oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya
kepemimpinan partisipatif dengan kinerja guru
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan dari pengaruh masing- masing variabel bebas X terhadap variabel terikat Y adalah sebagai berikut:
1. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Hasil analisis statistika deskriptif penelitian terhadap gaya kepemimpinan partisipatif kepala sekolah menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai
responden adalah 107, sedangkan skor terendah adalah 56. Adapun nilai rata-rata atau mean M sebesar 88,81, Median Me sebesar 90,00 dan Mode Mo sebesar
90, serta standar deviasi sebesar 11,523. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap kecenderungan tinggi rendahnya gaya kepemimpinan partisipatif kepala sekolah
maka diperoleh kecenderungan gaya kepemimpinan yang baik. Kepala sekolah merupakan unsur penting dalam memimpin suatu sekolah. Kepemimpinan kepala
sekolah dapat dirasakan oleh guru antara lain melalui memotivasi guru,
kemampuan dalam pemecahan konflik, kemampuan dalam mengambil keputusan.
Komponen dari variabel gaya kepemimpinan partisipatif yang memiliki prosentase paling baik terdapat pada komponen kemampuan berkoordinasi. Pada
umumnya semua variabel gaya kepemimpinan partisipatif berada pada kategori tinggi.
Jadi dapat disimpulkan gaya kepemimpinan partisipatif dapat mendorong kinerja guru Sekolah Menengah Pertama se Kecamatan Nanggulan Kabupaten
Kulon Progo sebesar 82,23 termasuk dalam kategori tinggi.
2. Kinerja Guru
Kinerja guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja guru yang refleksi secara sadar, sistematis, dalam cara merencanakan, melaksanakan, dan
menilai proses belajar mengajar yang intensitasnya dirasakan atau dinilai oleh guru.
Berdasarkan hasil analisis statistika deskriptif menunjukan bahwa kinerja guru se SMP Kecamatan Nanggulan terbagi dalam 4 kategori yaitu tinggi
43,4, sedang 53,7, kategori cukup 2,9 dan sangat rendah 0,0. Berdasarkan statistik tentang kinerja guru diatas, dapat dimaknai bahwa
paradigma mengukur kinerja seorang guru SMP se Kecamatan Nanggulan tidak hanya mengandalkan rumusan penilaian yang sangat konvensional, seperti daftar
penilaian pekerja pegawai DP3, tetapi perlu didukung dengan pengembangan instrumen penilaian sesuai dengan kondisi konkrit dan keunikan setiap sekolah
sehingga penilaian terhadap kinerja guru berdampak positif pada perubahan perilaku, sikap dan reaksi dalam melaksanakan hakikat tugas guru yaitu mendidik
dan mengajar. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap kecenderungan tinggi rendahnya
kinerja guru maka diperoleh kecenderungan dari kinerja guru yang tinggi sedangkan dari variable kinerja guru yang memiliki prosentase yang yang
tertinggi yaitu pada komponen kemampuan kerja dengan prosentase 85, kecepatanketepatan kerja dan inisiatif kerja termasuk kategori rendah dengan
prosentase 74. Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja guru Sekolah Menengah Pertama se
Kecamatan Nanggulan dengan prosentase 79,48 termasuk kategori sedang.
3. Pengaruh gaya kepemimpinan partisipatif Terhadap kine rja Guru