25
Dalam CP Matrix, rating dan score untuk perusahaan-perusahaan pesaing dapat dibandingkan dengan perusahaan yang diteliti.
Pembandingan itu dapat memberikan informasi tentang strategi internal yang penting.
Tabel 2.3 Matriks CP
Sumber: Husein Umar 2005:252
2. The Matching Stage
a. Matriks TOWSSWOT
Setelah paparan tiga macam matriks untuk input-stage, berikut dipaparkan matriks-matriks untuk matching-stage. Yang pertama adalah
matriks TOWSSWOT. Matriks Threats – Opportunities – Weakness – Strengths TOWS
merupakan matching tool yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi. Keempat tipe strategi yang
dimaksud adalah: 1
Strategi SO Strength- Opportunity Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih
peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. Critical Success
Factors Bobot
Perusahaan Contoh
Pesing 1 Pesaing 2
Rating Skor Rating
Skor Rating Skor
Total
Universitas Sumatera Utara
26
2 Strategi WO Weakness- Opportunity
Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.
3 Strategi ST Strength- Threat
Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal.
4 Strategi WT Weakness- Threat
Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman.
Tabel 2.4 Matriks TOWS
IFAS EFAS
Strengths Kekuatan-kekuatan
internal perusahaan Weaknesses
Kelemahan-kelemahan internal perusahaan
Opportunities Peluang-peluang
eksternal yang ada Strategi SO
Kekuatan untuk meraih keuntungan
dari peluang yang ada Strategi WO
Memperkecil kelemahan dengan
memanfaatkan keuntungan dari
peluang yang ada Threats
Ancaman-ancaman eksternal yang ada
Strategi ST Kekuatan untuk
menghindari ancaman Strategi WT
Memperkecil kelemahan dan
menghindari ancaman Sumber: Husein Umar 2005:252
Universitas Sumatera Utara
27
b. Matriks Internal-Eksternal IE
IE Matrix bermanfaat untuk memposisikan suatu SBU perusahaan ke dalam matriks yang terdiri dari 9 sel. IE Matrix terdiri atas dua dimensi,
yaitu total skor dari IFE Matrix pada sumbu X dan total skor dari EFE Matrix pada sumbu Y. Perlu diingatkan kembali bahwa masing-masing
SBU perusahaan harus membentuk IFE Matrix dan EFE Matrix-nya. Pada sumbu X dari IE Matrix, skornya ada tiga yaitu: skor 1,0-1,99
menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah, skor 2,0-2,99 posisinya adalah rata-rata, dan skor 3,0-4,0 adalah kuat. Dengan cara yang sama,
pada sumbu Y yang dipakai untuk EFE Matrix, skor 1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,0-2,99 adalah sedang, dan skor 3,0-4,0 adalah tinggi. IE
Matrix memiliki tiga implikasi strategi yang berbeda, yaitu:
1 SBU yang berada pada sel I,II, atau IV dapat digambarkan sebagai
Grow dan Build. Strategi-strategi yang cocok bagi SBU ini adalah Strategi Intensif seperti Market Penetration, Market Development, dan
Product Development atau Strategi Terintegrasi seperti Backward
Integration, Forward Integration, dan Horizontal Integration.
2 SBU yang berada pada sel-sel III, V atau VII paling baik dikendalikan
dengan strategi-strategi Hold dan Maintain. Strategi-strategi yang umum dipakai yaitu strategi Market Penetration dan Product
Development.
3 SBU yang berada pada sel VI, VIII, atau IX dapat menggunakan
strategi Harvest atau Divestiture.
Universitas Sumatera Utara
28
Perusahaan yang dianggap paling sukses adalah perusahaan yang mampu menghasilkan bisnis yang berada pada sel I.
Tabel 2.5 Matriks IE
Skor Total IFE
Kuat Rata-Rata
Lemah 4,0
3,0 2,0 1,0
Tinggi 3,0
Rata-rata 2,0
Rendah 1,0
Sumber: Husein Umar 2005:235
3. The Decision Stage
Setelah pemaparan matriks-matriks input stage dan matching stage, berikut
dipaparkan matriks untuk decision stage, yaitu matriks Quantitative
Strategies Planning QSP.
QSPM Quantitative Strategies Planning Matrix adalah teknik yang dipakai pada tahap 3 dari kerangka kerja analisis formulasi strategi. Teknik
ini secara jelas menunjukkan strategi alternative mana yang paling baik untuk dipilih. QSPM menggunakan input dari analisi pada tahap I dan tahap
II yang memberikan informasi untuk analisis selanjutnya melalui QSPM di tahap III. QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi
S k
or T
ot al
E F
E I
II III
IV V
VI
VII VIII
IX
Universitas Sumatera Utara
29
untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan
key success factors internal-eksternal yang telah
diidentifikasikan sebelumnya.
Tabel 2.6 Matriks QSPM
Faktor Utama Alternatif Strategi
Weight Strategi I
Strategi II Strategi III
AS TAS
AS TAS
AS TAS
Faktor Eksternal Faktor Internal
Total Sumber: Husein Umar 2005:260
Langkah Pengembangan QSPM 1
Buatlah daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan SBU perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari EFE
Matrix dan IFE Matrix. 2
Beri weight pada masing-masing exsternal and internal key success factors. Weight ini sama dengan yang ada di EFE Matrix dan IFE Matrix.
3 Teliti matriks-matriks pada Stage 2 dan identifikasikan strategi alternatif
yang pelaksanaannya harus dipertimbangkan perusahaan. Catatlah strategi-strategi ini di bagian atas baris QSPM.
Universitas Sumatera Utara
30
4 Tetapkan Attractiveness Score AS, yaitu nilai yang menunjukkan
kemenarikan relatif untuk masing-masing strategi yang terpilih. Attractiveness Score ditetapkan dengan cara meneliti masing-masing
external and internal key success factors. Tentukan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang sedang dibuat. Secara
terinci, nilai Attractiveness Score harus ada pada masing-masing strategi untuk menunjukkan kemenarikan relatif dari satu strategi terhadap
strategi lainnya. Batasan nilai Attaractiveness Scores adalah 1= tidak menarik, 2= agak menarik, 3= secara logis menarik, 4= sangat menarik.
5 Hitunglah Total Attractiveness Score yang didapat dari perkalian Weight
Tahap 2 dengan Attractiveness Score Tahap 4 pada masing-masing baris. Total Attractiveness Score menunjukkan relative attractiveness
dari masing-masing alternatif strategi. 6
Hitung Sum Total Attractiveness Score. Jumlahkan semua Total Attractiveness Scores pada masing-masing kolom QSPM. Dari beberapa
nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu menjadi
pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir.
Universitas Sumatera Utara
31
2.5 Kerangka Berpikir
Berikut merupakan bagan kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Sumber: Data primer yang telah diolah 2016 Analisis Lingkungan
Flash Gym
Matriks Eksternal Factor Evaluation
EFE
Quantitative Strategic Planning Matrix
QSPM
Strategi Bersaing Flash Gym
Matriks SWOT Matriks Competitive
Oprofile Matriks CPM
Matriks Internal Factor Evaluation
IFE
Matriks Internal – Eksternal IE
Universitas Sumatera Utara
32
2.6 Penelitian Terdahulu