Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN

13 6 Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas, tetapi juga pada upaya mempertahankan hubungan interpersonal antaranggota kelompok. 7 Keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam kerja gotong royong, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan. 8 Pada saat pembelajaran kooperatif sedang berlangsung, guru terus melakukan observasi terhadap komponen-komponen belajar dan melakukan intervensi jika terjadi masalah antaranggota kelompok. 9 Guru memperhatikan proses keefektifan proses belajar kelompok. Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa-siswa yang tergabung dalam kelompok harus menjalin kerja sama dan memiliki soliditas yang kuat serta harus menyadari bahwa setiap pekerjaan individu dalam kelompok mempunyai akibat langsung dalam keberhasilan kelompoknya.

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Investigasi atau penyelidikan merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil belajar sesuai pengembangan yang dilalui siswa. Kegiatan belajarnya diawali dengan pemecahan soal-soal atau masalah-masalah yang diberikan oleh guru, sedangkan kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru, yang dalam pelaksanaannya mengacu pada berbagai teori investigasi. Huda 2011: 123 menyatakan bahwa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, siswa diberi kontrol dan pilihan penuh untuk merencanakan apa yang ingin dipelajari dan diinvestigasi. Pertama-tama, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil. Masing-masing kelompok diberi tugas yang berbeda. Dalam kelompoknya, setiap anggota melakukan diskusi dan menentukan 14 informasi apa yang akan dikumpulkan, bagaimana mengolahnya, bagaimana menelitinya, dan bagaimana menyajikan hasil penelitiannya di depan kelas. Menurut Kunandar 2007: 344, model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model ini menuntut para siswa untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilannya dalam memecahkan suatu masalah melalui kegiatan kelompok. Height Krismanto, 2004: 7 mengemukakan bahwa to investigate berkaitan dengan kegiatan mengobservasi secara rinci dan menilai secara sistematis. Dari pemaparan tersebut terlihat bahwa, investigasi adalah proses penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan selanjutnya orang tersebut mengomunikasikan hasil perolehannya, sehingga dapat membandingkannya dengan perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil. Oleh karena itu, kegiatan investigasi dapat membiasakan siswa mengembangkan rasa ingin tahu. Hal ini akan membuat siswa lebih aktif berpikir dan mencetuskan ide-ide atau suatu gagasan, serta dapat menarik kesimpulan berdasarkan hasil diskusi di kelas. Dalam pelaksanaan model kooperatif tipe GI ini, siswa-siswa bekerja secara berkelompok mengadakan penyelidikan dalam upaya memahami konsep yang mereka hadapi. Menurut Slavin 2005: 215 GI tidak akan dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak mendukung dialog interpersonal atau yang tidak memerhatikan dimensi rasa sosial dalam 15 pembelajaran di kelas. Jadi, komunikasi dan interaksi kooperatif dalam kelas mempunyai peranan yang sangat penting dalam GI. Slavin 2005: 218 mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe GI adalah sebagai berikut: 1.1 Tahap Pengelompokan Grouping Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvetigasi serta membentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap ini: a. Siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori- kategori topik permasalahan, b. Siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki, c. Guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4 sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan. 1.2 Tahap Perencanaan Planning Tahap planning atau tahap perencanaan tugas-tugas pembelajaran. Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang: a. Apa yang mereka pelajari? b. Bagaimana mereka belajar? c. Siapa dan melakukan apa? d. Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topic tersebut? 1.3 Tahap penyelidikan investigation Tahap investigation, yaitu tahap pelaksanaan proyek investigasi siswa. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut: a. Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki, b. Masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok, c. Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan mempersatukan ide dan pendapat. 1.4 Tahap Pengorganisasian Organizing Yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai berikut: a. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proteknya masing-masing, b. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya. c. Wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dam presentasi investigasi. 1.5 Tahap Presentasi Presenting Tahap Presenting yaitu tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan pembeljaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sekampung Udik TP 2012/2013)

1 10 43

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 6 43

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 2 45

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 20 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 10 52

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kota Agung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 6 42

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Sribhawono Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 19 132

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DENGAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (Studi Pada Kelas VIII SMP Negeri 7 Kotabumi Semester Ganjil TP 2014/2015)

0 3 57

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMANKONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Semaka Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 70

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP IT Nurul Iman Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 13 64