Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Daging Sapi Di Sumatera Utara
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Oleh :
OVISTEVI MUNTHE 090304087 AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
(2)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA
SKRIPSI
OVISTEVI MUNTHE 090304087 AGRIBISNIS
SkripsiSebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing
Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing
(Dr. Ir Satia Negara Lubis, MEc)
NIP:1963020411997031001 NIP:196308221988032003
(Ir.Lily Fauzia,M.Si)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(3)
ABSTRAK
OVISTEVI MUNTHE: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Daging Sapi di Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Ir Satia Negara Lubis, M.Ec selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku anggota komisi pembimbing.Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran daging sapi, untuk menganalisis trend produksi daging sapi, dan untuk menganalisi proyeksi produksi daging sapi.Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive dengan sistem simple random sampling. Penelitian ini telah dilakukan di Provinsi Sumatera Utara.Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.Metode analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda melalui progran SPSSdan menggunakan analisis trend. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara adalah harga daging sapi dan harga daging ayam. Secara serempak, kedua faktor berpengaruh nyata terhadap penawaran daging . Sementara secara parsial harga daging sapi berpengaruh nyata terhadap penawaran daging sapi sementara daging ayam tidak berpengaruh nyata, terdapat trend pertumbuhan daging sapi tahun 2002-2012 di Sumatera Utara dan proyeksi pertumbuhan daging sapi di Sumatera Utara pada tahun 2014 sampai 2023 adalah meningkat.
Kata kunci:produksi, penawaran, harga, penawaran, trend dan proyeksi, daging sapi
(4)
RIWAYAT HIDUP
Ovistevi Munthe lahir di Medan pada tanggal 19 November 1990 anak dari Bapak Alm Bakhner Munthe dan Ibu Rosmaniar Purba.Penulis merupakan anak kelima dari enam bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar Nasrani 3 kota Medan dan tamat tahun 2002
2. Tahun 2002 masuk Sekolah Menegah Pertama Negri 19 Medan dan tamat tahun 2005
3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Atas Eka Prasetya dan tamat tahun 2008.
4. Tahun 2009 Menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan
5. Bulan Agustus 2013 mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Cempedak Lobang Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.Adapun judul skripsi ini adalah “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Medan.
Pada kesempatan ini pertama penulis mengucapkan terima kasih kepada Kedua Orang tua tersayang yaitu Ayahanda Alm Bakhner Munthe dan Ibu Rosmaniar Purba yang telah membesarkan penulis dengan rasa sayang yang tiada terkira dan selalu memberikan nasihat, didikan, pengorbanan, dan dukungan baik secara materi maupun doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada abang (Novan, Brando, Josua), kakak (Diana), dan adik (Yudha) penulis. Serta penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S dan Bapak Dr Ir Satia Negara Lubis, MEc selaku ketua dan wakil ketua program studi Agribisnis FP USU.
2. Bapak Dr Ir Satia Negara Lubis, MEc selaku Ketua Komisi Pembimbing. 3. Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing.
4. Seluruh Dosen, Staff dan Pegawai di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian USU.
(6)
6. Sahabat sahabat dan rekan mahasiswa yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan menyusun skiripsi ini yaitu Bang Bengbeng, Elen, Taufik, Tomy, Ridwan, Novra, Satria, Boyman, Firman, Azrul, Fauzi, Juara, Awan, Welman, Teo, Rafael, IMAS USU, GMKI Pertanian USU, Warkop Chelsea dan seluruh teman teman Agribisnis dan PKP Stambuk 2009 yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu. 7. Teman-teman penulis yang lain, Yoda, Jekli, Randy, Oktani, Betrik, Rikardo,
Dika, Vivi, Klasmen, Nunut,Genio, Gery.
Penulis menyadari bahwa skiripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Agustus 2014
(7)
DAFTARISI
ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian... 5
1.4 Kegunaan Penelitian ... 5
II.TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 6
2.2 Landasan Teori ... 9
2.2.1 Teori Penawaran ... 9
2.2.2 Trend ... 11
2.2.3 Proyeksi ... 11
(8)
2.4 Hipotesis Penelitian ... 14
III. METODE PENELITAIN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 15
3.2 Metode Penentuan Data ... 16
3.3 Metode Analisis Data ... 16
3.4 Definisi Dan BatasanOperasional ... 21
3.4.1 Definisi... 21
3.4.2Batasan Operasional ... 22
IV. DEKSRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK DATA 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 23
4.1.1 Letak Topografi dan IklimDaerah Penelitian ... 27
4.1.2 Keadaan Penduduk ... 26
4.1.3 Keadaan Ekonomi ... 28
4.1.4 Sarana dan Prasarana ... 30
4.2 Karakteristik Data ... 31
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 32
Trend Produksi Daging Sapi ... 36
Proyeksi Daging Sapi ... 39
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 41
(9)
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 1 Jumlah Produksi Daging Berbagai Ternak Besar 2
Tabel 2 Jumlah Produksi Daging Sapi Menurut Kab/Kota Tahun 2012 3
Tabel 3 Spesifikasi Pengumpulan Data 16
Tabel 4 Luas dan Letak diatas Permukaan Laut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara 25
Tabel 5 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Utara 2011 27
Tabel 6 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Provinsi Sumatera Utara 28
Tabel 7 Produk Domestik Regional Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha Atas dasar Harga Berlaku 2011 (miliar rupiah) 29
Tabel 8 Produk Domestik Regional Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha Atas dasar Harga Konstan 2011 (miliar rupiah) 30 Tabel 8 Panjang Jalan di Provinsi Sumatera Utara 2011 31
Tabel 9 Uji Multi Kolineritas Penawaran Daging Sapi 33
Tabel 10 Hasil Analisis Penawaran Daging Sapi di Sumatera 34
(11)
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran 13 4.1 Trend Produksi Daging Sapi 37 4.2 Proyeksi Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara 40
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul
1. Lampiran Output SPSS Analisis Penawaran Daging Sapi 2. Konsumsi Daging Sapi
3. Harga Daging Sapi
4. Jumlah Penawaran Daging Sapi 5. Harga Daging Ayam
(13)
ABSTRAK
OVISTEVI MUNTHE: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Daging Sapi di Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Ir Satia Negara Lubis, M.Ec selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku anggota komisi pembimbing.Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran daging sapi, untuk menganalisis trend produksi daging sapi, dan untuk menganalisi proyeksi produksi daging sapi.Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive dengan sistem simple random sampling. Penelitian ini telah dilakukan di Provinsi Sumatera Utara.Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.Metode analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda melalui progran SPSSdan menggunakan analisis trend. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara adalah harga daging sapi dan harga daging ayam. Secara serempak, kedua faktor berpengaruh nyata terhadap penawaran daging . Sementara secara parsial harga daging sapi berpengaruh nyata terhadap penawaran daging sapi sementara daging ayam tidak berpengaruh nyata, terdapat trend pertumbuhan daging sapi tahun 2002-2012 di Sumatera Utara dan proyeksi pertumbuhan daging sapi di Sumatera Utara pada tahun 2014 sampai 2023 adalah meningkat.
Kata kunci:produksi, penawaran, harga, penawaran, trend dan proyeksi, daging sapi
(14)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pengembangan bisnis peternakan mempunyai tantangan yang cukup besar akibat perubahan ekonomi kedepan. Melambatnya pertumbuhan ekonomi yang berakibat pada penurunan daya beli perlu diantisipasi. Adanya liberilisasi perdagangan dunia yang akan meminimumkanrestriksi perdagangan antar negara menimbulkan persaingan ketat antar negara di pasar dalam negeri maupun pasar internasional. Salah satu cara yang tepat untuk dapat memenangkan persaingan adalah melalui peningkatan daya saing, baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran (Yunus, 2013).
Menurut Sugeng (1992), ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan penting artinya di dalam kehidupan masyarakat. Sebab seekor atau kelompok ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kulit, tulang dan lain sebagainya.Daging sangat besar manfaatnya bagi pemenuhan gizi berupa protein hewani.Sapi sebagai salah satu hewan pemakan rumput sangat berperan sebagai pengumpul bahan makanan bergizi rendah yang dirubah menjadi bahan bergizi tinggi, kemudian diteruskan kepada manusia dalam bentuk daging.
