BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
UD. Ponimin berdiri pada tahun 1998, dan merupakan industri rumah tangga yang memproduksi tahu. UD. Ponimin berlokasi di Jalan Jawa Kecamatan Sari Rejo No.
29 A Medan Polonia Sumatera Utara. Permintaan akan tahu meningkat setiap hari. Permintaan yang meningkat disebabkan oleh permintaan tahu pada acara pesta maupun
untuk dipasarkan di pasar. UD. Ponimin memproduksi tahu dengan 2 ½ ton kedelai dalam 4 hari + 620 kghari..
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha pada UD. Ponimin merupakan usaha yang bergerak dalam pembuatan tahu. Tahu yang diproduksi hanya satu jenis saja yakni tahu gembur.
Untuk menjaga kualitas tahu yang diproduksi UD. Ponimin menjalin kerja sama dengan UD. Alam Semesta. UD. Alam Semesta ini merupakan tempat penjual bahan baku yang
dipercaya oleh UD. Ponimin. Hasil produksi UD. Ponimin seluruhnya masih dipasarkan di daerah Medan dan sekitarnya.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Organisasi dan Manajemen
2.3.1. Struktur Organisasi Struktur organisasi yang digunakan pada UD. Ponimin adalah struktur organisasi
yang berbentuk garis. Organisasi garis Simple Organizations adalah stuktur yang sederhana sekali yang merupakan struktur yang tidak formal. Tipe ini umum dijumpai
dalam perusahaan yang berskala kecil, dimana manager umumnya juga pemilik dari perusahaan itu sendiri. Disini semua keputusan baik yang bersifat strategis maupun
operasional akan diambil sendirian oleh manager pemilik. Dalam bentuk organisasi seperti ini, tidak seorang bawahan pun yang mempunyai atasan lebih dari satu orang, jadi
kesimpangsiuran perintah yang diterima oleh bawahan sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Struktur organisasi pada UD. Ponimin dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Struktur Organisasi UD. Ponimin
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung jawab
Berikut tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada UD. Ponimin secara garis besar akan diuraikan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Pimpinan Perusahaan
Pimpinan di UD. Ponimin merupakan pemilik usaha yang merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang diberikan wewenang atau kekuasaan melakukan
tindakan berupa tugas dan tanggung jawab atas pekerja atas perusahaan. Adapun tugas dari Pimpinan Perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Pemimpin dan pemegang tertinggi dalam perusahaan.
2. Melakukan pengawasan dengan mengadakan pemeriksaan serta penilaian
seluruh kegiatan perusahaan. 3.
Melakukan tinjauan langsung pada bagian pemasaran 4.
Memberi tugas, membayar upah atau gaji. Adapun tanggung jawab dari Pimpinan Perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Memimpin dan mengendalikan semua usaha, kegiatan pekerjaan untuk
mencapai tujuan. 2.
Memperhatikan, memelihara dan mengawasi kelancaran administrasi, pengamanan dan pelaksanaan tugas secara seimbang dan berhasil.
3. Mengatur pembelian dan penjualan produk.
2. Pekerja
Adapun tugas dari pekerja adalah melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan perusahaan mulai dari bahan untuk diproses sampai berupa suatu produk.
Adapun tanggung jawab dari pekerja adalah bertanggung jawab terhadap semua kegiatan produki yang diberikan oleh pimpinan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Tenaga Kerja dan Kerja Perusahaan 2.3.3.1. Jumlah Tenaga Kerja
Dalam menjalankan kegiatan operasional, UD. Ponimin membuat sistem kerja dengan tenaga kerja harian. Adapun jumlah tenaga kerja dari UD. Ponimin sampai
sekarang ini adalah sebanyak 10 0rang. Semua pekerja dapat melakukan pekerjaan yang ada di lantai produksi kecuali pada bagian pemotongan tahu.
2.3.3.2. Jam Kerja
Untuk menjalankan
pekerjaannya UD.
Ponimin memiliki jam kerja dengan satu shift kerja. Tujuan dibuatnya jam kerja untuk menjaga kedisiplinan pekerja dalam
melakukan proses produksi.dan jadwal tersebut menjadi panutan seorang pekerja dalam melakukan pekerjaan.
Adapun jadwal kerja pada UD. Ponimin setiap hari dimana sistem kerjanya selama satu bulan, libur kerja hanya 2 hari. Artinya setiap 2 minggu sekali pekerjanya
libur. Jam kerjanya dari jam 08.00-12.00 WIB bekerja, 12.00-13.00 WIB Istirahat, dan kerja kembali jam 13.00-17.00 WIB.
