5. Barang musiman seasonal items
Pajangan barang ini membutuhkan lokasi yang utama agar pelanggan tahu bahwa barang ini ada ditoko.
6. Barang dengan persediaan bermasalah Barang ini jangan memajangnya di tempat utama karna penjualan bisa
tidak banyak.
2.2. Merchandising
Sebuah data hasil riset bisnis ritel, dapat disimpulkan 77 dari pembelian pelanggan di bisnis ritel disebabkan oleh faktor merchandising. Dari hasil riset
tersebut menggambarkan bahwa pengoptimalan faktor merchandising akan bermanfaat untuk :
1. meningkatkan penjualan, 2. menurunkan dampak melemahnya penjualan karena musim tidak ada
event khusus. 3. Menghidupkan kembali penjualan pada lantai yang sudah jenuh dan tidak
menarik. Jadi, dapat disimpulkan semakin bagus merchandise, semakin berdampak
pada pelanggan dalam mengambil keputusan membeli.
2.2.1. Dari Personal Service ke Self Service
Munculnya konsep
self service membawa perubahan signifikan pada persediaan barang, harga, pemajangan, tata letak toko, iklan dan kemasan. Dengan
konsep self service, barang yang semula berukuran besar dapat di jual dalam kemasan kecil-kecil. Penempatan merchandise dengan pajangan terbuka juga
memudahkan pelanggan untuk mencari, menemukan, dan mengambil barang yang dibutuhkan secara mandiri.
Ratna Sari Br Karo : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 39 Medan, 2007 USU Repository © 2008
Elemen- elemen yang termasuk didalamnya merchandising, antara lain : 1. Pemajangan, yaitu teknik memajang barang di dalam toko, baik dalam rangka
mengkomunikasikan dibagian depan toko maupun mengoptimalkan pajangan barang stok didalam toko.
2. Iklan, yaitu mengkomunikasikan tema dan konsep barang dagangan kepada pelanggan melalui media cetak, media elektronik, serta media indoor dan out
door. 3. Promosi, maksudnya memberikan potongan harga melalui coupon, sampling,
premium, bonus pack, discount, stamps, contest, dan bazar. 4. Tata letak toko, menyangkut pengondisian suasana toko yang berdampak
langsung pada kenyamanan berbelanja pelanggan. 5. Kemasan, yaitu keberadaan kemasan yang dapat menimbulkan citra bagi
barang tersebut. 6. Kebijakan harga menempatkan barang tersebut ke segmen pasar tertentu.
2.2.2. Apakah sebenarnya merchandising itu
Merchandising merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Ada hal-hal yang bisa diukur dan didiagnosis dengan menggunakan ilmu pasti.
Namun, dalam implementasinya, banyak hal yang membutuhkan aspek rasa dan penyesuaian dengan kondisi dalam toko serta keberadaan pelanggan saat itu.
Proses penetapan strategi merchandising yang selama ini berlangsung melalui berbagai hal ;
1. Belajar dari merncoba dan dari kesalahan trial eror 2. Melalui Intuisi
3. Keterampilan memanipulasi dalam arti mempercantik, memoles dan menonjolkan kelebihan yang ada.
4. Berdasarkan pada pengalaman masa lampau Merchandising akan lebih optimal bila didukung oleh data, fakta dan temuan lain
Ratna Sari Br Karo : Laporan Praktik Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 39 Medan, 2007 USU Repository © 2008
dilapangan melalui aktivitas studi dan riset.
2.2.3. Prinsip Umum Merchandising
Secara umum
merchandising berfungsi sebagai berikut: 1. Menolong pelanggan mengelompokkan barang, dengan logika urutan dari
suatu visualisasi signed, petunjuk arah, warna, ukuran, dan jenis, pelanggan akan lebih mudah menemukan barang yang dibutuhkan.
2. Menarik perhatian pelanggan, dengan pajangan yang sesuai dengan prinsip visualisasi warna, ukuran, dan keselarasan interior, pelanggan cendrung
tertarik dengan apa yang dilihatnya. 3. Membangkitkan perasaan pelanggan, melalui visual, sentuhan, dan aroma,
pelanggan dapat merasakan barang yang ada secara langsung. 4. Menstimulasi ketertarikan pada produk, ini dapat terjadi melalui kemasan,
informasi, atau pamflet selebaran dalam toko. 5. Menolong pelanggan untuk segera membuat keputusan.
6. Mempunyai stok di rak barang-barang yang fast moving. 7. Menjaga keamanan stok. Dengan merchandise yang dipajang rapi keamanan
barang akan lebih terjaga.
2.3 Teknik Menarik Pelanggan Melalui Strategi Merchandising