Pengujian Secara Simultan Uji-F

4.4.5.2 Pengujian Secara Simultan Uji-F

Melakukan Uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. a Rumus uji F yang digunakan adalah : Dimana: Jkresidu = Koefisien Korelasi Ganda K = Jumlah variabel bebas N = Jumlah anggota sampel Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama dapat berperan atas variabel terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai F – kritis dengan nilai F- test yang terdapat pada tabel Analisis of Variance ANOVA dari hasil perhitungan dengan microsoft. Jika nilai F hitung F krisis , maka H yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat ditolak dan sebaliknya. Menurut Sugiyono, 2009:183, menghitung keeratan hubungan atau koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y yang dilakukan dengan cara menggunakan perhitungan analisis koefisien korelasi Product Moment atau dikenal dengan rumus Pearson. b Hipotesis Jk regresi K F hitung = Jk residu {n - k + 1} H : β 1 β 2 = 0, tidak terdapat pengaruh Variabel X 1 Kepemimpinan transaksional dan Variabel X 2 Komunikasi organisasi Terhadap Variabel Y Kinerja pegawai. H 1 : β 1 β 2 ≠0, terdapat pengaruh Variabel X 1 Kepemimpinan transaksional dan Variabel X 2 Komunikasi organisasi Terhadap Variabel Y Kinerja pegawai. c Kriteria pengujian H ditolak apabila F hitung dari F tabel α = 0,05 Selanjutnya untuk menguji apakah pengaruh Kepemimpinan transaksional dan Komunikasi organisasi terhadap Kinerja pegawai secara simultan bersamaan maka digunakan uji-f, dengan menggunakan SPSS 17 for windows didapatkan hasil uji-f sebagai berikut: Tabel 4.24 Tabel Uji F Simultan ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 237.937 2 118.969 90.408 .000 a Residual 35.529 27 1.316 Total 273.467 29 a. Predictors: Constant, Komunikasi Organisasi, Kepemimpinan Transaksional b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai Dari output tabel 4.28 diatas didapatkan nilai f hitung sebesar 90.408, menggunakan taraf signifikan sebesar 5, maka dari tabel distribusi F didapat nilai f tabel untuk df1 = k - 1 = 3 – 1 = 2 dan untuk df2 = n – k = 30 – 3 = 27 sehingga didapat f tabel 2 ; 27 sebesar 3,39 dikarenakan f hitung f tabel 90.408 3.39 dan sig 0.000 0.05 maka H ditolak dan H 1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan transaksional dan Komunikasi organisasi terhadap Kinerja pegawai di Bapusipda Kab Garut. Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arif Sehfudin 2011 yang menyatakan adanya pengaruh antara kepemimpinan transaksional dan komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan. 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan penjelasan dari bab sebelumnya serta fenomena yang terjadi dimana masalah pada gaya kepemimpinan transaksional dan komunikasi organisasi yang meyebabkan adanya penurunan Kinerja Pegawai. Penurunan kinerja tersebut terjadi karena pengaplikasian kepemimpinan Transaksional dan Komunikasi Organisasi yang kurang efektif yang terjadi di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah BAPUSIPDA Kabupaten Garut yang dapat dilihat dari Pegawai merasa Pimpinan tidak membantu Pegawai untuk mengeksplorasi dan mengevaluasi rencana-rencana yang dilakukan, sehingga Pegawai tidak dapat mengembangkan ide yang dimiliki. Selain itu pimpinan tidak pernah membimbing dan memotivasi pegawai. maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut 1. Kepemimpinan transaksional yang didalamnya diukur melalui 3 indikator, yaitu imbalan kontingen, manajemen eksepsi aktif, dan manajemen eksepsi pasif. a indikator imbalan kontingen Berdasarkan item pertanyaan “Pegawai harus selalu mampu mengikuti semua arahan sesuai instruksi pimpinan ”, dapat diketahui bahwa 0 menjawab sangat setuju, 10 menjawab setuju, 43,3 menjawab ragu-ragu, 46,7 tidak setuju dan 0 sangat tidak setuju. Hal itu dikarenakan apa yang diintruksikan tidak selalu membuat proses bekerja