Hewan Percobaan Pembuatan Ekstrak Bunga Brokoli Pengujian efektivitas anti- aging

23

3.2 Hewan Percobaan

Sebagai hewan percobaan digunakan marmut betina 9 ekor yang masing- masing memiliki berat sekitar 350 – 450 g dan telah dirawat ± 2 minggu sebelum penelitian. Penyiapan hewan percobaan: Semua marmut dicukur bulu pada punggungnya seluas 2,5 cm x 2,5 cm, kemudian marmut yang digunakan dibagi dalam 3 kelompok, yaitu: K1: 3 ekor marmut untuk dasar krim tanpa ekstrak bunga brokoli blanko K2: 3 ekor marmut untuk konsentrasi krim ekstrak bunga brokoli 1 K3: 3 ekor marmut untuk konsentrasi krim ekstrak bunga brokoli 3 Diukur kondisi awal meliputi: kadar air, kehalusan kulit, besarnya pori, banyaknya noda dan jumlah keriput dari semua marmut dengan menggunakan skin analyzer.

3.3 Pengumpulan dan Pengolahan Sampel

3.3.1 Pengumpulan bahan

Pengambilan bahan tanaman dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain. Bahan tanaman yang digunakan adalah bunga brokoli yang diambil dari daerah Desa Rumah, Brastagi, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

3.3.2 Identifikasi tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 56. 24

3.3.3 Pembuatan simplisia bunga brokoli

Bunga brokoli dikumpulkan, disortir, dibersihkan, dicuci, dikukus selama 3 menit, ditiriskan dan diiris bagian kecambah bunganya. Bagian kecambah bunga ditimbang sebagai berat basah. Bahan ini dikeringkan di lemari pengering suhu 30 - 35 o C hingga kering. Identifikasi simplisia dilakukan melalui cara organoleptik bentuk, warna, rasa, bau. Bahan yang telah kering dihaluskan dengan blender dan ditimbang sebagai berat kering simplisia. Simplisia selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah plastik tertutup. Bagan pembuatan serbuk simplisia bunga brokoli dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 64.

3.4 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia

Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam.

3.4.1 Pemeriksaan makroskopik

Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan mengamati morfologi simplisia bunga brokoli dengan cara memperhatikan warna, bentuk dan tekstur sampel WHO,1998.

3.4.2 Pemeriksaan mikroskopik Pemeriksaan mikroskopik terhadap serbuk simplisia bunga brokoli

dilakukan dengan cara menaburkan serbuk simplisia di atas kaca objek yang telah diteteskan dengan larutan kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup kemudian dilihat di bawah mikroskop WHO,1998. Hasil pemeriksaan mikroskopik dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 59. 25

3.4.3 Penetapan kadar air

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen. Alat terdiri dari labu alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin, tabung penyambung, dan tabung penerima 10 ml. a. Penjenuhan toluena Sebanyak 200 ml toluen dan 2 ml air suling dimasukkan ke dalam labu alas bulat, dipasang alat penampung dan pendingin, kemudian didestilasi selama 2 jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama 30 menit, kemudian volume air dalam tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. b. Penetapan kadar air simplisia Sebanyak 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama dimasukkan ke dalam labu yang berisi toluen tersebut, lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Kecepatan tetesan diatur 2 tetes untuk tiap detik setelah toluen mendidih sampai sebagian besar air terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi dinaikkan sampai 4 tetes tiap detik. Bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen setelah semua air terdestilasi. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin pada suhu kamar. Volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml setelah air dan toluen memisah sempurna. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen WHO, 1998.

3.4.4 Penetapan kadar sari larut air

Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air-kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling 1000 ml dalam labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, dibiarkan selama 26 18 jam, kemudian disaring. Diuapkan 20 ml filtrat sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105 o C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes, 1995.

3.4.5 Penetapan kadar sari larut etanol

Sebanyak 5 g serbuk simplisia yang telah dikeringkan dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml etanol 96 dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6 jam pertama, dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring. Sebanyak 20 ml filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara dan sisanya dipanaskan pada suhu 105 o C sampai bobot tetap. Kadar sari larut dalam etanol dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan Depkes, 1995.

3.4.6 Penetapan kadar abu total

Sebanyak 2 g serbuk yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam krus platina atau krus silikat yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan. Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, pemijaran dilakukan pada suhu 600 o C selama 3 jam, kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes, 1995.

3.4.7 Penetapan kadar abu tidak larut asam

Abu yang telah diperoleh dalam penetapan abu dididihkan dengan 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, disaring dengan kertas masir atau kertas saring bebas abu, dicuci dengan air panas, dipijarkan sampai bobot tetap, kemudian didinginkan dan 27 ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bobot yang dikeringkan di udara Depkes, 1995.

