Sigma adalah sebagai berikut : George, 2002
Tabel 2.8. Kelompok Alat Lean Six Sigma
PROSES AKTIFITAS
ALAT-ALAT
Define 1. Menyusun Team Charter
2. Mengidentifrkasikan Sponsor dan tim-tim
sumber daya 3. Pelaksana Awal kerja
Alat Project ID Project Definition Form
NPVIRRDCF Analysis PIP Management
Process SSPI Toolkit
Measure 4. Mempertegas
SasaranTeam 5. Mendefinisikan keadaan
saat ini 6. Mengumpulkan dan
Mendisplay Data SSPI Toolkit
Process Mapping Value Analysis
Brainstorming Voting Technique
Pareto Charts Affinity ID
CE Fishbone FMEA
Check Sheet Run Charts
Control Charts Gage MRR
Analyze 7. Menentukan Kapabilitas
Proses dan Kecepatan Proses
8. Menetapkan Sumber atau Variasi dan waktu Bottleneck
Cp and Cpk Supply Chain
Accelerator Time Trap Analysis
Multi-Vari Box Plots
Marginal Plots Interaction Plots
Regression ANOVA
CE Metrices FMEA
Problem Definition Forms
Opportunity Maps
Improve 9. Menghasilkan Ide-ide
10. Mengadakan Eksperimen 11. Menciptakan Strctw Model
12. Mengadakan Bs and Cs 13. Mengembangkan Rencana
Tindakan 14. Implementasi
Brainstorming Pull System
Setup Reduction TPM
Process Flow Benchmarking
Affinity ID DOE
Hypothesis Testing PDPCFMEA
Gantt Charts Process Mapping
Bs and Cs Force Tree Diagrams
Field PertCPM
Control 15. Mengembangkan Control
Plan 16. Monitor Performance
17. Mistake-Proof Process Check Sheet
Run Charts Histograms
Scatter Diagrams Control Charts
Pareto Charts Interactive Reviews
Poka-Yoke
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.5 Kualitas Kualitas produk