(15)
Indonesia belum dapat memenuhi tingkat konsumsi daging masyarakat yang semakin menanjak tiap tahunnya seiring dengan membaiknya perekonomian masyarakat. Laju konsumsi daging sapi belum dapat tertutupi dengan laju produksi daging sapi dalam negeri. Kebutuhan daging sapi Nasional pada Tahun 2008, sebesar 60% dipasok dari produksi dalam negeri dan 40% dipenuhi melalui impor, yaitu dalam bentuk daging dan jerohan beku sebesar 70 ribu ton dan impor sapi bakalan mencapai 630 ribu ekor.
Tabel 1.1 Konsumsi Daging Sapi di Sumatera Utara Tahun 2002-2012
Tahun Jumlah (ton)
2002 6871,3
2003 6896,43
2004 7031,35
2005 9984,61
2006 10367,67
2007 9625,78
2008 12911,89
2009 13645,84
2010 14175
2011 17655
2012 17820
Sumber: Dinas Peternakan Sumatera Utara, 2013
Berdasarkan Tabel 1.1, laju konsumsi rata-rata daging sapi di Sumatera Utara adalah sebesar 5,58 % tahun. Dengan tingkat konsumsi tertinggi ada pada tahun 2012.Hal ini seiring dengan dengan pertambahan jumlah penduduk provinsi Sumatera Utara yang meningkat setiap tahunnya.
(16)
Menurut Sugeng (2012), Prospek beternak sapi potong di Indonesia masih tetap terbuka lebar dalam waktu yang lama. Hal ini disebabkan permintaan daging sapi dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan. Peningkatan ini memang sejalan dengan peningkatan taraf ekonomi dan kesadaran akan gizi dari masyarkat.
Sumatera Utara adalah salah satu Provinsi yang memiliki keragaman produk peternakan. Dengan luas wilayah 3,82% dari luas wilayah Indonesia dan jumlah penduduk 13.215.401 jiwa. Sumatera Utara merupakan salah satu pasar potensial dalam mengembangkan usaha peternakan (BPS, 2012).
Tabel 1.2 Produksi Daging Sapi Menurut Kabupaten Kota Tahun 2012
Kab/Kota Jumlah Ton
Nias 92,7
Mandailing Natal 496,76
Tapanuli Selatan 291,38
Tapanuli Tengah 139,01
Tapanuli Utara 65,95
Toba Samosir 68,60
Labuhan Batu 457,89
Asahan 1.326,17
Simalungun 2.205,29
Dairi 81,10
Karo 2.768,83
Delli Serdang 3.593,31
(17)
Nias Selatan 20,41
Humbang Hasundutan 9,03
Pakpak Barat 21,33
Samosir 84,53
Serdang Bedagai 101,37
Batubara 2.309,90
Padang Lawas Utara 251,65
Padang Lawas 2.250,76
Labuhan Batu Selatan 31,46
Labuhan Batu Utara 273,16
Nias Utara 14,83
Nias Barat 6,69
Sibolga 25,59
Tanjung Balai 197,64
Pematang Siantar 150,90
Tebing Tinggi 202,82
Medan 4.337,21
Binjai 1.247,91
Padang Sidempuan 527,13
Gunung Sitoli 5,52
Sumatera Utara 24.546,60
Sumber : BPS Sumatera Utara 2012
Dari keterangan tabel diatas, dapat diketahui bahwa Kota Medan memiliki tingkat Produksi Daging Sapi terbesar di Sumatera Utara dengan jumlah sebanyak 4.337,21 ton daging sapi. Serta daerah pengahasil daging sapi terendah ada di kota
(18)
Gunung Sitoli dengan jumlah 5,52 ton daging sapi. Secara keseluruhan, produksi daging sapi di Sumatera Utara adalah 24.546,60 ton daging sapi.
Sebagai salah satu provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil, Sumatera Utara merupakan kawasan industri penting di Indonesia.Berbagai Industri penting di wilayah ini, seperti peternakan, pertanian dan perkebunan (terutama kelapa sawit dan karet) menyebabkan peningkatan secara nyata pendapatan domestik regional. Peningkatan ekonomi tersebut berpengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat setempat, yang secara langsung mendorong peningkatan permintaan terhadap bahan pangan yang diketahui masyarakat memiliki nilai gizi yang tinggi seperti daging, susu dan lainnya. Akibatnya penyediaan produk ternak termasuk daging sapi di wilayah Sumatera Utara dituntut untuk terus meningkat.
Dengan semakin pentingnya pertanian dalam pembangunan Indonesia, yakni sub sektor peternakan komoditas daging sapi, terkhususnya di Sumatera Utara, terutama dalam rangka tujuan swasembada, penting untuk dapat mengerti hakikat faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi dan analisis mengenai poyeksi produksi daging sapi domestik Sumatera Utara.Sebagai akibat respon dari semakin tingginya tingkat konsusmi daging sapi di Sumatera Utara.Maka berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang“Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging Sapi di Sumatera Utara.
(19)
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara ?
2. Bagaimana trend produksi daging sapi di Sumatera Utara ? 3. Bagaimana proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara?
1.3Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut, yaitu untuk :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui trend produksi daging sapi di Sumatera Utara. 3. Untuk mengetahui proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara.
1.4Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam melihat penawaran daging sapi di Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah untuk membuat kebijakan dalam mengendalikan ketersediaan daging sapi di Sumatera Utara.
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI
DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Penggolongan sapi kedalam suatu bangsa (breed) sapi, didasarkan atas sekumpulan persamaan karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tersebut, mereka dapat dibedakan dari ternak lainnya meskipun masih dalam spesies yang sama. Karakteristik yang dimiliki tersebut akan diturunkan ke generasi berikutnya. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut :
Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Class : Mamalia Sub class : Theria Infra class : Eutheria Ordo : Artiodactyla Sub ordo : Ruminantia Infra ordo : Pecora Famili : Bovidae Genus : Bos (cattle)
Spesies : Bos taurus (sapi Eropa)
Bos indicus (sapi India/sapi zebu)
(21)
Adapun sapi yang dihasilkan dari jenis primitif, diklasifikasikan menjadi 3 kelompok besar yang memiliki andil warna genetik sapi, yakni :
1. Bos Sondaicus atau Bos Banteng, sampai sekarang masih bisa ditemui hidup liar di daerah margasatwa yang dilindungi di Pulau Jawa, seperti di Pangandaran dan Ujung Kulon.
2. Bos Indicus atau Sapi Zebu, sampai sekarang mengalami perkembangan di India, Asia.
3. Bos Taurus atau Sapi Eropa, sampai sekarang mengalami perkembangan di Eropa.
Menurut Anonimus a (2013), daging sapi sangat disukai karena mempunyai gizi tinggi dan juga rasanya yang enak serta gurih. Masyarakat Indonesia biasa memasak daging selera makan.Tidak hanya enak dan gurih, daging sapi juga bergizi tinggi sehingga bermanfaat bagi tubuh manusia.Dengan menu seimbang yang memasukkan daging sapi dalam satu unsur makanan, tubuh kita akan mendapatkan manfaat dari olahan satu ini.
Daging sapi mempunyai kandungan protein paling tinggi dibanding dengan daging hewan lainnya. Menurut Departemen Kesehatan (1981), setiap 100 gram daging sapi mengandung kalori 207 kkcl, protein 18,8 gram, lemak 14,0 gram, calcium 11 mg, phosphor 170 mg dan besi 2,8 mg.
Protein dari daging sapi ini disebut protein hewani yang mempunyai struktur asam amino yang mirip dengan manusia, tidak dapat dibuat oleh tubuh (essensial), susunan asam aminonya relatif lebih lengkap dan seimbang.Daya cerna protein
(22)
hewani lebih baik dibanding dengan protein nabati (dari tumbuh-tumbuhan). Pada tubuh makluk hidup seperti manusia, protein merupakan penyusun bagian besar organ tubuh, seperti: otot, kulit, rambut, jantung, paru-paru, otak, dan lain-lain. Adapun fungsi protein yang penting bagi bagi tubuh manusia, antara lain untuk: pertumbuhan, memperbaiki sel-sel yang rusak, sebagai bahan pembentuk plasma kelenjar, hormone dan enzim, dan sebagian sebagai cadangan energi, jika karbohidrat sebagai sumber energi utama tidak mencukupi serta menjaga keseimbangan asam basa darah(Anonimus,2013).
