Penentuan Pola Distribusi Hujan

Tabel 4.3 Data Curah Hujan Harian Maksimum Stasiun Padang Brahrang Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Har.Maks 2003 40 43 51 39 49 34 30 50 79 46 115 88 115 2004 106 65 64 72 25 83 68 65 75 52,5 76 125 125 2005 49 29 90 76 35 36 20 54,5 42 31 80,5 44 90 2006 44 53 106 75 29 45 23 43 67 68 75 37,5 106 2007 50 12 41 92 88 45 74 28 64 33,5 29 82,5 92 2008 22 30,5 73 74 76 36 180 140 110 25 29 88 180 2009 80 104 126 81 111 76 35 75 31 105 75 121,5 126 2010 58 32,5 30 60 61 53 22,5 20,5 20,5 93 16 31 93 2011 32 87 58 19 25 26,2 70,5 64 66,8 68,5 72,5 57,8 87 2012 109 55 52 73 41 42 75,5 59 79,5 75 85 37 109 Sumber:Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Sampali Medan Curah Hujan tertinggi pada tahun 2008 sebesar 120,67 mm. Data urut hujan maksimum harian secara lengkap ditunjukkan pada tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan mmjam Tahun Rmax 2007 88,33 2009 91,33 2005 92,33 2012 93,00 2004 100,67 2003 100,67 2011 102,00 2010 103,00 2003 106,67 2008 120,67 Sumber: Hasil perhitungan

4.1.2 Penentuan Pola Distribusi Hujan

Penentuan pola distribusi atau sebaran hujan dilakukan dengan menganalisa data curah hujan harian maksimum yang diperoleh dengan menggunakan analisis frekuensi. Untuk menentukan jenis sebaran yang akan digunakan dalam menetapkan periode ulangreturny Universitas Sumatera Utara analisa frekuensi maka dicari parameter statistik dari data curah hujan wilayah baik secara normal maupun secara logaritmatik. Langkah yang ditempuh adalah dengan menggunakan data-data mulai dari terkecil sampai terbesar. Dari hasil analisis diperoleh nilai untuk masing-masing parameter statisik. Untuk menganalisis probabilitas curah hujan biasanya dipakai beberapa macam distribusi yaitu: A Distribusi Normal, B Log Normal, C Log Pearson Type III, D Gumbel.

4.1.2.1 Parameter Statistik Sebaran Normal

Data-data yang digunakan dalam perhitungan parameter statistik sebaran normal dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Analisa Curah Hujan Distribusi Normal No Curah hujan mm Xi 1 88,33 -11,53 133,02 2 91,33 -8,53 72,82 3 92,33 -7,53 56,75 4 93 -6,87 47,15 5 100,67 0,80 0,64 6 100,67 0,80 0,64 7 102 2,13 4,55 8 103 3,13 9,82 9 106,67 6,80 46,24 10 120,67 20,80 432,64 Jumlah 998,67 804,27 X 99,87 S 9,45 Sumber: Hasil Perhitungan Dari data-data diatas didapat: 998, 67 X 99,87 mm 10 = = Standar deviasi: 2 i X X 804, 27 S 9, 45 n 1 10 1 − = = = − − i X X − Universitas Sumatera Utara Selanjutnya pada analisa curah hujan rencana dengan distribusi normal diperlukan nilai KT variabel reduksi yang diperoleh dari tabel 2.1 untuk menentukan analisa curah hujan rencana dengan Distribusi Normal seperti pada tabel 4.6 dibawah ini. Tabel 4.6 Analisa Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Normal No Periode ulang T tahun K T S Curah Hujan X T mm 1 2 99,87 9,45 99,87 2 5 0,84 99,87 9,45 107,81 3 10 1,28 99,87 9,45 111,96 4 25 1,64 99,87 9,45 115,37 5 50 2,05 99,87 9,45 119,24 6 100 2,33 99,87 9,45 121,89 Sumber: Hasil Perhitungan Berikut hasil analisa curah hujan rencana dengan Distribusi Normal:  Untuk periode ulang T 2 tahun = 99,87 + 0 x 9,87 = 99,87 mm  Untuk periode ulang T 5 tahun = 99,87 + 0,840 x 9,45 = 107,81 mm

