bersedia membayar bunga tinggi, sedangkan debitur yang berkualitas tinggi debitur yang risiko rendah tidak mau mengajukan kredit.
2.4.1. Jalur Neraca Perusahaan Balance Sheet Channel
Jalur ini bekerja melalui net worth yaitu nilai valuasi perusahaan saat ini. Semakin kecil net worth berarti debitur hanya memiliki koleteral yang rendah dan
oleh karena itu peluang tertolaknya kredit yang diajukan oleh debitur semakin besar. Berdasarkan konsep tersebut, maka perbankan membebankan premium
pada debitur yang berbanding terbalik dengan net worth perusahaan. Kebijakan
moneter dapat
mempengaruhi neraca perusahaan melalui beberapa cara, pada saat kebijakan moneter ketat akan menurunkan equity price
yang pada gilirannya akan menurunkan net worth perusahaan. Hal ini akan menyebabkan advers selection dan moral hazard meningkat asumsi asymmetric
information . Akhirnya hal ini akan menyebabkan kesempatan berinvestasi
menurun sehingga pada akhirnya akan menurunkan permintaan agregat.
2.4.2. Jalur Pinjaman Bank Bank Lending Channel
Jalur ini bekerja dengan asumsi bahwa bank memainkan peran vital dalam sistem keuangan karena perbankan memiliki keunggulan absolut untuk
menyalurkan kredit pada debitur tertentu, khususnya perusahaan kecil yang tidak memiliki akses ke pasar modal, dan pada saat asymmetric information terjadi.
Kebijakan moneter kontraktif akan mengurangi reserve bank, dan oleh karena itu, sumber pendanaan bagi perusahaan akan menurun, yang pada
gilirannya investasi turun, dan akhirnya permintaan agregat akan menurun pula.
Ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi agar jalur pinjaman bank bank lending channel
dapat menjadi jalur mekanisme transmisi yaitu: a Kredit dan surat-surat berharga bukan merupakan substitusi yang sempurna.
Kondisi ini lebih mungkin terjadi bila perusahaan tidak memiliki akses ke pasar modal.
b Bank sentral harus dapat mempengaruhi supply kredit secara langsung. Dalam kaitan dengan masalah ini, ada 4 faktor yang dapat berpengaruh pada
efektivitas bank lending channel sebagai jalur transmisi, yaitu: • Keberadaan lembaga intermediasi non-bank. Hal ini disebabkan karena
kebijakan bank sentral tidak akan berpengaruh pada lembaga keuangan non-bank secara cepat lembaga non-bank tidak diwajibkan memiliki
reserve di bank sentral
• Kemampuan bank untuk bereaksi atas kebijakan GWM. Sebuah bank, setidaknya dapat bereaksi dengan dua cara atas kebijakan GWM yaitu:
dengan menarik kredit yang telah diberikan dan menghimpun dana yang tidak terkena kewajiban GWM seperti: commercial papers, medium term
notes. • Kemudian bank untuk menghimpun dana diluar sumber dana yang terkena
wajib GWM, seperti: Commercial Papers CPs dan Medium Term Notes MTN.
• Peraturan jumlah maksimal kredit yang diberikan basle Principles. Bila kempat faktor diatas dapat direduksi, maka efektivitas bank lending
channel akan semakin tinggi.
Kedua jalur tersebut bank lending channel dan balance sheet channel memiliki persamaan Warjiyo dan Agung, 2002 yaitu keduanya berpendapat
bahwa kebijakan moneter akan efektif jika dapat mempengaruhi pinjaman yang memiliki keterbatasan dalam mengakses pasar modal, perbankan dan beberapa
lembaga keuangan yang sama. Perbedaannya, dalam jalur pinjaman, kebijakan moneter berdampak pada jumlah persediaan kredit sedangkan dalam neraca bank,
perusahaan atau nasabah yang akan terkena dampak kebijakan moneter.
2.5. Pengertian Kredit