DETERMINAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DSCLOSURE

(1)

ABSTRAK

DETERMINAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DSCLOSURE

Oleh

AYU DWINY OCTARY

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan asing dan umur perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Penelitian ini menggunakan Corporate Social Responsibility Index (CSRI), berdasarkan indikator Pedoman GRI-G4 oil and gas sector. Sampel penelitian ini adalah 8 perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2008-2013 dan dalam pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling.

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan analisis regresi sederhana dengan SPSS.

Hasil tes menunjukkan bahwa kepemilikan asing dan umur perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Ini mengindikasikan bahwa kedua variabel kepemilikan asing dan umur

perusahaan memiliki perhatian pada Corporate Social Responsibility Disclosure. Kata Kunci : Corporate Social Responsibility Disclosure, Kepemilikan Asing, Umur Perusahaan


(2)

ABSTRACT

DETERMINAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE

By

AYU DWINY OCTARY

This study aimed to examine the effect of foreign ownership and company age on Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure. This study used Corporate Social Responsibility Index (CSRI) as a measure of CSR Disclosure, based on indicator from GRI-G4 Oil and Gas Sector Guidelines. The samples of this study are 8 Oil and Gas Firms listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) at 2008-2013 and took samples using purposive sampling technique.

Technique Analysis used in this study are descriptive statistic analysis, classic assumption test and simple regression anylisis with SPSS.

Test Results show that both foreign ownership and company age have significant effect on CSR Disclosure. This indicate that both independent variable foreign ownership and company age have concern with CSR Disclosure to make investment decision.

Keywords: corporate social responsibility disclosure, foreign ownership, company age.


(3)

DETERMINAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DISCLOSURE

(Studi Kasus pada Industri Pertambangan Minyak dan Gas Bumi

yang Terdaftar di BEI)

Oleh

AYU DWINY OCTARY

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA EKONOMI

Pada Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Metro pada tanggal 4 Oktober 1993, sebagai putri kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Muhammad Chaldun dan Ibu Dwi Coriati Yustisia.

Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDN 6 Metro Barat pada tahun 1999. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Metro sampai lulus pada tahun 2008 dan menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Metro dengan jurusan IPA hingga lulus pada tahun 2011.

Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung sampai berhasil lulus ujian komprehensif tanggal 19 Juni 2015.


(8)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah menjadikan segala sesuatu yang sulit ini menjadi mudah.

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang kusayangi yaitu Mama, Papa, Mas dan Adik (Mama Dwi Coriati Yustisia, Papa Muhammad Chaldun, Mas Reza Aprialdi Ramdhani, dan Adik Muhammad Krisna Prasetyo) tercintaku, yang telah menjadi penyemangatku untuk menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Lampung.

Dengan khusus kupersembahkan karya kecilku ini untuk kedua orang tuaku, yang telah mencurahkan cinta, kasih sayang, perhatian, doa, selalu memberikan

motivasi, menghibur dikala sedih, selalu ada disaatku membutuhkan, memberiku semangat agar tetap kuat, tegar, sabar, dan perjuangannya untuk keberhasilanku. Dengan apapun yang terjadi diantara mereka, mereka tetap lah motivasi


(9)

MOTO

“Man Jadda Wa Jadda”

Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil

“Man Shabara Zafira”

Siapa yang bersabar akan beruntung

“Man Sara Ala Darbi Washala”

Siapa enapaki jalan-Nya akan sampai tujuan

(Ahmad Fuadi)

The more that you read, the more things you will know. The

more that you learn, the more places you’ll go.

(Dr. Seuss)

There is no growth in the comfort zone and there is no

comfort in the growth zone


(10)

SANWACANA Bissmillahirahmanirrahim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT dan shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta sahabatnya. Alhamdulillah atas Kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Determinan Corporate Social Responsibility Disclosure (Studi Kasus pada Industri Pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang Terdaftar di BEI)”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan berbagai pihak baik moril maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S. E., M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S. E., M. Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung


(11)

4. Bapak Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Akademik penulis atas kesediaanya membantu, mengarahkan dan memberi masukan selama penulis menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

5. Ibu Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing I (satu) yang telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran, masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Pembimbing II (dua) yang telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran, masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Susi Sarumpaet, S.E., M.B.A., Akt. selaku Pembahas yang telah memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini. 8. Seluruh Dosen beserta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan juga pembelajaran berharga bagi penulis selama menempuh program pendidikan S1. Khususnya untuk staf karyawan di jurusan Akuntansi pak Sobari, mbak Sri, mpok, mas Yana, mas Yogi, mas Leman, yang telah banyak membantu selama proses pengerjaan skripsi dan selalu berbagi canda tawa sehari-hari. 9. Mama tersayang, Dwi Coriati Yustisia, wanita super yang telah membesarkan

aku dan menjadi motivasi terbesar dalam hidup aku untuk menjadi seseorang yang sukses dan membanggakan, seseorang yang selalu menjadi alasanku untuk tidak menyerah karena semua perjuangannya hingga aku bisa


(12)

menyelesaikan studiku. Terima kasih atas doa, cinta dan kasih sayangnya selama ini mah.

10. Papa, Muhammad Chaldun, terima kasih pah atas dukungannya selama ini , atas cinta dan kasih sayangnya, dan atas semua pembelajaran dalam hidup. 11. Mas Reza dan Krisna, terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

Keponakan kesayangan aku Keizha Dewi Kirana, terima kasih telah menjadi penghibur di kala penat dengan segala tingkah lucumu.

12. Keluarga besar dari papa dan mama yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terkhusus mbah tik dan nenek yang telah membantu doa dan memberikan dorongan untuk tetap semangat.

13. Dwi Agung Novrian, terima kasih atas do’a, dukungan dan sebagian besar waktunya untuk membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih telah memberikan nasehat serta arahan untuk menjadi sosok yang lebih dewasa dalam bersikap dan selalu ada saat aku membutuhkan.

14. Sahabat-sahabatku tersayang sejak SMP hingga sekarang ( Nurbaiti, Rizki Annisa Rahardhiany, Putri Rizki Indah Larasati, Padma Cininta, dan Anisa Zahra Hermayani) meskipun kita jarak memisahkan terima kasih selalu mendukung dan mendoakan, kalian yang akan selalu aku rindukan, semoga kita selalu menjadi sahabat yang saling mendukung baik saat ini maupun dimasa yang akan datang sejauh apapun jarak memisahkan.

15. KBB family (Dewi, Cella, Aulia, Yuda, Ridel, Akbar, Acong, Mbak Nurul, Mbak EL, bang Eky, bang Andi, Sendy, Legita, Nadya, Nanda, Helen, Firda, Racka, Tian, Uje, Arif, kamal, Riki, Udin, Yoga ) terima kasih telah


(13)

mendukung dan mendoakan aku, telah memberikan kenangan yang baik selama menyelesaikan studi ini

16. Teman-teman akuntansi angkatan 2011 (Azvareza, Lely Marce, Feni, Santi, Samsuk, Piyek, Aliya, Ettenk, Yuni, Cinta, Mutia, Lisna, Arum, Nabilla, ) dan teman-teman seperjuangan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan motivasi, semangat, canda dan tawa selama berada Universitas Lampung, semoga kita bisa berjumpa lagi dihari mendatang dengan kesuksesan yang kita punya.