4.1.2.2 Analisa Curah Hujan Distribusi Log Normal

Data-data yang digunakan dalam perhitungan parameter statistik dengan sebaran logaritmatik dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Analisa Curah Hujan dengan Distribusi Log Normal No Curah hujan mm Xi Log X i 2 i Log X Log X − 1 88,33 1,95 -0,05 0,00 2 91,33 1,96 -0,04 0,00 3 92,33 1,97 -0,03 0,00 4 93 1,97 -0,03 0,00 5 100,67 2,00 0,00 0,00 Universitas Sumatera Utara 6 100,67 2,00 0,00 0,00 7 102 2,01 0,01 0,00 8 103 2,01 0,01 0,00 9 106,67 2,03 0,03 0,00 10 120,67 2,08 0,08 0,01 Jumlah 998,67 20,0 0,01 X 99,87 2 S 0.03 Sumber: Hasil perhitungan Dari data-data diatas didapat : 20 X 2 mm 10 = = Standar deviasi : i X X 0, 01 S = 0, 03 n -1 10 -1 − = = Tabel 4.8 Analisa Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Normal No Periode ulang T tahun K T Log X Log S Log X T Curah hujan XT 1 2 2.00 0.03 2.00 99.48 2 5 0.84 2.00 0.03 2.03 105.97 3 10 1.24 2.00 0.03 2.04 108.94 4 20 1.64 2.00 0.03 2.05 112.00 5 50 2.05 2.00 0.03 2.06 115.21 6 100 2.33 2.00 0.03 2.07 117.46 Sumber: Hasil Perhitungan Berikut adalah hasil analisa curah hujan rencana dengan Distribusi Log Normal: Log X T = T = 2 tahun Log X 2 = 2+ 0 × 0,03 Log X 2 = 2 X 2 = 99,48 mm Log X T = T = 5 tahun Log X 2 = 2 + 0.84 × 0,03 Log X 2 = 2,025 T LogX K S + × T LogX K S + × Universitas Sumatera Utara X 2 = 105,97 mm Log X T = T = 10 tahun Log X 2 = 2 + 1.24 × 0,03 Log X 2 = 2,037 X 2 = 108,94 mm Log X T = T = 20 tahun Log X 2 = 2 + 1.64 × 0,03 Log X 2 = 2.04 X 2 = 112 mm Log X T = T = 50 tahun Log X 2 = 2 + 2.05× 0,03 Log X 2 = 2.062 X 2 = 115.21 mm Log X T = T = 100 tahun Log X 2 = 2 + 2.33× 0,03 Log X 2 = 2.07 X 2 = 117.46mm

4.1.2.3 Analisa Curah Hujan Dengan Distribusi Log Pearson III

T LogX K S + × T LogX K S + × T LogX K S + × T LogX K S + × Universitas Sumatera Utara Berikut ini adalah tabel 4.9 yang menunjukkan data analisa curah hujan dengan distribusi Log Pearson III. Tabel 4.9 Analisa Curah Hujan dengan Distribusi Log Pearson III No Curah hujan mm Xi Log X i i LogX X − 2 i LogX X − 3 i LogX X − 1 88,33 1,95 -0,05 0,0028 -0,0002 2 91,33 1,96 -0,04 0,0015 -0,0001 3 92,33 1,97 -0,03 0,0012 0,0000 4 93 1,97 -0,03 0,0010 0,0000 5 100,67 2,00 0,00 0,0000 0,0000 6 100,67 2,00 0,00 0,0000 0,0000 7 102 2,01 0,01 0,0001 0,0000 8 103 2,01 0,01 0,0002 0,0000 9 106,67 2,03 0,03 0,0008 0,0000 10 120,67 2,08 0,08 0,0068 0,0006 Jumlah 998,67 20,0 0,0143 0,0030 X 99,87 2,00 S 0,04 G 0,10 Sumber: Hasil Perhitungan Dari data-data diatas didapat: 20 X 2 mm 10 = = Standar deviasi: 2 i X X 0, 0143 S 0, 04 n 1 10 1 − = = = − − Koefisien kemencengan: n 3 i i 1 3 3 X X G n 1n 2S 10 0.003 G 0,1012 0,1 9 8 0, 04 = − = − − × = = ≈ × × ∑ Selanjutnya pada analisa curah hujan rencana dengan distribusi Log Pearson III diperlukan nilai K yang diperoleh dari tabel 2.3 seperti yang terdapat pada tabel 4.10 dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Analisa Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III No Periode ulang T tahun K Log X Log S Log X T Curah hujan XT 1 2 -0.017 2 0.04 2.00 99.84 2 5 0.836 2 0.04 2.03 108.00 3 10 1.292 2 0.04 2.05 112.64 4 25 2.785 2 0.04 2.11 129.24 5 50 2.107 2 0.04 2.08 121.42 6 100 2.400 2 0.04 2.10 124.74 Tanda merupakan parameter Curah Hujan h pada HSS Snyder Sumber: Hasil Perhitungan Berikut hasil analisa curah hujan rencana dengan Distribusi Log Person III: Log X T = T = 2 tahun Log X 2 = 2 + -0,017× 0,04 Log X 2 = 2 X 2 = 99.84 mm Log X T = T = 5 tahun Log X 2 = 2 + 0,8 × 0,04 Log X 2 = 2,03 X 2 = 107,45 mm

