Hubungan Harga Diri dengan Interaksi Sosial Pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUP H. Adam Malik Medan

(1)

JADWAL TENTATIF PENELITIAN N o Aktivitas Penelitian September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015

Januari Februari 2016

Maret 2016

April 2016

Mei Juni Juli Agustus

2016 2016 2016 2016 2016

Minggu Ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan judul penelitian A

2 Menyusun

Bab 1 3 Menyusun

Bab 2 4 Menyusun

Bab 3 5 Menyusun

Bab 4 6 Menyerahka n proposal penelitian

7 Ujian sidang

proposal 8 Revisi proposal penelitian 9 Uji Validitas & Reliabilitas 1 0 Pengumpula n data 1

1 Analisa data 1 2 Pengajuan sidang skripsi 1 3 Ujian sidang skripsi 1 4 Revisi skripsi 1 Mengumpul Lampiran 1


(2)

KEMENTERIAN KESEHATAN RM.2.11/IC.SPenelitian/2016 DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN KESEHATAN

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT

H. ADAM MALIK

Jl. Bunga Lau No. 17 Medan Tuntungan Km.12 Kotak Pos 246 Telp. (061) 8364581-8360143-8360051 Fax. 8360255 MEDAN-20136

PERSETUJUAN SETALAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

JUDUL PENELITIAN :

Hubungan Harga Diri dengan Interaksi Sosial pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUP H. Adam Malik Medan

INSTANSI/SMF PELAKSANA :

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Bapak/Ibu yang terhormat ,

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian dengan tujuan mengidentifikasi hubungan harga diri dengan interaksi sosial pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak memberikan dampak yang membahayakan. Jika Bapak/Ibu bersedia, maka saya akan memberikan kuisioner kepada Bapak/Ibu untuk dijawab. Peneliti memohon kesediaan Bapak/Ibu memberikan jawaban sesuai keadaan yang Bapak/Ibu alami saat ini dengan jujur apa adanya.

Partisipasi Bapak/Ibu bersifat suka rela, sehingga Bapak/Ibu bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Semua informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini.

Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu peneliti ucapkan terimakasih.

Peneliti,

( ) Heni Ismaya

Nama : Tgl.Lahir: No. RM :

(Mohon ditempel Label)

Lampiran 2


(3)

KEMENTERIAN KESEHATAN RM.2.11/IC.SPenelitian/2016 DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN KESEHATAN

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT

H. ADAM MALIK

Jl. Bunga Lau No. 17 Medan Tuntungan Km.12 Kotak Pos 246 Telp. (061) 8364581-8360143-8360051 Fax. 8360255 MEDAN-20136

LEMBARAN PERSETUJUAN

Setelah membaca lembaran penjelasan di atas dan sudah dimengerti, kami

Nama :

Alamat :

Orang Tua/Wali dari :

bersedia untuk turut serta sebagai subyek dalam penelitian atas nama : Heni Ismaya

dengan judul penelitian : Hubungan Harga Diri dengan Interaksi Sosial pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUP H. Adam Malik Medan.

Menyatakan tidak keberatan maupun melakukan tuntutan di kemudian hari.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat, penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2016

……….

nama terang Saksi :

Nama Terang : ………..

Tanda Tangan : ……….

Nama : Tgl.Lahir: No. RM :

(Mohon ditempel Label)


(4)

Kuesioner Penelitian

Hubungan Harga Diri dengan Interaksi Sosial Pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUP H. Adam Malik Medan

No. Responden : (diisi oleh peneliti) 1. Data Demografi

Petunjuk pengisian :

Di bawah ini adalah data demografi yang dibutuhkan sebagai identitas responden penelitian. Isilah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan Saudara/I yang sebenarnya, dengan memberi tanda check list (√ ) pada kotak yang telah disediakan.

1. Jenis Kelamin : ฀ Laki-laki ฀ Perempuan 2. Umur : ... tahun

3. Suku Bangsa : ฀ Batak ฀ Mandailing ฀ Minang

฀ Aceh ฀ Jawa ฀ Melayu

฀ Lainnya, sebutkan...