17. Teman-teman seperjuangan dalam berorganisasi (Kak Dila, kak Ega, Mbak Sonia, kak Sisi, kak Virgie, mbak Teti, kak nope, kak latifah, ega, lae, oci, yetti, anun, miu, sinta, ses, mirta, ), yang telah memberikan kesempatan untuk berkembang dan belajar bahasa Inggris selama menyelesaikan studi, telah memberikan ilmu yang tidak didapatkan secara formal, dan terima kasih atas kebersamaannya yang singkat.

18. Almamaterku tercinta.

19. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, serta penulis sangat mengharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bandar lampung, 19 Juni 2015 Penulis


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 6

1.4.2 Manfaat Praktis ... 7

II. LANDASAN TEORI 2.1Teori Keagenan ... 8

2.2Teori Stakeholder ... 9

2.3Teori Legitimasi ... 10

2.4Kepemilikan Saham Asing ... 10

2.5Umur Perusahaan ... 11

2.6Corporate Social Responsibility ... 11

2.7Global Reporting Iniative-Guidelines ... 13

2.7.1 Prinsip Pengungkapan dalam Laporan Keberlanjutan ... 14

2.7.2 Pengungkapan dalam Laporan Keberlanjutan ... 16

2.8Penelitian Terdahulu ... 18


(15)

2.9.1 Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Pengungkapan Corporate

Social Responibility (CSR) ... 20

2.9.2 Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) ... 21

2.10 Kerangka Pemikiran ... 22

III.METODEPENELITIAN ... 23

3.1Populasi dan Sampel ... 23

3.2Jenis dan Sumber Data ... 24

3.3Metode Pengumpulan Data ... 24

3.4Variabel Penelitian ... 25

3.4.1 Variabel Independen ... 25

3.4.2 Variabel Dependen ... 25

3.5 Metode Analisis Data ... 26

3.5.1 AnalisisStatistik Deskriptif ... 26

3.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 26

3.5.2.1Uji Normalitas ... 27

3.5.2.2Uji Multikolinearitas ... 27

3.5.2.3Uji Autokorelasi... 28

3.5.2.4Uji Heteroskedastisitas ... 28

3.5.3 Analisis Regresi ... 29

3.5.4 Pengujian Hipotesis ... 29

3.5.4.1Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 29

3.5.4.2Uji t ... 30

3.5.4.3Uji F ... 30

IV.ANALISISDAN PEMBAHASAN ... 32

4.1Deskripsi Objek Penelitian ... 32

4.2Statistik Deskriptif ... 33


(16)

4.3.1 Uji Normalitas ... 3

4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 35

4.3.3 Uji Autokorelasi ... 37

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas ... 38

4.4 Pengujian Hipotesis ... 40

4.4.1 Koefisien Determinasi (Goodness of Fit Test) ... 40

4.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 41

4.4.3 Uji t ... 42

4.4.3.1Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility ... 43

4.4.3.2Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility ... 44

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1Kesimpulan ... 46

5.2Keterbatasan Penelitian ... 47

5.3Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Kategori dan Aspek Pengungkapan Laporan Keberlanjutan ... 16

Tabel 2. Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 18

Tabel 3. Daftar Sampel Penelitian ... 32

Tabel 4. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 32

Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas ... 35

Tabel 6. Korelasi ... 36

Tabel 7. Hasil Uji Autokorelasi ... 36

Tabel 8. Interpretasi Hasil Autokorelasi Durbin-Watson ... 37

Tabel 9. Hasil Uji Goodness of Fit Test ... 39

Tabel 10. Hasil Uji F ... 40


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabulasi Data Penelitian Lampiran 2 Tabulasi Data CSR

Lampiran 3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Lampiran 4 Hasil Pengujian Hipotesis

Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik


(19)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir ini masyarakat semakin peduli dengan lingkungan sekitar yang semakin mengalami penuruan kualitas hidup. Pola pikir masyarakat yang semakin peduli akan lingkungan tersebut dipicu oleh dampak negatif yang dihasilkan dari kegiatan produksi perusahaan terhadap lingkungan tempat tinggal masyarakat. Dampak negatif yang dihasilkan dari kegiatan operasi perusahaan seperti polusi, limbah, sumber daya yang semakin berkurang, perusakan

lingkungan dan penurunan kualitas hidup lingkungan menjadi fokus dari banyak pihak. Dengan pandangan tersebut mendorong semakin banyak perusahaan dan organisasi lain yang ingin membuat operasional mereka berkelanjutan. Laporan keberlanjutan menyampaikan pengungkapan tentang dampak positif maupun negatif perusahaan terhadap lingkungan, masyarakat, dan ekonomi.

Global Reporting Initiative (GRI) meluncurkan standar pelaporan keberlanjutan yang terbaru, yang merupakan generasi keempat sejak pertama kali diluncurkan pada 2000, pada mei 22 mei 2013 di Amsterdam. Standar terbaru ini –disebut GRI G4- memuat berbagai perubahan signifikan dibandingkan dengan standar sebelumnya.Perubahan ini sangat penting dan dapat dilihat sebagai tonggak


(20)

2

penting dalam wacana dan praktek pembangunan keberlanjutan. Karakteristik pertama dan utama dari standar ini adalah fokus pada isu-isu yang material. Kedua, G4 menghilangkan level aplikasi yang ada pada generasi-generasi sebelumnya. Ketiga, ekspansi batas-batas pelaporan.Dan karakteristik yang terakhir adalah penekanan pada unsur tata kelola serta etika (TEMPO.CO, 2013).

Menurut Surat Keputusan BAPEPAM-LK No.Kep-38/PM/1996, CSR

mempunyai tujuan yang baik yakni menumbhkan suatu kepedulian publik atas berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat karena aktivitas perusahaan. Selain itu telah dijelaskan pula dalam PP Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Dalam Peraturan Pemerintah diatur mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang

bertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi komunitas setempat dan masyarakat pada umumnya maupun Perseroan itu sendiri dalam rangka

terjalinnya hubungan Perseroan serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.

Pelaksanaan tanggung jawab sosial tidak terlepas dari penerapan Good Corporate Governance (GCG). Tujuan pelaksanaan GCG adalah mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab perusahaan pada masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Salah satu faktor GCG yang berpengaruh atas pelaksanaan CSR adalah struktur kepemilikan. Sebagian besar penelitian memberikan bukti yang cukup mengenai pengaruh struktur kepemilikan terhadap pengungkapan CSR.


(21)

3

Kepemilikan asing merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan melaksanakan dan mengungkapkan CSR.

Chapple dan Moon (2005) mengemukakan bahwa perusahaan domestik di Asia yang ikut serta dalam perdagangan internasional lebih besar mengungkapkan CSR dibandingkan dengan perusahaan yang tidak, meskipun perdagangan

tersebut dengan sesama negara asia. Berdasarkan CSR Issues Indonesia memiliki level terendah dibandingkan 6 negara Asia lainnya dalam penetrasi CSR dan keterlibatan komunitas. Globalisasi adalah kunci penggerak CSR. CSR di Asia akan berkembang oleh adanya globalisasi.

