Metode Quantum Metode Partisipatori Metode Kolaboratif

27 pada pengertian di atas, maka dapat dibuat kesimpulan bahwa metode pembelajaran inovatif merupakan suatu cara atau langkah-langkah taktis yang dipakai oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang dipandang baru agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar.

2. Macam-macam metode pembelajaran inovatif

Menurut Suyatno dalam bukunya yang berjudul Memjelajah Pembelajaran Inovatif, menerangkan beberapa macam metode pembelajaran inovatif antara lain.

a. Metode Quantum

Metode pembelajaran kuantum Quantum Learning and Teaching merupakan metode yang bertumpu dari metode Freire dan Lozanov. QL mengutamakan percepatan belajar dengan cara partisipatori peserta didik dalam melihat potensi diri dalam kondisi penguasaan diri. Gaya belajar dengan mengacu pada otak kanan dan otak kiri menjadi ciri khas QL. Menurut QL, proses belajar mengajar adalah fenomena yang kompleks. Segala sesuatunya dapat berarti-setiap kata,pikiran, tindakan, dan asosiasi-dan sampai sejauh mana gurupelatih mengubah lingkungan, presentasi, dan rancangan pengajaran maka sejauh itulah proses belajar berlangsung. Hubungan dinamis dalam lingkungan kelas merupakan landasan dan kerangka belajar DePorter dalam Suyatno,2009:40. 28

b. Metode Partisipatori

Metode pembelajaran partisipatori lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh. Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa didudukkan sebagai subjek belajar apabila siswa berpartisipasi aktif menemukan hasil belajar. Guru hanya bersifat pemandu atau fasilitator. Dalam metode partisipatori, siswa aktif, dinamis, dan berlaku sebagai subjek. Namun, bukan berarti guru harus pasif, tetapi guru juga aktif dalam memefasilitasi belajar siswa dengan suara, gambar, tulisan dinding, dan sebagainya. Guru berperan sebagai pemandu yang penuh dengan motivasi, pandai berperan sebagai mediator, dan kreatif. Metode pendidikan partisipatori mempunyai ciri-ciri pokok: 1 belajar dari realitas atau pengalaman, 2 tidak menggurui, dan 3 dialogis. Kemudian, panduan prosesnya disusun dengan sistem daur belajar dari pengalaman yang distrukturkan saat itu Structural experiences learning cycle. Proses tersebut sudah teruji sebagai suatu proses yang memenuhi tuntutan pendidikan Partisipatori Suyatno, 2009:44.

c. Metode Kolaboratif

Metode kolaboratif dalam pembelajaran lebih menekankan pada pembangunan makna oleh siswa dari proses sosial yang bertumpu pada konteks belajar. Metode kolaboratif ini lebih jauh dan mendalam dibandingkan hanya sekedar kooperatif. Dasar dari metode kolaboratif adalah teori interaksional yang memandang belajar sebagai suatu proses pembangunan makna melalui interaksi sosial. Pembelajaran kolaboratif 29 dapat menyediakan peluang untuk menuju pada kesuksesan praktik-praktik pembelajaran. Sarana teknologi untuk pembelajaran tecnology for instruction, pembelajaran kolaboratif telah menambah momentum pendidikan formal dan informal dari dua kekuatan yang bertemu, yaitu: 1 realisasi praktik, bahwa hidup di luar kelas memerlukan aktifitas kolaboratif dalam kehidupan di dunia nyata; 2 menumbuhkan kesadaran berinteraksi sosial dalam upaya mewujudkan pembelajaran bermakna. Nelson dalam Suyatno, 2009:49 mengusulkan lingkungan pembelajaran kolaboratif dengan ciri-ciri sebagai berikut: aMelibatkan siswa dalam ajang pertukaran gagasan dan informasi; b Memungkinkan siswa mengeksplorasi gagan dan mencobakan berbagai pendekatan dalam pengerjaan tugas; c Menata ulang kurikulum, menyesuaikan keadaan sekitar dan suasana kelas, mendukung kerja kelompok; d Menyediakan cukup waktu, ruang, dan sumber untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar bersama; e Menyediakan sebanyak mungkin proses belajar yang bertolak dari kegiatan pemecahan masalah atau penyelesain proyek.

d. Metode Kooperatif