4. Agama : ฀ Islam ฀ Buddha ฀ Lain-lain, sebutkan... ฀ Kristen ฀ Hindu

5. Pendidikan Terakhir : ฀ Tidak ada ฀ SMP ฀ Perguruan Tinggi

฀ SD ฀ SMA

6. Pekerjaan : ฀ Pegawai Negeri ฀ Petani

฀ Pegawai Swasta ฀Lainnya, sebutkan... ฀ Pedagang

7. Lama terkena HIV/AIDS : ฀ ≤ 1 tahun ฀ ≥ 1 tahun

Lampiran 4


(5)

2. Kuesioner Harga Diri Petunjuk:

1. Pernyataan dibawah ini biasa digunakan untuk menggambarkan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri, meliputi rasa dihormati, diterima, mampu melakukan sesuatu, dan berharga. Bacalah masing-masing pernyataan di bawah ini kemudian beri tanda check list (√ ) pada kotak yang tersedia di sebelah kanan untuk menunjukkan bagaimana perasaan Saudara/I terhadap diri sendiri pada saat menyandang status sebagai Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Jangan habiskan waktu terlalu banyak pada satu pernyataan tetapi berikanlah jawaban yang paling sesuai dengan perasaan Saudara/I pada umumnya.

2. Tiap kotak tersebut berisi angka yang mengandung jawaban sebagai berikut : 1. Sangat Setuju (SS)

2. Setuju (S)

3. Tidak Setuju (TS)

4. Sangat Tidak Setuju (STS) Contoh :

Pernyataan SS S TS STS

Saya merasa sebagai orang yang sangat berguna, paling tidak sama seperti orang lain.

Tidak ada jawaban yang salah. Semua JAWABAN ADALAH BENAR, selama menggambarkan Diri Saudara/I.

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya merasa memiliki beberapa kelebihan dalam diri saya. 2 Saya merasa tidak memiliki banyak hal untuk dibanggakan. 3 Secara umum, saya cenderung merasa sebagai orang yang

gagal.

4 Saya mampu melakukan hal-hal baik seperti yang kebanyakan orang.

5 Saya merasa sebagai orang yang sangat berguna, paling tidak sama seperti orang lain.

6 Saya memandang diri saya sebagai orang yang baik.. 7 Saya berharap diri saya lebih menghargai diri saya sendiri. 8 Secara umum, saya puas dengan diri saya.

9 Saya sering kali berpikir saya sama sekali bukan orang yang baik.


(6)

3. Kuesioner Interaksi Sosial Petunjuk:

1 Pernyataan dibawah ini digunakan untuk menggambarkan hubungan sosial atau interaksi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) terhadap keluarga, teman atau orang-orang sekitarnya. Bacalah masing-masing pernyataan di bawah ini kemudian beri tanda check list (√ ) pada kotak yang tersedia di sebelah kanan untuk menunjukkan bagaimana hubungan sosial Saudara/I terhadap keluarga, teman atau orang-orang disekitar. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Jangan habiskan waktu terlalu banyak pada satu pernyataan tetapi berikanlah jawaban yang paling sesuai dengan perasaan Saudara/I pada umumnya.

Contoh :

Pernyataan Ya Tidak

Jika ada masalah keluarga, saya tetap terlibat untuk menyelesaikannya. √

Tidak ada jawaban yang salah. Semua JAWABAN ADALAH BENAR, selama menggambarkan Diri Saudara/I.

No Pernyataan Ya Tidak

1 Jika ada masalah keluarga, saya tetap terlibat untuk menyelesaikannya.

2 Saya tetap menghadiri ketika saya diundang dalam acara keluarga. 3 Saya tetap berinteraksi dengan teman satu ruangan saya.