Menurut Yunus (2013), ketergantungan daging sapi pada impor jika tidak ditunjang oleh usaha-usaha kemandirian yang produktif, akan mendorong ketergantungan yang akan semakin sulit dipecahkan. Dalam sisi permintaan dalam negri yang menjadi penghambat tumbuhnya sektor peternakan, antara lain :
• Struktur industri peternakan semakin besar tetap bertahan dalam dalam bentuk usaha rakyat yang dicirikan oleh tingkat pendidikan peternak yang rendah, pendapatan rendah, penerapan manajemen dan teknologi konvensional, lokasi ternak menyebar luas, ukuran usaha relatif kecil, serta pengadaan input utama yakni HMT (Hijau Makanan Ternak) yang masih tergantungpada musim, ketersediaan tenaga keluarga, serta penguasaan lahan HMT yang terbatas. • Ketersediaan bibit yang bermutu. Penelitian tentang pembibitan telah banyak
dilakukan namun belum disosialisasikan dalam skala besar.Terjadi kegagalan komunikasi baik badan Litbang maupun perguruan tinggi. Selain itu,peternak tidak punya insentif dalam mengadopsi teknologi baru yang disertai peningkatan biaya.
(23)
• Masalah agroindustri peternakan yang belum mampu menggerakkan sektor peternakan. Misalnya industri pengolahan susu, sebagian besar menggunakan input negara asal
• Derasnya impor illegal produk-produk peternakan
• Bencana penyakit (mewabahnya virus antraks dan sebagainya) • Ketergantungan yang tinggi terhadap bahan baku pakan
2.2 Landasan Teori
Teori Penawaran
Dalam hukum penawaran, pada dasarnya menyatakan makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh pedagang.Sementara semakin rendah harga barang tersebut, semakin sedikit barang jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen dengan anggapan faktor-faktor lain tidak berubah(Daniel, 2002). Pengertian jumlah yang ditawarkan (quantity supplied) adalah jumlah tertentu dari suatu barang yang diharapkan untuk dijual oleh perusahaan atau produsen pada suatu periode tertentu. Pengertian ini mencakup apa yang diinginkan dan apa yang dapat dijual oleh perusahaan(Sisdjiatmo, 1983). Jumlah penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Harga barang itu sendiri
Jika hal-hal lain tidak berubah maka kenaikan harga barang itu sendiri akan menyebabkan produsen menaikkan jumlah yang ditawarkan. Dengan menawarkan jumlah barang yang lebih banyak, produsen berharap untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi (dengan asumsi jika biaya produksi
(24)
tidak berubah ). Selain itu, perusahaan lebih suka mengalihkan sumberdaya (resources) pada barag yang harganya lebih naik, daripada menggunakan sumberdaya untuk barang yang harganya turun.Akibatnya, lebih banyak yang ditawarkan jika harganya naik.Sebaliknya lebih sedikit barang yang ditawarkan jika harga barang turun(Sisdjiatmo, 1983).
Naik atau turunnya harga barang akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap jumlah barang yang ditawarkan. Kuantitas akan meningkat ketika harganya meningkat dan kuantitas yang diminta menurun ketika harganya menurun. Dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta berhubungan positif dengan harga (Djojodipuro, 1991)
2. Harga Subsitusi
Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini kembali lagi pada hukum penawaran.Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
(25)
Trend dan Proyeksi
Menurut Gitosudarmo dan Najmudin (2001), trend adalah rata-rata perubahan dalam jangka panjang.Bila data yang ada menunjukkan kenaikan, maka trend tersebut menunjukkan trend positif.Bila menunjukkan penurunan maka trend tersebut menunjukkan trend negatif.Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk menenetukan trend.Dengan menggunakan trend metode kuadrat terkecil (least square) penentuan trend semakin jelas dan mudah.Persamaan trendny adalah :
Y= a + bx
Menurut Sugiarto dan Harijono (2000), peramalan penjualan adalah perkiraan/proyeksi secara teknis permintaan konsumen potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi. Dalam hal ini hasil dari suatu ramalan lebih merupakan pernyataan atau penilaian yang dikuantifsir terhadap kondisi masa depan mengenai penjualan sebagai proyeksi teknis dari permintaan konsumen potensial untuk jangka waktu tertentu. Dalam dunia bisnis, hasil peramalan mampu memberikan gambaran tentang masa depan perusahaan yang memungkinkan manajemen membuat perencanaan, membuat peluang bisnis.
(26)
2.3 Kerangka Pemikiran
Daging sapi sangat disukai karena mempunyai gizi tinggi dan rasanya enak serta gurih.Masyarakat Indonesia biasa memasak daging sapi dengan berbagai olahan seperti rendang untuk acara-acara hajatan dan sebagainya.Daging sapi bergizi tinggi, bermanfaat bagi tubuh manusia dan mempunyai rasa enak, yang diperoleh dari daging yang baik dan sehat.Ketika masyarakat mulai membutuhkan daging sapi, maka masyarakat mulai membentuk konsumsi terhadap daging sapi.Hal ini menjadi respon terbentuknya penawaran daging sapi di Sumatera Utara. Terdeteksinya kebutuhan akan suplay daging sapi di pasar, membuat para pelaku pasar melakukan penawaran daging sapi di Sumatera Utara. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara adalah Harga daging sapi dan harga daging subtitusi yakni daging ayam.
Adanya Konsumsi dan penawaran daging sapi ini lah yang mempengaruhi produksi daging sapi di Sumatera Utara. Maka daripada itu perlu dianalisis bagaimana trend produksi daging sapi selama kurun waktu 2002-2012 untuk kemudian dilakukan proyeksi produksi daging sapi selama 10 tahun yang akan datang. Sehingga hasil proyeksi yang didapat dapat menjadi acuan pertimbangan untuk mencermati langkah-langkah yang akan diambil guna mencapai tujuan swasembada daging sapi di Sumatera Utara.
(27)
Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar Skema Kerangka Pemikiran Keterangan :
: Menyatakan hubungan : Menyatakan pengaruh
Pasar Daging Sapi di Sumatera Utara
Penawaran Daging Sapi di Sumatera Utara
Faktor –faktor yang
mempengaruhi penawaran daging Sapi di Sumatra Utara :
1. Harga Daging Sapi 2. Harga Daging ayam
Trend Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara 2002-2012
Proyeksi Daging Sapi di Sumatera Utara 2013-2023
(28)
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Penawaran produsen terhadap daging sapi di Sumatera Utara dipengaruhi oleh beberapa faktor (harga daging sapi dan harga daging ayam).
2. Terdapat trend pertumbuhan produksi daging sapi di Sumatera Utara dalam kurun waktu 2002-2012.
3. Proyeksi trend pertumbuhan daging sapi dalam kurun waktu 2014-2023 di Sumatera Utara adalah meningkat.
(29)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian dipilih secara purposive (sengaja) yaitu Provinsi Sumatera Utara. Purposive sampling merupakan salah satu teknik pengambilan sampel yang sering digunakan dalam penelitian. Penelti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Dasar pertimbangan ditunjuk Provinsi Sumatera Utara sebagai daerah penelitian adalah karena Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu sentra produksi daging sapi dan mudah dijangkau untuk diteliti.
Secara nasional, pada tahun 2011 Indonesia memproduksi sekitar 465.824 ton daging sapi dengan penyumbang produksi terbesar berada pada Provinsi Jawa Timur. Sumatera Utara berada di peringkat keenam dengan produksi 14.936 ton daging sapi atau menyumbang sekitar 3,2% produksi daging sapi nasional. Sumatera Utara juga merupakan wilayah kedua terbesar yang memproduksi daging sapi di Pulau Sumatera.
(30)
3.2 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 2002-2012. Adapun jenis dan sumber data yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Spesifikasi Pengumpulan Data
No. Jenis Data Sumber Metode
1. Jumlah konsumsi daging sapi
Statistik Badan Ketahan Pangan Provinsi Sumatera Utara
Mencari publikasi Instansi terkait 2. Harga daging sapi,
daging ayam,
Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara
Mencari publikasi Instansi terkait 3. Jumlah produksi
daging sapi, impor daging sapi
Statistik Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara dan Dinas Perdangangan Provinsi Sumatera Utara
Mencari publikasi Instansi terkait
3.3Metode Analisis Data
Untuk menganalisis identifikasi masalah 1 untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi secara serempak dan parsial diuji dengan menggunakan Model Analisis Regresi Linier Berganda melalui program SPSS. Data yang dibutuhkan adalah harga daging sapi dan harga daging ayam di Sumatera Utara , dengan menggunakan rumus :
Y=a+b1X1+b2X2+μ Keterangan :
Y = Jumlah daging sapi yang ditawarkan. (kg/tahun) a = Koefisien intersep
(31)
X2 =Harga daging ayam (Rp/Kg/tahun)
μ = Kesalahan pengganggu
• Nilai F Hitung
Kriteria Pengujian :
Jika Sig. F > 0,1 maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika Sig. F ≤ 0,1 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika Ho diterima maka secara serempak faktor-faktor dari X1 sampai X3 tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Y (penawaran)
Jika H1 diterima maka secara serempak faktor-faktor dari X1 sampai X3
berpengaruh secara signifikan terhadap Y (penawaran)
• Nilai t hitung
Seanjutnya dianalisis dengan mengunakan SPSS untuk menguji signifikan nilai koefisien regresi secara parsial yang diperoleh dengan metode OLS adalah statistik uji t (t test). Taraf signifikan (α) yang digunakan sebesar 0,1
Kriteria Pengujian
Jika t hitung ≤ t tabel, maka H0 diterima, dan dan H1 ditolak
Jika t hitung ≥ t tabel, maka H0 ditolak, dan dan H1 diterima
Jika Ho diterima tidak ada pengaruh nyata secara parsial variabel bebas terhadap
variabel terikat
Jika H1 diterima diterima ada pengaruh nyata secara parsial variabel bebas
(32)
• Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi untuk mengukur tingkat ketepatan .Besarnya koefisien determinasi berganda (multiple coefficient of correlation) simbolnya R2. Makin banyak variabel di dalam model, maka semakin naik fungsi tersebut, artinya makin besar nilai R2.Jika R2 semakin dekat dengan satu, maka semakin cocok regresi untuk meramalkan Y (Firdaus, 2004).
• Multikolinearitas
Multikolinearitas mempunyai arti bahwa terdapatnya hubungan linier yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel penjelas atau variabel bebas dari suatu model regresi.Multikolinearitas berkaitan dengan adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel penjelas (Aroef, 1991). Ada beberapa cara mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas, sebagai berikut: 1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.
2. Menganalisis korelasi di antara variabel bebas. Jika di antara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (lebih besar dari 0,90), hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.
3. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai VIF (variance-inflating factor). Jika VIF<10, tingkat kolinearitas dapat ditoleransi.
4. Nilai eigenvalue sejumlah satu atau lebih variabel bebas yang mendekati nol menunjukkan adanya multikolinearitas (Firdaus, 2004).
(33)
Untuk menganalisis identifikasi masalah 2 dan 3 dianalisis dengan menggunakan analisis trend dengan melihat grafik pertumbuhan yang terbentuk dari data produksi daging sapi di Provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu 2002-2012. Metode proyeksi untuk memproyeksikan produksi daging sapi pada tahun 2013-2023 menggunakan metode regresi linear sederhana.Kemudian dianalisa secara deskriptif dengan melihat grafik yang dihasilkan.
Trend dianalisis dengan menggunakan metode regresi linear sederhana dengan menggunakan cara Ordinary Least Square (Metode Kuadrat Terkecil) yang menggunakan persamaan garis yang linear tersusun kemudian dapat diramalkan garis trend yang linera untuk masa mendatang. Menurut Pasaribu ( 1981), persamaan garis trend linear dapat dibentuk sebagai berikut :
Y = a + bx
Dimana :
Y= Produksi daging sapi (Kg)
a= Koefisien Intercept
b= Koefisien Regresi dari x
x= Tahun yang diramalkan (dinotasikan dengan angka)
dimana nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :
� =∑�2∑�−∑�∑��
�∑�2−(∑�)2 dan �=
�∑�� −(∑�)(∑�)
�∑�2−(∑�)2
(34)
�= ∑∑�xy2dan�= ∑x2∑y
n∑x2 ⇒a = Ŷ
Menurut Pasaribu (1981), setelah persamaan garis trend yang linear tersusun kemudian dapat diramalkan garis trend linear untuk masa mendatang dengan persamaan berikut :
Y* = a + bx*
Dimana :
Y* = Produksi daging sapi (kg) untuk tahun yang diramalkan
a = Koefisien intercept
b = Koefisien regresi dari x
x* = Tahun yang drimalkan (dinotasikan dengan angka)
Menurut Ibrahim (2009) melalui proyeksi dengan menggunakan analisis trend dapat diperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang apabila tidak ada intervensi terhadap kecendrungan yang ada saat ini.
(35)
3.4 Definisi dan Batasan Operasional
Definisi dan batasan operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalah pahaman istilah-istilah yang terdapat di skripsi ini.
3.4.1 Definisi
1. Harga daging sapi adalah harga yang ditetapkan atas satu kilogram daging sapi.
2. Harga komoditi lain adalah harga barang subtitusi daging sapi yaitu daging ayam.
3. Penawaran daging sapi adalah banyaknya jumlah daging sapi yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada waktu tertentu.
4. Trend adalah gerakan dan data deret berkala selama beberapa tahun dan cennderung menuju pada suatu arah, dimana arah tersebut bisa bisa naik, atau turun, yang dapat digunakan untuk memperkirakan keadaan di masa yang akan datang
5. Proyeksi produksi daging sapi adalah suatu peramalan terhadap jumlah produksi daging sapi berdasarkan trend masa lalu.
6. Pasar adalah tempat pedagang dan konsumen melakukan transaksi jual beli daging sapi.
(36)
3.4.2 Batasan Operasional
Adapun batasan operasional dari penelitian ini adalah :
1. Daerah penelitian di Sumatera Utara.
2. Data yang digunakan adalah data mengenai pengaruh permintaan dan penawaran telur ayam ras dalam kurun waktu 2002-2012.
(37)
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
DAN KARAKTERISTIK DATA
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1 Letak, Topografi dan Iklim Daerah Penelitian
Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 1o -4o Lintang Utara dan 98o-100o Bujur Timur.Luas datan Provinsi Sumatera Utara adalah 71. 680,68 km2. Secara administratif, Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 kabupaten dan 8 kota dan memiliki batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Provinsi Aceh
- Sebelah Timur : Negara Malaysia di Selat Malaka
- Sebelah Selatan : Provinsi Riau dan Sumatera Barat
- Sebelah Barat : Samudera Hindia
Berdasarkan topografi wilayah Sumatera Utara dibagi atas 3 daerah yaitu:
1. Pantai Barat terdiri dari Kabupaten: Nias, Nias Selatan, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah dan Kota Padang Sidempuan.
2. Dataran Tinggi terdiri dari Kabupaten: Tapanuli Utara, Toba Samosir, Simalungun, Dairi, Karo, Humbang Hasundutan, dan Pakpak Bharat. 3. Pantai Timur terdiri dari Kabupaten: Labuhan Batu, Asahan, Deli Serdang,
(38)
Karena terletak dekat garis khatiulistiwa, Provinsi Sumatera Utara tergolong kedalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan provinsi Sumatera Utara sangat bervariasi, sebagimana daerahnya datar, hanya beberapa meterr diatas permukaan laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 34,2oC sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada di daerah ketinggia yang suhunya minimal bisa mencapai 20oC.
Sebagaimana Provinsi lainnya di Indonesia, Provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghuja. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan juni sampai dengan september dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan November sampai dengan bulan Maret, diantara kedua musim itu diselingi dengan musim pancaroba. Kelembaban udara rata-rata 78%-91% dengan curah hujan (800-4000) mm/tahun, kecepatan angin mencapai 0,2-2,9 m/sec dan penyinaran matahari 43%.
