Makrozoobentos Bentos adalah organisme yang mendiami dasar perairan dan tinggal pada Keanekaragaman Makrozoobentos Keanekaragaman yang tinggi dari suatu ekosistem yang seimbang akan

3 Hilir sungai downstream merupakan aliran terakhir dari aliran sungai menuju muara hingga laut. Ciri-ciri dari bagian hilir adalah substratnya yang berlumpur serta kedalaman sungainya yang bervariasi dan membentuk alur-alur sungai yang bervariasi. Makanan yang dibawa dari bagian tengah ke bagian hilir masih berupa CPOM. Hewan dengan sifat pengumpul collector sangat melimpah di daerah hilir seperti bivalvia yang mempunyai peran sebagai filter feeder. Ekosistem sungai terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi membentuk satu kesatuan yang teratur dan tidak ada satu komponenpun yang dapat berdiri sendiri melainkan mempunyai keterikatan dengan komponen lain langsung atau tidak langsung, besar atau kecil. Aktivitas suatu komponen selalu memberi pengaruh pada komponen ekosistem yang lain Asdak, 2002 dalam Rosmelina, 2009. Komponen biotik dapat memberikan gambaran mengenai kondisi fisika, kimia, dan biologi dari suatu perairan. Salah satu biota yang dapat digunakan sebagai parameter biologi dalam menentukan kondisi suatu perairan adalah hewan makrobentos. Sebagai organisme yang hidup di perairan, hewan makrobentos sangat peka terhadap perubahan kualitas air tempat hidupnya sehingga akan berpengaruh terhadap komposisi dan kelimpahannya. Hal ini tergantung pada toleransinya terhadap perubahan lingkungan, sehingga organisme ini sering dipakai sebagai indikator tingkat pencemaran suatu perairan Odum, 1993.

2.2 Makrozoobentos Bentos adalah organisme yang mendiami dasar perairan dan tinggal pada

sedimen-sedimen dasar perairan. Berdasarkan cara hidupnya, bentos terbagi atas dua kelompok, yaitu: epifauna adalah bentos yang hidup pada substrat dasar perairan dan infauna adalah bentos yang hidup meliang pada substrat dasar perairan. Cole 1994 dalam Dermawan 2010, berdasarkan produktivitasnya, bentos terbagi atas dua yaitu: fitobentos terdiri atas makrovhyte dan alga dan zoobentos terdiri atas hewan-hewan bentos. Menurut Laila Parsons 1993 dalam Sinaga 2009, hewan bentos dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran tubuh yang bisa melewati lubang saring Universitas Sumatera Utara yang dipakai untuk memisahkan hewan dari sedimennya. Berdasarkan katagori tersebut bentos dapat dibagi atas : 1 Makrobentos, kelompok hewan yang lebih besar dari 1,0 mm. Kelompok ini adalah hewan bentos yang terbesar. 2 Mesobentos, kelompok bentos yang berukuran antara 0,1 mm – 1,0 mm. Kelompok ini adalah hewan kecil yang dapat ditemukan di pasir atau lumpur. Hewan yang termasuk kelompok ini adalah moluska kecil, cacing kecil dan crustacea kecil. 3 Mikrobentos, kelompok bentos yang berukuran lebih kecil dari 0,1 mm. Kelompok ini merupakan hewan yang terkecil. Hewan yang termasuk kedalamnya adalah protozoa khususnya ciliata. Makrozoobentos merupakan salah satu kelompok biota air yang terpenting dalam ekosistem perairan sehubungan dengan peranannya dalam jaring makanan, dan berfungsi sebagai degradator bahan organik Pratiwi et al., 2004 dalam Minggawati, 2013. Demikian pentingnya peranan makrozoobentos dalam ekosistem perairan sehingga jika komunitas makrozoobentos terganggu, pasti akan menyebabkan terganggunya ekosistem Irmawan et al., 2010.

