8 terpengaruh lawan bicara yang beralih ke bahasa Indonesia;
9 mitra berbicara lebih mudah;
10 berada di tempat umum;
11 menunjukkan bahasa pertamanya bukan bahasa Sunda;
12 beralih mediasara bicara.
Adapun penyebab terjadinya alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Sunda adalah sebagai berikut.
1 perginya orang ketiga;
2 topiknya beralih dari hal teknis ke hal non teknis;
3 suasana beralih dari resmi ke tidak resmi, dari situasi kesundaan
keindonesiaan; 4
merasa ganjil untuk tidak berbahasa Sunda dengan orang sekampung; 5
ingin mendekatkan jarak; 6
ingin beradab-adab dengan mengunakan bahasa Sunda halus dan berakrab- akrab dengan bahasa Sunda kasar;
7 mengutip dari peristiwa bicara lain;
8 terpengaruh oleh lawan bicara yang berbahasa Sunda;
9 perginya generasi muda, mitra bicara orang lain yang lebih muda;
10 merasa di rumah sendiri, bukan di tempat umum;
11 ingin menunjukkan bahasa pertamanya adalah bahasa Sunda;
12 beralih bicara tanpa alat-alat seperti telepon.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif merupakan metode yang menggunakan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa atau gambaran untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan
lain-lain Moleong, 2011:6. Agar penelitian kualitatif dapat betul-betul berkualitas, data yang dikumpulkan
harus lengkap, yaitu berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik
atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitan informan yang berkenaan dengan veriabel yang diteliti.
Data primer pada penelitian ini yakni tuturan atau kata-kata yang diucapkan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran 20132014. Kemudian,
data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis tabel, catatan, notulen rapat SMS, dan lain-lain, foto-foto, film rekaman video, benda-
benda, dan lain-lain yang dapat memperkaya data primer Arikunto, 2011: 22. Data sekunder pada penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil rekaman
suara yang dilakukan pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Seputih Agung Lampung Tengah Tahun Pelajaran 20132014.
Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif ini, peneliti mendeskripsikan bentuk-bentuk campur kode dan alih kode pada siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Seputih Agung Lampung Tengah Tahun Pelajaran 20132014.
3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah kegiatan diskusi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Data penelitian yaitu berupa percakapan bahasa Indonesia yang
mengalami campur kode dan alih kode yang digunakan siswa pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak libat cakap SLC dan teknik bebas libat cakap SBLC Mahsun,
2007:243-253. Teknik simak libat cakap SLC dimaksudkan sebagai upaya penyadapan peristiwa tutur oleh peneliti dengan cara peneliti terlibat langsung
dalam peristiwa tersebut. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teknik simak bebas libat cakap SBLC karena peneliti hanya mengamati perilaku di dalam
suatu peristiwa tutur dengan tanpa terlibat dalam peristiwa tutur tersebut. Selain menggunakan teknik simak libat cakap dan teknik simak bebas libat cakap,
penelitian ini juga menggunakan teknik catatan lapangan atau teknik rekam, angket, dan wawancara. Catatan lapangan adalah catatan yang digunakan peneliti
untuk menggambarkan atau menulis apa yang didengar, dilihat, dialami, dan
dipikirkan dalam rangka mengumpulkan data pada penelitan kualitatif Moelong, 2011:209. Catatan lapangan atau rekaman data merupakan alat yang sangat
penting yang digunakan oleh peneliti saat melakukan pengamatan. Untuk mempermudah dalam melakukan pengamatan, penulis menggunakan alat rekam
yang menunjang catatan lapangan. Selain untuk menunjang catatan lapangan, alat rekam juga digunakan untuk merekam secara langsung percakapan yang
dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran untuk mengetahui apakah siswa tersebut menggunakan campur kode dan alih kode selama proses pembelajaran
berlangsung. Selain menggunakan catatan lapangan, angket juga diperlukan dalam
mengumpulkan data. Angket merupakan sejumlah pertanyan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, seperti laporan tentang
dirinya atau hal-hal yang diketahui. Angket digunakan peneliti untuk mengetahui apakah siswa yang bersekolah di SMA Negeri 1 Seputih Agung Lampung Tengah
tersebut merupakan dwibahasawan atau tidak. Penelitian ini juga mengguakan teknik wawancara. Wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Lincoln dan Guba dalam Moleong, 2011: 186 menegaskan maksud diadakannya wawancara antara
lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti terhadap guru Bahasa Indonesia
yang mengajar di SMA Negeri 1 Seputih Agung untuk menetahui bahasa apakah yang dilakukan oleh siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
3.4 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1. Mencatat percakapan yang dilakukan terhadap subjek penelitian menggunakan
alat rekam; 2. Menuliskan kembali percakapan yang diperoleh ke dalam catatan lapangan;
3. Menerjemahkan bahasa Jawa dan bahasa asing ke dalam Bahasa Indonesia; 4. Mengklasifikasikan data berdasarkan bentuk-bentuk campur kode dan alih
kode; 5. Menganalisis bentuk-bentuk campur kode dan alih kode secara cermat;
6. Menandai campur kode dengan CK dan Alih Kode dengan AK; 7. Menandai bentuk-bentuk campur kode dengan tanda CKKt untuk campur kde
kata, CKFr untuk campur kode frasa, dan CKKl untuk campur kode klausa; 8. Menandai bentuk-bentuk alih kode dengan tanda AKI untuk alih kode internal
dan AKE untuk alih kode eksternal; 9 Membahas satu per satu data campur kode dan alih kode.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh simpulan bahwa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 1 Seputih Agung
Lampung Tengah Tahun Pelajaran 20132014 melakukan campur kode dan alih kode. Campur kode yang dilakukan oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Seputih
Agung Lampung Tengah Tahun Pelajaran 20132014 memiliki tiga bentuk campur kode yang berasal dari bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia maupun
campur kode bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, yakni campur kode kata, campur kode frasa, dan campur kode klausa.
Terdapat dua macam alih kode yang ditemukan pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Seputih Agung Lampung Tengah Tahun Pelajaran 20132014, yakni alih kode
internal dan alih kode eksternal. Alih kode internal terjadi karena ada pergantian bahasa dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia atau sebaliknya, perpindahan situasi,
penutur, pengaruh mitra tuturnya, dan perpindahan topik pembicaraan, sedangkan faktor adanya kehadiran orang ketiga dan ingin dianggap terpelajar tidak
ditemukan dalam data. Alih kode eksternal yang dilakukan oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Seputih Agung Lampung Tengah Tahun Pelajaran 20132014