Nihongo Ni Okeru ’Rashii’, You Da’, ’Mitai Da’ No Jodoushi No Tsukaikata

(1)

NIHONGO NI OKERU ’RASHII’, ’YOU DA’, ’MITAI DA’ NO JODOUSHI NO TSUKAIKATA

KERTAS KARYA

DIKERJAKAN O

L E H

KHADIJAH SA’ADAH Nim. 0722030I5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG


(2)

NIHONGO NI OKERU ’RASHII’, YOU DA’, ’MITAI DA’ NO JODOUSHI NO TSUKAIKATA

KERTAS KARYA

DIKERJAKAN O

L E H

KHADIJAH SA’ADAH Nim. 072203015

Dosen Pembimbing Dosen Pembaca

(Drs. H. Yuddi Adrian M, MA)

NIP. 19600827 1991103 1 001 NIP. 19600822 198803 1 002 (Drs. Nandi. S)

Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian

Program pendidikan Non-Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Dalam Bidang Studi Bahasa Jepang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG


(3)

Disetujui Oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi D3 Bahasa Jepang Ketua,

NIP 19620727 198703 2 005 Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum


(4)

PENGESAHAN

Diterima oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang

Pada : Tanggal : Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

NIP 19650909 199403 1 004 Prof. Syaifuddin, M.A., Ph.D.

Panitia :

No. Nama Tanda Tangan

1. Adriana Hasibuan, S.S., M. Hum ( )

2. Drs. H.Yuddi Adrian M,MA ( )

3. Drs. Nandi. S ( )


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini, sebagai syarat kelulusan dari program Diploma III Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Kertas karya ini berjudul “ PEMAKAIAN VERBA BANTU ‘RASHII’, ‘YOU DA’, MITAI DA’ DALAM BAHASA JEPANG “.

Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sajikan dalam kertas karya ini, masih jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun penulisannya. Demi kesempurnaannya penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk menuju ke arah perbaikan.

Dalam penyelesaian kertas karya ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Syaifuddin.M.A.,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara .

2. Ibu Adriana Hasibuan,S.S.,M.Hum, selaku ketua jurusan Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Rani Arfianty S.S, selaku Dosen Wali.

4. Bapak Drs.H.Yuddi Adrian M,MA, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu demi selesainya kertas karya ini.

5. Bapak Drs. Nandi. S, selaku Dosen Pembaca

6. Seluruh staf Pengajar Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.


(6)

7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penyusunan kertas karya ini.

8. Spesial buat Abang Denny Simarmata,SH dan Kakak dr.Riauati Sinurat yang banyak memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

9. Rekan mahasiswa yang telah memberikan bantuan dan kerja sama dalam penulisan kertas karya ini.

Akhir kata semoga kertas karya ini bermanfaat kepada kita semua dan dapat memperluas cakrawala pemikiran di masa mendatang.

Medan, Juni 2010 Penulis

NIM.072203015


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 1

1.3 Pembatasan Masalah ... 2

1.4 Metode Penulisan ... 2

BAB II VERBA BANTU ... 3

2.1 Pengertian Verba Bantu ... 3

2.2 Bentuk-bentuk Verba Bantu ... 4

BAB III PENGGUNAAN VERBA BANTU ‘RASHII’, ‘YOU DA’, MITAI DA’ DALAM BAHASA JEPANG ... 7

3.1 ‘Rashii’ ... 7

3.2 ‘You da’ ... 8

3.3 ‘Mitai da’ ... 9

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 12

4.1 Kesimpulan ... 12

4.2 Saran ... 12


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Di dalam bahasa Jepang banyak terdapat jenis verba bantu dengan arti dan penggunaan yang berbeda-beda. Salah satu diantaranya adalah ungkapan yang menyatakan tafsiran dari suatu keadaan yaitu ‘rashii’. Tapi ungkapan yang menyatakan tafsiran suatu keadaan tidak hanya ‘rashii’ tapi juga dapat menggunakan verba bantu ‘you da’ ataupun ‘mitai da’ dan lainnya.

Sebenarnya tanpa sadar kita sudah sering menggunakan verba bantu ini dalam percakapan sehari-hari. Tapi untuk memahami hal ini terkadang sulit dimengerti, terutama bagi para mahasiswa yang sedang mempelajari bahasa Jepang. Kita juga tidak tahu verba bantu yang digunakan sudah tepat atau tidak.