Semakin lama perusahaan mampu bertahan maka semakin paham pula bagaimana mempertahankan eksistensi perusahaannya ditengah-tengah persaingan. Semakin lama perusahaan maka semakin mengerti apa yang

diinginkan oleh masyarakat dari perusahaan. Umur mampu membuat perusahaan menjadi piawai dan berkompeten dalam meningkatkan untuk mempersiapkan informasi. Hal ini dapat dikaitkan dengan teori legitimasi. Teori ini merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berpihak kepada masyarakat. Oleh karena itu, operasi perusahaan harus sejalan dengan harapan masyarakat. Perusahaan dianjurkan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima masyarakat.

Salah satu perusahaan yang banyak mengeksploitasi kekayaan sumber daya alam dan memberi dampak negatif pada lingkungan serta sosial adalah perusahaan pertambangan. Perusahaan pertambangan adalah perusahaan yang


(22)

4

mengeksplorasi dan mengeksploitasi alam secara langsung dan kegiatan operasionalnya menghadapi resiko-resiko tinggi yang berasal dari lingkungan, kesehatan, dan resiko keamanan. Sektor pertambangan dibagi menjadi 5 kategori berdasarkan jenis hasil tambang yaitu, batubara, minyak dan gas bumi, logam dan mineral lainnya, batu-batuan, dan lainnya. Berdasarkan ketentuan

Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 pasal 4 ayat 1 menyatakan bahwa Minyak dan Gas Bumi merupakan sumber daya alam strategis tak terbarukan yang terkandung di dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikuasi oleh Negara.

Penelitian yang dilakukan oleh Chapple dan Moon (2005) terhadap

pengungkapan CSR di tujuh negara Asia menunjukkan bahwa level yang sangat berbeda dalam penetrasi CSR. Penetrasi Csr dipengaruhi juga oleh kekhasan nasional negara masing-masing. Penelitian teresebut juga menegaskan bahwa perusahaan yang beroperasi secara international lebih mungkin ikut serta dalam pengungkapan CSR, meskipun hanya antar negara Asia.

Penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2013) menunjukkan bahwa leverage, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan pada pengungkapan CSR, hanya profitabilitas yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.

Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Pertama, penelitian ini menggunakan pedoman GRI-G4 yang baru


(23)

5

dikeluarkan pada tahun 2013 dalam penghitungan indeks pengungkapan CSR-nya, dimana belum banyak penelitian yang menggunakan pedoman ini. Kedua, objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah industri pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia yang terdafatar di BEI.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Determinan Corporate Social Responsibility Disclosure (Studi Kasus pada Industri Pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang Terdaftar di BEI)”

1.2Rumusan Masalah

Adanya tuntutan dari para pihak stakeholder akan tanggungjawab sosial berdampak pada pengungkapan perusahaan atas tanggung jawab sosial dalam laporan tahunannya. Kepemilikan asing dan umur perusahaan dianggap sebagai determinasi dalam pengungkapan CSR. Dengan adanya kepemilikan asing yang dianggap sebagai pihak yang peduli terhadap pengungkapan CSR diharapkan dapat mendorong perusahaan nasional yang ada di Indonesia untuk meningkatkan pengungkapan informasi tanggung jawab sosial. Selain itu perusahaan yang telah lama berdiri juga semakin baik dalam menghimpun informasi dari masyarakat, semakin mengerti akan harapan masyarakat kepada perusahaan. Sehingga semakin lama umur perusahaan, maka perusahaan akan semakin baik dalam mengungkapkan informasi sosialnya sebagai bentuk tanggung jawabnya agar tetap diterima di masyarakat.


(24)

6

Dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah kepemilikan asing berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan pada industri pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2013?

2. Apakah umur perusahaan akan berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan pada industri

pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2013?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kepemilikan asing dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan ? 2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan umur perusahaan dengan

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan ?

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat menberikan bukti empiris mengenai pengaruh antara kepemilikan asing dan umur perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure.


(25)

7

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan bagi pembuat kebijakan agar Corporate Social

Responsibility Disclosure dapat bersifat mandatory yang saat ini masih bersifat voluntary. Sehingga di masa yang akan datang Corporate social Responsibility Disclosure menjadi lebih baik lagi.


(26)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005), teori keagenan adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Teori keagenan memiliki asumsi bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Principal adalah pemilik dan agen adalah orang yang dibayar oleh pemilik untuk menjalankan sebuah perusahaan.

Teori keagenan menimbulkan masalah mendasar dalam organisasi “perilaku mementingkan diri sendiri”. Manajer sebuah perusahaan sebagai individu memiliki tujuan pribadi yang mungkin saja tidak sejalan dengan tujuan pemegang saham untuk memaksimalkan kekayaan. Karena manajer memiliki hak untuk mengelola aset kekayaan perusahaan , sebuah potensi konflik kepentingan muncul antara dua kelompok. Pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan mendorong manajer untuk tidak


(27)

9

2.2 Teori Stakeholder

Istilah stakeholder awalnya diperkenalkan oleh Stamford Research Institute (SRI), yakni merujuk kepada “those groups without whose support the organization would cease to exist” (Freeman (1983) dalam Yohanes & Josua, 2013). Inti dari pemikiran itu kurang lebih mengarah pada keberadaan suatu organisasi yang sangat dipengaruhi oleh dukungan kelompok-kelompok yang memiliki hubungan dengan organisasi tersebut. Dalam mengembangkan stakeholder theory, Freeman (1983) memperkenalkan konsep stakeholder dalam dua model: (1) model kebijakan dan perencanaan bisnis; dan (2) model tanggung jawab sosial perusahaan dari manajemen stakeholder.

Menurut Clarkson (1995) Stakeholder dapat dibagi menjadi dua berdasarkan karakteristiknya yaitu stakeholder primer dan stakeholder sekunder

(Clarkson, 1995). Stakeholder primer adalah seseorang atau kelompok yang tanpanya perusahaan tidak dapat bertahan untuk going concern, meliputi :shareholder dan investor, karyawan, konsumen dan pemasok, bersama dengan yang didefinisikan sebagai kelompok stakeholder publik, yaitu : pemerintah dan komunitas. Kelompok stakeholder sekunder didefinisikan sebagai mereka yang mempengaruhi, atau dipengaruhi perusahaan, namun tidak berhubungan dengan transaksi dengan perusahaan dan tidak esensial kelangsungannya. Dari dua jenis stakeholder diatas, stakeholder primer adalah stakeholder yang paling berpengaruh bagi kelangsungan perusahaan


(28)

10

karena mempunyai power yang cukup tinggi terhadap ketersediaan sumber daya perusahaan.

2.3 Teori Legitimasi

Legitimasi merupakan “ ....a systems-oriented view of organisation and society ...permits us to focus on the role of information and disclosure in the relationship between organisations, the state, individuals and group”(Gray et. al, 1996) . Dari definisi tersebut legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berpihak kepada masyarakat. Oleh karena itu, sebagai suatu sistem yang berorientasi kepada masyarakat, operasi perusahaan harus sejalan dengan harapan masyarakat dan lingkungan sekitar. Perlu diingat bahwa legitimasi dari masyarakat tidaklah tetap sehingga kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan bergantung bagaimana perusahaan secara terus menerus berevolusi dan beradaptasi terhadap perubahan harapan dan tuntutan masyarakat (Walden dan Schwartz, 1997).

