g. Tabrakan beruntun adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju menabrak mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang
melibatkan lebih dari dua kendaraan secara beruntun. h. Menabrak obyek tetap adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang
tengah melaju menabrak obyek tetap dijalan.
F. Faktor - Faktor Penyebab Kecelakaan
Ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadikanya kecelakaan, pertama adalah faktor manusia, kedua adalah faktor kendaraan, ketiga adalah
faktor jalan, dan keempat adalah faktor lingkungan.
19
Kombinasi dari keempat faktor itu bisa saja terjadi, antara manusia dengan kendaraan
misalnya berjalan melebihi batas kecepatan yang ditetapkan kemudian ban pecah yang mengakibatkan kendaraan mengalami kecelakaan.
a. Faktor Pemakai JalanManusia Manusia sebagai pemakai jalan yaitu sebagai pejalan kaki dan
pengendara kendaraan baik kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor. Interaksi antara faktor Manusia, Kendaraan, Jalan dan
Lingkungan sangat bergantung dari perilaku Manusia sebagai pengguna jalan menjadi hal yang paling dominan terhadap Kamseltibcar Lantas, hal
ini sangat ditentukan oleh beberapa indikator yang membentuk sikap dan perilakunya di Jalan raya berupa:
20
a Mental
19 http:external-sangku.cloudapp.netppsdmapa-sajakah-faktor-penyebab-kecelakaan-lalu-
lintas117 di akses tanggal 15 juli 2014
20
Muhamad Ikhsan, Makalah Seminar Lalu Lintas Dan Permasalahannya, Yogyakarta, 10 Juli 2009. Hal. 3-5.
18
Mental dan perilaku yang membudaya dari pengguna jalan merupakan salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh
terhadap situasi lalu lintas. Etika, sopan - santun, toleransi antar pengguna jalan, kematangan dalam pengendalian emosi serta
kepedulian pengguna jalan di jalan raya akan menimbulkan sebuah interaksi yang dapat mewarnai situasi lalu lintas berupa hasil yang
positif seperti terciptanya keamanan, keselamatan dan kelancaran lalu lintas maupun dampak negatif yang dapat menimbulkan
kesemrawutan, kemacetan, pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas, sehingga mentalitas pengguna Jalan merupakan suatu hal yang
pondamental dalam mewujudkan situasi lalu lintas yang baik. Mental dan perilaku pengguna jalan merupakan suatu
cerminan budaya berlalulintas, hal ini tidak dapat dibentuk secara instant oleh suatu lembaga tertentu, baik itu lembaga pendidikan
maupun lembaga lainnya, tetapi terbentuk secara berkesinambungan mulai kehidupan sehari-hari dalam keluarga,
lingkungan dan situasi lalu lintas yang kasat mata secara keseharian selalu terlihat oleh pengguna jalan sehingga membentuk kultur
mentalitas berlalu lintas seseorang. b Pengetahuan
Dalam menciptakan dan memelihara Keamanan, Keselamatan, Ketertiban serta Kelancaran Lalu lintas, telah
dilakukan pengaturan yang disesuaikan dengan perkembangan
19
situasi lalu lintas yang ada dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi di bidang transportasi baik yang
berhubungan dengan kendaraan, sarana dan prasarana jalan serta dampak lingkungan lainnya dalam bentuk suatu aturan yang tegas
dan jelas serta telah melalui roses sosialisai secara bertahap sehingga dapat dijadikan pedoman dalam berinteraksi di jalan raya.