Dari permasalahan ini, penulis tertarik untuk menggangkat “Penggunaan verba bantu ‘rashii’, ’you da’, mitai da’, dalam bahasa Jepang” sebagai topik dalam kertas karya ini.

1.2 Tujuan Penulisan

Ada beberapa tujuan penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini, yaitu:

a. Untuk memberi gambaran tentang verba bantu dalam bahasa Jepang, khususnya verba bantu ‘rashii’, ‘you da’, ‘mitai da’.

b. Untuk mengetahui penempatan verba bantu ‘rashii’, ‘you da’, ‘mitai da’ dalam bahasa Jepang sehingga para pembaca, khususnya penulis agar dapat meningkatkan kemampuan dalam menggunakan bahasa Jepang.

c. Sebagai salah satu syarat kelulusan dari program DIII Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.


(9)

1.3 Pembatasan Masalah

Seperti yang telah penulis kemukakan diawal, bahwa ada banyak jenis verba bantu dalam bahasa Jepang. Sebenarnya penulis berkeinginan untuk menguraikan satu persatu verba bantu tersebut secara lengkap, tetapi karena keterbatasan waktu dan kemampuan maka penulis hanya membatasi pada pembahasan mengenai penggunaan ‘rashii’, ‘you da’, ‘mitai da’ sebagai verba bantu dalam bahasa Jepang.

1.4 Metode penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis mengumpulkan data-data melalui metode kepustakaan yaitu suatu metode untuk mengumpulkan data atau informasi dengan membaca berbagai referensi buku yang berkaitan dengan pokok pembahasan yang telah dipilih penulis. Data-data yang telah terkumpul, diidentifikasi, disusun, dirangkum dan selanjutnya didistribusikan ke dalam bab dan anak bab.


(10)

BAB II VERBA BANTU

2.1 Pengertian Verba Bantu

Salah satu dari banyaknya kelas kata dalam bahasa Jepang adalah verba bantu. Verba bantu terdiri dari kata jo ( menolong), dou (gerak), dan shi (kata) yang bila digabungkan akan menjadi kata kerja yang dibantu. Dalam pengajaran bahasa Jepang yang ditujukan bagi siswa yang belajar dengan menggunakan bahasa Inggris pun, istilah verba bantu diterjemahkan menjadi auxilary verb (McClain, 1981 : 38). Namun, walaupun verba bantu disamakan dengan auxilary verb, kelas kata ini tidak ada hubungannya dengan kata kerja.

Dalam Kamus Gramatikal Jepang terdapat penjelasan bahwa verba bantu adalah salah satu kelas kata yang bersama-sama dengan partikel termasuk dalam kata tambahan. Verba bantu dapat mengalami perubahan dan dipakai setelah nomina, verba, adjektiva-i, adjektiva-na dan sebagainya. Kata-kata yang termasuk verba bantu dapat menyatakan maksud atau kehendak pembicara dan dapat menambah arti kata yang ada sebelumnya.

Verba bantu termasuk kata tambahan yang tidak dapat membentuk sebuah kalimat jika berdiri sendiri. Verba bantu ini akan dapat membentuk kalimat dan dapat menunjukkan arti serta fungsi apabila sudah digabungkan dengan kelas kata lain.

Selain verba bantu, kelas kata lain yang termasuk kelompok kata tambahan adalah partikel. Perbedaan verba bantu dan partikel yaitu verba bantu bisa mengalami perubahan sedangkan partikel tidak bisa mengalami perubahan. Yang dimaksud dengan perubahan di sini adalah perubahan verba bantu ke dalam bentuk masu, bentuk keinginan, bentuk te, bentuk negatif, bentuk lampau dan lain-lain. Tapi tidak semua verba bantu dalam bahasa


(11)

Jepang bisa mengalami perubahan. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri verba bantu antara lain:

1. Tidak dapat berdiri sendiri

2. Berkonjugasi (perubahan bentuk), sama seperti verba

3. Ada yang mempunyai arti sendiri dan ada yang hanya memberi atau menambah makna pada kata lain.

2.2 Bentuk-BentukVerba Bantu

Verba bantu terbagi atas beberapa bentuk, antara lain; 1. Bentuk pernyataan ( da dan desu)

Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan keputusan atau ketetapan. 2. Bentuk katanya (sou da)

Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan kembali hal-hal yang telah diucapkan, dikemukakan, atau diberitakan oleh orang lain.