Luas daerah dan ketinggian permukaan dataran Provinsi Sumatera Utara bervariasi. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
(39)
Tabel 4.1 Luas dan Letak Diatas Permukaan Laut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011
No Kabupaten/Kota Luas Letak/Ketinggian
(Km2) (m dpl)
Kabupaten/Kota
1 Nias 980,32 0-800
2 Mandailing Natal 6.620,70 0-1000
3 Tapanuli Selatan 4.352,86 0-1915
4 Tapanuli Tengah 2.158,00 0-1266
5 Tapanuli Utara 3.764,65 150-1700
6 Toba Samosir 2.352,35 900-220
7 Labuhan Batu 2.561,38 0-700
8 Asahan 3.675,79 0-1000
9 Simalungun 4.386,60 0-369
10 Dairi 1.927,80 400-1600
11 Karo 2.127,25 120-1420
12 Deli Serdang 2.486,14 0-500
13 Langkat 6.263,29 0-1200
14 Nias Selatan 1.625,91 0-800
15 Humbang Hasundutan 2.297,20 330-2075
16 Pakpak Bharat 1.218,30 700-1500
17 Samosir 2.433,50 904-2157
18 Serdang Bedagai 1.913,33 0-500
19 Batu Bara 904,96 0-50
20 Padang Lawas Utara 3.918,05 0-1915
21 Padang Lawas 3.892,74 0
22 Labuhan Batu Selatan 3.116,00 0-500
23 Labuhan Batu Utara 3.545,80 0-700
24 Nias Utara 1.501,62 0-478
25 Nias Barat 544,09 0-800
Kota
26 Sibolga 10,77 0-50
27 Tanjung Balai 61,52 0-3
28 Pematang Siantar 79,97 400-500
29 Tebing Tinggi 38,44 26-34
30 Medan 265,10 2,5-37,5
31 Binjai 90,24 0-28
32 Padangsidimpunan 114,65 260-1100
33 Gunung Sitoli 469,36 0-600
Sumatera Utara 71.698,68
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
(40)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa daerah dengan luas tebesar adalah Kabupaten Mandailing Natal dengan Luas 6.620,70 Km2, namun pada daerah ini tidak menghasilkan telur ayam ras (Lampiran). Sedangkan daerah dengan luas terkecil adalah Sibolga dengan luas 10,77 Km2, daerah ini juga bukan penghasil telur ayam ras. Daerah yang memiliki dataran paling tinggi diatas permukaan laut adalah Kabupaten Toba Samosir dengan letak 2.200 m dpl, daerah ini tidak meghasilkan telur ayam ras. Sedangkan yang paling rendah adalah Tanjung Balai dengan letak 0-3 m dpl, daerah ini menghasilkan telur ayam ras dalan jumlah yang sedikit, pada tahun 2010 hanya menghasilkan telur ayam ras sebanyak 2,42 ton.
4.1.2 Keadaan Penduduk
Sumatera Utara merupakan Provinsi keempat yang terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.Pada tahun 2011 sebesar 13.103.596 jiwa.Penduduk Sumatera Utara yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah sekitar 6.544.092 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 6.559.504 jiwa dengan luas wilayah 71.680,68 km2.Dapat digambarkan kepadatan penduduk Provinsi Sumatera Utara sebesar 183 jiwa/km2. Untuk lebih jelasnya dapat dapat dilihat pada tabel berikut:
(41)
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011
Golongan Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
(Tahun) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
0-4 732.656 694.839 1.427.495
5-9 752.129 706.672 1.458.801
10-14 721.596 681.556 1.403.152
15-19 641.981 626.059 1.268.040
20-24 565.045 574.551 1.139.596
25-29 539.250 541.393 1.080.643
30-34 506.864 504.274 1.011.138
35-39 453.479 459.973 913.452
40-44 406.192 417.633 823.825
45-49 354.147 370.305 724.452
50-54 301.078 307.192 608.270
55-59 222.538 224.381 446.919
60-64 132.909 152.241 285.150
65+ 214.228 298.435 512.663
Jumlah 6.544.092 6.559.504 13.103.596
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk paling banyak yaitu pada golongan umur 5-9 tahun sebesar 1.458.801 jiwa, diman jumlah laki-laki sebesar 752.129 jiwa dan perempuan sebesar 706.672 jiwa. Dan yang paling sedikit jumlah penduduknya yaitu pada golongan umur 60-64 tahun sebesar 258.150 jiwa, dimana jumlah laki-laki sebesar 132.909 jiwa dan perempuan sebesar 152.241 jiwa.
(42)
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011
No. Uraian Perkotaan Pedesaan Total
1 Jumlah 6.442.356 6.661.240 13.103.596
2 Persentase (%) 49,16 50.84 100
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Dari tabel dapat dilihat pada tahun 2011 penduduk Sumatera Utara lebih banyak tinggal didaerah pedesaan daripada daerah perkotaan. Jumlah penduduk Sumatera Utara yang tinggal di pedesaan adalah 6,66 juta jiwa (50,84%) dan yang tinggal didaerah perkotaan sebesar 6,44 juta jiwa (49,16%).
4.1.3 Keadaan Ekonomi
Secara keseluruhan perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,58% meningkat jika dibanding tahun sebelumnya. PDRB Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada tahun 2011 sebesar Rp 314,157 triliun. Dengan sektor industri masih sebagai kontributor utama dengan peranan mencapai 22,50%. Selanjutnya diikuti oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan sebesar 22,48% dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,11%. Sementara itu sektor-sektor lainnya memberi total konstribusi sebesar 35,91% terhadap perekonomian di Sumatera Utara dengan sektor listrik, gas, dan air bersih memberi konstribusi terkecil sebesar 0,94%. Untuk lebih jelasnya dapat dapat dilihat pada tabel berikut:
(43)
Tabel 4.4 Produk Domestik Regional Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011 (Miliar Rupiah)
No. Lapangan Usaha PDRB
Persentase (%)
1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan 70.636 22,48 dan Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 4.341 1,38
3 Industri Pengolahan 70.672 22,50
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 2.966 0,94
5 Konstruksi Bangunan 20.173 6,42
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 60.033 19,11 7 Pengangkutan dan Komunikasi 28.833 9,18 8 Keuangan, Real Estate dan Jasa 21.888 6,97
Pengangkutan
9 Jasa-jasa 34.615 11,02
Total 314.157 100
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Untuk melihat produktivitas ekonomi (dengan mengabaikan inflasi), maka digunakan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000, PDRB Sumatera Utara pada tahun 2011 sebesar Rp 126,451 triliun. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 23,23%,diikuti sektor industri pengolahan sebesar 20,96%, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 18,74%. Untuk lebih jelasnya dapat dapat dilihat pada tabel berikut:
(44)
Tabel 4.5 Produk Domestik Regional Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011 (Miliar Rupiah)
No. Lapangan Usaha PDRB
Persentase (%)
1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan 29.377 23,23 dan Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 1.495 1,18
3 Industri Pengolahan 26.549 21,00
4 Listrik, Gas, Air Bersih 944 0,75
5 Konstruksi Bangunan 8.755 6,92
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 23.693 18,74 7 Pengangkutan dan Komunikasi 12.676 10,02 8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan 9.992 7,90
Bagunan & Tanan dan Jasa Perusahaan
9 Jasa-jasa 12.970 10,26
Total 126.451 100
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
4.1.4 Sarana dan Prasarana
Jalan merupakan prasarana pengangkut yang penting untuk memperlancar dan mendorong kegiatan perekonomian. Makin meningkatnya usaha pembangunan menntut pula peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut:
(45)
Tabel 4.6 Panjang Jalan di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011
No. Uraian Panjang Jalan (Km)
1 Negara 2.831.127
2 Provinsi 3.048.505
3 Kabupaten/Kota 33.078.178
Jumlah 38.957.810
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Jalan yang terpanjang di Provinsi Sumatera Utara berdasarkan status jalan Kabupaten/Kota, yaitu 33.078.178 Km dan yang paling pendek adalah jalan negara, yaitu 2.831.127 Km. Sedangkan jalan Provinsi sepanjang 3.048.505 Km.
4.2 Karakteristik Data
Sampel yang digunakan adalah sampel data mengenai hal yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara kurun waktu 2002-2012.Untuk menganalisa jumlah penawaran daging sapi di Sumatera Utara digunakan data harga daging sapi dan harga daging ayam.Kemudian akan diketahui mengenai trend dan proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara.