3.5 Pembuatan Ekstrak Bunga Brokoli

Pembuatan ekstrak bunga brokoli dilakukan secara perkolasi menggunakan etanol 96. Cara kerja: sebanyak 300 g serbuk simplisia dibasahi dengan etanol 96 dan dibiarkan selama 3 jam, kemudian dimasukkan ke dalam alat perkolator. Cairan penyari etanol dituang sampai semua simplisia terendam dan terdapat selapis cairan penyari di atasnya. Mulut tabung perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran dibuka. Tetesan ekstrak dibiarkan mengalir dengan kecepatan perkolat diatur 1 mlmenit kemudian perkolat ditampung dan ditambahkan pelarut agar simplisia tetap terendam dan dapat disari. Perkolasi dihentikan bila 500 mg perkolat terakhir diuapkan tidak meninggalkan sisa. Perkolat yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan alat rotary evaporator pada suhu ± 40 o C sampai diperoleh ekstrak kental kemudian dikeringkan menggunakan freeze dryer -40 o C Ditjen POM, 1979. Bagan pembuatan ekstrak bunga brokoli dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman 65. 3.6 Pembuatan Sediaan Krim 3.6.1 Formula sediaan krim

3.6.1.1 Formula standar

Sediaan krim yang digunakan dalam penelitian ini adalah krim dengan tipe emulsi minyak dalam air. Sediaan krim dibuat berdasarkan formula standar handcream Young, 1972, yaitu: 28 R Asam stearat 12 Setil alkohol 0,5 Sorbitol 5 Propilen glikol 3 Trietanol amin 1 Gliserin 1-5 tetes Nipagin 1 sendok spatula Parfum 1-3 tetes Aquades ad 100

3.6.1.2 Formula modifikasi

Formulasi krim dimodifikasi dengan mengeluarkan bahan sorbitol dan parfum dari formula. Formulasi dasar krim yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut: R Asam stearat 12 Setil alkohol 0,5 Propilen glikol 3 Trietanol amin 1 Gliserin 1-5 tetes Nipagin q.s. Aquades ad 100 Konsentrasi ekstrak bunga brokoli yang digunakan dalam pembuatan sediaan krim anti-aging masing-masing adalah 1 dan 3. Formulasi dasar krim tanpa menggunakan ekstrak bunga brokoli dibuat sebagai blanko. 29 3.6.2 Cara pembuatan 3.6.2.1 Cara pembuatan dasar krim Cara pembuatan: ditimbang semua bahan yang diperlukan. Bahan yang terdapat dalam formula dipisahkan menjadi 2 kelompok, yaitu fase minyak dan fase air. Fase minyak yaitu asam stearat dan setil alkohol dilebur di atas penangas air dengan suhu 70 - 75°C, sedangkan fase air yaitu TEA, propilen glikol, gliserin, dan nipagin, dilarutkan dalam air suling panas. Kemudian fase minyak dipindahkan ke dalam lumpang panas. Fase air ditambahkan secara perlahan- lahan ke dalam fase minyak dengan pengadukan yang konstan sampai diperoleh massa krim.

3.6.2.2 Cara pembuatan krim dengan bahan aktif

Rancangan formula sediaan krim yang mengandung ekstrak bunga brokoli, yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.1 Rancangan formula sediaan krim ekstrak bunga brokoli Bahan Sediaan krim K K 1 K 3 Ekstrak g - 1 3 Dasar krim ad g 100 100 100 Keterangan: K : dasar krim tanpa ekstrak bunga brokoli blanko K 1 : sediaan krim dengan ekstrak bunga brokoli 1 K 3 : sediaan krim dengan ekstrak bunga brokoli 3 Cara pembuatan: ditimbang ekstrak bunga brokoli 1 g, dimasukkan ke dalam lumpang, diteteskan dengan beberapa tetes pelarut etanol 96 kemudian digerus. Ditambahkan dasar krim sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen dan terakhir cukupkan hingga mencapai 100 g. Perlakuan yang sama dilakukan untuk membuat sediaan krim dengan ekstrak bunga brokoli 3. 30 3.7 Penentuan Mutu Fisik Sediaan 3.7.1 Pemeriksaan homogenitas Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar Ditjen POM, 1979.

3.7.2 Penentuan tipe emulsi sediaan

Penentuan tipe emulsi sediaan dilakukan dengan penambahan sedikit biru metil ke dalam sediaan, jika larut sewaktu diaduk, maka emulsi tersebut adalah tipe minyak dalam air Ditjen POM, 1985.

3.7.3 Pengukuran pH sediaan

Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar pH netral pH 7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu di timbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml air suling, kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan Rawlins, 2003. Sediaan krim diukur nilai pH-nya menggunakan pH meter setiap minggu selama dua belas minggu.