4.1.2.4 Analisa Curah Hujan Distribusi Gumbel Tabel 4.11

Analisa Curah Hujan dengan Distribusi Gumbel No Curah hujan mm Xi m P n 1 = + Periode Ulang 1 T P = i X X − 2 i X X − 1 88,33333333 0,09 11,11 -11,53 133,0177778 2 91,33333333 0,18 5,56 -8,53 72,81777778 3 92,33333333 0,27 3,70 -7,53 56,75111111 T LogX K S + × T LogX K S + × Universitas Sumatera Utara 4 93 0,36 2,78 -6,87 47,15111111 5 100,6666667 0,45 2,22 0,80 0,64 6 100,6666667 0,54 1,85 0,80 0,64 7 102 0,64 1,56 2,13 4,551111111 8 103 0,73 1,37 3,13 9,817777778 9 106,6666667 0,82 1,21 6,80 46,24 10 120,6666667 0,91 1,10 20,80 432,64 umla 998,67 804,27 X 99,87 S 9.45 Sumber: Hasil Perhitungan Dari data-data diatas didapat: 998, 67 X 99,867 mm 10 = = Standar deviasi: 2 i X X 804, 27 S 9, 45 n 1 10 1 − = = = − − Dari tabel 2.4 dan tabel 2.6 untuk n = 10 n n Y 0.4952 S 0.94 = = Untuk periode ulang T 2 tahun TR Y 0.3668 = TR n n Y Y 0.3668 0.4952 K 0,14 S 0,94 − − = = = − T X X K.S 99,87 0,14 9, 45 98, 547mm = + = + − × = Universitas Sumatera Utara Di bawah ini merupakan tabel 4.12 yang berisikan data analisa curah hujan rencana dengan Distribusi Gumbel. Nilai Y TR diperoleh dari tabel 2.5 Yn dari tabel 2.4, dan Sn diperoleh dari tabel 2.6 seperti yang tertera di bawah ini. Tabel 4.12 Analisa Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Gumbel No Periode ulang T tahun Y TR Y n S n X S K Curah hujan X T 1 2 0,366 8 0,495 2 0,94 99,87 9,45 - 0.14 98.547 2 5 1,500 4 0,495 2 0,94 99,87 9,45 1.06 109.87 3 10 2,251 0,495 2 0,94 99,87 9,45 1.85 117.34 4 20 2,970 9 0,495 2 0,94 99,87 9,45 2.61 124.50 5 50 3,902 8 0,495 2 0,94 99,87 9,45 3.59 133.78 6 100 4,601 2 0,495 2 0,94 99,87 9,45 4.32 140.73 Sumber: Hasil Perhitungan 4.2 Analisa Hidrologi 4.2.1 Analisa Frekuensi Curah Hujan Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau dilampaui.Analisa frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari penakar hujan, baik yang manual maupun otomatis. Analisa frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di masa yang akan datang. Dengan anggapan bahwa sifat statistik kejadian hujan yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian hujan masa lalu. Analisa frekuensi curah hujan diperlukan untuk menentukan jenis sebaran distribusi.Berikut analisa frekuensi curah hujan pada tabel 4.13 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Analisa Frekuensi Curah Hujan No. X i P 1 88,33333 0.09 -11,53 133,02 -1534,14 17693,83 2 91,33333 0.18 -8,53 72,82 -621,38 5302,47 3 92,33333 0.27 -7,53 56,75 -427,53 3220,72 4 93 0.36 -6,87 47,15 -323,77 2223,24 5 100,6667 0.45 0,80 0,64 0,51 0,41 6 100,6667 0.55 0,80 0,64 0,51 0,41 7 102 0.64 2,13 4,55 9,71 20,71 8 103 0.73 3,13 9,82 30,76 96,39 9 106,6667 0.82 6,80 46,24 314,43 2138,16 10 120,6667 0.91 20,80 432,64 8998,94 187178,13 Total 998,7 804,27 6448,04 217874,47 Rata-rata 99,87 Dari hasil perhitungan diatas selanjutnya ditentukan jenis sebaran yang sesuai, dalam penentuan jenis sebaran diperlukan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Koefesien Kemencengan C s n 3 i i 1 S 3 S 3 n X X C n 1n 2 S 10 6448, 04 C 1, 06 9 8 9, 4 5 = − = − − × = = × × ∑ 2. Koefesien Kurtosis C k x x i − 2 x x i − 3 x x i − 4 x x i − Universitas Sumatera Utara n 2 4 i i 1 k 4 2 k 4 n X X C n 1n 2n 3S 10 217874, 47 C 5, 42 9 8 7 9, 45 = − = − − − × = = × × × ∑ 3. Koefesien Variasi C v v v S C X 9, 45 C 0.09 99,87 = = =

4.2.2 Jenis Distribusi