Saham LQ 45 Uraian Teoritis

Berdasarkan pendapat di atas, maka secara singkatnya return adalah keuntungan yang diperoleh investor dari dana yang ditanamkan pada suatu investasi. Return realisasi realized return merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan return ekspektasi expected return untuk mengukur risiko di masa yang akan datang. Return ekspektasi expected return merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi ini sifatnya belum terjadi. Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi yang merupakan capital gaincapital loss , yaitu selisih harga saham individu harian saat ini dengan harga saham individu pada hari sebelumnya. Secara matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut: Dimana: IHSI t = harga saham harian pada hari ke -t IHSI t-1 = harga saham harian pada hari ke t-1

2.1.6 Saham LQ 45

LQ 45 merupakan saham yang mempunyai likuiditas tinggi dan juga dipertimbangkan sebagai kapitalisasi pasar saham Lubis, 2006:159. LQ 45 menggunakan 45 saham terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap 6 bulan setiap awal Februari dan Agustus. Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Setiap tiga bulan diadakan review kembali terhadap ranking pergerakan saham. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan indeks LQ 45. Pergantian saham R t = � � − � �−1 � �−1 akan dilakukan setiap enam bulan yaitu setiap awal bulan Februari dan bulan Agustus. Sebuah saham bila tidak lagi memenuhi kriteria, maka saham tersebut akan di drop out dari perhitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang telah dapat memenuhi kriteria. Saham yang memenuhi kriteria dengan rangking 1-35 dengan cepat akan dimasukkan ke dalam perhitungan, tetapi saham yang masuk dalam rangking 36-45 tidak pasti akan dimasukkan ke dalam perhitungan indeks. Menurut Lubis 2006:159, kriteria seleksi dari saham LQ 45 adalah sebagai berikut: 1. Termasuk dalam rangking top ke enam puluh dalam transaksi saham di pasar regular. digunakan rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir; 2. Rangking didasarkan atas kapitalisasi pasar rata-rata 12 bulan terakhir; 3. Telah terdaftar pada pasar modal sedikitnya 3 bulan; dan 4. Kondisi keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan, frekuensi, dan jumlah transaksi di pasar regular per hari. Faktor –faktor yang berperan dalam pergerakan Indeks saham LQ 45, adalah : 1. Tingkat suku bunga SBI sebagai patokan benchmark portofolio investasi di pasar keuangan Indonesia. 2. Tingkat toleransi investor terhadap risiko. 3. Saham-saham penggerak indeks index mover stocks yang notabene merupakan saham berkapitalisasi pasar besar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap naiknya Indeks LQ 45 adalah: 1. Penguatan bursa global dan regional menyusul penurunan harga minyak mentah dunia. 2. Penguatan nilai tukar rupiah yang mampu mengangkat indeks LQ 45 ke zona positif. 2.1.7 January Effect Banyak peristiwa yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar begitu peristiwa itu terjadi. Peristiwa-peristiwa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Peristiwa corporate action , seperti split, right , issue , waran, saham bonus, saham dividen, dan dividen tunai, mempunyai pengaruh terhadap harga saham tetapi lamban. Peristiwa insidentil, yaitu yang tidak terulang kembali setiap tahun tetapi dapat terjadi sewaktu-waktu, berdampak seketika dan drastis terhadap harga saham. Investor yang banyak memperlajari dampak suatu peristiwa terhadap harga saham akan bertindak cepat dalam mengambil keputusan jual atau beli saham begitu peristiwa terjadi Samsul, 2006:274. Sebagai salah satu bagian dari event effect , yaitu holiday effect merupakan kondisi dimana terdapat kinerja saham yang biasanya bersifat positif yang mengakibatkan terjadinya abnormal return. Pasar Australia mengalami peningkatan return sebesar lima sampai sepuluh kali lipat dari perdagangan di hari biasa. Hal ini pun berpengaruh terhadap para investor individual yang skalanya lebih kecil Marrett dan Worthington, 2006:1. Anomali hari libur atau holiday effect menjelaskan bahwa tingkat pengembalian atau return menjelang hari libur pre holiday lebih rendah daripada setelah hari libur. Hal ini disebabkan bahwa pada umumnya pergerakan pasar saham akan semakin aktif pada hari setelah hari libur nasional. Dalam penelitian ini, anomali kalender January Effect adalah merupakan bagian dari Holiday Effect, dimana January effect merupakan salah satu bentuk anomali kalender dalam tahun yang biasa disebut sebagai Month of The Year Effect Andreas dan Ria Daswan, 2011. January Effect adalah kecenderungan naiknya harga saham antara tanggal 31 Desember sampai dengan akhir minggu pertama pada Bulan Januari. Chatterjee 2000 menemukan adanya January Effect yang signifikan dari return perusahaan kecil dibandingkan dengan perusahaan besar yang terjadi pada beberapa hari pertama di Bulan Januari. Munculnya January Effect antara lain dikarenakan adanya hipotesis taxloss selling, windowdressing , dan small Stock’s Beta Sharpe, 1995. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa fenomena January effect sangat berpengaruh terhadap return saham terutama di negara Amerika, Jepang dan Hongkong. Hal ini dikarenakan negara-negara maju tersebut pada akhir tahun tepatnya pada bulan Desember terdapat beberapa perayaan yaitu natal dan tahun baru. Pada bulan tersebut mayoritas penduduk dunia merayakan hari tersebut secara besar-besaran sehingga dibutuhkan dana yang banyak. Investor cenderung menahan investasinya guna mencukupi kebutuhan tersebut atau bahkan menjual saham yang dimilikinya. Oleh karena itu pada bulan Januari menunjukkan pengembalian saham yang tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Sedangkan di Indonesia, January effect berpengaruh secara signifikan dikarenakan perbedaan return yang terjadi pada tahun tersebut. Menurut Rendra 2004 dan Aria dan Siti Rahmi 2012 January effect memang terjadi di pasar modal Indonesia, melihat dari perbedaan return bulan Januari dengan return di bulan Desember tahun sebelumnya.

2.1.8 Dampak Sebelum Hari Libur