e. Alat Peraga
Yang dimaksud dengan alat peraga ialah segala macam dan bentuk alat atau sesuatu benda yang dipergunakan sebagai alat untuk
menjual atau menjajakan barang, makanan dan minuman oleh para Pedagang Kaki Lima PKL. Bentuk serta jenis alat peraga kegiatan
usaha Pedagang Kaki Lima sangat bervariasi, namun dapat dibedakan dalam dua 2 jenis yang penting yaitu :
1. Bersifat menetap tidak dapat digerakkan,
Seperti : meja atau tanpa tempat duduk maupun dengan tempat duduk dan seringkali dilengkapi dengan alat peneduh atap
dari terpal atau gubuk. Alat peraga jeni ini sangat dilarang untuk dipergunakan.
2. Bersifat mobil memiliki roda, mudah digerakan atau didorong
untuk sewaktu-waktu dapat dipindahkan, karena alat peraga ini memang semacam kereta dorong yang dimodifikasikan menjadi
rombong berjalan. Bahwa akibat dari keterbatasan dana, kesederhanaan cara
berpikir dan berbuat dalam melaksanakan kegiatan usaha yang dilakukan oleh pedagang kaki lima yang berjualan disekitar ruang
terbuka hijau, maka sarana atau alat sebagai tempat berjualan yang dipergunakan oleh Pedagang Kaki Lima untuk menggelar barang
dagangannya sangat sederhana, baik bentuk, bahan, serta kerapiannya. Bahkan dapat dikatakan bahwa mereka menggelar barang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dagangannya dengan seadanya atau asal-asalan saja. Bagi pedagang kaki lima yang memilih kawasan berjualan di Ruang Terbuka Hijau
sebagai tempat mereka berjualan, sudah barang tentu bukan tanpa alasan.
Salah satu pertimbangan utama memilih kawasan Ruang Terbuka Hijau RTH sebagai tempat usaha adalah karena potensi
pembelinya yang luar biasa, meski mereka juga sadar bahwa hal itu melanggar aturan. Dengan uang dan aset yang terbatas sudag barang
tentu mustahil Pedagang Kaki Lima PKL mampu menyewa lahan- lahan atau ruang-ruang yang resmi seperti layaknya pemilik took yang
biasa berjualan di Plaza atau Mal serta Pasar Semi Modern. Satu- satunya cara yang bisa dilakukan Pedagang Kaki Lima PKL untuk
mendekati pembeli sekaligus menggelar dagangannya, akhirnya adalah dengan berdagang atau berjualan di sekitar Ruang Terbuka
Hijau, dipinggir jalan yang mengakibatkan mengganggu kelancaran
arus lalu linta dan merusak estetika Ruang Terbuka Hijau tersebut. 2.2 Implementasi Perda Nomor 7 Tahun 2002
a. Perda Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau