Peranan Direksi di Industri Perbankan

B. Peranan Direksi di Industri Perbankan

Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. 19 Direksi dalam menjalankan perseroan memiliki, tugas-tugas, yaitu : Persyaratan Pengangkatan Direksi, antara lain : direksi diangkat oleh RUPS, direksi perseroan terdiri atas 1 satu orang anggota direksi atau lebih, yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau dihukum karena merugikan negara dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatan. 20 1. Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas pengurusan perseroan dengan tetap memperhatikan keseimbangan. kepentingan seluruh pihak yang berkepentingan dengan aktivitas perseroan. 2. Direksi wajib tunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, anggaran dasar dan keputusan RUPS dan memastikan seluruh aktivitas perseroan telah sesuai dengan ketentuan peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku, anggaran dasar, keputusan RUPS serta peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh perseroan. 3. Direksi dalam memimpin dan mengurus perseroan semata-mata hanya untuk kepentingan dan tujuan perseroan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas perseroan. 19 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 1 20 Myrizal-76.Blogspot.Com201108Tugas-Kewajiban-Kewenangan-Serta.html diakses tanggal 10 Maret 2015. 4. Direksi senantiasa memelihara dan mengurus kekayaan perseroan secara amanah dan transparan. Untuk itu direksi mengembangkan sistem pengendalian internal dan sistem manajemen resiko secara terstruktural dan komprehensif. 5. Direksi akan menghindari kondisi dimana tugas dan kepentingan perseroan berbenturan dengan kepentingan pribadi. Masa tugas direksi habis apabila: 21 1. Anggota direksi dapat diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan keputusan RUPS dengan menyebutkan alasannya. 2. Jangka waktu masa tugas direksi diatur dalam anggaran dasar atau akte pendirian. 3. Jika diberhentikan sementara waktu sebelum masa tugasnya oleh RUPSKomisaris maka dalam jangka waktu 30 hari diadakan RUPS untuk memberi kesempatan direksi tersebut membela diri. Apabila dalam jangka waktu 30 hari tidak ada RUPS maka pemberhentian sementara batal demi hukum. 21 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 4. Pemberhentian anggota direksi berlaku sejak: a. ditutupnya RUPS apabila anggota direksi diberhentikan sewaktu-waktu b. tanggal keputusan untuk memberhentikan anggota direksi c. tanggal lain yang ditetapkan dalam RUPS Kewajiban direksi di dalam perseroan, yaitu : 22 8. Direksi wajib bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Sebagai organ yang wajib bertanggungjawab, Direksi mempertanggungjawabkan kepengurusan itu kepada RUPS. 9. Direksi wajib membuat dan memelihara daftar pemegang saham, risalah RUPS dan risalah rapat direksi, menyelenggarakan pembukuan Perseroan; melaporkan kepemilikan sahamnya dan keluarga yang dimiliki pada perseroan atau perseroan lain. 10. Direksi wajib menyiapkan laporan tahunan termasuk pertanggung jawaban tahunan untuk RUPS. 11. Direksi wajib memberikan keterangan kepada RUPS mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan perseroan. 12. Direksi menyelenggarakan RUPS tahunan atau RUPS lain yang dianggap perlu termasuk melakukan pemanggilan dan lain-lain. 13. Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan atau menjadikan jaminan sebagian besar atau seluruh kekayaan Perseroan. 22 Ibid 14. Direksi wajib menyiapkan rencana penggabungan, peleburan atau pengambilalihan untuk diajukan kepada RUPS. Direksi memiliki peranan, yaitu : Direksi berperan untuk mengusulkan kepada RUPS : a. Perubahan anggaran dasar b. Pembelian kembali saham dan pengalihan saham tersebut kepada pihak lain c. Penambahan modal d. Pengurangan modal e. Penggunaan laba dan pembagian deviden f. Pembubaran perseroan 6. Direksi berwenang untuk mengatur dan menyelenggarakan kegiatan usaha perseroan 7. Direksi berwenang mengelola kekayaan perseroan 8. Direksi berwenang mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan 9. Direksi berwenang untuk mendapatkan gaji dan tunjangan lainnya sesuai anggaran dasarakte pendirian 10. Direksi berwenang untuk membela diri dalam forum RUPS jika Direksi telah diberhentikan untuk sementara waktu oleh RUPSKomisaris 11. Direksi berwenang untuk mengajukan usul kepada Pengadilan Negeri agar perseroan dinyatakan pailit setelah didahului dengan persetujuan RUPS Pertanggungjawaban pribadi direksi 1. Setiap anggota direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya. 2. Dalam hal direksi terdiri atas 2 dua anggota direksi atau lebih, tanggung jawab berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota direksi. 3. Anggota direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian apabila dapat membuktikan: a. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan; c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.

C. Alasan perlunya dilakukan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan di

Dokumen yang terkait

Sistem Koordinasi Antara Otoritas Jasa Keuangan Dengan Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Penanganan Bank Gagal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

5 79 130

WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DALAM PENGATURAN DAN PENGAWASAN TERHADAP BANK SYARIAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

8 98 57

Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Direksi Di Industri Keuangan Bank Oleh Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011

0 4 92

SISTEM KOORDINASI ANTARA BANK INDONESIA DAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM PENGAWASAN BANK SETELAH LAHIRNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

0 0 8

Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Direksi Di Industri Keuangan Bank Oleh Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011

0 0 7

Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Direksi Di Industri Keuangan Bank Oleh Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011

0 0 15

Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Direksi Di Industri Keuangan Bank Oleh Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011

0 0 30

Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Direksi Di Industri Keuangan Bank Oleh Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011

0 0 2

BAB II STANDAR PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN DIREKSI DI INDUSTRI KEUANGAN BANK A. Pengaturan dan Pengawasan Bank oleh Otoritas Jasa Keuangan - Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Direksi Di Industri Keuangan Bank Oleh Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Direksi Di Industri Keuangan Bank Oleh Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011

0 0 19