2.4 Kepemilikan Saham Asing

Kepemilikan asing merupakan proporsi saham biasa perusahaan yang dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang berstatus luar negeri. Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap concern terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan (Machmud dan Djakman, 2008).


(29)

11

Menurut Chapple dan Moon (2005) pertama, secara umum sistem Barat telah terasosiasi dengan level yang lebih tinggi pada kekayaan ekonomi

dibandingkan dengan negara-negara Asia sehingga akan lebih mudah dalam menghasilkan surplus untuk mendanai kegiatan CSR. Kedua, masyarakat sipil di negara-negara Barat merangsang CSR melalui tuntutan masyarakat yang lebih besar dan harapannya pada tanggung jawab bisnis. Ketiga, pemerintah Barat lebih berkembang, baik dari sistem regulasi maupun hukum dalam CSR, sehingga CSR di Barat lebih baik daripada Asia. Struktur kepemilikan asing dapat diukur dengan proporsi saham biasa yang dimiliki oleh asing, dapat dirumuskan:

Total saham asing yang dimaksud adalah jumlah persentase saham yang dimiliki oleh pihak asing pada akhir tahun. Sedangkan total saham yang beredar, dihitung dengan menjumlahkan seluruh saham yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut pada akhir tahun.

2.5 Umur Perusahaan

Menurut Nugroho (2012) umur perusahaan merupakan awal perusahaan melakukan aktivitas operasional hingga dapat mempertahankan going concern perusahaan tersebut atau mempertahankan eksistensi dalam dunia bisnis.Dalam mengukur umur perusahaan menurut Ulum (2009) umur perusahaan dihitung mulai tanggal IPO hingga tanggal laporan tahunan.


(30)

12

2.6 Corporate Social Responsibility

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional

perusahaan.

Menurut Howard R. Bowen sebagai Bapak CSR dalam bukunya yang berjudul “Social Responsibility of the Businessman” mendefinisikan CSR sebagai:

Obligation of businessman to pursue those policies, to make those decision or to follow those line of action which are desirable in term of objectives

and values of our society.”

Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), Corporate Social Responsibility atau tanggungjawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun pembangunan.

Menurut ISO 26000 Karakteristik dari Social Responsibility adalah kemauan sebuah organisasi untuk mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan dan bertanggungjawab atas


(31)

13

dampak dari keputusan serta aktivitas yang memengaruhi masyarakat dan lingkungan. Secara konseptual, Corporate Social Responsibility adalah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan (Nuryana, 2005).

Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting. Sustainability Reporting adalah pelaporan mengenai kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development) (ACCA, 2004 dalam Anggraini, 2006).

Saat ini implementasi pelaporan berkelanjutan bagi Perseroan Terbatas di Indonesia diatur dalam Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Mengenai CSR ditegaskan kembali pada PP Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Dalam peraturan tersebut ditekankan bahwa Perseroan yang kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lingkungan. Pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut wajib dimuat dalam laporan tahunan Perseroan untuk


(32)

14

2.7 Global Reporting Initiative(GRI) - Guidelines

Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah organisasi non-profit yang mempromosikan keberlanjutan ekonomi. GRI telah mengeluarkan salah satu standar yang paling umum di dunia untuk pelaporan keberlanjutan – dikenal sebagai ecological footprint reporting, environmental social governance (ESG) reporting, triple bottom line (TBL) reporting, corporate social responsibility (CSR) reporting. GRI berusaha untuk membuat laporan keberlanjutan dengan semua organisasi agar rutin dan dapat dibandingkan seperti laporan keuangan.

GRI baru saja meluncurkan standar pelaporan keberlanjutan generai keempat pada 22 Mei 2013 di Amsterdam. Standar baru ini- G4- memuat berbagai perubahan signifikan dibandingkan dengan standar sebelumnya, dan sangat penting untuk dilihat sebagai tonggak penting dalam wacana dan praktek pembangunan berkelanjutan (TEMPO.CO, 2013).

2.7.1 Prinsip Pengungkapan dalam Laporan Keberlanjutan

Prinsip-prinsip untuk menentukan konten laporan adalah sebagai berikut:

1. Pelibatan Pemangku Kepentingan

Perusahaan harus mengidentifikasi para stakeholders, dan sejauh mana perusahaan telah berhasil melaksanakan sesuai ekspektasi dan


(33)

15

2. Konteks Keberlanjutan

Sustainability report harus memberikan gambaran umum tentang kinerja perusahaan dalam konteks keberlanjutan yang lebih luas.

3. Materialitas

Sustainability report harus mencakup aspek-aspek berikut, yaitu: 1) refleksi organisasi mengenai ekonomi, lingkungan, dan dampak sosial 2) secara nyata mempengaruhi pencapaian dan keputusan dari stakeholders,

4. Kelengkapan

Laporannya harus mencakup aspek material dan batasan, refleksi tentang ekonomi, lingkungan dan dampak sosial, dan mempersilahkan

stakeholders untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam laporan tahunan.

Prinsip-prinsip untuk menentukan kualitas laporan adalah sebagai berikut:

1. Keseimbangan

Laporan harus menggambarkan aspek positif dan negatif dari kinerja perusahaan guna memberikan informasi yang sebenarnya mengenai kinerja perusahaan secara keseluruhan.


(34)

16

Perusahaan harus memilih, mengkompilasi, dan melaporkan informasi secara konsisten. Laporan tersebut harus dibuat secara seksama untuk

memungkinkan stakeholder membandingkan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu.

3. Akurasi

Informasi dalam laporan harus akurat dan detail untuk menjelaskan mengenai kinerja perusahaan

4. Ketepatan Waktu

Laporan harus dilaporkan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan untuk dapat digunakan oleh stakeholders tepat pada waktunya sebagai informasi dalam pengambilan keputusan.

5. Kejelasan

Perusahaan harus membuat informasi yang tersedia sesuai dengan peraturan yang ada agar dapat dimengerti dan dapat diakses oleh stakeholders.

6. Keandalan

Perusahaan harus menggabungkan, mencatat, menyusun, menganalisis dan mengungkapkan informasi dan memproses dalam persiapan laporan dengan baik agar dapat menjelaskan mengenai kualitas dan meterialitas informasi.


(35)

17

Pengungkapan dalam sustainability report berdasarkan pada GRI-G4 yang terdiri dari 3 kategori, 50 aspek dan 56 item pengungkapan GRI untuk sektor pertambangan Minyak dan Gas Bumi adalah sebagai berikut.

