Pengertian Perjanjian Perjanjian Nominee Di Indonesia

3. Ada tujuan yang akan dicapai 4. Ada prestasi yang akan dilaksanakan. 19 Selain perjanjian, Undang-undang juga merupakan sumber perikatan sebagaimana disebutkan dalam pasal 1352 KUHPerdata: “perikatan-perikatan yang dilahirkan demi Undang-Undang, timbul dari Undang-Undang saja atau dari Undang-Undang sebagai akibat perbuatan orang”.

2. Jenis-Jenis Perjanjian

Pada dasarnya, perjanjian menurut jenisnya dibagi menjadi dua macam yaitu: 1. Perjanjian Nominaat Merupakan perjanjian yang dikenal di dalam kitab Undang-undang Hukum Perdata. Hal-hal yang termasuk dalam perjanjian nominaat adalah jual beli, tukar menukar, sewa menyewa, persekutuan, perdata, hibah, penitipan barang, pinjam pakai, pinjam meminjam, pemberian kuasa, penangguhan hutang, perdamaian dan lain-lain. 2. Perjanjian Innominaat Perjanjian yang timbul, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Jenis perjanjian ini belum dikenal pada saat KUHPerdata diundangkan, salah satunya adalah perjanjian Nominee. 20 19 Ibid., h. 79. 20 HS H Salim. “Perkembangan Hukum kontrak di luar KUHPerdata” Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, h. 1. Perjanjian juga dapat diklasifikasi menjadi perjanjian tertulis dan perjanjian lisan. Dilihat dari segi kekuatan mengikatnya, maka perjanjian dapat diklasifikasikan menjadi perjanjian dibawah tangan dan perjanjian dengan akta otentik yang dibuat dihadapan Notaris-PPAT sebagai pejabat umum. Pembuatan akta-akta perjanjian sebagai salah satu bentuk perbuatan hukum dilakukan oleh subyek hukum orang atau badan hukum dalam lapangan hukum perdata berdasarkan norma hukum yang berlaku, memiliki kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum, dan menimbulkan akibat hukum. Mengenai bentuk perjanjian yang dipilih sebagai instrumen hukum penguasaan tanah atau saham 100 persen oleh orang asing untuk mengikat warga Negara Indonesia secara empiris dilakukan melalui perjanjian tertulis yang dibuat dalam bentuk akta dibawah tangan dan akta otentik yang dibuat dihadapan Notaris. Kualifikasi akta yang dibuat dihadapan Notaris termasuk akta para pihak bukan akta jabatan. Spirit akta yang dibuat dihadapan Notaris adalah adanya akses kebebasan berkontrak sebagaimana diatur dalam buku III KUHPerdata. 3. Perjanjian Nominee Perjanjian nominee dikategorikan sebagai salah satu bentuk dari perjanjian innominaat karena belum ada pengaturan secara khusus tentangnya dan tidak secara tegas disebutkan dalam pasal-pasal KUHPerdata. Apabila hanya dilihat dari sisi pemenuhan prestasi para pihak yang terlibat di dalam perjanjian, perjanjian nominee sebetulnya dapat dimasukkan dalam jenis perjanjian atas beban. Dalam system hukum di Indonesia, perjanjian nominee sebagai salah satu bentuk dari perjanjian innominaat tidak diatur secara tegas dan khusus, namun dalam praktiknya beberapa pihak banyak yang menggunakan perjanjian nominee untuk membeli property atau berinvestasi di Indonesia. Nominee adalah seseorang yang bertindak untuk nama pihak lain sebagai wakil dalam arti yang terbatas. Terkadang istilah tersebut digunakan untuk menandakan sebagai agen atau wali. 21 Perjanjian nominee dalam praktiknya tidak hanya digunakan oleh pihak asing WNA untuk berinvestasi di Indonesia, namun juga digunakan oleh pasangan perkawinan campuran beda kewarganegaraan yang tidak membuat perjanjian perkawinan untuk memiliki property di Indonesia. Sehingga keberadaan perjanjian nominee di Indonesia cenderung lebih banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk melakukan penyulundupan hukum. Contoh sederhana dari perjanjian nominee yang terjadi di Indonesia adalah sebagai berikut: Contoh pertama, seorang perempuan WNI A menikah dengan seorang pria WNA B, dan keduanya tidak membuat perjanjian perkawinan. Akibat dari tidak dibuatnya perjanjian perkawinan adalah bahwa A tidak dapat memiliki hak milik atas property di Indonesia lebih dari satu tahun. Agar tetap dapat memiliki property, A membuat 21 Brayan A. Garner, Black’s Law Dictionary With Guide To Pronunciation, h. 1072. perjanjian nominee dengan saudaranya, yaitu C. dalam perjanjian tersebut A akan memberikan sejumlah uang kepada C untuk membeli property di Indonesia dengan menggunakan nama C. sebagai imbalan, C akan menerima fee dari A setiap bulannya. Contoh kedua, A dan B sebelum melangsungkan perkawinan telah membuat perjanjian perkawinan. Kemudian di masa perkawinan, B bermaksud untuk membeli property di Indonesia. Mengingat statusnya sebagai WNA yang tidak berhak atas hak milik di Indonesia, maka B membuat perjanjian nominee dengan A. dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa B menggunakan nama A untuk membeli property di Indonesia, dan kemudian property tersebut digunakan sebagai modal untuk melakukan usaha di Indonesia. Contoh Ketiga, Ny.Andrea, seorang warga Negara Inggris, ingin membeli saham PT.XYZ. dalam proses pembelian saham dimaksud, NY.Andrea tidak menggunakan namanya sendiri melainkan menggunakan nama Tuan Aris sebagai pialangnya. Sebelum dilakukannya proses pembelian saham, antara NY.Andrea sebagai benefical owner dan Tuan Aris sebagai nominee. Bentuk perjanjian nominee antara para pihak tersebut dibuat dalam bentuk loan agreement. Berdasarkan beberapa contoh tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa nominee adalah seseorang yang ditunjuk oleh pihak lain untuk mewakilinya dalam melakukan suatu perbuatan hukum tertentu sesuai