Hubungan antarunsur Analisis Data

99 honai adat. Sebab itu Lapina harus melahirkan seorang diri, jauh dari silimo. hlm. 36. Terlihat jelas bagaimana wanita dianggap lemah dan hanya membawa kesialan terutama bagi alat-alat perang yang disucikan. Bahkan secara adatpun wanita dibuat tidak berdaya. Adat benar-benar membuat wanita suku Dani tak mempunyai hak atas hidup dan membuat suatu pilihan bagi dirinya sendiri. Jangankan membuat putusan atau memilih wanita suku Dani juga tidak mempunyai tempat berlindung. Hal ini dibuktikan dalam kutipan melalui percakapan. “Aku tak rugi apa-apa bila engkau dan anak-anakmu tinggal menetap di sini, tetapi Ibarak telah meminta dariku dengan babi-babi itu. Aku tak mengusirmu, tapi aku menyalahi adat apabila tak memberi izin pada Ibarak untuk mengambilmu dan anak-anakmu”. hlm. 92. Berdasarkan pembahasan tema-tema tersebut, dapat disimpulkan bahwa tema utama novel ini adalah “adat telah meminggirkan hak wanita akan kenyamanan dan menjalani segala pilihan dengan bebas.

4. Hubungan antarunsur

Kehadiran berbagai unsur intrinsik dalam karya fiksi dimaksudkan untuk membangun cerita. Unsur intrinsik dalam cerita tidak dapat berdiri sendiri, karena itu hubungan antarunsur intrinsik sangat penting untuk menimbulkan kemenyeluruhan. a. Tema dengan Tokoh Tema dan tokoh memiliki hubungan yang saling mendukung. Tema sebuah cerita tidak mungkin disampaikan secara langsung, tokoh bertugas mendukung dan menyampaikan tema tersebut. Tentu saja 100 berhubung fiksi merupakan karya seni, penyampaian tema itu seharusnya tidak bersifat langsung, melainkan hanya melalui tingkah laku verbal dan nonverbal, pikiran dan perasaan, dan berbagai peristiwa yang dialami tokoh itu. Tokoh dalam cerita yang mendukung tema tersebut adalah Liwa, Aburah, Lapina, Kugara, Ibarak, Lopes, Gayatri, Alya, Kadarisman, Ardana, Nilasari, Hera, Trimas, Anton, Dr. Yohanis, Herlambang, dan Bupati. Tema disampaikan melalui peristiwa yang dialami oleh tokohnya, kutipan yang mendukung pernyataan berikut adalah “Adat kita membenarkan seorang laki-laki yang kehilangan istrinya, menikah dengan adik kandungnya. Hal ini berarti, dapatlah kiranya aku menikah denganmu dan Liwa dapat pula menjadi anak tirimu”, Kugara menatap Lapina dengan penuh permohonan. “Tidak usah kau bingung, kau harus tunduk kepada adat. aku akan membayarmu dengan babi. Bila engkau menolak, maka masyarakat yang tunduk pada adat akan mengucilkanmu”. hlm. 29-30. Wanita di lembah ini masih terpaku pada kehidupan konvensional, di bawah perintah suami untuk memikul seluruh beban keluarga hingga terancam keselamatan hidupnya. Mereka tak dapat memilih, tak dapat merubah atau memberontak, rantai persoalan telah menggiringnya menuju perangkap tanpa jalan keluar. hlm. 145. b. Tema dengan latar Latar merupakan tempat, saat, dan keadaan sosial yang menjadi wadah tempat tokoh melakukan dan dikenai sesuatu kejadian. Latar akan mempengaruhi cara berpikir tokoh, dan karenanya akan mempengaruhi tema. Atau sebaliknya, tema yang dipilih akan menuntut latar yang sesuai dan mendukung Nurgiyantoro, 1995:75. Latar tempat yang mendukung penyampaian tema dalam novel Sali: Kisah Seorang Wanita Suku Dani adalah daerah Wamena yaitu 101 lembah Baliem tempat yang menjadi pusat perhatian. Karena di lembah ini masih terpaku pada kehidupan konvensional, di bawah perintah suami untuk memikul seluruh beban keluarga hingga terancam keselamatan hidupnya.. Kutipan yang mendukung pernyataan berikut yaitu Wanita di lembah ini masih terpaku pada kehidupan konvensional, di bawah perintah suami untuk memikul seluruh beban keluarga hingga terancam keselamatan hidupnya. Mereka tak dapat memilih, tak dapat merubah atau memberontak, rantai