Tabel. 1 Kategori dan Aspek pengungkapan Laporan Kebrlanjutan

No. Kategori Sub-Kategori Aspek

1 Ekonomi  Kinerja Ekonomi

 Keberadaan di Pasar  Dampak Ekonomi Tidak

Langsung

 Praktik Pengadaan

2 Lingkungan  Bahan

 Energi

 Air

 Keanekaragaman Hayati  Emisi

 Efluen dan Limbah  Produk dan Jasa  Kepatuhan  Transportasi  Lain-lain

 Asesmen Pemasok atas Lingkungan

 Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan 3 Sosial Praktik

Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja

 Kepegawaian

 Hubungan Industrial

 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

 Pelatihan dan Pendidikan  Keberagaman dan

Kesetaraan Peluang  Kesetaraan Remunerasi

Perempuan dan Laki-laki  Asesemen Pemsok atas

praktik ketenagakerjaan  Mekanisme pengaduan

masalah ketenagakerjaan Hak Asasi Manusia  Investasi


(36)

18

 Kebebasan berserikat dan perjanjian kerja bersama  Pekerja anak

 Pekerja paksa atau wajib kerja

 Praktik pengamanan  Hak adat

 Asesmen

 Asesmen pemasok atas Hak Asasi Manusia

 Mekanisme Pengaduan Masalah Hak Asasi Manusia Masyarakat  Masyarakat lokal

 Anti-korupsi  Kebijakan publik  Anti persaingan  Kepatuhan

 Asesmen pemasok atas dampak pada masyarakat  Mekanisme pengaduan

dampak terhadap masyarakat

 Kesiapsiagaan darurat  Pemukiman kembali  Integritas aset dan

keamanan proses

 Bahan bakar pengganti fosil Tanggung Jawab atas

Produk

 Kesehatan dan keselamatan pelanggan

 Pelabelan produk dan jasa  Komunikasi pemasaran  Privasi pelanggan  Kepatuhan Sumber :GRI-G4 dan GRI Oil and Gas Sector Guidelines

2.8 Penelitian Terdahulu

Tabel 2. Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti

dan Tahun Penelitian

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil Penelitian


(37)

19 Chambers, Wendy Chapple, Jeremy Moon, dan Michael Sullivan Seven Country Study of CSR Website Reporting

ketinggalan dibandingkan di Barat

H2 : CSR di Asia tergantung akan faktor nasional H3 : CSR di Asia akan digerogoti oleh Globalisasi H4 : CSR di Asia akan meningkat seiring dengan globalisasi

ditolak, karena ada perbedaan penetrasi di Asia dengan di Barat. Hipotesis 2 diterima, tingkat CSR di masing-masing negara Asia dipengaruhi oleh faktor nasional negara tersebut.

Hipotesis 3 dan 4 ditolak, globalisasi (bukan westerniasi ) merupakan kunci dalam menggerakkan CSR di Asia Nagib Salem Bayoud, Marie Kavanagh, dan Geoff Slaughter Factors Influencing levels of Corporate Social Responsibility Disclosure by Libyan Firms : A mixed Study

X = Ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe industri Y= Corporate Social Responsibility Disclosure Hasil penelitian umur perusahaan memiliki pengaruh yang paling signifikan dan diikuti oleh tipe industri yang memiliki pengaruh signifikan terhadap CSRD. Sedangkan ukuran perusahaan tidak mempengaruhi CSRD.

Sri Utami dan Sawitri Dwi Prastiti (2011) Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Social Disclosure X=NPM, ukuran perusahaan, umur perusahaan, leverage, dan kepemilikan manajemen Y=Social Disclosure

NPM dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap social disclosure. Sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap social disclosure


(38)

20 Yulius Ardy Wiranata dan Yeterina Widi Nugrahanti (2013) Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Indonesia X= Kepemilikan asing, kepemilikan pemerintah, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi dan kepemilikan keluarga. Variabel kontrol= ukuran perusahaan dan leverage. Y=ROA Kepemilikan asing dan leverage berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Novita Machmud dan Chaerul D. Djakman (2008) Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Keputusan Keuangan dan Nila Perusahaan Survey Pada Perusahaan Manufaktur di Pt. BEI X= Kepemilikan asing dan kepemilikan institusi Y=CSR Kepemilikan asing dan kepemilikan institusi tidak berpengaruh secara signifikan pada CSR.

2.9 Pengembangan Hipotesis

2.9.1 Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Perusahaan multinasional yang berada di Indonesia pada umumnya memiliki kesiapan yang lebih baik untuk melaksanakan program CSR dibanding perusahaan domestik. Perusahaan multinasional terutama perusahaan Eropa da United State sangat mengedepankan isu-isu sosial dan isu lingkungan


(39)

21

(Machmud dan Djakman, 2008). Penerpan CSR di Indonesia dapat

diindikasikan sebagai akibat dari peningkatan nilai perusahaan asing setelah menerapkan CSR di dalam operasional perusahaan.

Maka dari itu, apabila perusahaan memiliki kontrak dengan foreign stakeholders, maka perusahaan akan didukung secara penuh dalam

pelaksanaan dan pengungkapan CSR. Tanimoto dan Suzuki (2005) meneliti luas pengungkapan tanggungjawab sosial dalam laporan keuangan pada perusahaanpublik di jepang, hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa kepemilikan asing pada perusahaan publik di jepang menjadi fakor pendorong terhadap banyaknya pengungkapan tanggungjawab sosial berdasarkan GRI. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan yang

mengungkapkan CSR dengan lebih baik akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

2.9.2 Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan.Keberadaan sutau perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan

masyarakat sekitar. Sebuah perusahaan yang memahami harapan masyarakat akan lebih mudah mempertahankan eksistensi perusahaannya


(40)

ditengah-22

tengah masyarakat. Hal ini dapat dikaitkan dengan teori legitimasi. Teori ini merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berpihak kepada

masyarakat. Perusahaan yang berpihak kepada masyarakat akan lebih mudah memahami keinginan masyarakat. Dengan demikian legitimasi dapat

dikatakan sebagai manfaat atau sumber potensial bagi perusahaan dalam bertahan hidup. Teori ini juga menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima masyarakat. Sehingga semakin lama perusahaan dapat bertahan, maka perusahaan semakin mengungkapkan informasi sosialnya sebagai bentuk tanggung jawabnya agar tetap diterima masyarakat. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Umur Perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

2.10 Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran Penelitian

C S R

D

Kepemilikan Asing


(41)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah industri pertambangan Gas dan Minyak Bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2013.

Berdasarkan populasi tersebut akan ditentukan sampel sebagai objek penelitian. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2013.

b. Perusahaan pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang mempublikasikan laporan keuangan selama 5 tahun berturut-turut (2008-2013) dan sebagian kepemilikan saham perusahaan dimiliki oleh pihak asing dan memiliki semua informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

c. Perusahaan pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang mempublikasikan Laporan pertanggungjawaban sosial perusahaan selama tahun 2008-2013 dan dapat diakses melalui website perusahaan dan website BEI


(42)

24

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder yang digunakan adalah dokumen-dokumen Pengungkapan CSR tahun 2008-2013dan dokumen laporan keuangan tahun 2008-2013 yang diperoleh dari website perusahaan danwebsite BEI (www.idx.ico.id).

3.3Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah :

1. Metode dokumentasi

Metode ini menggunakan data-data yang berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen berupa pengungkapan CSR dan laporan keuangan tahun 2008 - 2013.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk

menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang sedang diteliti. Informasi yang dihimpun adalah literatur berupa buku, jurnal, artikel, situs internet serta data-data terkait lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini dalam bentuk tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.


