Pengaruh Faktor Predisposisi terhadap Pemanfaatan Pelayanan

72

BAB V PEMBAHASAN

Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji regresi logistik ganda dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor predisposisi pendidikan, pengetahuan, sikap, persepsi, faktor pemungkin jarak, kepemilikan jaminan kesehatan dan faktor penguat sikap petugas kesehatan yakni, perawat dan dokter mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jamkesmas di Puskesmas Medan Helvetia.

5.1 Pengaruh Faktor Predisposisi terhadap Pemanfaatan Pelayanan

Kesehatan Oleh Peserta Jamkesmas di puskesmas Medan Helvetia 5.1.1 Pengaruh Pendidikan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Oleh Peserta Jamkesmas di Puskesmas Medan Helvetia Hasil penelitian responden menunjukkan pendidikan sebanyak 43 responden 43 dengan tingkat pendidikan lulus SMA MA, sedangkan sebanyak 2 responden 2 dengan tingkat pendidikan tidak sekolah. Hasil yang diperoleh dari tabulasi silang antara pendidikan dengan pemanfaatan diperoleh bahwa sebanyak 43 responden yang termasuk dalam kategori pendidikan lulus SLTAMA, sebesar 93.0 memanfaatkan pelayanan kesehatan Jamkesmas. Dari 2 responden yang termasuk dalam tingkat pendidikan tidak sekolah, sebesar 100 memanfatkan pelayanan kesehatan Jamkesmas. Hal ini dibuktikan bahwa yang tingkat pendidikan nya rendah Ia tidak akan pergi kepelayanan kesehatan menggunakan kartu Jamkesmasnya, karena Ia tidak mengerti bagaimana menggunakan kartu Jamkesmas tersebut di Puskesmas Hasil analisis dengan uji chi-square diperoleh nilai p sebesar Universitas Sumatera Utara 0,072 p0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jamkesmas.Penelitian ini sesuai dengan penelitian Ulina 2004, yang menyatakan bahwa pendidkan tidak berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan. 5.1.2 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Oleh Peserta Jamkesmas di Puskesmas Medan Helvetia Hasil penelitian responden menunjukkan pengetahuan sebanyak 57 responden 57,0 tingkat pengetahuan baik, sedangkan sebanyak 43 responden 43,0 berpengetahuan tidak baik. Hasil yang diperoleh dari tabulasi silang antara pengetahuan dengan pemanfaatan diperoleh 57 responden yang termasuk dalam tingkat pengetahuan baik, sebesar 87,7 memanfaatkan pelayanan kesehatan Jamkesmas. Dari 43 responden yang termasuk dalam tingkat pengetahuan tidak baik, sebesar 72,1 memanfatkan pelayanan kesehatan Jamkesmas. Hasil analisis dengan uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,001 p0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jamkesmas dengan kata lain variabel pendidikan mempunyai hubungan secara signifikan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta jamkesmas di Puskesmas Medan Helvetia. Hal ini dibuktikan bahwa peserta Jamkesmas mendapatkan kartu Jamkesmas tidak melalui prosedur yang berlaku, peserta mendapatkan kartu Jamkesmas karena mereka ada hubungan saudara dengan kepala desa setempat. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian Ulina 2004, ini menyatakan bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan.Hasil penelitian Uli 2010, menunjukkan bahwa variabel pengetahuan berpengaruh terhadap kepatuhan mengikuti Program terapi rumatan Metadon di RSUP. H. Adam Malik Medan. Hasil penelitian Situmeang 2010, juga menunjukkan bahwa pengetahuan memiliki hubungan terhadap pemanfaatan oleh peserta Jamkesmas di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Arianto 2007, yang menyatakan bahwa pengetahuan mempunyai pengaruh terhadap demand mengikuti asuransi jaminan pelayanan kesehatan di Kota Tanjung Balai. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diketahui bahwa sebagian besar responden tidak memanfaatkan pelyanan dokter keluarga disebabkan rendahnya pengetahuan seseorang. Responden berharap petugas kesehatan memberikan informasi dengan jelas tentang Jamkesmas. 5.1.3 Pengaruh Sikap terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Oleh Peserta Jamkesmas di Puskesmas Medan Helvetia Hasil penelitian responden menunjukkan sikap sebanyak 37 responden 37,0 bersikap baik, sedangkan sebanyak 63 responden 63,0 bersikap tidak baik. Hasil yang diperoleh dari tabulasi silang antara sikap dengan pemanfaatan diperoleh bahwa sebanyak 37 responden yang termasuk dalam kategori sikap tentang pemanfaatan Jamkesmas yang bersikap baik, sebesar 81,1 memanfaatkan pelayanan kesehatan Jamkesmas. Dari 63 responden yang termasuk dalam kategori sikap tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan yang bersikap tidak baik, sebesar 80,9 Universitas Sumatera Utara memanfatkan pelayanan kesehatan Jamkesmas. Hasil analisis dengan uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,003 p0,05 artinya bahwa sikap mempunyai hubungan bermakna terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hal ini dibuktikan bahwa 58,9 responden tidak pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan Puskesmas, dalam setahun terakhir. Hal ini terjadi karena peserta Jamkesmas merasa tidak mudah memperoleh Jamkesmas di pelayanan kesehatan ketika mereka sakit, dan peserta merasa berbeda saat mereka berobat menggunakan kartu Jamkesmas. Hasil penelitian ini sesuai dengan Ulina 2004, dalam penelitiannya menyatakan bahwa sikap berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.Hasil penelitian Situmeang 2010, juga menunjukkan bahwa sikap memiliki pengaruh terhadap sarana pelayanan kesehatan di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah.Hasil Penelitian Su’ud 2010, menunjukkan bahwa pemanfaatan subsidi pelayanan kesehatan gratis belum optimal. 5.1.4 Pengaruh Persepsi terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Oleh Peserta Jamkesmas di Puskesmas Medan Helvetia Hasil penelitian responden menunjukkan persepsi sebanyak 83 responden 83,0 berpersepsi baik, sedangkan sebanyak 17 responden 17,0 berpersepsi tidak baik. Hasil yang diperoleh dari tabulasi silang antara persepsi dengan pemanfaatan diperoleh bahwa sebanyak 83 responden yang termasuk dalam kategori persepsi baik, sebesar 89,1 memanfaatkan pelayanan kesehatan Jamkesmas. Dari 17 responden yang termasuk dalam kategori persepsi tidak baik, sebesar 41,1 Universitas Sumatera Utara memanfatkan pelayanan kesehatan. Hasil analisis dengan uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,002 p0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara persepsi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jamkesmas. Hal ini dibuktikan bahwa peserta Jamkesmas mengkonsumsi obat di puskesmas selalu tidak langsung baik, sehingga mereka lebih memilih untuk berobat di praktek Bidan setempat, yang selalu berobat hanya sekali datang langsung sembuh, hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar responden 17,0 berada dalam kategori memiliki persepsi tidak baik tentang pelayanan kesehatan. Hal ini terjadi karena peserta Jamkesmas merasa ada perbedaan dalam menggunakan kartu Jamkesmas di pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan Ulina 2004, dalam penelitiannya menyatakan bahwa persepsi berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.

5.2 Pengaruh Faktor Pemungkin terhadap Pemanfaatan Pelayanan