Luka Bakar Perbedaan Percepatan Penyembuhan Luka Bakar dari Ekstrak Kulit Buah Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.)

yang merupakan jaringan penyangga yang padat. Anyaman pembuluh darah dan pembuluh getah bening terletak pada daerah papiler dengan kedalaman 100-200 μm. Hipodermis dan jaringan penyangga kendor, mengandung sejumlah kelenjar lemak juga mengandung glomelurus kelenjar keringat Aiache, dkk., 1993.

2.7 Luka Bakar

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal fase syok sampai fase lanjut Moenadjat, 2003. Berat ringannya luka bakar itu tergantung dari lamanya dan banyaknya kulit badan yang terbakar. Kerusakan paling ringan akibat terbakar yang timbul pada kulit adalah warna merah pada kulit. Bila lebih berat, timbul gelembung. Pada yang lebih berat lagi seluruh kulit terbakar sehingga dagingnya tampak, sedangkan yang terberat ialah bila otot-otot ikut terbakar Oswari, 2009. Kulit atau jaringan tubuh yang terbakar akan menjadi jaringan nekrotik. Kalau pada luka karena benda tajam atau benda tumpul, bila ada jaringan nekrotik kita selalu berusaha melakukan debridement pada waktu pertama kali pencucian luka, tetapi lain halnya, pada luka bakar jaringan nekrotik ini tidak dapat dibuang segera, tetapi tetap lekat di tubuh penderita untuk watu yang relatif cukup lama. Tetap beradanya jaringan nekrotik di tubuh si penderita akan mengundang infeksi serta kesukaran-kesukaran lain dalam pengelolaannya Marzoeki, 1991. Luka bakar dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebab dan kedalaman kerusakan jaringan Moenadjat, 2003, yaitu: Universitas Sumatera Utara Berdasarkan penyebabnya, luka bakar dibedakan atas beberapa jenis antara lain: a. Luka bakar karena api b. Luka bakar karena air panas c. Luka bakar karena bahan kimia yang bersifat asam atau basa kuat d. Luka bakar karena listrik dan petir e. Luka bakar karena radiasi f. Cedera akibat suhu sangat rendah frost bite. Berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan , luka dibedakan atas beberapa jenis, yaitu: 1. Luka bakar derajat I Kerusakan terbatas pada bagian superfisial epidermis. Kulit kering, hiperemik memberikan efloresensi berupa eritema. Tidak dijumpai bula. Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-10 hari. Contohnya adalah luka bakar akibat sengatan matahari. 2. Luka bakar derajat II Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi akut disertai proses eksudasi. Dijumpai bula. Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi di atas permukaan kulit normal. Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Universitas Sumatera Utara Luka bakar derjat II dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Derajat II dangkal superficial Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis. Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh. Penyembuhan terjadi secara spontan dalam 10-14 hari. b. Derajat II dalam deep Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis. Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian masih utuh. Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan. 3. Luka bakar derajat III Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih dalam. Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan. Tidak dijumpai bula. Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Kering, letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar akibat koagulasi protein pada lapis epidermis dan dermis dikenal dengan sebutan eksar. Tidak dijumpai rasa nyeri, bahkan hilang sensasi karena ujung- ujung serabut saraf sensorik mengalami kerusakankematian. Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan baik dari dasar luka, tepi luka, maupun apendises kulit. Universitas Sumatera Utara

2.8 Penyembuhan Luka Bakar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Salep Ekstrak Etanol Kulit Buah Dari Tumbuhan Petai (Parkia Speciosa Hassk.) Terhadap Penyembuhan Luka Sayat Pada Kelinci

6 140 92

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Kulit Buah Manggis(Garcinia mangostana) Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila, Streptococcus Agalactiae dan Jamur Saprolegnia sp.

0 68 76

Pengaruh Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Gambaran Histologis Limpa Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW

1 107 58

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

5 51 113

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.) Terhadap Beberapa Bakteri

7 47 83

Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Kulit Buah Tumbuhan Jengkol (Pithecollobium lobatum Benth.)

46 164 73

Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Tanaman Jengkol (Pithecellobium jiringa (Jack) Prain) terhadap Bakteri Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus, dan Esherichia coli

24 140 104

Karakterisasi Simplisia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Kulit Buah Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Salmonella typhimurium

9 55 82

Formulasi Gel Hair Tonic Ekstrak Kulit Buah Apel (Malus pumila Mill.) Dan Uji Aktivitas Pertumbuhan Rambut Marmut

57 249 137

Efek Larvisida Infusa Kulit Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Aedes sp.

0 0 26