(43)

25

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). X1 : Variabel independen yang pertama dalam penelitian ini adalah

Kepemilikan asing yang merupakan indikator dari corporate governance.

Kepemilikan asing diukur dengan persentase kepemilikan saham oleh asing pada akhir tahun yang dilihat dari laporan keuangan tahunan perusahaan.

X2 : Variabel independen yang kedua adalah umur perusahaan, cara menghitung umur perusahaan pada penelitian ini dimulai dari perusahaan

tersebut melaksanakan IPO di Bursa Efek Indonesia sampai dengan penelitian ini dilakukan.

3.4.3 Variabel Dependen

Penelitian ini variabel dependen adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility. Pengukuran CSR menggunakan pedoman GRI-G4 dan GRI oil and gas sector guidelines. GRI oil and gas sector menjelaskan bahwa terdapat tiga kategori utama dalam pengungkapan tanggung jawab sosial yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. Dari masing-masing kategori memiliki item-item

pengungkapan yang lebih terperinci yang selanjutnya digunakan dalam

penghitungan nilai CSR dalam penelitian ini. Dalam kategori tersebut terdapat item-item pengungkapan bagi sektor pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang


(44)

26

berjumlah 56 item. Pendekatan untuk menghitung CSDI pada dasarnya

menggunakan dikotomi yaitu setiap item yang diungkapkan diberi nilai 1 dan 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus Corporate Social Disclosure Index (CSDI) dengan rumus sebagai berikut:

M V = CSDI

Keterangan :

CSDI = Indeks pengungkapan sosial perusahaan V = Jumlah item yang diungkapkan

M = Jumlah item yang diharapkan diungkapkan

3.5Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian ini. Analisis ini akan menghasilkan rata-rata (mean), nilai maksimal, nilai minimal, dan standar deviasi untuk mendeskripsikan variabel penelitian. Sehingga mudah dipahami secara kontekstual oleh pembaca.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, dalam penelitian ini digunakan uji asumsi klasik sebagai berikut:


(45)

27

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi data yang normal atau tidak. Dalam penelitian ini yang digunakan untuk melakukan uji normalitas data, yaitu analisis grafik. Alat uji yang digunakan adalah dengan analisis grafik histrogam dan analisis grafik normal plot. Dasar pengambilan keputusannya adalah (Ghozali, 2006):

1. Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal dan atau mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika terjadi korelasi kuat, maka terdapat masalah multikolinearitas yang harus diatasi. Model regresi yang baik yaitu tidak terdapatnya multikolinearitas atau tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Adapun uji multikoloniearitas dapat dilihat dari hal–hal sebagai berikut:

a. Nilai tolerance dan lawannya b. Variance Inflation Factor


(46)

28

Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 atau nilai variance inflation factor lebih kecil dari 10, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak terdapat

multikolinearitas.

a. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi berguna untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian. Jika tejadi korelasi, maka maka hal tersebut dinamakan adanya permasalahan autokorelasi. Untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi maka menggunakan uji Durbin-Watson.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika varians dari residula suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas, sedangkan jika berbeda disebut dengan

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah adalah model yang homoskedastisitas. Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas dalam persamaan regresi digunakan metode dengan menggunakan scatterplot. Jika pada grafik scatterplot ada pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(47)

29

3.5.3 Analisis Regresi

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persamaan regresi sederhana untuk menguji adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model analisis dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

e + X + X + C =

Y 1 12 2 Dimana:

Y1 = Corporate Social Responsibility X1 = Kepemilikan Asing

X2 = Corporate Social Responsibility = koefisien yang diestimasi e = error term

3.5.4 Pengujian Hipotesis (Simple Regression) 3.5.4.1Uji Koefisien Determinasi (R2 )

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Semakin besar nilai koefisien determinasi berarti semakin besar kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai koefisien determinasi berarti semakin kecil kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen atau sangat terbatas. Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai adjusted R Square bukan R Square dari model regresi karena R Square bias terhadap jumlah variabel


(48)

30

dependen yang dimasukkan ke Koefisien yang diestimasi error term dalam model, sedangkan adjusted R Square dapat naik turun jika suatu variabel independen ditambahkan dalam model (Ghozali, 2006).

3.5.4.2Uji t

Pengujian untuk mengetahui kemampuan variabel independen dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dengan uji statistik t. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikansi level 0,05 (alpha = 5%).

Penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak

signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika signifikansi < 0,05 maka hipotesis tidak dapat ditolak (koefisien regresi signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.5.4.3Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang

terjadi dapat berlaku untuk populasi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

signifikansi level 0,05 (alpha = 5%).


(49)

31

1. Jika signifikansi < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi

signifikan). Maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen. 2. Jika signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak

signifikan). Maka dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen.


(50)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Penelitianinibertujuanuntukmengetahuiapakahterdapatpengaruhkepemilikanasingda numurperusahaanterhadappengungkapancorporate social responsibility

padaperusahaanpertambanganMinyakdan Gas Bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia padatahun 2008-2013. Berdasarkanhasilanalisis data yang

telahdijabarkanpadababsebelumnyamakadapatditarikkesimpulansebagaiberikut: 1. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwakepemilikanasingdanumurperusahaansecarab

ersama-samaberpengaruhpada pengungkapancorporate social responsibility; 2. Kepemilikanasingsecara statistik

berpengaruhsecarasignifikanterhadappengungkapancorporate social responsibility;

3. Umur perusahaansecara statistik

berpengaruhsecarasignifikanterhadappengungkapancorporate social responsibility.


(51)

47

5.2KeterbatasanPenelitian

Penelitianinimempunyaiketerbatasan-keterbatasan yang

dapatdijadikanbahanpertimbanganbagipenelitiberikutnya agar mendapatkanhasil yang lebihbaiklagi.

1. Data CSRD yang digunakandalampenelitianinibelum sepenuhnya

menggunakan sustainability report sebagai dasar penilaian CSR dikarenakan tidak semua perusahaan membuat sustainability report, sehingga hanya menggunakan laporan tahunan dari setiap perusahaan dan dilengkapi dengan sustainability report bagi yang mengungkapkan

2. Jumlahsampelpenelitianhanya pada industri pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang hanya terdiri dari 8 perusahaan.

Sehinggakesimpulanpenelitianinimungkintidakakanberlakuuntukperusahaan padasektormaupun subsektor lainnya.

3. Penggunaan GRI-G4 belummaksimaldalampenghitungan item-item yang diungkapkanoleh perusahaan. Dari 56 item masih ada 174 hal yang seharusnya diungkapkan lebih terperinci, namun peneliti hanya

menggunakan 56 item sebagai dasar penghitungan pengungkapan CSR perusahaan menurut GRI-G4 Oil and Gas Sector.