3. Bentuk kemauan (u dan you)

Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan kemauan, kehendak atau hasrat hati pembicara.

4. Bentuk spontanitas (reru dan rareru)

Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan keadaan atau aktifitas yang terjadi dan dilakukan secara tiba-tiba atau secara alamiah (tidak direncanakan).

5. Bentu lampau ( ta dan da)

Verba bantu ini sering dipakai untuk menyatakan hal-hal yang sudah lampau, sudah berlalu atau sudah terjadi dan dikerjakan.


(12)

6. Bentuk kemampuan ( reru dan rareru)

Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan bentuk ‘dapat melakukan sesuatu’ yang berhubungan dengan verba sebelumnya.

7. Bentuk ajakan (u dan you)

Verba bantu ini digunakan untuk menyatakan ajakan atau bujukan terhadap lawan bicara agar melakukan aktifitas bersama-sama dengan pembicara.

8. Bentuk keinginan (tai dan tagaru)

Verba bantu ini digunakan untuk menyatakan keinginan atau harapan pembicara, lawan bicara, atau orang lain.

9. Bentuk perintah ( seru dan saseru)

Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan bahwa bagian aktifitas tersebut merupakan suruhan untuk melakukan suatu kegiatan.

10.Bentuk hormat ( reru dan rareru)

Verba bantu ini digunakan sebagai cara untuk menghaluskan bahasa atau kata-kata yang diucapkan untuk menyatakan rasa hormat pembicara dengan cara meninggikan derajat orang yang bicarakan.

11.Bentuk perkiraan (u dan you)

Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan dugaan, perkiraan, atau sangkaan pembicara.

12.Bentuk dugaan (rashii)

Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan dugaan atau anggapan berdasarkan pada hal-hal yang telah dilihat atau didengarnya.


(13)

13.Bentuk perumpamaan, keputusan yang tidak pasti, dan sebagai contoh ( you da dan mitai da)

Verba bantu ini mempunyai fungsi yang hampir sama dengan verba bantu bentuk dugaan, antara lain untuk menyatakan suatu perumpamaan, suatu keputusan yang belum pasti atau menyatakan bahwa hal-hal yang ditunjukkannya adalah sebagai contoh.

14. Bentuk sopan (masu)

Verba bantu ini merupakan verba bantu yang digunakan untuk menghormati lawan bicara.

15.Bentuk sangkalan (nai)

Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan bentuk negatif atau bentuk menyangkal kata sebelumnya.

16.Bentuk perkiraan negatif (nai darou)

Verba bantu ini berfungsi untuk menyatakan dugaan, perkiraan, atau sangkaan yang berbentuk negatif.

17.Bentuk pasif (reru dan rareru)

Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan bentuk pasif dari verba dan verba bantu sebelumnya.

18.Bentuk kelihatanya (sou da)

Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan atau mengungkapkan kembali tentang sesuatu hal sesuai dengan keadaan yang telah dilihatnya.


(14)

BAB III

PENGGUNAAN VERBA BANTU ‘RASHII’, ‘YOU DA’, ’MITAI DA’ DALAM BAHASA JEPANG

3.1 Rashii

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, di dalam bahasa Jepang banyak terdapat kata yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya sama, namun dalam Jepang sendiri berbeda baik dari segi katanya maupun makna dari kata tersebut. Seperti kata ‘rashii’, ‘you da’, dan ‘mitai da’, apabila diartikan ke dalam bahasa Indonesia dapat berarti ‘kelihatannya’ atau ‘sepertinya’ namun pada dasarnya ada terdapat perbedaan makna yang terkandung didalamnya.

Rashii adalah verba bantu yang menunjukkan bahwa kalimat sebelumnya merupakan perkiraan pembicara berdasarkan apa yang telah didengar, dibaca dan dilihat. Rashii juga digunakan untuk menyatakan suatu hal atau perkara yang diketahui dari sumber yang tidak begitu jelas atau desas desus namun pembicara dapat merasakan kebenaran informasi yang ia terima.