2.3 Keanekaragaman Makrozoobentos Keanekaragaman yang tinggi dari suatu ekosistem yang seimbang akan

memberikan timbal balik atau peranan yang besar untuk menjaga keseimbangan terhadap kejadian yang merusak ekosistem. Oleh karena itu, setiap masukan yang berlebihan buangan sampah dan limbah yang tidak selalu hanya terdiri dari unsur hara tetapi terdapat pula senyawa beracun di dalamnya tetap akan berpengaruh buruk terhadap kehidupan organisme makrozoobentos Fuji, 2009. Kelimpahan makrozoobentos diperairan dipengaruhi oleh faktor fisika, kimia, dan juga faktor biologi seperti suhu, pH, kekeruhan, tipe substrat, arus, kedalaman, gas-gas terlarut, dan interaksi dengan organisme lain. Hal ini menyebabkan adanya perubahan kualitas air akan mengubah komposisi dan besarnya populasi makrozoobentos Odum, 1993. 5 Universitas Sumatera Utara 2.4 Makrozoobentos Sebagai Indikator Pencemaran Makrozoobentos umumnya sangat peka terhadap perubahan lingkungan perairan yang ditempatinya, karena itulah makrozoobentos ini sering dijadikan sebagai indikator biologis di suatu perairan karena cara hidupnya, ukuran tubuh dan perbedaan kisaran toleransi diantara spesies didalam lingkungan perairan. Alasan pemilihan makrozoobentos sebagai indikator biologis menurut Wilhm 1978 dalam Sinaga 2009, adalah sebagai berikut : 1 Mobilitas terbatas sehingga memudahkan dalam pengambilan sampel. 2 Ukuran tubuh relatif lebih besar sehingga memudahkan untuk diidentifikasi. 3 Hidup didasar perairan, relatif diam sehingga secara terus-menerus terdedah exvosed oleh air sekitarnya. 4 Pendedahan yang terus-menerus mengakibatkan makrozoobentos dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. 5 Perubahan mempengaruhi keanekaragaman makrozoobentos. Hubungan perubahan lingkungan terhadap kestabilan suatu komunitas makrozoobentos dapat dianalisis secara kualitatif yaitu dengan melihat jenis-jenis organisme yang mampu beradaptasi dengan lingkungan tertentu dan kuantitatif adalah dengan melihat keanekaragaman jenis organisme yang hidup di lingkungan tersebut Sinaga, 2009. Menurut Ravera 1979 dalam Fahrul 2007 daya toleransi bentos terhadap pencemaran bahan organik dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : 1 Jenis Intoleran, memiliki kisaran toleransi yang sempit terhadap pencemaran dan tidak tahan terhadap tekanan lingkungan, sehingga hanya hidup dan berkembang di perairan yang belum atau sedikit tercemar. 2 Jenis Toleran, mempunyai daya toleran yang lebar, sehingga dapat berkembang mencapai kepadatan tertinggi dalam perairan yang tercemar berat. 3 Jenis Fakultatif dapat bertahan hidup terhadap lingkungan yang agak lebar, antara perairan yang belum tercemar sampai dengan tercemar sedang dan masih dapat hidup pada perairan yang tercemar berat. 6 Universitas Sumatera Utara Menurut Wilhm 1975 dalam Sinaga 2009, perubahan sifat substrat dan penambahan pencemaran akan berpengaruh terhadap kelimpahan dan keanekaragamannya. Respon komunitas makrozoobentos terhadap perubahan lingkungan digunakan untuk menduga pengaruh berbagai kegiatan seperti industri, pertambangan, pertanian, tata guna lahan lainnya yang akan mempengaruhi kualitas perairan dan masukan bahan organik, bahan kimia yang dapat mempengaruhi komunitas makrozoobentos. Indeks biotik merupakan nilai dalam bentuk skoring yang dibuat atas dasar tingkat toleransi organisma atau kelompok organisma terhadap cemaran. Indeks tersebut juga memperhitungkan keragaman organisme dengan mempertimbangkan kelompok-kelompok tertentu dalam kaitannya dengan tingkat pencemaran. Nilai indeks dari suatu lokasi dapat diketahui dengan menghitung nilai skoring dari semua kelompok hewan yang ada dalam sampel Trihadiningrum Tjondronegoro, 1998 dalam Wardhana, 1999.

2.5 Parameter Fisika Dan Kimia Perairan