4. Subjektifitas dari masing-masing peneliti menyebabkan perbedaan dalam penilain CSRD. Peneliti juga memiliki cara penilaian tersendiri yang mengakibatkan hasil penelitian berbeda dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan


(52)

48

5. Kurangnya faktor lain yang digunakan oleh peneliti dalam menilai

determinan CSRD. Sehingga penelitian ini belum sepenuhnya dapat melihat determinan Corporate social Responsibility

5.3 Saran

Berdasarkanhasilanalisispembahasansertabeberapakesimpulandanketerbatasanpadap enelitianini, adapun saran-saran yang dapatdiberikanmelaluihasilpenelitianini agar dapatmendapatkanhasil yang lebihbaik, yaitu:

1. Penelitianselanjutnyadiharapkanmenggunakanlaporankeberlanjutan

(sustainability report) yang lebihbanyaklagi, sehingga hasil penelitian dapat lebih akurat dalam penilaian CSR.

2. Penelitianselanjutnyadiharapkanlebihterperincilagidalammenghitungpengung kapan CSR yang tercantumdalam GRI-G4 oil and gas sector. Tidak hanya menggunakan 56 item pengungkapan menurut GRI namun juga lebih terperinci lagi dalam penghitungannya dengan melihat 174 hal yang

seharusnya diungkapkan. Sehingga penggunaan GRI-G4 Oil and Gas sector lebih maksimal.

3. Diharapkan dalam penelitian mengenai determinan CSRD di masa yang akan datang dapat menggunakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi Corporate Social Reponsibility Disclosure. Sehingga hasil penelitian yang akan datang dapat lebih akurat dalam memberikan bukti empiris determina Corporate Social Responsibility Disclosure.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia.

Anis Chariri, dan Firman A. Nugroho. 2009. Retorika Dalam Pelaporan Corporate Social Responsibility: Analisis Semiotik atas Sustainability Reporting PT Aneka Tambang Tbk. Simposium Nasional XII. Palembang Anthony dan Govindarajan. 2005. Management Control System, Edisi 11,

penerjemah: F.X. Kurniawan Tjakrawala, dan Krista. Jakarta: Salemba Empat.

Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitin Manejemen: Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponergoro.

Nagib Salem Bayoud, Marie Kavanagh, dan Geoff Slaughter (2012). Factors Influencing Levels of Corporate Social Responsibility Disclosure by Libyan Firms: A Mixed Study. International Journal of Economic and Finance Vol. 4 , No.4,April 2012.

Chapple, Wendy and Jeremy Moon. CSR in Asia: A Seven Country Study of CSR Website Reporting. ICCSR Research Paper Series – ISSN 1479-5124. Clarkson, B. E. M. 1995. A stakeholder framework for analysing and evaluating

corporate social performance. Academy of Management Review.

Collins, James C. dan Jerry I. Porras. 2001. Organizational Climate and Culture. San Fransisco: Jossey-Bass.

Elkington, J. 1998. Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line of 21st Century Business. Capstone.Oxford.

Gray, et al. 1996. “Accounting and Accountibility: Changes and Challenges in

Corporate Social and Evironmental Reporting”. Prentice Hall Europe, Hemel Hempstead.

Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate SPSS. Universitas Diponegoro. Semarang.

Ghozali dan Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Universitas Diponegoro. Semarang Guthrie, James., et al. 2006. The Voluntary Reporting Of Intellectual Capital

Comparing Evidence From Hongkong and Australia. Journal of Intellectual Capital. Vol 7.


(54)

Global Reporting Initiaive (GRI). 2013. Sustainability Reporting Guideline (GRI-G4). (http://www.globalreporting.org), diakses 14 Oktober 2014.

Global Reporting Initiative. 2014. GRI G4 Guidelines and ISO 26000:2010 How to Use the GRI G4 Guidelines and ISO 26000 in Conjunction. Amsterdam: ISO copyright office

Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standara Akuntansi Keuangan. Edisi 2007. Jakarta: Salemba Empat.

Jensen, M.C dan Meckling, W.H. 1976. Theory of the firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, October, 1976, Vol.3, No.4,pp 305-360.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Machmud, Novita dan Chaerul D. Djakman. (2008). Pengaruh Struktur

Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan; Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efeke Indonesia tahun 2006. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 22-25 Juli 2008.

Nugroho, Ahmadi. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure (ICD). Accounting Analysis Journal. Vol 1. No.2

Nuryana, Mu’man. 2005. Corporate Social Responsibility dan Kontribusi bagi pembangunan Berkelanjutan. Diklat Pekerjaan Sosial Industri, BBPPKS. Bandung.

Priyanka, Felina dan Sukirno. 2013. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Profitabilitas Perusahaan High Profile. Jurnal Profita: Kajian Ilmu Akuntansi. Vol. 1.No.3. Universtitas Negeri Yogyakarta.

Reni Retno Fr. Anggraini. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi 9. Samsiar, A., S. Haerani, dan G. Pagalung. 2009. Pengaruh Pengungkapan

Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Harga Saham. www.pdf-search.com. Diakses pada 10 Maret 2015


(55)

Sucipto. 2003. Penilaian Kinerja Keuangan. Universitas Sumatera Utara.

Suryani, Charina Garis. 2013. Disclosure of Corporate Social Responsibility(CSR) and The Impact On Mining Companies. The Indonesian Accounting ReviewVol. 3, No. , July 2013, pages 141-148. Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep

Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE.

Tanimoto, Kanji dan Kenji Suzuki. 2008. Corporate Social Responsibility in Japan: Analyzing The Participating Companies in Global Reporting Initiative. Working Paper, March:1-20.

Titisari, Kartika Hendra, Eko Suwardi dan Doddy Setiawan. 2010. CSR dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 13. Purwokerto, 13-15 Oktober.

Ulum, Ihyaul. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Utami, Suci dan Sawitri Dwi Prastiti. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Social Disclosure. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, TH 16, No. 1, Maret 2011

Viana, Eka Dasra. 2012. Analisis Perbandingan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility(CSR): Kasus di Indonesia dan Malaysia. Tesis. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta

Wiranata, Yulius Ardy dan Yeterina Widi Nugrahanti. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 15, No. 1.

Yohanes Kurniawan Susanto dan Josua Tarigan. 2013. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Profitabilitas Perusahaan. Business Accounting Review, Vol. 1. Universitas Kristen Petra. Surabaya

BAPEPAM-LK No. Kep-38/PM/1996 Tentang Laporan

Undang-Undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas


(56)

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi http://www.TEMPO.CO/read/kolom/2013/06/05/735/pelaporan-keberlanjutan-dan-Indonesia. Diakses pada 7 Maret 2015


(1)

47

5.2KeterbatasanPenelitian

Penelitianinimempunyaiketerbatasan-keterbatasan yang

dapatdijadikanbahanpertimbanganbagipenelitiberikutnya agar mendapatkanhasil yang lebihbaiklagi.

1. Data CSRD yang digunakandalampenelitianinibelum sepenuhnya

menggunakan sustainability report sebagai dasar penilaian CSR dikarenakan tidak semua perusahaan membuat sustainability report, sehingga hanya menggunakan laporan tahunan dari setiap perusahaan dan dilengkapi dengan sustainability report bagi yang mengungkapkan

2. Jumlahsampelpenelitianhanya pada industri pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang hanya terdiri dari 8 perusahaan.

