a. Stabilitas emosional Pendapat bahwa menopause memiliki efek yang merugikan pada
kesehatan jiwa tidak didukung dalam kepustakaan psikiatrik. Pada awal pascamenopause sering dijumpai kelelahan, gugup, nyeri kepala,
insomnia, depresi, iritabilitas, nyeri sendi dan otot, berpusing putar dan berdebar-debar. Stabilitas emosional selama perimenopause dapat
diganggu oleh pola tidur yang buruk, hot flush sendiri berdampak buruk pada kualitas tidur Prawirohardjo, 2011.
b. Kognisi dan penyakit Alzheimer Efek yang menguntungkan dari estrogen pada kognisi khususnya pada
memori verbal. Perempuan tiga kali lebih banyak yang menderita Alzheimer dibanding laki-laki. Estrogen mampu melindungi fungsi sistem
saraf pusat melalui berbagai mekanisme Prawirohardjo, 2011.
2.2 Obesitas 2.2.1 Pengertian Obesitas
National Institute of Health mengartikan obesitas sebagai jumlah jaringan lemak berlebihan dan sebagai kelebihan lemak tubuh. Ketika kuantitas energi dalam
bentuk makanan yang masuk dalam tubuh lebih besar daripada yang dikeluarkan, maka berat badan meningkat dan sebagian besar dari kelebihan energi ini disimpan
dalam bentuk lemak Guyton Hall, 2006.
2.2.2 Klasifikasi Obesitas
Berdasarkan distribusi lemak tubuh pada orang obesitas dapat dibagi menjadi dua antara lain Speroff, 2005:
Universitas Sumatera Utara
1 Obesitas android atau tipe sentral Distribusi lemak di setengah bagian atas tubuh perut, dada, punggung,
muka. Pada umumnya tipe ini dialami oleh pria.
2 Obesitas gynoid atau tipe perifer Distribusi lemak di setengah bagian bawah tubuh pinggul dan paha
Pada umumnya tipe ini biasanya banyak dialami oleh wanita.
2.2.3 Pengukuran Obesitas
Pengukuran obesitas dapat dilakukan dengan berbagai metode: 1 Mengukur lemak tubuh Duren, 2008:-
a. Hydrodensitometry atau underwater weight, pengukuran berat badan
dilakukan di dalam air dan kemudian lemak tubuh dihitung berdasarkan jumlah air yang tersisa.
b. BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang telah
dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak tubuh.
c. DEXA Dual Energy X-ray Absorptiometry, menyerupai scanning
tulang. Sinar X digunakan untuk menetukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.
d. Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur
dengan jangka suatu alat terbuat dari logam yang menyerupai forceps.
e. Bioelectric impedance analysis analisa tahanan bioelektrik, penderita
berdiri di atas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh, kemudian dianalisis.
f. BMI Body Mass Index. WHO menetapkan metode ini sebagai
pengukuran dan klasifikasi obesitas. BMI merupakan metode yang
Universitas Sumatera Utara
paling sederhana dan sering digunakan untuk mengukur tingkat obesitas dengan cara membagi berat badan kg dengan kuadrat dari
tinggi badan meter. Nilai BMI yang didapat tidak tergantung umur dan jenis kelamin.
Tabel 2.2 Klasifikasi Berat Badan yang diusulkan berdasarkan IMT pada Penduduk Asia Dewasa
Kategori BMI kgm2
Underweight 18,5 kgm2
Normal 18,5-22,9 kgm2
Overweight 23kgm2
At Risk 23-24,9 kgm2
Obese I 25-29,9 kgm2
Obese II 30kgm2
Sumber: International Obesity Task Force 2005
g. Antropometri: Pengukuran Lingkar pinggang dan rasio lingkar perut dan pinggul waist hip ratio. Parameter penentuan obesitas
merupakan hal yang paling sulit dilakukan karena perbedaan cutt of Gambar 2.2 Rumus Indeks Massa Tubuh
Universitas Sumatera Utara
point setiap etnis terhadap IMT maupun lingkar pinggang. Sehingga IDF Internasional Diabetes Federation mengeluarkan kriteria ukuran
lingkar pinggang berdasarkan etnis.
Tabel 2.3 Kriteria Ukuran Pinggang Berdasarkan Etnis
Negara Grup Etnis Lingkar Pinggang cm pada
Obesitas Eropa
Pria 94 Wanita 80
Asia Selatan
Populasi China, Melayu dan Asia-
India
Pria 90 Wanita 80
China
Pria 90 Wanita 80
Jepang
Pria 85 Wanita 90
Amerika Tengah
Gunakan rekomendasi Asia selatan hingga tersedia data spesifik
Sub-Sahara Afrika
Gunakan rekomendasi Eropa hingga tersedia data spesifik
Sumber: Ethnic specific values for waist circumference, International Diabetes Federation, 2005
Tabel 2.4 Rasio Lingkar Perut dan Pinggul
Universitas Sumatera Utara
Jenis Kelamin Ukuran RLPP Normal
Wanita 0,85
Pria 0,90
Sumber: World Health Organization, International Association for the Study of Obesity, International Obesity Task Force, 2000
Menurut WHO 2000, obesitas sentral adalah kondisi kelebihan lemak perut atau lemak pusat. Obesitas sentral lebih berhubungan dengan risiko kesehatan
dibandingkan dengan obesitas umum. Prevalensi obesitas sentral pada penduduk Barat dan Timur tinggi. Prevalensi obesitas sentral pada laki-laki AS meningkat dari
37 persen periode 1999-2000 menjadi 42,2 persen periode 2003-2004, sedangkan prevalensi obesitas sentral pada wanita AS meningkat dari 55,3 persen persen
menjadi 61,3 persen pada periode yang sama. Pada laki-laki dan wanita Eropa, obesitas sentral yang didefinisikan menurut kriteria lingkar perut definisi lokal
dengan menggunakan nilai cut-off 90-102 cm untuk laki-laki dan 80-92 cm untuk wanita Elya, 2007.
Di Indonesia, prevalensi obesitas sentral misalnya di Kota Padang sebesar 12,1 persen pada laki-laki dan 46,3 persen pada perempuan. Pada umumnya tipe ini
biasanya banyak dialami oleh pria Elya, 2007. Obesitas sentral pada wanita sering berhubungan erat dengan gangguan menstruasi Pao, 2000. Penelitian sebelumnya
menurut Matthew, 2003 dan Espeland in PEPI Trial 1997 dalam Schorge 2008, menunjukkan wanita sering mengalami kenaikan berat badan pada pascamenopause.
Menurut Dallman 2004 dalam Schorge 2008, kenaikan berat badan pascamenopause sering berkaitan dengan distribusi lemak tubuh di bagian abdomen
dan menyebabkan obesitas sentral pada wanita.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Hubungan Lamanya Mengalami Menopause dengan Tingkat Obesitas pada Wanita Pascamenopause