3.7.4 Pengamatan stabilitas sediaan

Masing-masing formula sedíaan dimasukkan kedalam pot plastik, ditutup bagian atasnya dengan tutup dan aluminium foil. Pengamatan yang dilakukan pada saat sedíaan telah selesai dibuat meliputi adanya perubahan bentuk, warna, 31 dan bau dari sediaan. Waktu penyimpanan umumnya 90 hari 12 minggu dilakukan pada temperatur kamar National health surveillance agency, 2005.

3.8 Pengujian efektivitas anti- aging

Semua marmut dicukur bulu pada punggungnya seluas 2,5 cm x 2,5 cm, diukur kondisi awal meliputi: kadar air moisture, kehalusan evenness, besar pori pore, banyaknya noda spot dan keriput wrinkle dengan menggunakan skin analyzer. Marmut disinari di bawah sinar UV pada panjang gelombang 366 nm selama 5 jam. Diukur kondisi kulit dengan menggunakan skin analyzer sesuai dengan parameter pengukuran sebelum penyinaran. Pemulihan mulai dilakukan setelah mendapatkan kulit yang telah aging dengan pengolesan krim hingga merata seluas area yang telah dicukur. Krim dioleskan berdasarkan kelompok yang telah ditetapkan. Pengolesan dilakukan sebanyak 2 kali sehari setiap hari selama 4 minggu. Perubahan kondisi kulit diukur setiap minggu selama 4 minggu dengan menggunakan alat skin analyzer. Bandingkan kondisi kulit pada masing- masing marmut. 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor menunjukkan bahwa sampel termasuk suku Brassicaceae, spesies Brassica oleracea L.

4.2 Hasil Karakterisasi Simplisia

Hasil makroskopik simplisia bunga brokoli menunjukkan simplisia bunga brokoli merupakan kuncup-kuncup bunga kering, berbentuk bulat, berkeriput. Simplisia berwarna hijau kekuningan hingga hijau kecoklatan, berbau khas dan tidak berasa. Hasil pemeriksaan mikroskopik dari serbuk simplisia bunga brokoli menunjukkan adanya rambut penutup, serbuk sari, parenkim, silem dengan penebalan spiral dan kristal Ca oksalat bentuk prisma. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia bunga brokoli dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 60. Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia bunga brokoli No Parameter Hasil 1 Kadar air 7,99 2 Kadar sari yang larut dalam air 25,54 3 Kadar sari yang larut dalam etanol 12,70 4 Kadar abu total 5,87 5 Kadar abu yang tidak larut asam 0,148 Hasil penetapan kadar air simplisia bunga brokoli memenuhi persyaratan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekstrak Bunga Brokoli (Brassica Oleracea L. Var. Italica Plenck) Terhadap Penghambatan Penuaan Kulit Dini (Photoaging): Kajian Pada Ekspresi Matriks Metalloproteinase-1 Dan Prokolagen Tipe 1 Secara In Vitro Pada Fibroblas Kulit Manusia

4 51 241

Formulasi Sediaan Lipstik Dengan Ekstrak Kubis Merah (Brassica oleraceae var capitata L.f. rubra (L) Thell) Sebagai Pewarna

42 173 64

Karakterisasi Simplisia Dan Uji Sitotoksisitas Ekstrak Bunga Tumbuhan Brokoli (Brassica oleracea L. var. botrytis L.) Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST)

0 65 75

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanol Bunga Brokoli (Brassica oleracea L.) Terhadap Nilai Sun Protection Factor Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenzone dan Oktil Metoksisinamat Secara in Vitro

2 75 90

Mempelajari Penyimpanan Brokoli (Brassica oleracea L. var. Italica) dan Kembang Kol (Brasica oleracea L. var. botrytis) dengan "Modified Atmosphere"

0 6 316

Sitotoksisitas Ekstrak Etanol Bunga Brokoli (Brassica oleracea L. var.italica) terhadap Sel Kanker Tulang (Osteosarcoma) - Ubaya Repository

0 0 1

Uji Efektivitas Anti-Aging dari Krim Ekstrak Bunga Brokoli (Brassica oleracea L var. Italica Plenck) pada Marmut

0 1 35

Uji Efektivitas Anti-Aging dari Krim Ekstrak Bunga Brokoli (Brassica oleracea L var. Italica Plenck) pada Marmut

0 0 16

Uji Efektivitas Anti-Aging dari Krim Ekstrak Bunga Brokoli (Brassica oleracea L var. Italica Plenck) pada Marmut

0 0 14

KUALITAS ES KRIM HASIL SUBSTITUSI EKSTRAK BROKOLI (Brassica oleracea L. var italica) DAN PENAMBAHAN TEPUNG KENTANG (Solanum tuberosum L.) QUALITY OF ICE CREAM MADE FROM BROCCOLI (Brassica oleracea L. var italica) EXTRACT SUBSTITUTION

0 0 12