4 Saat saya ada masalah, saya akan meminta saran kepada keluarga untuk menyelesaikan masalah saya.

5 Saya sering berkomunikasi dengan pasien lain tentang masalah kesehatan yang kami alami.

6 Saya mau mendengarkan dan menuruti nasehat dari keluarga saya. 7 Saya selalu membalas sapaan petugas kesehatan yang datang

merawat saya.

8 Jika dalam masa perawatan saya mendapatkan masalah, maka saya akan membicarakannya dengan petugas kesehatan.

9 Saya tidak pernah menceritakan masalah kesehatan saya dengan teman satu ruangan saya.

10 Saya tidak mau mendengarkan dan menuruti nasehat dari petugas kesehatan.


(7)

(8)

06) dengan standar valid 0,8 (Polit & Beck, 2006), yakni :

CVI=Number of item expert agreement rated 3 or 4 Total number of item

Pengukuran validitas variabel : Skala harga diri

No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

expert1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Skala interaksi sosial

No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

expert1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

CVI= 1

20 20

, berdasarkan nilai CVI yang telah diperoleh, maka kuisioner penelitian telah

valid.

Lampiran 6


(9)

Master Data -Demografi

No Usia Jenis

Kelamin Suku Agama Pendidikan

Status

Perkawinan Pekerjaan

Lama terkena HIV/AIDS

1 38 2 4 1 3 1 4 2

2 53 2 4 1 4 3 1 2

3 36 1 4 1 4 1 2 2

4 27 1 4 1 4 1 3 2

5 27 2 4 1 5 1 2 2

6 48 1 3 1 3 3 3 2

7 32 1 7 3 4 2 5 2

8 45 1 1 1 3 1 3 2

9 54 1 1 2 4 3 4 2

10 39 1 1 2 4 1 4 2

11 34 1 1 2 3 1 4 1

12 26 1 1 2 4 2 2 2

13 26 1 1 2 3 3 4 1

14 34 1 4 1 4 2 3 2

15 34 2 4 1 5 1 1 2

16 32 2 7 3 4 1 5 1

17 30 2 7 1 3 2 5 2

18 29 2 7 2 4 2 3 2

19 32 1 3 2 4 1 2 1

20 45 1 2 1 4 3 3 2

21 36 1 7 2 3 3 4 1

22 30 2 7 2 4 1 3 1

23 31 2 1 2 4 1 5 1

24 45 1 1 2 4 1 5 1

25 37 1 7 2 4 1 3 1

26 31 1 1 2 4 2 5 1

27 30 1 4 1 4 1 5 1

28 49 2 1 2 4 1 5 1

29 46 1 7 2 4 2 5 2

30 32 1 1 2 3 1 5 1

31 41 1 1 2 4 1 5 2

32 37 1 1 2 3 1 5 1

33 33 2 1 2 4 2 5 1

34 56 1 1 2 5 1 1 2

35 33 2 7 2 4 1 5 2

36 30 1 7 2 5 1 5 2

37 31 2 7 1 4 2 2 1


(10)

