Trend GDP riil di Indonesia Uji Stasioneritas Data

4.1.4. Trend GDP riil di Indonesia

Untuk melihat karakteristik fluktuasi suatu perekonomian, maka penting untuk mengidentifikasikan magnitude ekonomi makro. Magnitude ekonomi makro ditentukan oleh siklus variabel referensi. Penelitian ini juga memilih GDP riil sebagai variabel referensi, karena GDP rill dianggap sebagai salah satu alat ukur aktivitas ekonomi yang akurat dalam level agregat. Data bulanan GDP rill di Indonesia dalam bentuk logaritma natural dari tahun 1993 sampai tahun 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.7. Tren GDP riil menunjukan tiga fase. Pertama, pada saat kondisi sebelum krisis antara tahun 1993 sampai 1997, dimana GDP riil menunjukan tingkat pertumbuhan yang stabil dikisaran 7.6 persen. Kedua, saat terjadi krisis moneter tahun 1997 sampai 2000, dimana GDP menunjukan penurunan pertumbuhan yang sangat rendah hingga sampai 6.5 persen. Ketiga, kondisi pemulihan setelah krisis yaitu antara tahun 2000 sampai 2005. Pertumbuhan GDP kembali meningkat sampai dengan 8.2 persen pada tahun 2000 dan menunjukan kestabilan sampai 2005. Fluktuasi ini menunjukan kesesuaian teori dengan kondisi yang sebenarnya, dimana jika suku bunga dinaikkan maka akan terjadi penurunan jumlah kredit yang berdampak akhir pada penurunan GDP riil. Hal ini terlihat pada hubungan Gambar 4.1 dengan Gambar 4.7. 6.4 6.8 7.2 7.6 8.0 8.4 1994 1996 1998 2000 2002 2004 L N G D P Gambar 4.7. log GDP riil 4.2. Data Generating Process DGP Sebelum masuk kedalam tahapan analisis model VAR, maka sebelumnya harus dilakukan apa yang disebut Data Generating Process DGP. DGP diantaranya meliputi uji akar unit unit root test, stabilitas VAR dan pengujian lag optimal stabilitas VAR. Hal ini penting karena dalam model multivariat time- series kebanyakan data yang digunakan mengandung akar unit sehingga akan membuat hasil estimasi menjadi palsu spurious regression dan tidak valid Gujarati, 2003.

4.2.1. Uji Stasioneritas Data

Sebelum mengestimasi model maka pertama-tama harus dilakukan uji stasioneritas untuk masing-masing variabel yang digunakan karena sebagian besar data time-series mempunyai akar unit Gujarati, 2003. Metode pengujian yang digunakan untuk melakukan uji stasioneritas adalah uji ADF dengan lag maksimum 13. Jika nilai t-ADF lebih kecil daripada nilai kritis MacKinnon 1996 maka dapat disimpulkan data yang kita gunakan tidak mengandung akar unit stasioner. Pengujian kestasioneran data dilakukan pada tingkat level sampai dengan first difference dengan taraf nyata 1 persen, 5 persen dan 10 persen. Hasil pengujian stasioneritas data untuk masing-masing variabel ekonomi dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Uji Stasioneritas Data ADF test Variabel Level first difference SBI Rate -2.581966 -5.569846 Call Money rate -1.741753 -5.411098 Base Money -1.537206 -4.201439 Exchange rate -1.277023 -4.312479 Real GDP -2.163078 -4.359202 CPI -0.650494 -2.111176 PI -3.804888 -7.182691 Investasi 0.938850 -5.206165 Deposit State Bank -1.73733 -4.734756 Deposit Private bank -3.396975 -6.814253 Lending state Bank -1.021431 -3.441401 Lending Private Bank -1.488325 -3.904239 Inv.Lend Rate State Bank -1.670609 -4.400864 Inv.Lend Rate Private Bank -1.508735 -4.820611 Inv.Lend State Bank -1.665944 -4.018737 Inv.Lend.Private Bank -1.737330 -4.734756 Sumber lampiran 2 : Dalam uji level dengan intercep untuk First differnce tidak memakai intercept dan trend none t-kritis MacKinnon: level: 1=-3.473, 5= -2.880, 10= -2.576; first- defference: 1 = -2.580, 5 = -1.942 dan 10 = -1.615 Cetak tebal menunjukkan bahwa data tersebut stasioner pada taraf 5 Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa 80 persen data tidak stasioner di tingkat level karena nilai t-ADF pada banyak variabel makroekonomi lebih besar daripada nilai kritis Mackinnon dan setelah dilakukan perbedaan pertama 1st difference semua data stasioner pada tingkat kritis 1 persen. Artinya data yang digunakan pada penelitian ini terintegrasi pada ordo 1 atau dapat disingkat menjadi I1. Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa apabila data tidak stasioner di level maka akan digunakan metode VAR first difference.

4.2.2. Pengujian Stabilitas VAR