2.3.4. Sistem Pengupahan
Upah adalah suatu penerimaan sebagai sebuah imbalan dari pemberian kerja kepada penerima kerja untuk pekerjaan atas jasa yang telah dan akan dilakukan. Upah
berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan
Universitas Sumatera Utara
produksi dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang akan ditetapkan menurut suatu persetujuan.
Sistem pengupahan pada UD. Ponimin disesuaikan dengan lamanya pekerja bekerja di usaha tersebut. Makin lama seorang pekerja tersebut bekerja diperusahaan itu
makin besar pula gaji yang diterima oleh pekerja tersebut. Pemberian upah tersebut merupakan wujud penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan untuk
menjamin dan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Pemberian upah pada setiap pekerja dilakukan dengan sistem harian. Gaji
diterima setiap seminggu sekali dimana pengambilan gaji itu setiap hari Sabtu selesai melakukan proses produksi. Pekerja dapat menerima langsung gajinya dari Pimpinan
Perusahaan Pemilik Usaha. Selain dari itu, pihak UD. Ponimin juga memiliki tunjangan yang diberikan
kepada karyawanya guna memberikan motivasi dalam kerja yakni tunjangan hari raya THR.
2.4. Proses Produksi
2.4.1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk melancarkan kegiatan proses produksi tahu pada UD. Ponimin dapat dibagi atas dua, yaitu bahan baku dan bahan penolong.
2.4.1.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase yang besar dibandingkan bahan-bahan
Universitas Sumatera Utara
lainnya. Jadi bahan baku ini dapat juga disebut bahan utama. Adapun bahan baku yang digunakan oleh UD. Ponimin adalah kacang kedelai.
2.4.1.2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk dan keberadaannya tidak mengurangi nilai produk yang dihasilkan. Bahan
penolong yang dipergunakan dalam proses produksi adalah sebagai berikut: 1.
Cuka air asam Air cuka merupakan resep dari pembuatan tahu, kualitas tahu, dan rasa tahu
itu sendiri. 2.
Air Air digunakan pada setiap kegiatan kerja mulai dari bahan baku sampai
berbentuk seperti produk tahu. Adapun standar kualitas tahu itu dikatakan bagus, yaitu sebagai berikut:
1. Tingkat Kepadatan
2. Adanya Bau Asam
3. Penampilan
4. Cita Rasa Tahu
2.4.2. Uraian Proses Produksi Uraian tahap proses produksi yang dilakukan ada UD. Ponimin adalah sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Perendaman Kacang Kedelai
Bahan baku berupa kacang kedelai dibeli dari UD. Alam Semesta. Kacang kedelai direndam pada ember besar, dimana perendamannya dimulai pada
pukul 05.00 WIB sebelum proses produksi penggilingan dilakukan. 2.
Penggilingan Kacang Kedelai Untuk mendapatkan sari kedelai, kedelai yang lunak hasil rendaman harus
dihancurkan terlebih dahulu melalui proses penggilingan. Kedelai digiling dengan menggunakan mesin penggiling dan air digunakan sebagai bahan
penolong dalam proses penggilingan ini. 3.
Perebusan Bubur Kedelai Perebusan bubur kedelai dilakukan dengan bantuan uap panas. Uap panas
dihasilkan dari proses pembakaran yang diperoleh dari proses pendidihan sebanyak dua kali. Pada saat terbentuk busa di permukaan bubur kedelai
pendidihan pertama, air bersih dingin disiramkan secukupnya secara merata diseluruh permukaan. Dengan tindakan seperti itu busa tersebut tidak akan
meluap. Pada saat timbul busa lagi, pendidihan kedua akan dilakukan. Setelah ini perebusan bubur kedelai dianggap selesai.
4. Penyaringan Bubur kedelai
Bubur kedelai yang direbus tadi siap untuk disaring. Kegiatan yang dilakukan pada proses ini bubur kedelai yang ada dalam bak perebusan diambil dengan
bantuan ember kemudian bubur kedelainya dimasukkan kedalam saringan dimana saringannya berbentuk seperti saringan gantungan yang bahan utama
Universitas Sumatera Utara
dari saringan tersebut adalah kain. Bubur kedelai disaring langsung berikut dengan kondisi panas. Penyaringan dilakukan dengan mengayak bubur kedelai
tersebut dan hasilnya ditampung oleh bak penampungan yang nantinya akan menjadi tahu setelah dimasukkan kedalam proses pencetakan.
5. Pencampuran Bahan Tambahan
Bahan tambahan resep yang direncanakan akan dicampur, segera dituangkan sedikit demi sedikit kedalam bubur kedelai sambil diaduk secara merata.
