Rasional CBSA Prinsip CBSA

2. Pembelajaran non-tatap muka Disebut juga dengan belajar mandiri. Dalam kegiatan ini siswa menggunakan bahan belajar yang di disain secara khusus. Bahan tersebut dipelajarinya tanpa tergantung akan kehadiran guru. Jenis bahan-bahan belajar itu dapat berupa salah satu dari program media, seperti modul, film, kaset, audio, slide, komputer dan lain-lain

5. Posisi guru dan siswa dalam pengelolaan pesan

Dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha agar pesan atau materi pelajaran yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan dapat dikuasai oleh siswa dengan baik. Cara yang ditempuh hendaknya dititikberatkan kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa sehingga siswa memperoleh pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajaran. Siswalah yang melakukan kegiatan belajar sementara guru adalah sebagai fasilitator dan motivator. MATERI 5 Cara belajar siswa aktif CBSA dan Pendekatan keterampilan proses PKP

1. Pengertian CBSA

Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif CBSA adalah anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual- emosional siswa dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa apabila diperlukan. Dan menurut T. Raka Joni, CBSA adalah suatu pendekatan, bukan suatu metode atau teknik mengajar. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif pada dasarnya adalah melihat kegiatan belajar sebagai pemberian makna secara konstruvistik terhadap pengalaman oleh pebelajar dan dengan dituntun azas “tut wuri handayani” pengendalian kegiatan belajar harus meletakkan dasar bagi pembentukan prakrsa dan tanggung jawab belajar ke arah belajar sepanjang hayat.

2. Rasional CBSA

Penerapan CBSA dalam proses pembelajaran bertumpu pada sejumlah rasional. Yang terpenting diantaranya ialah rasional yang berkaitan langsung dengan upaya perwujudan tujuan utuh pendidikan serta karakteristik manusia masyarakat dan masyarakat masa depan Indonesia yang dikehendaki. Secara umum, esensi tujuan pendidikan, menurut T. Raka Joni 1980 adalah pembentukan manusia yang bukan hanya dapt menyesuaikan diri hidup didalam masyarakatnya, melainkan labih dari itu, mampu menyumbang bagi penyempurnaan masyarakat itu sendiri.Dengan penerapan CBSA, siswa diharapakan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya secara penuh, menyadari dan dapat menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat di sekitarnya, serta siswa diharapkan lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara teratur, kritis, tanggap dan dapat menyelesaikan masalah sehari-hari, serta lebih terampil dalam menggali, menjelajah, mencari dan mengembangkan informasi yang bermakna baginya. Raka Joni, 1992.

3. Prinsip CBSA

Prinsip-prinsip tersebut, menurut T. Raka Joni 1993 ialah 1. penyediaan pijakan dan tuntutan kognitif oleh guru sehingga siswa terbantu untuk membrikan makna terhadap pengalamn belajarnya, 2. kegiatan belajar-mengajar yang beranekan ragam dari guru, 3. pemberian tugaskesempatan bagi siswa untuk berbuat langsung guna mengkaji, berlatihmenghayati isi kurikulum, 4. guru berusaha untuk memenuhi kebutuhan individu siswa 5. guru berupaya melibatkan sebanyak mungkin siswa dalam interaksi belajar-mengajar, 6. guru mencek pemahaman siswa, 7. guru mengupayakan variasi kegiatan dan suasana belajar dengan penggunaan berbagai strategi belajar-mengajar, 8. guru mengembangkan berbagai pola interaksi dalam proses belajar- mengajar, baik antara guru dengan siswa maupun antar siswa, 9. pemantauan intensif dan diikuti dengan pemberian balikan yang spesifik dan segera. Yang dimaksud dengan rambu-rambu CBSA adalah gejala-gejala yang tampak pada perilaku siswa dan guru baik dalam program maupun proses pembelajaran. Rambu-rambu yang dimaksud adalah : 1. Kuantitas dan kualitas pengalaman yang membelajarkan 2. Prakarsa dan keberanian siswa dalam mewujudkan minat, keinginan, dan dorongan-dorongan yang ada pada dirinya 3. Keberanian dan keinginan siswa untuk ikut serta dalam proses pembelajaran 4. Usaha dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran 5. Keingintahuan yang ada pada diri siswa 6. Rasa lapang dan bebas yang ada pada diri siswa 7. kuantitas dan kualitas uasaha yang dilakukan guru dalam membina dan membina keaktifan siswa 8. Kualitas guru sebagai inovator dan fasilitator 9. Tingkat sikap guru yang tidak mendominasi dalam proses pembelajaran 10. Kuantitas dan kualitas metode dan media yang dimanfaatkan para guru dalam proses pembelajaran 11. Keterikatan guru terhadap program pembelajaran 12. Variasi interaksi guru-siswa dalam proses pembelajaran 13. Kegiatan dan kegembiraan siswa dalam belajar MATERI 6 Pendekatan Keterampilan Proses PKP 1. Pengertian Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yaitu hubungan timbal balik antara guru dengan siswa. Guru memberikan bimbingan dan menyediakan berbagai kesempatan yang dapat mendorong siswa belajar dan untuk memperoleh pengalaman sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran ditandai oleh tingkat penguasaan kemampuan dan pembentukan kepribadian. Proses pembelajaran melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang perlu dilakukan oleh siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Kesempatan untuk melakukan kegiatan dan perolehan hasil belajar ditentukan oleh pendekatan yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Suatu prinsip untuk memilih pendekatan pembelajaran ialah belajar melalui proses mengalami secara langsung untuk memperoleh hasil belajar yang bermakna. Proses tersebut dilaksanakan melalui interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Siswa diharapkan termotivasi dan senang melakukan kegiatan belajar yang menarik dan bermakna bagi dirinya. Hal ini berarti bahwa peranan pendekatan belajar mengajar sangat penting dalam kaitannnya dengan keberhasilan belajar. Salah satunya pendekatan keterampilan proses. Pembicaraan tentang proses ada baiknya diawali dengan filsafat sains. Filsafat sains banyak menaruh perhatian tentang bagaimana cara saintis memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan gejala alam. Seorang ahli filsafat dan ahli fisika mengatakan “Sikap fisikawan tidak boleh tidak, haruslah murni empirisme”. Data empirik yang diperoleh dari pengamatan itulah yang akhirnya digunakan untuk menghakimi segala teori yang dicetuskan saintis. Proses dapat didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah baik kognitif maupun psikomotor yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip, atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan Indrawati dalam Trianto, 2008:72. Menurut Mulyasa 2007:99, Pendekatan Keterampilan Proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas, dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa sendiri Soetardjo, 1998:3. Dalam pendekatan keterampilan proses, tugas guru adalah memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam menciptakan lingkungan yang kondusif agar semua peserta didik dapat berkembang secara optimal.

2. Hal yang harus diperhatikan