(46)
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran di Sumatera Utara dilakukan dengan menghimpun data yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, analisis trend dan proyeksi daging sapi di Sumatera Utara.Selain itu.Data yang dibutuhkan berupa data time series
dari tahun 2002 hingga tahun 2012.
Untuk mengananalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi, digunakan variabel terikat Jumlah daging yang ditawarkan dan variabel bebasnya adalah harga daging sapi dan harga daging ayam.
Untuk mencari model terbaik maka dilakukan beberapa kali respesifikasi model.Estimasi pada lampiran merupakan hasil yang dianggap paling memadai untuk menjalankan perilaku penawaran daging sapi yang memenuhi beberapa kriteria permodelan, diantaranya adalah kesesuaian hasil estimasi dengan teori ekonomi, kesesuaian secara statistik, dan memenuhi kriteria ekonometrik.
(47)
Faktor-faktor yang mempengaruhi Penawaran Daging Sapi di Sumatera Utara
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik meliputi uji multikolinearitas.Uji ini pada dasarnya digunakan untuk menguji apakah ada hubungan linear diantara variabel-variabel bebas dalam model regesi.Salah satu pendeteksian pengujian ini adalah dengan pendekatan Tolerance value dan Variance Inflaction Factor (VIF).Jika Tolerance Value >0 dan Variace Inflaction Factor (VIF)< 10 maka variabel dikatakan bebas multikolinearitas.
Maka kemudian dilakukan analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Penawaran daging sapi di Sumatera Utara yang hasilnya tidak ditemukan adanya gejala multikolinearitas seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 5.1 Uji Multikolinearitas Penawaran Daging Sapi
Model Colinearity Statistic
Tollerance VIF
Harga Daging Sapi 0,122 8,201
Harga Ayam 0,122 8,201
Berdasarkan uji asumsi klasik tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara layak digunakan untuk mengambil keputusan.
Jumlah penawaran daging sapi sapi di Sumatera Utara dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu harga daging sapi dan harga daging ayam. Hasil analisis faktor-faktor
(48)
yang mempengaruhi Penawaran daging sapi di Sumatera Utara dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 5.2 Hasil Penawaran Daging Sapi di Sumatera Utara
Model Koefisien Regresi
Std. Error Koefisien Korelasi
thit Sig.
Constant -7405.437 3417.000 -2.167 0,062
Harga Sapi 0,150 0,157 0,335 0,952 0,369
Harga Ayam 0,300 0,171 0,617 1,755 0,117
Dari tabel diatas dapat diperoleh persamaan perhintungan sebagai berikut : Y= -7405.437+ 0,15X1 + 0,3X2
Nilai konstanta sebesar -7405.437yang artinya menunjukkan bahwa jumlah penawaran daging sapi di Sumatera Utara turun -7405.437 ton apabila tidak dipengaruhi harga daging sapi dan harga daging ayam.Hasil output spss pada lampiran didapat nilai signifikansi F sebesar 0,000 yang lebih kecil dibandingkan
dengan α sebesar 0,1 (10%) menunjukkan secara serempak variabel bebas (harga sapi dan harga daging ayam) berpengaruh nyata terhadap jumlah penawaran daging sapi di Sumatera Utara. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima.
Dari lampiran hasil output juga diperoleh nilai R-Square (R2) sebesar 0,879 yang berarti bahwa variabel bebas yakni harga daging ayam dan pendapatan mampu menjelaskan variabel terikat (jumlah penawaran daging sapi) sebesar 87,9 %, sementara 12,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model.
(49)
Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variabel daging sapi memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,15 yang berarti jumlah penawaran daging sapi di Sumatera Utara akan mengalami kenaikan sebesar 0,15 ton untuk setiap kenaikan harga daging sapi seribu rupiah per kilogram. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi harga akan tinggi pula penawaran daging sapi di Sumatera Utara. Hal ini didukung teori dari Daniel (2002), dalam hukum penawaran pada dasarnya menyatakan makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh pedagang. Sebaliknya semakin rendah harga barang, makin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh pedagang atau produsen, dengan anggapan lain faktor-faktor lain tidak berubah. Untuk hasil uji parsial dari hasil analisis didapat nilai thit sebesar 1,764 lebih tinggi dari t tabel 1,397 dengan demikian t hit>t tabel, maka H0ditolak dan H1
diterima yang artinya secara parsial ada pengaruh harga daging sapi terhadap jumlah penawaran daging sapi.
Harga Daging Ayam
Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variabel daging ayam memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,3 yang berarti jumlah penawaran daging sapi di Sumatera Utara akan mengalami kenaikan sebesar 0,3 ton untuk setiap kenaikan harga daging ayam seribu rupiah per kilogram.Daging ayam merupakan daging subititusi dari daging sapi.Sehingga ketika harga daging sapi naik, konsumen mulai mencari barang subtitusi yang lebih terjangkau dari segi ekonomi. Penawaran terhadap suatu barang dapat dipengaruhi oleh perubahan harga barang-barang lain, baik atas barang subsitusi maupun terhadap barang
(50)
komplementernya. Ini dikarenakan permintaan suatu barang memiliki kaitan dan pengaruh yang langsung maupun tidak langsung. Pengaruh mempengaruhi atas suatu barang dari harga barang lain ini dikarenakan masing-masing barang mempunyai hubungan saling menggantikan fungsi kegunaan, dan juga saling melengkapi. Jika barang yang digantikan bergerak naik, maka akan dapat mengakibatkan jumlah permintaan barang penggantinya juga akan ikut mengalami kenaikan (Sukirno,2003)
Untuk hasil uji parsial dari hasil analisis didapat nilai thit sebesar 0,761 lebih rendah dari t tabel 1,396. Dengan demiian t hit< ttable. Maka H0 diterima dan H1
ditolak yang artinya secara parsial tidakada pengaruh daging ayam terhadap jumlah penawaran daging sapi.
Trend Pertumbuhan Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik, diperoleh data produksi daging sapi di Sumatera Utara dari tahun 2002-2012. Sehingga laju pertumbuhan produksi daging sapi di Sumatera Utara dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 5.3 Laju Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara
Tahun Produksi Perubahan ton % perubahan
2002 6.836,09 0
-2003 6.890,02 53,93 0,78
2004 6.981,69 91,67 1,33
2005 9.883,73 2.992,04 42,85
(51)
2007 9.569,07 -562,61 -5,5
2008 16.261,05 6.691,98 69,93
2009 13.260,95 -3.001,90 -18,46
2010 15.707,60 2.446,65 18,45
2011 18.299,60 2592 16,50
2012 24.546,60 6247 34,13
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya produksi daging sapi domestik di Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan dan penurunan. Produksi daging sapi terbesar di Provinsi Sumatera Utara adalah pada tahun 2012 yakni sebesar 24.546 ton dan jumlah produksi terendah ada pada tahun 2002 yakni sebesar 6.836,09 ton. Di tahun 2009 terjadi penurunan terbesar produksi daging sapi Provinsi Sumatera Utara yakni sebesar 3.001,90 ton. Selain pada tahun 2009, penurunan produksi daging sapi juga terjadi pada tahun 2007 yakni sebesar 562,61 ton. Pada tabel juga dapat dilihat laju pertumbuhan produksi daging sapi terbesar ada pada tahun 2008 yakni 69,63% dari tahun sebelumnya atau meningkat sebesar 6.691,98 ton dan laju peningkatan produksi terendah ada pada tahun 2003 yakni 0,78% atau meningkat 53,93 ton dari tahun sebelumya. Secara keseluruhan dari kurun waktu 2002 hingga 2012 produksi daging sapi di Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan sebesar 259, 07% atau 17.710,51 ton dan perubahan per tahun produksi daging sapi di Provinsi Sumatera Utara adalah 25,9%. Pada gambar berikut dapat dijelaskan kondisi produksi daging sapi di Provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu 2002-2012.