38 30 2 6 2 4 2 5 2

39 45 1 1 2 4 3 5 1

40 40 2 7 2 4 1 3 2

41 33 2 7 2 5 1 5 2

42 39 2 1 2 4 3 5 2

43 46 1 7 2 4 1 3 2

44 37 2 1 2 4 1 5 2

45 30 2 7 2 4 2 2 1

46 29 1 4 1 4 2 5 1

47 30 2 7 2 3 1 4 2

48 36 1 7 2 4 1 3 2

49 23 2 7 2 4 2 5 1

50 39 1 1 2 3 1 3 1

51 31 2 7 2 3 2 5 1

52 39 2 1 2 4 1 2 2

53 27 1 4 1 4 1 2 2

54 26 1 4 1 5 2 2 2

55 32 1 1 2 3 1 3 2

56 29 1 1 2 3 1 3 2

57 28 1 1 1 4 2 2 2

58 32 2 1 2 2 2 5 2

59 42 2 1 2 2 2 5 2

60 42 1 1 2 4 1 4 2

61 34 2 1 2 5 1 5 2

62 34 2 7 2 5 1 5 2

63 32 2 4 1 4 2 5 2

64 28 2 4 1 4 3 5 2

-Harga Diri

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total

3 2 2 3 4 4 4 3 2 1 28

3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 26

4 2 2 3 4 4 4 4 1 2 30

3 2 2 3 4 4 3 2 3 3 29

4 1 1 4 4 4 3 4 3 2 30

2 3 2 3 3 2 3 4 1 1 24

4 1 1 4 3 3 4 4 1 2 27

3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 25

2 3 3 2 1 2 2 2 3 3 23

3 3 3 2 3 4 3 4 1 1 27

4 1 1 3 2 4 3 3 2 1 24

4 2 2 4 3 3 4 4 1 1 28


(11)

2 2 1 2 4 4 4 4 2 2 27

4 1 1 4 3 3 4 4 1 1 26

4 1 1 4 4 3 3 4 2 2 28

2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 25

2 3 4 1 1 1 1 2 3 3 21

2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 23

3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 26

2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 24

4 1 1 4 4 4 4 3 2 2 29

4 2 2 3 3 3 4 3 2 2 28

4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 27

4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 36

4 1 1 3 3 3 3 4 1 2 25

3 3 2 3 4 4 4 3 1 2 29

4 2 2 3 3 3 3 4 2 2 28

3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29

3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 24

4 2 2 4 4 3 3 3 3 2 30

3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 24

3 2 2 3 4 3 3 3 4 4 31

3 2 2 3 4 3 2 4 1 2 26

3 2 2 3 3 3 3 1 4 4 28

4 2 2 3 3 3 2 3 2 2 26

4 1 1 4 4 4 4 4 1 1 28

4 1 1 4 4 4 4 4 1 1 28

4 1 1 4 4 4 4 3 2 2 29

4 1 1 4 4 4 4 4 1 1 28

4 1 1 4 4 4 4 3 2 2 29

3 2 2 3 3 3 3 1 4 4 28

2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 24

2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 24

3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 27

3 2 2 3 3 2 2 3 3 4 27

3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 26

3 3 3 2 2 1 2 3 2 2 23

3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 24

4 1 2 2 1 2 2 3 3 3 23

2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 23

2 1 1 3 3 3 3 1 2 2 21

4 1 1 4 4 3 2 4 1 1 25

3 2 2 2 4 4 3 4 1 1 26

3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 26

4 1 1 4 3 4 3 3 2 3 28

4 1 1 4 4 3 3 4 2 2 28


(12)

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

2 1 1 3 3 3 3 1 2 2 21

4 2 2 2 2 3 4 4 1 1 25

4 2 3 2 2 3 3 4 2 1 26

- Interaksi Sosial

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total

0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 5

1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 4

1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 6

1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7

1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5

1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 7

1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 6

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9

1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9

1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 6

1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7

1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 7

1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2

1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 4

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8

0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2

0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8

0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6

0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 5

1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8

0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8

1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 3

1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 6

1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 5

1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5

1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 5

0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6

1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 5

1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7


(13)

1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8

0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 4

0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2

0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6

1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 6

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8

0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 3

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 5

0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9

1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8

1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8

1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7

1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 4

1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5

1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9

1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 6


(14)

[DataSet0]

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0 Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.880 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 3.03 .890 30

P2 2.17 .986 30

P3 2.27 .980 30

Lampiran 8


(15)

P4 2.83 .913 30

P5 2.90 .960 30

P6 2.83 .950 30

P7 2.73 .868 30

P8 2.77 1.073 30

P9 2.40 1.037 30

P10 2.63 1.066 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 23.53 36.878 .730 .859

P2 24.40 39.007 .454 .879

P3 24.30 38.838 .472 .878

P4 23.73 36.754 .721 .860

P5 23.67 36.851 .669 .863

P6 23.73 36.271 .733 .858

P7 23.83 36.282 .815 .854

P8 23.80 38.234 .466 .879

P9 24.17 38.144 .495 .877

P10 23.93 36.754 .594 .869

Scale Statistics


(16)