Contoh:

a. Tanaka san wa raigetsu Kobe e hikkosurashii desuyo Sepertinya Tanaka akan pindah bulan depan loh b. Satou san wa seki o shite iru. Kaze o hiite irurashii

Satou sedang batuk. Kelihatannya masuk angin

Contoh kalimat a menggungkapkan suatu kesimpulan yang diketahui oleh pembicara dari informasi yang diperoleh secara tidak langsung. Namun informasi yang diperoleh itu berasal dari sumber yang dapat dipercaya dan pembicara yakin akan kebenaran dari


(15)

informasi yang ia peroleh. Sedangkan contoh kalimat b menyatakan suatu perkiraan atau tafsiran pada waktu kejadian dari hal yang dilihat dan didengar oleh pembicara.

3.2 You da

Verba bantu ini digunakan pada saat pembicara menyatakan perkiraan subjektif berdasarkan informasi yang ia terima melalui panca inderanya.

Contoh:

a. Suzuki san no jitaku wa hoteru no you na apaato desu Tempat tinggal Suzuki adalah apartemen yang seperti hotel b. Ano hito wa marude nihon jin no you da

Orang itu kelihatan seperti orang Jepang

Verba bantu ini dapat berubah menjadi ’you na’ dan ‘you ni’ bila verba bantu ini bersama dengan kata sebelumnya yang merupakan keterangan untuk kata berikutnya. Didalam contoh kalimat pertama, kata sebelum verba bantu ‘you na’ (hoteru) merupakan keterangan untuk menjelaskan keadaan dari kata berikutnya (apaato). Kalimat pertama merupakan suatu dugaan yang berasal dari apa yang dilihat dan dirasakan serta informasi yang dapat diterima akal sehat. Sedangkan kalimat kedua digunakan ketika pembicara mengamati objek secara langsung dan menilai suatu yang tidak dapat dipisahkan lagi dari pengamatan.

Selain itu juga penggunaan prenomina sebelum verba bantu ini seperti kono/sono + you na dan kono/sono + you ni sering digunakan. Hal ini digunakan ketika kita tidak bisa menjelaskan secara spesifik apa yang yang kita lihat, rasakan, atau dengar. Biasanya kata ini disertai dengan penjelasan, foto atau gambar yang dapat menjelaskan apa yang ingin kita sampaikan.


(16)

Contoh:

A : Ocha o mou ippai, ikaga desuka? Mau tambah lagi tehnya?

B : Kekkou desu ne. Mou ippai itadakimasu Maaf ya. Tolong tambah lagi

A : Ocha o mou ippai, ikaga desuka? Mau tambah lagi tehnya?

B : Mou kekkou desu. Hoshikunai desu. Maaf. Tidak ingin lagi

Kono you ni onaji ‘kekkou desu’ ga, hantai no futari no imi o arawasu no desu. (Nihongo Chukyu Dokkai Nyumon:129)

Kata ‘kekkou’ yang sama seperti ini tapi memiliki dua arti yang berlawanan

Kata ‘kono you ni’ pada kalimat diatas merupakan keterangan dari kedua kata ‘kekkou desu’ sebelumnya. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa ‘kono you ni’ dapat dipakai jika sebelumnya ada penjelasan-penjelasan yang dapat menerangkan kata ‘kono you ni’ tersebut.

3.3 Mitai da

Pada dasarnya, fungsi ‘mitai da’ dan ‘you da’ adalah sama. Yang membuat keduanya berbeda adalah verba bantu ‘you da’ biasa digunakan dalam ragam tulisan dan percakapan resmi, sedangkan ‘mitai da’ biasa digunakan dalam ragam lisan dan percakapan sehari-hari.

Contoh:

Biyoushi : Katto wa douiufu ni nasaimasuka?


(17)

Kyaku : Shooto ni shitain desukedo…Kono shashin mitai ni shite kudasai Tamu : Saya ingin dipotong pendek. Tolong potong seperti foto ini (Minna Nihongo 2:153)

Kalimat diatas menyatakan bahwa tamu menginginkan agar tukang pangkas tersebut memotong sama seperti apa yang telah dilihat dan diamati langsung melalui foto tersebut.

