Pelaksanaan dalam Program Antenatal Care Pengawasan dalam Program Antenatal Care

83 ketergantungan anatara satu satua kerja dengan satuan-satuan kerja yang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian dalam pelayanan asuhan antenatal care dilakukan dengan pembentukan SDM tim pelaksana Asuhan Kehamilan dibentuk oleh Bidan Koordinator. Manajemen antenatal bertujuan untuk menentukan pelayanan yang efektif, mencegah kehamilan dengan penyulit, mendeteksi pertumbuhan janin dan kelainan-kelainan pada ibu hamil seperti hyertensi dan anemia, dan segera merujuk ibu hamil dengan kelainan atau dengan resiko tinggi tersebut. Azwar, 2010

5.1.4. Pelaksanaan dalam Program Antenatal Care

Dari hasil wawancara, diketahui bahwa pelaksanaan program antenatal care di Puskesmas Purwoyoso sudah sesuai standar pelayanan minimal. Biasanya yang tidak dilakukan adalah mengukur tinggi badan. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian penelitian yang dilakukan oleh Ariyanti 2013 yang menyatakan bahwa bidan sudah melaksanakan pelayanan antenatal walaupun standar tidak tersurat, terdapat bagian yang sulit dilaksanakan yaitu asuhan kebidanan karena terlalu panjang dan rumit sehingga membutuhkan waktu yang lama sejak pengkajian sampai dengan evaluasi.

5.1.5. Pengawasan dalam Program Antenatal Care

Pengawasan merupakan proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai rencana yang sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi penyimpangan. Pelaksanaan fungsi manajemen ini 84 memerlukan perumusan standar kinerja standard performance. Alamsyah, 2012:48 Pengawasan dapat berfungsi untuk mengetahui kegiatan program yang sudah dilaksanakan oleh staf dalam kurun waktu tertentu, apakah sesuai dengan standar, prosedur atau rencana kerja, dan sumber daya staf, sarana, dana, dan sebagainya yang sudah digunakan. Dalam hal ini, fungsi pengawasan bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi kegiatan program. Muninjaya, 2013 Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kesesuaian antara informan utama dengan triangulasi mengenai pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Kepala Puskesmas kepada staf. Supervisi dari Dinas Kesehatan Kota Semarang dilaksanakan setiap 6 bulan sekali dengan datang langsung ke Puskesmas. Bentuk dari pengawasan ini adalah dengan melihat data cakupan ibu hamil yang ada di Puskesmas Purwoyoso Kota Semarang. Sedangkan pengawasan dari Kepala Puskesmas dilaksanakan tiap hari dengan ditanyakan mengenai masalah, kasus, maupun hambatan yang sedang terjadi pada hari itu. Ada ketidaksesuaian antara pernyataan Kepala Puskesmas dengan 2 asisten BPM yang bertugas di wilayah kerja Puskesmas Purwoyoso. Kepala Puskesmas menyatakan bahwa Puskesmas melakukan supervisi ke BPM tiap 3 bulan sekali. Sedangkan berdasar pada pernyataan asisten BPM, tidak ada sama sekali supervisi dari pihak Puskesmas. Supervisi dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang. 85 Menurut penelitian Biro Koordinasi Kesehatan Masyarakat 2009, pengawasan supervisi tidak hanya dilakukan pada perawat desa atau tenaga dari Puskesmas sendiri. Keterlibatan Perangkat Desa dan tokoh masyarakat juga diperlukan untuk meningkatkan persentase kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 karena merekalah yag paling mengetahui keadaan penduduk, sehingga diharapkan dapat melakukan tindakan-tindakan yang paling tepat dan efektif untuk menindaklanjuti. Selain itu, penelitian Yuliana Nurbaeti 2000 menyatakan bahwa ada perbedaan kepatuhan menerapkan standar antara petugas yang mendapat supervisi dengan baik dan petugas yang tidak disupervisi dengan baik. Penelitian Bradley et al pada tahun 2013 mendapatkan kesimpulan bahwa supervisi adalah komponen penting dalam manajemen sumber daya manusia.

5.1.6. Evaluasi dalam Program Antenatal Care