(52)
Gambar 5.1 Trend Produksi Daging Sapi Di Sumatera Utara
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa disepanjang tahun 2002-2012 produksi daging sapi di Provinsi Sumatera Utara meningkat.Laju peningkatan produksi terbesar ada pada tahun 2008.Pada tahun 2009 terjadi penurunan produksi.Penurunan produksi daging sapi di Sumatera Utara ini merupakan imbas dari resesi ekonomi global pada tahun 2008.Dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umumnya melambat dan melemahkan daya jual daging sapi akibat dominannya pasokan daging sapi impor.Daging sapi impor yang semakin mahal akibat krisis ekonomi ini secara langsung mengurangi jumlah daging yang tersedia. Namun hal ini tidak berkelanjutan, karena kurun waktu 2010-2012 produksi daging sapi mengalami kenaikan yang cukup stabil. Kenaikan produksi daging sapi di Sumatera Utara adalah sebagai respon dari permintaan daging sapi yang mengalami penigkatan setiap tahunnnya.Masyarakat mengalami kenaikan pendapatan sehingga mulai memiliki banyak pilihan dalam kebutuhan konsumsinya. Kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi yang layak inilah yang mendorong masyarakat untuk mengonsumsi daging sapi. Selain itu, daging sapi
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
(53)
lebih disukai karena memiliki cita rasa yang lebih enak dibandingkan dengan jenis daging ternak besar lainnya.
Kurun waktu 2002-2012 produksi daging sapi di Sumatera Utara mengalami kenaikan.Sehingga dapat dilihat bahwa trend pertumbuhan produksi daging sapi di Sumatera Utara adalah trend meningkat. Dari analisis yang diperoleh, dalam kurun waktu 2012-2012 produksi daging sapi di Sumatera Utara mengalami trend meningkat yakni sebesar 71,15% atau sekitar 17.710,51 ton dengan persentase rata-rata 7,21% per tahun.
Trend pertumbuhan produksi daging sapi di Sumatera Utara dalam kurun waktu 10 tahun terakhir mengalami trend meningkat, hal ini sesuai dengan hipotesis 3 yang menyebutkan bahwa trend dalam kurun waktu 2002-2012 adalah meningkat. Dengan demikian hipotesis 3 dapat terjawab.
Proyeksi Produksi Daging Sapi
Dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dalam kurun waktu 2002-2012 dapat diperoleh sebuah model trend linear untuk proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara.Dimana tahun sebagai variabel bebas dan produksi sebagai variabel terikat. Persamaannya adalah sebagai berikut :
Y*= 12578,916 + 1575,022X*
Persamaan ini menunjukkan bahwa setiap satu tahun produksi daging sapi di Sumatera Utara menunjukkan peningkatan 1575,022 ton. Dari hasil analisis proyeksi diketahui bahwa produksi daging sapi di Sumatera Utara pada tahun 2023 sebesar 37.779,27ton. Ini menandakan bahwa produksi daging sapi di Sumatera Utara cenderung meningkat setiap tahunnya.Dalam kurun waktu
(54)
10tahun sejak tahun 2014 diproyeksikan terjadi peningkatan produksi daging sapi di Sumatera Utara sebesar 14.175,20 ton.Asumsi ini didapat melalui rumus sebagai berikut.
Y* = a + bx*
Keterangan :
Y* = produksi daging sapi (ton) untuk tahun yang diramalkan
a = koefisien intersep
b = koefisien regresi dari x
x*= tahun yg diramalkan (dinotasikan dengan angka) tahun 2023 (16)
maka, y (2023)= 12.578,916 + 1.575,022*
= 12.578,916 + 1.575,022(16)
= 37.779,27 ton
Berikut merupakan gambar proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara dalam kurun waktu 2014-2023:
(55)
Melalui penjelasan deskriptif ini, hipotesis dapat diterima yakni bahwa proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara meningkat.
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
produksi
tahun
(56)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara adalah harga daging sapi dan harga daging ayam. Secara serempak, kedua faktor berpengaruh nyata terhadap penawaran daging . Sementara secara parsial harga daging sapi berpengaruh nyata terhadap penawaran daging sapi sementara daging ayam tidak berpengaruh nyata.
2. Terdapat trend pertumbuhan daging sapi tahun 2002-2012 di Sumatera Utara dengan persentse pertumbuhan produksi sebesar 23,55% tahun.
3. Proyeksi pertumbuhan daging sapi di Sumatera Utara pada tahun 2014 sampai 2023 adalah meningkat sebesar 6% per tahun.
6.2 Saran
1. Kepada pemerintah disarankan agar dapat mengendalikan harga dan jumlah daging sapi di Sumatera Utara. Sehingga masyarakat dapat mengakses daging sapi dan tujuan pemenuhan gizi hewani terpenuhi
2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian sampai mendapatkan variabel-variabel yang lebih sempurna yang mempengaruhi penawaran daging sapi
(57)
DAFTAR PUSTAKA
Aninditia, Ratya. 2008. Pendekatan Ekonomi Untuk Analisis Harga. Kencana Prenada. Jakarta
Anonymous, 2013.Kandungan Gizi Daging
Sapi Diakses tanggal 24 Januari 2014.
Astuti,Susilo. 2013. Manfaat Daging Sapi pada
Manusia.http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/manfaat-daging-sapi-bagi-tubuh-manusia.Diakses 17 Desember 2013.
Blakely, J danBade, D. H. 1998. Ilmu Peternakan, Edisi 4. UGM Press, Yogyakarta.
Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Djojodipuro, M. 1991. Teori Harga. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Jakarta
Firdaus, M. 2004. Ekonemetrika suatu Pendekatan Aplikatif.PT Bumi Aksara. Jakarta
Kusumosuwidho, Sisdjiamto. 1983. Sajian Dasar dalam Teori Ekonomi Mikro. Rineka Cipta. Jakarta
Ibrahim,H.M.Y. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revis. Rineka Cipta. Jakarta.
Mitra ternak, 2013.Menghitung Karkas
Pasaribu, A.1981. Pengantar Statistik. Edisi Revisi. Ghalia Indonesia. Jakarta Sugeng, Y. B., 2001. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta
Sukirno, S. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro. (Edisi ketiga).Grafindo. Jakarta Yunus, Ahmad. 2013. Sukses Usaha Pembibitan Sapi dan Kambing.Pustaka Baru
(58)
Lampiran 1.Jumlah Penawaran Daging Sapi di Sumatera Utara Tahun 2002-2012
Tahun Jumlah Ton
2002 6839.64
2003 6892.52
2004 6997
2005 9885.23
2006 10136.18
2007 9572.27
2008 16328.85
2009 13340.75
2010 15749.22
2011 18345.27
2012 24578.68
Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Utara
Lampiran 2. Harga Daging Sapi di Sumatera Utara Tahun 2002-2012
Tahun Rp/Kg
2002 39229.28
2003 40857.14
2004 40510.42
2005 42795.83
2006 52750
2007 57183,33
2008 60253.79
2009 64550.1
(59)
2011 67647.73
2012 74641.67
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Lampiran 3. Harga Daging Ayam di Sumatera Utara Tahun 2002-2012
Tahun Rp/Kg
2002 27809.72
2003 26144.44
2004 28605.21
2005 31032.99
2006 36191.67
2007 35561
2008 36167
2009 44493
2010 48121.36
2011 55821.68
2012 60639.88
Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2002-2012
Lampiran 4. Jumlah Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara Tahun 2002-2012
Tahun Jumlah Ton
2002 6.836,09
2003 6.890,02
2004 6.981,69
2005 9.883,73
(60)
2007 9.569,07
2008 16.261,05
2009 13.260,95
2010 15.707,60
2011 18.299,60
2012 24.546,60
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Lampiran 5.Jumlah Daging Sapi Impor di Sumatera Utara Tahun 2002-2012
Tahun Jumlah Ton
2002 3,55
2003 2,50
2004 15,31
2005 1,50
2006 4,50
2007 3,20
2008 67,80
2009 79,80
2010 41,62
2011 45,67
2012 32,08
(61)
Lampiran 6. Hasil Output SPSS Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Daging Sapi di Sumatera Utara
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N Penawaran 1.2606E4 5662.37890 11 Harga daging Sapi 5.5110E4 12642.58299 11 Harga daging ayam 3.9144E4 11636.78809 11
Model Summaryb
Mode
l R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .938a .879 .849 2197.78681 .879 29.189 2 8 .000 2.661 a. Predictors: (Constant), Harga daging ayam, Harga daging Sapi
b. Dependent Variable: Penawaran
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.820E8 2 1.410E8 29.189 .000a Residual 3.864E7 8 4830266.881
Total 3.206E8 10 a. Predictors: (Constant), Harga daging ayam, Harga daging Sapi b. Dependent Variable: Penawaran
(62)
coefisien
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensi
on Eigenvalue
Condition Index
Variance Proportions
(Constant) Harga daging Sapi
Harga daging ayam
1 1 2.956 1.000 .00 .00 .00
2 .041 8.506 .58 .01 .07
3 .003 29.362 .41 .99 .93
a. Dependent Variable: Penawaran
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 6.5673E3 2.1986E4 1.2606E4 5310.20916 11 Residual -2.28591E3 3.84521E3 .00000 1965.76029 11 Std. Predicted Value -1.137 1.766 .000 1.000 11 Std. Residual -1.040 1.750 .000 .894 11 Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients
t Sig.