Sama halnya dengan ‘you da’, verba bantu ’mitai da’ juga bisa menjadi ’mitai na’ dan ‘mitai ni’ jika verba bantu ini bersama-sama dengan kata yang sebelumnya, menjadi keterangan bagi kata lain yang ada pada kata berikutnya. Dalam hal ini, pola kalimat ‘you da’ brbeda dengan pola kalimat ‘mitai da’.

Contoh:

a. Tori no you ni sora o tobitaidesu

Saya ingin terbang di langit seperti burung Tori mitai ni sora o tobitaidesu

Saya ingin terbang di langit seperti burung b. Ano hito no koe wa otoko no you na koe desu

Suara orang itu seperti suara laki-laki Ano hito no koe wa otoko mitai na koe desu Suara orang itu seperti suara laki-laki c.Sono mizuumi wa umi no you da

Danau itu seperti laut

Sono mizuumi wa umi mitai da Danau itu seperti laut


(18)

Dari pola kalimat diatas dapat dilihat bahwa sebelum kata you ni, you na, you da terdapat partikel no, sedangkan dalam mitai ni, mitai na, mitai da tidak diperlukan partikel no.


(19)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan,bahwa :

1. Verba bantu rashii, you da dan mitai da mempunyai arti yang sama yaitu ‘sepertinya’ atau ‘kelihatannya’.

2. Verba bantu rashii, you da dan mitai da mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk menyatakan suatu dugaan, perkiraan, dan perumpamaan berdasarkan apa yang dilihat, didengar atau dirasakan oleh pembicara secara langsung.

3. Penggunaan verba bantu rashii berbeda dengan verba bantu you da dan mitai da. Verba bantu you da bisa menjadi you ni/na dan mitai da bisa menjadi mitai ni/na bila verba bantu ini bersama-sama dengan kata yang ada sebelumnya menjadi keterangan bagi kata lain yang ada pada bagian berikutnya, sedangkan rashii tidak.

4. Berbeda halnya dengan verba bantu rashii yang bisa digunakan dalam ragam tulisan dan ragam lisan, verba bantu you da hanya bisa digunakan dalam ragam tulisan dan bahasa resmi sedangkan mitai da biasa digunakan dalam ragam lisan dan percakapan sehari-hari.

4.2 Saran

1. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk verba bantu dalam bahasa Jepang maka kita sebagai mahasiswa yang sedang mempelajari bahasa ini harus dapat menelaah lebih dalam tentang penggunaan masing-masing verba bantu agar dapat menggunakannya secara benar.


(20)

2. Untuk membedakan arti maupun penggunaan verba bantu ini, kita juga harus rajin membaca dan memperhatikan contoh-contoh kalimat yang ada sehingga dapat dimengerti dengan jelas pemakaiannya.

3. Hampir semua verba bantu dapat mengalami perubahan bentuk (konjugasi). Kesalahan dalam konjugasi akan menimbulkan arti yang berbeda dari apa yang dimaksud. Oleh karena itu kita harus hati-hati dan benar-benar memahami konjugasi-konjugasi tersebut.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Sudjianto. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc Suriee Network. 1985. Nihongo no Kiso II. Tokyo: AOTS

Suriee Network. 2006. Minna no Nihongo II. Tokyo : AOTS

Toki Satoshi. 1995. Nihongo no Chuukyuu J301. Tokyo: 3A Coorporation Toki Satoshi. 2001. Nihongo no Chuukyuu J501. Tokyo: 3A Coorporation Kisao, Iori. 2001. Nihongo Bunpou Hand Book. Japan: 3A Coorporation


(1)

Contoh:

A : Ocha o mou ippai, ikaga desuka? Mau tambah lagi tehnya?

B : Kekkou desu ne. Mou ippai itadakimasu Maaf ya. Tolong tambah lagi

A : Ocha o mou ippai, ikaga desuka? Mau tambah lagi tehnya?

B : Mou kekkou desu. Hoshikunai desu. Maaf. Tidak ingin lagi

Kono you ni onaji ‘kekkou desu’ ga, hantai no futari no imi o arawasu no desu. (Nihongo Chukyu Dokkai Nyumon:129)

Kata ‘kekkou’ yang sama seperti ini tapi memiliki dua arti yang berlawanan

Kata ‘kono you ni’ pada kalimat diatas merupakan keterangan dari kedua kata ‘kekkou desu’ sebelumnya. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa ‘kono you ni’ dapat dipakai jika sebelumnya ada penjelasan-penjelasan yang dapat menerangkan kata ‘kono you ni’ tersebut.

