BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kulit merupakan jaringan perlindungan yang lentur dan elastis, menutupi permukaan tubuh dan merupakan 5 berat tubuh. Kulit sangat berperan pada
pengaturan suhu tubuh dan mendeteksi adanya rangsangan dari luar serta untuk mengeluarkan kotoran Aiache, dkk., 1993.
Kerusakan pada kulit dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satu di antaranya adalah akibat terjadinya kontak antara kulit dengan panas. Kontak
antara kulit dengan panas dalam batas-batas temperatur dan waktu kontak tertentu masih dapat ditoleransi, tetapi panas yang tinggi dan waktu kontak yang cukup
lama dapat menyebabkan kerusakan jaringan kulit. Makin tinggi temperatur makin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk dapat menimbulkan kerusakan pada
jaringan kulit Suratman, dkk., 1996. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi Moenadjat, 2003.
Jengkol atau Jering atau Pithecellobium jiringa Jack. atau Pithecellobium lobatum Benth. adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara, termasuk yang
digemari di Malaysia, Thailand dan Indonesia terutama di wilayah Jawa Barat yang seharinya dikonsumsi 100 ton. Dibalik bau yang ditimbulkan jengkol,
ternyata terkandung manfaat yang berguna bagi kesehatan. Kulit buah jengkol termasuk limbah di pasar tradisional dan kurang memberikan nilai ekonomis.
Universitas Sumatera Utara
Daunnya berkhasiat sebagai obat eksim, kudis, luka dan bisul, kulit batangnya sebagai penurun kadar gula darah dan kulit buahnya dapat digunakan sebagai obat
borok, pembasmi serangga, luka bakar Ali, 2009; Hutapea, 1994; Dinata, 2009; Ogata, 1995; Widowati, dkk., 1997. Biji, kulit batang, kulit buah dan daun
jengkol mengandung saponin, flavonoida dan tanin Hutapea, 1994. Salah satu kandungan kimia dari kulit buah jengkol yaitu senyawa tanin.
Tanin berfungsi sebagai astringen yang menyebabkan penciutan pori-pori kulit, memperkeras kulit, menghentikan eksudat dan pendarahan yang ringan, antiseptik
dan obat luka bakar Anief, 1997; Rohmawati, 2008. Salep, krim, sistem pemberian obat melalui kulit, lotio, larutan topikal dan
tinktur menggambarkan bentuk sediaan dermatologi yang paling sering dipakai, tetapi bagaimanapun preparat lain seperti pasta, liniment, serbuk dan aerosol juga
biasa digunakan Ansel, 1989. Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar, bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Salep dapat meningkatkan hidrasi pada kulit sehingga akan
meningkatkan permeabilitas kulit terhadap obat Padmadisastra,dkk., 2007. Bentuk sediaan setengah padat lain selain salep adalah gel, gel merupakan
sistem semipadat yang terdiri dari suspensi partikel anorganik kecil atau molekul organik besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Sediaan dalam bentuk gel lebih
banyak digunakan karena rasa dingin di kulit, mudah mengering membentuk lapisan film sehingga mudah dicuci Suardi, dkk., 2008.
Absorpsi bahan dari luar kulit ke posisi di bawah kulit tercakup masuk ke dalam aliran darah, disebut sebagai absorpsi perkutan. Kulit merupakan perintang
Universitas Sumatera Utara
yang efektif terhadap penetrasi perkutan dan senyawa eksternal. Pada umumnya, absorpsi perkutan dari bahan obat ada pada preparat dermatologi seperti cairan,
gel, salep, krim atau pasta tidak hanya tergantung pada sifat kimia dan fisika dari bahan obat saja, tapi juga pada sifat apabila dimasukkan ke dalam pembawa
farmasetika dan pada kondisi dari kulit. Pada pemakaian obat secara topikal, obat berdifusi dalam pembawanya dan kontak dengan permukaan kulit stratum
korneum dan sebum serta obat selanjutnya menembus epidermis Ansel, 1989. Berdasarkan hal diatas perlu dilakukan penelitian untuk membuat bentuk
sediaan salep dan gel yang stabil yang mengandung ekstrak kulit buah jengkol dan meneliti perbedaan percepatan penyembuhan luka bakar dari ekstrak kulit buah
jengkol yang diformulasikan dalam bentuk sediaan salep dan gel.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah pada penelitian ini