Correlations
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Zero-order Partial Part
Toleran ce VIF 1 (Constant) -7405.437 3417.000 -2.167 .062
Harga daging
Sapi .150 .157 .335 .952 .369 .913 .319 .117 .122 8.201 Harga daging
ayam .300 .171 .617 1.755 .117 .930 .527 .215 .122 8.201 a. Dependent Variable: Penawaran
(63)
Tahun Produksi Perubahan ton % perubahan
2002 6.836,09 0
-2003 6.890,02 53,93 0,78
2004 6.981,69 91,67 1,33
2005 9.883,73 2.992,04 42,85
2006 10.131,68 247,95 2,5
2007 9.569,07 -562,61 -5,5
2008 16.261,05 6.691,98 69,93
2009 13.260,95 -3.001,90 -18,46
2010 15.707,60 2.446,65 18,45
(64)
Lampiran 7. Laju Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara 2002-2012
1. Perubahan produksi daging sapi di Sumatera Utara tahun 2002-2012 :
•
24.546.,60 – 6.836,09 = 17.710,512. a. Persentase perubahan produksi daging sapi dari tahun 2002-2012 :
•
24.546,60 – 6.836,09/6.836,09 x 100% = 259, 07 %b. Persentase rata-rata per tahun produksi daging sapi dari tahun 2002-2012:
•
24.546,60 – 6.836,09/6.836,0910 X 100% = 25,9%
Lampiran 8. Proyeksi produksi Daging Sapi di Sumatera Utara
No Tahun Notasi Tahun Produksi Daging Sapi (ton)
1 2002 -5 6836.09
2 2003 -4 6890.02
3 2004 -3 6981.69
4 2005 -2 9883.73
5 2006 -1 10131.68
6 2007 0 9569.07
7 2008 1 16261.05
(65)
8 2009 2 13260.95
9 2010 3 15707.60
10 2011 4 18299.60
11 2012 5 24546.60
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F Change
1 .925a .856 .840 2257.62856 .856 53.538 1 9 .000 1.817
a. Predictors: (Constant), Tahun
(66)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.729E8 1 2.729E8 53.538 .000a
Residual 4.587E7 9 5096886.729
Total 3.187E8 10
a. Predictors: (Constant), Tahun
b. Dependent Variable: Produksi Daging Sapi
Sehingga persamaan regresi model di atas adalah Y*= 12578,916 + 1575,022
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Correlations
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 12578.916 680.701 18.479 .000
Tahun 1575.022 215.256 .925 7.317 .000 .925 .925 .925 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Produksi Daging Sapi
(67)
Lampiran 9. Proyeksi produksi Daging Sapi di Sumatera Utara 2014-2023
Tahun Notasi Tahun Produksi Daging Sapi (ton) Y*= 12578,916 + 1575,022X*
2014 7 23.604,07
2015 8 25.179,09
2016 9 26.754,11
2017 10 28.329,14
2018 11 29.904,16
2019 12 31.479,18
2020 13 33.054,2
2021 14 34.629,22
2022 15 36.204,25
2023 16 37.779,27
Dimana X= Notasi tahun (1,2,3… )
1. Proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara tahun 2014-2023 :
•
37.779 – 23.604,07 = 14.175,20 ton2. Persentase perubahan produksi daging sapi di Sumatera Utara tahun 2014-2023 :
•
37.779-23.604,07/ 23.604 X 100 % = 60,05 %3. Persentase perubahan rata-rata per tahun produksi daging sapi tahun 2014-2023 :
•
37.779 – 23.604,07/23.604,07(1)
coefisien
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensi
on Eigenvalue
Condition Index
Variance Proportions
(Constant) Harga daging Sapi
Harga daging ayam
1 1 2.956 1.000 .00 .00 .00
2 .041 8.506 .58 .01 .07
3 .003 29.362 .41 .99 .93
a. Dependent Variable: Penawaran
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 6.5673E3 2.1986E4 1.2606E4 5310.20916 11 Residual -2.28591E3 3.84521E3 .00000 1965.76029 11 Std. Predicted Value -1.137 1.766 .000 1.000 11
Std. Residual -1.040 1.750 .000 .894 11
a. Dependent Variable: Penawaran Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients
t Sig.
Correlations
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Zero-order Partial Part
Toleran ce VIF 1 (Constant) -7405.437 3417.000 -2.167 .062
Harga daging
Sapi .150 .157 .335 .952 .369 .913 .319 .117 .122 8.201 Harga daging
ayam .300 .171 .617 1.755 .117 .930 .527 .215 .122 8.201 a. Dependent Variable: Penawaran
(2)
Tahun Produksi Perubahan ton % perubahan
2002 6.836,09 0
-2003 6.890,02 53,93 0,78
2004 6.981,69 91,67 1,33
2005 9.883,73 2.992,04 42,85
2006 10.131,68 247,95 2,5
2007 9.569,07 -562,61 -5,5
2008 16.261,05 6.691,98 69,93
2009 13.260,95 -3.001,90 -18,46
2010 15.707,60 2.446,65 18,45
(3)
Lampiran 7. Laju Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara 2002-2012
1. Perubahan produksi daging sapi di Sumatera Utara tahun 2002-2012 :
•
24.546.,60 – 6.836,09 = 17.710,512. a. Persentase perubahan produksi daging sapi dari tahun 2002-2012 :
•
24.546,60 – 6.836,09/6.836,09 x 100% = 259, 07 %b. Persentase rata-rata per tahun produksi daging sapi dari tahun 2002-2012:
•
24.546,60 – 6.836,09/6.836,0910 X 100% = 25,9%
Lampiran 8. Proyeksi produksi Daging Sapi di Sumatera Utara
No Tahun Notasi Tahun Produksi Daging Sapi (ton)
1 2002 -5 6836.09
2 2003 -4 6890.02
3 2004 -3 6981.69
4 2005 -2 9883.73
5 2006 -1 10131.68
6 2007 0 9569.07
(4)
8 2009 2 13260.95
9 2010 3 15707.60
10 2011 4 18299.60
11 2012 5 24546.60
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F Change
1 .925a .856 .840 2257.62856 .856 53.538 1 9 .000 1.817
a. Predictors: (Constant), Tahun
(5)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.729E8 1 2.729E8 53.538 .000a
Residual 4.587E7 9 5096886.729
Total 3.187E8 10
a. Predictors: (Constant), Tahun
b. Dependent Variable: Produksi Daging Sapi
Sehingga persamaan regresi model di atas adalah Y*= 12578,916 + 1575,022
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Correlations
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 12578.916 680.701 18.479 .000
Tahun 1575.022 215.256 .925 7.317 .000 .925 .925 .925 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Produksi Daging Sapi
(6)
Lampiran 9. Proyeksi produksi Daging Sapi di Sumatera Utara 2014-2023
Tahun Notasi Tahun Produksi Daging Sapi (ton)
Y*= 12578,916 + 1575,022X*
2014 7 23.604,07
2015 8 25.179,09
2016 9 26.754,11
2017 10 28.329,14
2018 11 29.904,16
2019 12 31.479,18
2020 13 33.054,2
2021 14 34.629,22
2022 15 36.204,25
2023 16 37.779,27
Dimana X= Notasi tahun (1,2,3… )
1. Proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara tahun 2014-2023 :
•
37.779 – 23.604,07 = 14.175,20 ton2. Persentase perubahan produksi daging sapi di Sumatera Utara tahun 2014-2023 :
•
37.779-23.604,07/ 23.604 X 100 % = 60,05 %3. Persentase perubahan rata-rata per tahun produksi daging sapi tahun 2014-2023 :