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

26.57 45.564 6.750 10

Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0 Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.772 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 .77 .430 30

P2 .53 .507 30

P3 .60 .498 30

P4 .67 .479 30


(17)

P5 .53 .507 30

P6 .53 .507 30

P7 .67 .479 30

P8 .63 .490 30

P9 .40 .498 30

P10 .53 .507 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 5.10 6.438 .591 .736

P2 5.33 6.230 .563 .736

P3 5.27 6.133 .620 .728

P4 5.20 6.234 .605 .731

P5 5.33 6.230 .563 .736

P6 5.33 6.161 .593 .732

P7 5.20 7.476 .079 .797

P8 5.23 6.944 .282 .773

P9 5.47 7.154 .191 .785

P10 5.33 6.713 .358 .764

Scale Statistics


(18)

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

5.87 7.913 2.813 10


(19)

Frequency Table

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 17-25 4 3.4 59.4 31.6

26-35 33 56.9 29.7 89.1

36-45 18 31.0 10.9 59.4

45-55 6 6,9 6.9 22.1

56-65 3 1.7 1.7 100.0

Total 64 100.0 100.0

Jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 35 54.7 54.7 54.7

Perempuan 29 45.3 45.3 100.0

Total 64 100.0 100.0

Statistics

Usia Jenis_kelamin Suku Agama Pendidikan

Status_perka

winan Pekerjaan Lama_terkena

N Valid 64 64 64 64 64 64 64 64

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0


(20)

Suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Batak 27 42.2 42.2 42.2

Aceh 1 1.6 1.6 43.8

Mandailing 2 3.1 3.1 46.9

Jawa 13 20.3 20.3 67.2

Melayu 1 1.6 1.6 68.8

lain-lain 20 31.2 31.2 100.0

Total 64 100.0 100.0

Agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid islam 19 29.7 29.7 29.7

kristen 43 67.2 67.2 96.9

budha 2 3.1 3.1 100.0

Total 64 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sd 2 3.1 3.1 3.1

smp 14 21.9 21.9 25.0


(21)

sma 40 62.5 62.5 87.5

perguruan tinggi 8 12.5 12.5 100.0

Total 64 100.0 100.0

Status_perkawinan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kawin 36 56.2 56.2 56.2

tidak kawin 19 29.7 29.7 85.9

janda/duda 9 14.1 14.1 100.0

Total 64 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid pegawai negeri 3 4.7 4.7 4.7

pegawai swasta 10 15.6 15.6 20.3

pedagang 14 21.9 21.9 42.2

petani 8 12.5 12.5 54.7

lainnya 29 45.3 45.3 100.0


(22)

Lama_terkena

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <1tahun 22 34.4 34.4 34.4

>1tahun 42 65.6 65.6 100.0

Total 64 100.0 100.0


(23)

[DataSet0]

Frequency Table

Haga_diri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang 21-30 61 95.3 95.3 95.3

Tinggi 31-40 3 4.7 4.7 100.0

Total 64 100.0 100.0

Statistics

Haga_diri Interaksi_sosial

N Valid 64 64

Missing 0 0

Interaksi_sosial

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Buruk 1-5 21 32.8 32.8 32.8

Baik 6-10 43 67.2 67.2 100.0

Total 64 100.0 100.0


(24)

[DataSet0]

Correlations

Harga_diri Interaksi_sosial

Spearman's rho Harga_diri Correlation Coefficient 1.000 .271* Sig. (2-tailed) . .030

N 64 64

Interaksi_sosial Correlation Coefficient .271* 1.000 Sig. (2-tailed) .030 .