3.3 Mitai da

Pada dasarnya, fungsi ‘mitai da’ dan ‘you da’ adalah sama. Yang membuat keduanya berbeda adalah verba bantu ‘you da’ biasa digunakan dalam ragam tulisan dan percakapan resmi, sedangkan ‘mitai da’ biasa digunakan dalam ragam lisan dan percakapan sehari-hari.

Contoh:


(2)

Kyaku : Shooto ni shitain desukedo…Kono shashin mitai ni shite kudasai Tamu : Saya ingin dipotong pendek. Tolong potong seperti foto ini (Minna Nihongo 2:153)

Kalimat diatas menyatakan bahwa tamu menginginkan agar tukang pangkas tersebut memotong sama seperti apa yang telah dilihat dan diamati langsung melalui foto tersebut.

Sama halnya dengan ‘you da’, verba bantu ’mitai da’ juga bisa menjadi ’mitai na’ dan ‘mitai ni’ jika verba bantu ini bersama-sama dengan kata yang sebelumnya, menjadi keterangan bagi kata lain yang ada pada kata berikutnya. Dalam hal ini, pola kalimat ‘you da’ brbeda dengan pola kalimat ‘mitai da’.

Contoh:

a. Tori no you ni sora o tobitaidesu

Saya ingin terbang di langit seperti burung Tori mitai ni sora o tobitaidesu

Saya ingin terbang di langit seperti burung b. Ano hito no koe wa otoko no you na koe desu

Suara orang itu seperti suara laki-laki Ano hito no koe wa otoko mitai na koe desu Suara orang itu seperti suara laki-laki c.Sono mizuumi wa umi no you da


(3)

Dari pola kalimat diatas dapat dilihat bahwa sebelum kata you ni, you na, you da terdapat partikel no, sedangkan dalam mitai ni, mitai na, mitai da tidak diperlukan partikel no.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan,bahwa :

1. Verba bantu rashii, you da dan mitai da mempunyai arti yang sama yaitu ‘sepertinya’ atau ‘kelihatannya’.

2. Verba bantu rashii, you da dan mitai da mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk menyatakan suatu dugaan, perkiraan, dan perumpamaan berdasarkan apa yang dilihat, didengar atau dirasakan oleh pembicara secara langsung.

3. Penggunaan verba bantu rashii berbeda dengan verba bantu you da dan mitai da. Verba bantu you da bisa menjadi you ni/na dan mitai da bisa menjadi mitai ni/na bila verba bantu ini bersama-sama dengan kata yang ada sebelumnya menjadi keterangan bagi kata lain yang ada pada bagian berikutnya, sedangkan rashii tidak.

4. Berbeda halnya dengan verba bantu rashii yang bisa digunakan dalam ragam tulisan dan ragam lisan, verba bantu you da hanya bisa digunakan dalam ragam tulisan dan bahasa resmi sedangkan mitai da biasa digunakan dalam ragam lisan dan percakapan sehari-hari.

4.2 Saran


(5)

2. Untuk membedakan arti maupun penggunaan verba bantu ini, kita juga harus rajin membaca dan memperhatikan contoh-contoh kalimat yang ada sehingga dapat dimengerti dengan jelas pemakaiannya.

3. Hampir semua verba bantu dapat mengalami perubahan bentuk (konjugasi). Kesalahan dalam konjugasi akan menimbulkan arti yang berbeda dari apa yang dimaksud. Oleh karena itu kita harus hati-hati dan benar-benar memahami konjugasi-konjugasi tersebut.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Sudjianto. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc Suriee Network. 1985. Nihongo no Kiso II. Tokyo: AOTS

Suriee Network. 2006. Minna no Nihongo II. Tokyo : AOTS

Toki Satoshi. 1995.Nihongo no Chuukyuu J301. Tokyo: 3A Coorporation Toki Satoshi. 2001. Nihongo no Chuukyuu J501. Tokyo: 3A Coorporation Kisao, Iori. 2001. Nihongo Bunpou Hand Book. Japan: 3A Coorporation