Gambar 3.2b RancanganTampak Dari Atas
= objek benda berwarna yang akan dipisah-pisahkan = wadah utama tempat objekbenda berwarna sebelum dipisahkan
= sensor warna yang akan membeda-bedakan objek benda = pengait untuk menahan bola agar tepat didepan sensor warna
= roller untuk memutar wadah- wadah = wadah- wadah tempat objek benda yang dipisah-pisahkan
3.3 Rangkaian Sensor TCS230
Pada alat ini, sensor yang digunakan untuk membedakan warna adalah sensor TCS230. Apabila terkena cahaya, fotodioda yang terdapat pada sensor TCS230 akan
mengeluarkan arus yang besarnya sebanding dengan kadar warna dasar cahaya yang menimpanya. Arus ini kemudian dikonversikan menjadi sinyal kotak dengan frekuensi
sebanding dengan besarnya arus.
Untuk mendapatkan output frekuensi yang stabil untuk masing-masing warna, maka sumber cahaya yang digunakan harus memiliki intensitas cahaya yang konstan.
Oleh karena itu, sumber cahaya yang digunakan adalah dua buah LED berwarna putih. Disamping itu rangkaian ini harus berada dalam dalam wadah yang gelap, dengan
Universitas Sumatera Utara
tujuan agar tidak dipengaruhi oleh cahaya lainnya. Output frekuensi yang dihasilkan akan berbeda pada masing-masing warna. Perbedaan frekuensi inilah yang digunakan
untuk membedakan bola- bola berwarna, sehingga bola-bola berwarna tersebut dapat dipisah- pisahkan pada wadah yang telah ditetapkan. Berikut adalah gambar rangkaian
sensor TCS230.
1 2
3 4
8 7
6 5
Gnd +5V
1k 1k
1k +5V
p3.7 p3.4
p3.5 +5V
Gnd 330
Ω 330
Ω TCS230R
Gambar 3.3 Rangkaian Sensor TCS230
Pada pin 5 diberikan catu daya +5V dan pada pin 4 dihubungkan ke ground. Pin 3 merupakan pin yang akan aktif untuk f
o
aktif low dihubungkan ke ground. Pin 7 dan pin 8 merupakan pin untuk memilih tipe fotodioda yang digunakan. Pin 7
dihubungkan pada p3.4 dan pin 8 dihubungkan pada p3.5 mikrokontroller. Pin 6 merupakan output atau frekuensi keluaran fo yang dihubungkan pada p3.7
mikrokontroller. Sedangkan pin 1 dan pin 2 digunakan sebagai set skala frekuensi output diset pada logika high1 atau dihubungkan pada sumber tegangan +5V untuk
menghasilkan skala frekuensi maksimum.
3.4 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51
Mikrokontroller AT89S51 disini digunakan sebagai pengendali utama seluruh sistem atau alat. Pada Mikrokontroller AT89S51 inilah program akan disikan
sehingga alat dapat bekerja secara otomatis. Namun rangkaian mikrokontroller AT89S51 tidak dapat langsung digunakan. Ada berberapa komponen yang harus
ditambahkan, diantaranya kristal dan kapasitor yang digunakan sebagai pembangkit sinyal. Kristal yang digunakan mempunyai frekuensi 12Mhz yang dihubungkan pada
pin 18 dan pin 19. Sedangkan dua kapasitor dengan nilai 33pF dihubungkan pada pin
Universitas Sumatera Utara
18 ke ground dan pin 19 ke juga ke ground. Berikut adalah gambar rangkaian sistem minimum mikrokontroller AT89S51:
1k
GND
+5V
X-TAL
12MHz +5V
GND 1k
10mF
AT89S51
VCC P0.0
P0.1 P0.2
P0.3 P0.4
P0.5 P0.6
P0.7
P2.7 P2.6
P2.5 P2.4
P2.3 P2.2
P2.1 P2.0
P1.0 P1.1
P1.2 P1.3
P1.4 P1.5
P1.6 P1.7
RST P3.0
P3.1 P3.2
P3.3 P3.4
P3.5 P3.6
P3.7 XTAL 2
XTAL 1 GND
40 39
38 37
36 35
34 33
32
28 27
26 25
24 23
22 21
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
1k
33pF 33pF
31 30
29
Gambar 3.4 Sistem Minimum Mikrokontroller AT89S51
Rangkaian mikrokontroller ini terdiri dari 40 pin. Pin 40 dihubungkan pada sumber tegangan +5 volt dan pin 20 dihubungkan ke ground. Rangkaian
mikrokontroller ini memiliki 4 port inputoutput dengan masing-masing saluran 8 bit. Pin 39 sampai pin 32 adalah port 0.
Mulai dari pin 39 sebagai P0.0 sampai pin 32 sebagai P0.7. Pada port 0 ini juga dihubungkan dengan resistor 1k
Ω sebagai tegangan pull up eksternal. Pada pin 21 sampai pin 28 digunakan sebagai port 2. Pada pin 1 sampai pin 8 digunakan
sebagai port 1. Dan pada pin 10 sampai pin 17 digunakan sebagai port 3. Pada pin 9 berfungsi sebagai reset, dihubungkan dengan sebuah kapasitor 10uF yang
dihubungkan ke positif dan sebuah resistor 10 Kohm yang dihubungkan ke ground.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Rangkaian Driver Motor DC