Setiap Pengguna Jalan wajib memahami setiap aturan yang telah dibakukan secara formal baik dalam bentuk Undang-Undang,
Perpu, Peraturan Pemerintah, Perda dan aturan lainnya sehingga terdapat satu persepsi dalam pola tindak dan pola pikir dalam
berinteraksi di jalan raya. Perbedaan tingkat pengetahuan dan atau pemahaman terhadap aturan yang berlaku mengakibatkan suatu
kesenjangan yang berpotensi memunculkan permasalahan dalam berlalu lintas, baik antar pengguna jalan itu sendiri maupun antara
pengguna jalan dengan aparat yang bertugas untuk melaksanakan penegakkan hukum di jalan raya.
c
Keterampilan
Kemampuan dalam mengendalikan Mengendarai Mengemudi Kendaraan baik kendaraan bermotor maupun
kendaraan tidak bermotor di jalan raya akan berpengaruh besar terhadap situasi lalu lintas, keterampilan mengendalikan kendaraan
merupakan suatu keharusan yang mutlak demi keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaraan lalu lintas baik bagi
20
pengemudi pengendara kendaraan tersebut maupun pengguna jalan lainnya.
Keterampilan mengendalikan Mengendarai Mengemudi kendaraan baik kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak
bermotor diperoleh melalui serangkaian pelatihan sebelum mengajukan Lisensi keterampilannya SIM, secara formal khusus
untuk kendaraan bermotor setiap pemohon SIM diwajibkan telah memiliki ketrampilan mengemudikan kendaraan bermotor yang
dapat diperoleh baik melalui lembaga pendidikan dan pelatihan mengemudi maupun tidak melalui lembaga pendidikan dan
pelatihan mengemudi yang berarti pemohon telah melalui proses pelatihan keterampilan sebelum dilanjutkan proses pengujian
keterampilannya untuk mendapatkan SIM. b. Faktor Kendaraan
Kendaraan merupakan sarana angkutan yang penting dalam kehidupan modern ini, karena dapat membantu manusia dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari serta memudahkan manusia dalam mencapai tujuannya dengan cepat, selamat dan hemat sekaligus
menunjang nilai dan nyaman. Kendaraan dapat menjadi faktor penyebab kecelakaan apabila tidak dapat dikendalikan sebagaimana mestinya yaitu
sebagai akibat kondisi teknis yang tidak layak jalan ataupun penggunaannya tidak
sesuai ketentuan.
Yang dimaksud dengan kondisi teknis yang tidak layak jalan misalnya seperti rem blong, mesin yang tiba -
21
tiba mati, ban pecah, kemudi tidak berfungsi dengan baik, lampu mati, dan lain - lain. Sedangkan penggunaan kendaraan yang tidak sesuai dengan
ketentuan misalnya kendaraan yang dimuati secara berlebihan. c. Faktor Jalan
Faktor jalan merupakan satu komponen dari sistem transportasi darat yang merupakan tempat kegiatan transportasi berlangsung. Kondisi
jalan dapat menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Jalan yang dioperasional harus dilengkapi dengan prasarana jalan
sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 menyatakan bahwa : “Setiap Jalan yang digunakan untuk Lalu Lintas umum wajib
dilengkapi dengan perlengkapan jalan berupa:
21
1. Rambu-rambu 2. Marka jalan
3. Alat pemberi isyarat lalu lintas 4. Alat penerangan jalan
5. Alat pengendali dan pengamanan pengguna jalan 6. Alat pengawasan dan pengamanan Jalan;
7. Fasilitas untuk sepeda, Pejalan Kaki, dan penyandang cacat; dan 8. Fasilitas pendukung kegiatan Lalu Lintas dan angkutan Jalan yang
berada di Jalan dan di luar badan Jalan. d. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan cuaca juga berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan. Terjadinya hujan juga memengaruhi unjuk kerja kendaraan
seperti jarak pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh karena penghapus kaca tidak bisa bekerja
secara sempurna atau lebatnya hujan mengakibatkan jarak pandang
21 Pasal 25 ayat 1 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
22
menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa mengganggu jarak pandang, terutama di daerah pegunungan.
Jalan dibuat untuk menghubungkan suatu tempat ke tempat lain dari berbagai lokasi di dalam kota maupun di luar kota. Berbagai faktor
lingkungan jalan sangat berpengaruh dalam kegiatan lalu lintas. Hal ini mempengaruhi pengemudi dalam mengatur kecepatan mempercepat,
konstan, memperlambat atau berhenti.
G. Pengertian Kendaraan Bermotor dan Pengemudi