Uji Coba Instrumen Tes Pencapaian Kompetensi Belajar IPS

xxxvii Untuk menentukan validitas butir motivasi berprestasi digunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson sebagai berikut : { } { } å å å å å å å - - - = 2 2 2 2 xy N y y N x x y x r xy Keterangan : r xy = koefisien korelasi N = banyaknya subyek y = skor total x = skor butir soal tertentu S xy = jumlahx.y Berdasarkan hasil uji validitas butir dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson yang dibantu dengan menggunakan Program statistik SPSS dapat diketahui bahwa dari 40 pernyataan, 6 item dinyatakan tidak valid yaitu nomor 12,11,15, 22,31, dan 35 Lampiran 6. Item yang tidak valid kemudian dihilangkan. Dengan dihilangkannya 6 item tersebut, jika disesuaikan dengan kisi-kisi, maka butir-butir yang valid masih memenuhi validitas isi. 2. Reliabilitas Instrumen Angket Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan suatu alat ukur. Alat ukur dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya konsisten atau stabil. Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas yang tinggi jika alat ukur itu mantap dalam arti bahwa alat ukur itu stabil, dapat diandalkan dan hasilnya dapat diramalkan. Untuk perhitungan reliabilitas item angket motivasi berprestasi siswa digunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu : ú ú û ù ê ê ë é - úû ù êë é - = å s s 2 2 11 1 1 t b k k r Keterangan : r 11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya soal å s 2 b = jumlah variansi butir s 2 1 = variansi total Suharsimi Arikunto, 1996: 191 Besarnya koefisien tingkat kepercayaan berkisar antara 0 sampai 1.0, dengan ketentuan sebagai berikut : Koefisien 0,800 sampai 1,00 = sangat tinggi Koefisien 0,600 sampai 0,800 = tinggi Koefisien 0,400 sampai 0,600 = cukup Koefisien 0,200 sampai 0,400 = rendah Koefisien 0,000 sampai 0,200 = sangat rendah Dari hasil perhitungan dengan bantuan SPSS diperoleh reliabilitas sebesar 0,945, dengan demikian dapat dikatakan bahwa reliabilitasnya sangat tinggi hasil selengkapnya pada lampiran 7.

b. Uji Coba Instrumen Tes Pencapaian Kompetensi Belajar IPS

xxxviii Instrumen yang akan disebarkan kepada responden harus diuji terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen valid dan reliabel atau tidak. Uji coba instrumen dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen. Sugiyono 2006 : 135 menyatakan bahwa “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Valid berati instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. 1. Uji Validitas Suharsimi Arikunto 1996: 66 menyatakan bahwa “sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah”. Dapat dikatakan bahwa sebuah item mempunyai validitas yang tinggi apabila skor pada item tersebut mempunyai kesejajaran dengan skor total. Validitas tes yang digunakan adalah validitas isi yaitu dengan cara menyusun tes berdasarkan kisi-kisi tes dengan tujuan pengajaran pada rancangan pembelajaran IPS. Untuk mengetahui validitas butir tes kompetensi belajar IPS digunakan analisis butir yaitu mengkorelasikan butir yang dimaksud dengan skor total. Skor pada butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai Y, dengan rumus korelasi Product Moment dari Pearson sebagai berikut : { } { } å å å å å å å - - - = 2 2 2 2 xy N y y N x x y x r xy Keterangan : r xy = koefisien korelasi N = banyaknya subyek y = skor total x = skor butir soal tertentu S xy = jumlahx.y Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson yang dibantu dengan menggunakan Program statistik SPSS dapat diketahui bahwa dari 40 item soal, ada 6 item yang dinyatakan tidak valild yaitu butir ke 3, 8, 14, 21, 29 dan 34. Hasil selengkapnya pada lampiran 8. Item yang tidak valid kemudian dihilangkan. Dengan dihilangkannya 6 item tersebut, jika disesuaikan dengan kisi-kisi, maka butir-butir yang valid masih memenuhi validitas isi. 2. Reliabilitas Tes Pencapaian Kompetensi Belajar. Menurut Sugiyono 2006: 135, “instrumen yang reabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Dengan demikian reliabilitas dapat pula diartikan dengan keajegan atau stabilitas. Untuk menghitung reliabilitas instrumen tes pencapaian kompetensi belajar IPS teknik yang digunakan penulis adalah dengan rumus KR-20, yaitu : ú ú û ù ê ê ë é - - úû ù êë é - = å s x p p k k r 2 1 1 1 11 xxxix Keterangan : r 11 = koefisien reliabilitas KR-20 k = banyaknya item p = indeks kesukaran item s x 2 = varians skor tes X Besarnya koefisien tingkat kepercayaan berkisar antara 0 sampai 1.0, dengan ketentuan sebagai berikut : Koefisien 0,800 sampai 1,00 = sangat tinggi Koefisien 0,600 sampai 0,800 = tinggi Koefisien 0,400 sampai 0,600 = cukup Koefisien 0,200 sampai 0,400 = rendah Koefisien 0,000 sampai 0,200 = sangat rendah Dari hasil perhitungan dengan rumus KR-20 diperoleh reliabilitas sebesar 0,9127, dengan demikian dapat dikatakan bahwa reliabilitasnya sangat tinggi Hasil selengkapnya pada lampiran 9. 3. Analisis butir meliputi tingkat kesukaran soal dan daya beda. a. Tingkat kesukaran soal Menurut Suharsimi Arikunto 1996: 198 untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat digunakan rumus : JS B P = Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh peserta tes. Hasil pengujian tingkat kesukaran soal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran VI-IX pada indeks kesukaran. b. Daya Beda Untuk mengetahui daya beda dapat digunakan rumus sebagai berikut : T Bb Ba D 5 . - = Keterangan : D = Daya beda Ba = Jumlah kelompok atas yang menjawab benar Bb = Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar T = Jumlah peserta tes xl Hasil pengujian daya beda selengkapnya dapat dilihat pada lampiran VI-IX pada indeks kesukaran.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara yang digunakan dalam mengolah data yang telah dikumpulkan dalam penelitian untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka pada penelitian ini penulis menggunakan analisis variansi dua jalan atau two way Anova. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan anava dua jalan tersebut terlebih dahulu dilaksanakan uji asumsi uji persyaratan untuk analisis variansi dua jalan.

1. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan mengenai varians populasi terlebih dahulu. Uji persyaratan digunakan untuk mengetahui normalitas dan homogenitas varians populasi agar analisis varians Anava dapat digunakan. Uji normalitas menggunakan teknik uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan komputer program statistik SPSS 15,00 hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13. Untuk menguji homogenitas variansi populasi menggunakan bantuan komputer program statistik SPSS 15,00 hasil uji selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14.

2. Uji Hipotesis Penelitian

Untuk menguji hipotesis dalam pengolahan data digunakan teknik analisis varians atau ANAVA dengan perhitungan taraf signifikansi a = 0.05. Teknik ANAVA dipergunakan dalam analisis data ini karena dapat dipakai untuk menguji perbedaan dua mean atau lebih. Pengujian hipotesis digunakan langkah-langkah sebagai berikut : Menghitung rata-rata skor setiap sel, total, rata-rata baris dan kolom. Menghitung Jumlah Kuadrat JK yang diperlukan yaitu: 1. Jumlah Kuadrat Total JKT: 2. Jumlah Kuadrat Antar Kelompok 3. Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok JKD JKD = JKT – JKA å å - = t t t n X X JKT 2 2 t t i i n X n X JKA å å å - ïþ ï ý ü ïî ï í ì = 2 2

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING JIGSAW DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS

0 3 195

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 9 90

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA SMP Eksperimen Pembelajaran Matematika Melalui Problem Solving Learning Dan Problem Posing Learning Ditinjau Dari Motivasi Siswa Terhadap Prestasi Belajar (P

0 3 18

PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN METODE PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Dan Metode Pembelajaran Pada Siswa Kelas Viii Mata Pelajaran Ips Ekonomi Smp Negeri 3 Saw

0 2 16

PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN METODE PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN IPS EKONOMI Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Dan Metode Pembelajaran Pada Siswa Kelas Viii Mata Pelajaran Ips Ekonomi Smp

0 2 15

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING JIGSAW DAN KONVENSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS I (Studi Kasus di SMP Negeri 4 Sukoharjo).

0 0 24

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI DI KABUPATEN BOYOLALI.

0 0 19

yaya sulthon aziz JURNAL

0 0 17

Pengaruh Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Ditinjau Dari Motivasi Belajar FULL TEXT VIKA

0 0 144

Komparasi Hasil Belajar IPS Antara Penggunaan Model Pembelajaran Portofolio dan Problem Based Learning Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa di SMP Negeri Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.

0 0 3