6. Pencetakan Tahu
Adapun proses yang akan dilakukan pada proses pencetakan ini adalah sebagai berikut:
a. Cetakan disiapkan
b. Kain saring diletakkan diatas cetakan secara merata sehingga permukaan
cetakan tertutup oleh kain saring c.
Bubur tahu yang selesai dicampur dengan bahan tambahan tadi dalam keadaan panas dituangkan hingga cetakan yang dibuat tadi penuh.
d. Setelah penuh, sisa kain saring ditutupkan kembali kepermukaan bubur tahu
dalam cetakan e.
Cetakan ditutup dengan menggunakan papan yang ukurannya telah disesuaikan dengan cetakan, kemudian di atasnya ditimpa dengan
menggunakan batu tujuannya agar sebagian dari cairan tahu keluar dan tahu yang dihasilkan cukup keras.
Universitas Sumatera Utara
f. Dibiarkan bubur tahu berada dalam cetakan selama 10-15 menit atau sampai
cukup keras dan tidak hancur jika diangkat. g.
Selanjutnya batu yang dijadikan sebagai alat bantu untuk menekan permukaan bubur kedelai tadi diangkat, kemudian kain saring dibuka. Tahu
segera dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang biasanya dibuat. Hasil potongan tahu tersebut dimasukkan kedalam jerigen yang berisi air dingin.
Tahu siap dipasarkan ke pasar. Flow Process Chart proses pembuatan tahu di UD. Ponimin dapat dilihat pada
Gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Flow Process Chart Proses Pembuatan Tahu
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan merupakan alat-alat yang digunakan untuk membantu lancarnya kegiatan produksi. Mesin dan peralatan digunakan dari awal proses produksi
sampai nanti dapat terbentuk suatu produk yang dapat dipasarkan ke pasar.
2.4.3.1. Mesin Produksi
Adapun mesin yang digunakan untuk mengubah bubur kedelai menjadi tahu pada UD. Ponimin dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Mesin yang Digunakan dalam Proses Produksi Tahu No
Nama Mesin
Fungsi Jumlah
unit 1
Diesel Untuk menggiling kedelai hasil rendaman 1
2 Blower
Menghasilkan angin yang gunanya untuk menghembus api sebagai bahan bakar pemanas steam yang akan
menghasilkan uap pada proses perebusan 2
3 Genset Sebagai sumber tenaga listrik ketika listrik PLN padam
1
2.4.3.2. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan untuk mengubah bubur kedelai menjadi tahu pada UD. Ponimin dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Peralatan yang Digunakan dalam Proses Produksi Tahu No Nama
Peralatan Fungsi
Jumlah unit
1 Rantang
Mengukur takaran kacang kedelai yang direndam 2
2 Ember
Untuk Merendam kacang kedelai 5
3 Kuali
Besar Untuk merebus kacang kedelai yang sudah
2 4
Tong Bak Penampungan
Menampung hasil penyaringan bubur kedelai 2
5 Kain Saring dan
Kayu Sebagai penyaringan bubur kedelai yang sudah
direbus 2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Lanjutan No Nama
Peralatan Fungsi
Jumlah unit
6 Jerigen Untuk menempatkan tahu yang siap untuk
30 7
Pisau Untuk memotong hasil tahu dalam pencetakan
3 8
Lempengan Penggaris dalam ukuran pemotongan tahu
3 9
Batu Alat penahan cetakan tahu
18 10 Steam
Untuk menghasilkan uap pada proses perebusan 1
11 Pengaduk kayu Mengaduk hasil rebusan bubur kedelai untuk di
2 12 Sapu
Mengeringkan air yang tergenam pada lantai produksi
1 13 Kuali
Kecil Membawak hasil ayakan bubur kedelai ke
pencetakan 4
14 Sepatu Bot
Untuk melindungi operator dari kecelakaan kerja tergelincir di lantai produksi
11
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 LANDASAN TEORI
3.1. Lingkungan Termal
Manusia
Tujuan dari rancangan lingkungan kerja yang ergonomis adalah untuk menciptakan kondisi sekitar yang nyaman, dapat diterima dan mendukung kinerja atau
kesehatan pekerja. Lingkungan kerja adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja seperti suhu, kelembaban udara, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan,
gerakan mekanis, bau-bauan, warna dan lain-lain. Tekanan panas merupakan perpaduan dari suhu dan kelembaban udara, kecepatan
aliran udara, suhu radiasi dengan panas yang dihasilkan oleh metabolisme tubuh Ken C. Parsons, 2007, dapat dilihat pada Gambar 3.1. berikut:
Gambar 3.1. Pertukaran Panas Tubuh Ke Lingkungan 20
Universitas Sumatera Utara
3.1.1. Suhu Radiasi
Selain pengaruh dari suhu udara terhadap suhu tubuh manusia, ada hal lain yang ikut mempengaruhi suhu tubuh manusia yaitu suhu radiasi. Suhu radiasi adalah panas
yang beradiasi dari objek yang dapat mengeluarkan panas. Suhu radiasi memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan suhu udara dalam melepas atau
menerima panas dari atau ke lingkungan. Dalam setiap lingkungan kerja akan terjadi pertukaran panas yang berkelanjutan,
refleksi dan absorbsi, dapat dilihat pada Gambar 3.2. berikut:
Gambar 3.2. Thermal Comfort
Universitas Sumatera Utara
3.1.2. Suhu Udara t
Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh tersebut. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan suhu luar adalah jika suhu luar tersebut tidak melebihi
20 untuk kondisi panas 35 untuk kondisi dingin. Tubuh manusia bisa menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk melakukan proses konveksi, radiasi dan penguapan
jika terjadi kekurangan atau kelebihan panas yang membebaninya. Dari suatu penelitian dapat diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia
akan mencapai tingkat paling tinggi pada suhu sekitar 24 C sampai dengan 27
C.