persoalan telah menggiringnya menuju perangkap tanpa jalan keluar. hlm. 145. Latar tempat berikutnya adalah honai karena honai merupakan tempat tinggal bagi suku Dani. Kutipan dalam cerita yang mendukung pernyataan berikut adalah Lapina tetap membisu sampai hari perkawinan tiba. Dua puluh ekor babi diserahkan sebagai mas kawin kemudian Kugara mengunjunginya pada kegelapan honai setiap malam, menuntut haknya. Lapina tak dapat memahami ketika takbir terungkap. Kisah- kisah yang sering dibisikan sesama gadis remaja ternyata menjadi saat-saat yang membingungkan, aneh dan dipenuhi halimun. Lapina seolah tak sadar terhadap perlakuan Kugara, atau ia memang tak pernah ingin menyadari. Kegelapan di dalam honai telah mengurangi ketakutan, karena ia tak harus melihat wajah Kugara yang menjadi begitu dekat tanpa jarak. Ia tak pernah merasa sebagai suami istri, ia hanyalah pelaku adat. pelaku yang kehilangan sukma dan akhirnya tampil sebagai patung hidup. hlm. 31. Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap Nurgiyantoro, 1995: 233. Latar sosial dalam novel Sali: Kisah Seorang Wanita Suku 102 Dani menceritakan kehidupan dan adat istiadat suku Dani di Wamena, Papua. Kutipan yang mendukung pernyataan di atas adalah Hari ini setelah masa berkabung kematian Aburah selesai, ia mengundang kerabat-kerabatnya untuk berkumpul dalam adat bakar batu. Lapina dan kaum wanita lainnya telah memetik hasil kebun dalam jumlah besar dan mencucinya dengan air kali. hlm. 24-25. Ketika lubang itu dibuka, makanan di dalamnya sudah masak dan segera dikeluarkan dengan asap yang masih mengepul serta aroma yang menerbitkan selera. Seorang wanita di dalam silimo itu telah memeras buah merah Pandamus sp sedemikian rupa, maka mencairlah saus berwarna darah yang dituangkan di atas sayur. Makanan yang tampak dalam ukuran besar dibagikan kepada pihak laki-laki, sedangkan yang berukuran kecil diberikan kepada perempuan dan anak-anak. Adat selalu menempatkan laki-laki sebagai pihak yang harus dihormati, sehingga mereka selalu mendapatkan makanan yang terbaik. hlm. 27. c. Latar dengan tokoh Antara latar dengan tokoh mempunyai hubungan yang erat dan bersifat timbal balik. Sifat-sifat latar, dalam banyak hal, akan mempengaruhi sifat tokoh. Bahkan, barangkali tak berlebihan jika dikatakan bahwa sifat seseorang akan dibentuk oleh keadaan latarnya Nurgiyantoro, 1995:225. Novel Sali: Kisah Seorang Wanita Suku Dani menceritakan tentang Liwa seorang wanita suku Dani yang tinggal di lembah baliem Wamena, Liwa masih menganut kehidupan konvensional, yaitu di bawah perintah suami untuk memikul seluruh beban keluarga walaupun peradaban modern sudah mulai memasuki tempat tinggalnya. Kutipan- kutipan dalam cerita yang mendukung pernyataan berikut adalah Di dalam silimo Liwa masih bertahan pada kehidupan masa lampau. Arus perubahan tak seluruhnya menyentuh hidupnya, kecuali suatu 103 upaya untuk mendapatkan uang merah dengan menjual hasil kebun di pasar Nayak. Di luar kebun dan pasar, maka Liwa adalah seorang gadis yang telah dewasa, ia tak tahu pasti berapa umurnya, seperti halnya seluruh orang-orang disekitarnya ia tak perlu mengenal umur dan tanggal lahir. hlm. 63. Diam-diam Liwa mengeluh dalam hati, untuk yang pertama kali setelah mengenal Ibarak, ia mulai merasa kesal. Tapi, apa boleh buat? Liwa harus memikul tugas ganda memelihara kebun sambil menjaga anaknya. Pagi hari Liwa meletakkan bayinya di dalam noken, menyarungkan tali noken dikepalanya, sehingga bobot bayi menempel pada punggungnya. Sore hari Liwa pulang dalam keadaan letih, ia harus meneruskan tugas rutin, yaitu membelah kayu bakar dan memberi makan babi-babi kemudian menidurkan bayinya. hlm. 78.

5. Feminisme