Sehinggakesimpulanpenelitianinimungkintidakakanberlakuuntukperusahaan padasektormaupun subsektor lainnya.

3. Penggunaan GRI-G4 belummaksimaldalampenghitungan item-item yang diungkapkanoleh perusahaan. Dari 56 item masih ada 174 hal yang seharusnya diungkapkan lebih terperinci, namun peneliti hanya

menggunakan 56 item sebagai dasar penghitungan pengungkapan CSR perusahaan menurut GRI-G4 Oil and Gas Sector.

4. Subjektifitas dari masing-masing peneliti menyebabkan perbedaan dalam penilain CSRD. Peneliti juga memiliki cara penilaian tersendiri yang mengakibatkan hasil penelitian berbeda dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan


(2)

48

5. Kurangnya faktor lain yang digunakan oleh peneliti dalam menilai

determinan CSRD. Sehingga penelitian ini belum sepenuhnya dapat melihat determinan Corporate social Responsibility

5.3 Saran

Berdasarkanhasilanalisispembahasansertabeberapakesimpulandanketerbatasanpadap enelitianini, adapun saran-saran yang dapatdiberikanmelaluihasilpenelitianini agar dapatmendapatkanhasil yang lebihbaik, yaitu:

1. Penelitianselanjutnyadiharapkanmenggunakanlaporankeberlanjutan

(sustainability report) yang lebihbanyaklagi, sehingga hasil penelitian dapat lebih akurat dalam penilaian CSR.

2. Penelitianselanjutnyadiharapkanlebihterperincilagidalammenghitungpengung kapan CSR yang tercantumdalam GRI-G4 oil and gas sector. Tidak hanya menggunakan 56 item pengungkapan menurut GRI namun juga lebih terperinci lagi dalam penghitungannya dengan melihat 174 hal yang

seharusnya diungkapkan. Sehingga penggunaan GRI-G4 Oil and Gas sector lebih maksimal.

3. Diharapkan dalam penelitian mengenai determinan CSRD di masa yang akan datang dapat menggunakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi Corporate Social Reponsibility Disclosure. Sehingga hasil penelitian yang akan datang dapat lebih akurat dalam memberikan bukti empiris determina Corporate Social Responsibility Disclosure.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia.

Anis Chariri, dan Firman A. Nugroho. 2009. Retorika Dalam Pelaporan Corporate Social Responsibility: Analisis Semiotik atas Sustainability Reporting PT Aneka Tambang Tbk. Simposium Nasional XII. Palembang Anthony dan Govindarajan. 2005. Management Control System, Edisi 11,

penerjemah: F.X. Kurniawan Tjakrawala, dan Krista. Jakarta: Salemba Empat.

Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitin Manejemen: Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponergoro.

Nagib Salem Bayoud, Marie Kavanagh, dan Geoff Slaughter (2012). Factors Influencing Levels of Corporate Social Responsibility Disclosure by Libyan Firms: A Mixed Study. International Journal of Economic and Finance Vol. 4 , No.4,April 2012.

Chapple, Wendy and Jeremy Moon. CSR in Asia: A Seven Country Study of CSR Website Reporting. ICCSR Research Paper Series – ISSN 1479-5124. Clarkson, B. E. M. 1995. A stakeholder framework for analysing and evaluating

corporate social performance. Academy of Management Review.

Collins, James C. dan Jerry I. Porras. 2001. Organizational Climate and Culture. San Fransisco: Jossey-Bass.

Elkington, J. 1998. Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line of 21st Century Business. Capstone.Oxford.

Gray, et al. 1996. “Accounting and Accountibility: Changes and Challenges in

Corporate Social and Evironmental Reporting”. Prentice Hall Europe,

Hemel Hempstead.

Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate SPSS. Universitas Diponegoro. Semarang.

Ghozali dan Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Universitas Diponegoro. Semarang Guthrie, James., et al. 2006. The Voluntary Reporting Of Intellectual Capital

Comparing Evidence From Hongkong and Australia. Journal of Intellectual Capital. Vol 7.


(4)

Global Reporting Initiaive (GRI). 2013. Sustainability Reporting Guideline (GRI-G4). (http://www.globalreporting.org), diakses 14 Oktober 2014.

Global Reporting Initiative. 2014. GRI G4 Guidelines and ISO 26000:2010 How to Use the GRI G4 Guidelines and ISO 26000 in Conjunction. Amsterdam: ISO copyright office

Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standara Akuntansi Keuangan. Edisi 2007. Jakarta: Salemba Empat.

Jensen, M.C dan Meckling, W.H. 1976. Theory of the firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, October, 1976, Vol.3, No.4,pp 305-360.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Machmud, Novita dan Chaerul D. Djakman. (2008). Pengaruh Struktur

Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan; Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efeke Indonesia tahun 2006. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 22-25 Juli 2008.

Nugroho, Ahmadi. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure (ICD). Accounting Analysis Journal. Vol 1. No.2

Nuryana, Mu’man. 2005. Corporate Social Responsibility dan Kontribusi bagi pembangunan Berkelanjutan. Diklat Pekerjaan Sosial Industri, BBPPKS. Bandung.

Priyanka, Felina dan Sukirno. 2013. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Profitabilitas Perusahaan High Profile. Jurnal Profita: Kajian Ilmu Akuntansi. Vol. 1.No.3. Universtitas Negeri Yogyakarta.

Reni Retno Fr. Anggraini. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi 9. Samsiar, A., S. Haerani, dan G. Pagalung. 2009. Pengaruh Pengungkapan

Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Harga Saham. www.pdf-search.com. Diakses pada 10 Maret 2015


(5)

Sucipto. 2003. Penilaian Kinerja Keuangan. Universitas Sumatera Utara.

Suryani, Charina Garis. 2013. Disclosure of Corporate Social Responsibility(CSR) and The Impact On Mining Companies. The Indonesian Accounting ReviewVol. 3, No. , July 2013, pages 141-148. Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep

Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE.

Tanimoto, Kanji dan Kenji Suzuki. 2008. Corporate Social Responsibility in Japan: Analyzing The Participating Companies in Global Reporting Initiative. Working Paper, March:1-20.

Titisari, Kartika Hendra, Eko Suwardi dan Doddy Setiawan. 2010. CSR dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 13. Purwokerto, 13-15 Oktober.

Ulum, Ihyaul. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Utami, Suci dan Sawitri Dwi Prastiti. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Social Disclosure. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, TH 16, No. 1, Maret 2011

Viana, Eka Dasra. 2012. Analisis Perbandingan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility(CSR): Kasus di Indonesia dan Malaysia. Tesis. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta

Wiranata, Yulius Ardy dan Yeterina Widi Nugrahanti. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 15, No. 1.

Yohanes Kurniawan Susanto dan Josua Tarigan. 2013. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Profitabilitas Perusahaan. Business Accounting Review, Vol. 1. Universitas Kristen Petra. Surabaya

BAPEPAM-LK No. Kep-38/PM/1996 Tentang Laporan

Undang-Undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas


(6)

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi http://www.TEMPO.CO/read/kolom/2013/06/05/735/pelaporan-keberlanjutan-dan-Indonesia. Diakses pada 7 Maret 2015