xxix
xxix Ho diterima, Ha ditolak jika –
tα2:n – k t hitung tα 2:n-k Ho ditolak , Ha diterima jika t hitung tα2 : n – k atau t hitung
tα2 : n – k
b. Uji F
Merupakan pengujian
variabel-variabel independen
secara keseluruhan dan serentak yang dilakukan untuk melihat apakah variabel
independen secara keseluruhan mempengaruhi variabel dependen secara signifikan , prosedurnya sebagai berikut Gujarati , 2003 :
1 Ho : β
1
= β
2
= β
3
= 0 tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara bersama – sama
Ha : β
1
≠ β
2
≠ β
3
≠ 0 ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara bersama – sama
2 Tingkat keyakinan level of significance α = 0,05
F tabel : F α ; k – 1 , n – k
3 Daerah kritis
Gambar 3.2 Daerah Krisis Uji F
Ho diterima Ho ditolak F
α;k–1,n–k a F hitung :
F hitung
1 1
1
2 2
k N
R k
R -
- -
=
…………………….pers.1.13 Dimana :
R² = koefisien determinasi
xxx
xxx N = banyaknya observasi
K = banyaknya variabel termasuk konstanta
b Kesimpulan Ho diterima apabila F hitung
≤ F tabel , dapat dikatakan bahwa variabel independen secara bersama – sama tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen. Ho ditolak apabila F hitung F tabel , dapat dikatakan bahwa yang
berarti variabel independen secara nyata berpengaruh terhadap variabel dependen secara bersama – sama.
c. Uji R
2
Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel – variabel terikat.
Koefisien Determinasi menyatakan proporsi atau prosentase total varian dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Nilai R
2
mempunyai range antara 0 dan 1. Apabila nilai R
2
=1 ini menunjukkan bahwa variasi dari variabel independen mampu menjelaskan 100 variasi
variabel dependen. Sebaliknya jika R
2
= 0 maka variasi dari variabel independen tidak menjelaskan sedikitpun terhadap variasi dari variabel
dependen . Ketetapan pemilihan variabel dikatakan lebih baik jika R²
xxxi
xxxi semakin mendekati 1 . Sedangkan bila R² mendekati nol maka pemilihan
variabel yang ingin digunakan semakin kurang tepat.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Luas Wilayah
Secara administratif Propinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 Kabupaten dan 6 Kota. Luas Wilayah Jawa Tengah sebesar 3,25 juta hektar atau sekitar
25,04 persen dari luas pulau Jawa 1,70 persen luas Indonesia. Luas yang ada terdiri dari 1,00 juta hektar 30,80 persen lahan sawah dan 2,25 juta hektar
69,20 persen bukan lahan sawah. Menurut penggunaannya, luas lahan sawah terbesar berpengairan teknis 38,26 persen, selainnya berpengairan setengah
teknis, tadah hujan dan lain-lain. Dengan teknik irigasi yang baik, potensi lahan sawah yang dapat ditanami padi lebih dari dua kali sebesar 69,56 persen.
Berikutnya lahan kering yang dipakai untuk tegalankebunladanghuma sebesar 34,36 persen dari total bukan lahan sawah. Persentase tersebut merupakan yang
terbesar, dibandingkan presentase penggunaan bukan lahan sawah yang lain.
2. Wilayah Administrasi
Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29 kabupaten dan 6 kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri atas 545
kecamatan dan 8.490 desakelurahan.