3.1.3. Kecepatan Udara
v
Pergerakan udara melalui tubuh dapat mempengaruhi aliran panas ke dan dari suhu tubuh. Pergerakan udara akan bervariasi dalam setiap waktu, ruang dan arah.
Gambaran kecepatan udara pada suatu titik dapat bervariasi dalam waktu dan intensitas. Penelitian terhadap respon manusia misalnya, ketidaknyamanan karena aliran udara
menunjukkan pentingnya variasi kecepatan udara. Pergerakan udara kombinasi dengan suhu udara akan mempengaruhi tingkatan udara hangat atau keringat yang diambil dari
tubuh, sehingga mempengaruhi suhu tubuh Ken Parsons, 2007. Kecepatan angin yang dirasakan pekerja akan dapat membantu menetralkan suhu tubuh pekerja apabila
kecepatan angin tersebut angin tersebut lebih rendah dari lingkungan. Kecepatan angin adalah faktor yang penting dalam kenyamanan suhu. Sirkulasi udara yang tidak baik
Universitas Sumatera Utara
dalam ruangan tertutup akan menyebabkan kelelahan pada pekerja ataupun berkeringat. Pergerakan udara dapat meningkatkan heat loss melalui konveksi tanpa mempengaruhi
suhu udara keseluruhan ruangan.
3.1.4. Kelembaban RH
Kelembaban relatif adalah perbandingan antara jumlah uap air pada udara dengan jumlah maksimum uap air di udara yang bisa ditampung pada suhu tersebut. Kelembaban
relatif antara 40-70 tidak begitu berpengaruh terhadap thermal comfort, dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Bola Basah ISBB yang diperkenankan
Pengaturan waktu kerja setiap jam
ISSB
o
C Beban Kerja
Waktu Kerja Waktu
Istirahat Ringan
Sedang Berat
Bekerja terus menerus
- 30,0
26,7 25,0
8 jamhari 75 kerja
25 istirahat
30,6 28,0
25,9 50 kerja
50 istirahat
31,4 29,4
27,9 25 kerja
75 istirahat
32,2 31,1
30,0
Sumber: Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia, 1999.
Universitas Sumatera Utara
3.2. Keseimbangan Panas
Pengaturan suhu atau regulasi termal adalah suatu pengaturan secara kompleks dari suatu proses fisiologis dimana terjadi kesetimbangan antara produksi panas dengan
kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan. Suhu tubuh manusia yang dapat kita rabarasakan tidak hanya didapat dari metabolisme, tetapi juga dipengaruhi
oleh panas lingkungan. Panas lingkungan yang semakin tinggi akan menyebabkan pengaruh yang semakin besar terhadap suhu tubuh, sebaliknya jika suhu lingkungan
seakin rendah maka semakin banyak panas tubuh yang hilang. Dengan kata lain, terjadi pertukaran panas antara tubuh manusia yang didapat dari metabolisme dengan tekanan
panas yang dirasakan sebagai kondisi panas lingkungan. Selama pertukaran masih seimbang, tidak akan menimbulkan gangguan, baik penampilan kerja maupun kesehatan
kerja. Tekanan panas yang berlebihan merupakan beban tambahan yang harus diperhatikan dan diperhitungkan. Keseimbangan panas antara panas yang dihasilkan
dengan panas yang dikeluarkan dapat dilihat pada Gambar 3.3. berikut:
Gambar 3.3. Keseimbangan Panas antara Panas yang Dihasilkan dengan Panas yang Dikeluarkan
Universitas Sumatera Utara
3.3. Keseimbangan Panas dalam Tubuh Manusia