N 64 64

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lampiran 11


(25)

(26)

Lampiran 13


(27)

(28)

(29)

(30)

(31)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Heni Ismaya

Tempat Tanggal Lahir : Medan, 21 Agustus 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Bunga Kardiol, Kel. Ladang Bambu, Medan Tuntungan

Email : heniismaya2@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 064026 Ladang Bambu Tahun 2000-2006

2. SMP Negeri 31 Medan Tahun 2006-2009

3. SMA Negeri 17 Medan Tahun 2009-2012

4. S1 Fakultas Keperawatan USU Tahun 2012- sekarang

Riwayat Berorganisasi:

1. Angg. Dept. MAI FORKIS Rufaidah FKep USU Tahun 2013-2014 2. Ketua Dept. MAI FORKIS Rufaidah Fkep USU Tahun 2014-2015 3. Kadiv Jaringan dan Kemitraan SGC USU Tahun 2016-2017 4. Angg. Manajemen Pelayanan Masyarakat GMM Tahun 2016-2017


(32)

Lampiran 17


(33)

69

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara. (2009). Gambaran Kasus AIDS di Sumatera Utara s/d April 2009. KPA Sumut.

Ditjen PP & PL Kemenkes RI. (2014). Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Retrieved on November 30, 2015, from source: DirGen. Communicable Diseases & Environmental Health, MoH, RI.

Djoerban, Z. (2001). Membidik AIDS: Ikhtiar Memahami HIV dan ODHA. Yogyakarta: Galang Press.

Duriah. (2014). Interaksi Sosial Orang Dengan HIV/AIDS Dibawah Naungan Lembaga Advokasi dan Rehabilitasi Sosial Kota Samarinda. eJournal Sosiatri-Sosiologi, 2014, 2 (2): 1-11. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.org. Firmansyah, F. (2011). Psikologi Sosial 1. Universitas Mercu Buana : Pusat

Pengembangan Bahan Ajar.

French, K., Angelina, B., & Damayanti, R. (2015). Sexual Health/Kesehatan Seksualitas. In: K. French (editor). HIV/AIDS (pp. 63-86). Jakarta: Bumi Medika.

Gerungan, W. A. (2007). Psikologi Sosial, (hal. 58-77). Bandung: Refika Aditama.

Harefa, K., Saragih, M., & Nursamah. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Harga Diri Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Lembaga Medan Plus, Medan. Skripsi.

Hasanah, N. (2012). Konsep Diri Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Yang Menerima Label Negatif dan Diskriminasi dari Lingkungan Sosial. Psikologia-online, 2012, Vol. 7, No. 1, hal. 29-40

Hermawan, G. (2006). Perspektif Masa Depan Imunologi-Infeksi. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Hermawati, P. (2011). Hubungan Persepsi ODHA Terhadap Stigma HIV/AIDS Masyarakat Dengan Interaksi Sosial Pada ODHA. (Skripsi). Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Hidayah, N. (2014). Efektivitas Group Positive Psychotherapy Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Pada Orang Dengan HIV/AIDS


(34)

70

(ODHA). (Tesis). Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Moskowitz, D. A., & Seal, D. W. (2010). Self-Esteem in HIV-Positive and HIV-Negative

Gay and Bisexual Men: Implications for Risk-Taking Behaviors with Casual Sex

Partners. Department of Psychiatry and Behavioral Medicine, Center for

AIDS Intervention Research, Medical College of Wisconsin, Milwaukee, WI, USA.

Mubarak, W. I. (2011). Sosiologi untuk Keperawatan: Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.

Muslimah, A.I., & Aliyah, S. (2013). Tingkat Kecemasan dan Strategi Koping Religius Terhadap Penyesuaian Diri Pada Pasien HIV/AIDS Klinik VCT RSUD Kota Bekasi. Jurnal Soul, Vol. 6, No.2

Niko, N. (2014). Peran Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Dalam Upaya Mengurangi Stigma Sosial Bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Pontianak. Jurnal S-1 Program Studi Sosiologi Volume 2. http://jurmafis.untan.ac.id

Notosoedirdjo, M., & Latipun. (2011). Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan,. Ed. 4. Malang: UMM Press.

Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Polit, D. F., & Beck. C. T. (2012). Nursing Research : Generation and Assessing Evidence for Nursing Practice. Wolters Kluwer.

Potter, P. A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik., Ed. 4. Jakarta: EGC.

Ramiro, M.T. (2013). Social Support, Self-Esteem and Depression: Relationship With Risk for Sexually Transmitted Infections/HIV Transmission. International Journal of Clinical and Health Psychology (2013), 181−188. Salbiah. (2003). Konsep Diri, 1-8. USU digital Library.

Sari, K. T. A. (2014). Interaksi Sosial Narapidana Pengidap HIV/AIDS di Lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II A Yogyakarta. (Skripsi). Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.


(35)

71

Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktis Bagi Pemula. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Schrimshaw, E. W. (2003). Relationship-Specific Unsupportive Social Interactions and Depressive Symptoms Among Woman Living With HIV/AIDS: Direct and Moderating Effects. Journal of Behavioral Medicine, Vol. 26, No. 4

Siahaan, R.R. (2011). Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Program Pengobatan Pasien HIV/AIDS di Posyansus Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. (Skripsi). Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Mutiara Indonesia Medan.

Soedarto. (2010). Virologi Klinik: Membahas Penyakit-Penyakit Virus Termasuk AIDS, Flu Burung, Flu Babi dan SARS. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Tetan, M. J. (2013). Hubungan Antara Self Esteem Dan Proktanisasi Akademik Pada Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol. 2 No. 1

Wahyu, S. (2012). Konsep Diri dan Masalah Yang Dialami Orang Terinfeksi HIV/AIDS. Jurnal Ilmiah Konseling, Vol. 1, hal. 1-12. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor.

Widyarsono, S. (2013). Hubungan Antara Depresi Dengan Kualitas Hidup Aspek Sosial Pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). (Skripsi), repository.upi.edu.


(36)

42 BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep yang mendasari penelitian yang tersusun dalam kerangka konsep sehingga mudah dipahami dan menjadi acuan peneliti. Dari kerangka konsep akan diperoleh gambaran-gambaran mengenai variabel-variabel yang akan dijelaskan pada tabel definisi operasional yang akan ditetapkan sebagai hipotesis penelitian.

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori yang diuraikan pada studi kepustakan, maka secara sistematis kerangka konsep pada penelitian dapat digambarkan pada skema sebagai berikut.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1 Kerangka konsep “Hubungan Harga Diri dengan Interaksi Sosial pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUP H. Adam Malik Medan.”

Interaksi Sosial

- Baik

- Buruk

Harga Diri

- Low Self-esteem - High self-esteem - Medium self-esteem


(37)

43 3.2. Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi operasional variabel penelitian “Hubungan harga diri dengan interaksi sosial pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di R.S Hj. Adam Malik Medan.”

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Independen: Harga Diri Suatu perasaan yang dirasakan oleh ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) terhadap diri dan status sosialnya di RSUP H. Adam Malik Medan. Kuesioner Skala Harga Diri (Self Esteem Scale). Terdiri dari 10 pernyataan , dengan 6 pernyataan positif (favorable ) dan 4 pernyataan negatif (unfavora Menggunak an skala likert dengan alternatif pilihan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pada pernyataan Harga diri tinggi dengan rentang nilai = 31-40; sedang = 21-30; rendah = 10-20. Ordinal


(38)

44 ble). favorable,

SS diberi nilai = 4; S=3; TS=2; STS=1. Pada pernyataan unfavorable SS diberi nilai = 1; S=2; TS=3; STS=4. Dependen: Interaksi Sosial Suatu hubungan yang timbal balik atau dua arah yang dilakukan pasien ODHA atau ODHA dengan Kuesioner Skala Interaksi Sosial. Terdiri dari 10 pernyataan , dengan 8 pernyataan positif (favorable Menggunak an skala guttman dengan alternatif pilihan jawaban Ya dan Tidak. Pada pernyataan favorable, Interaksi sosial baik dengan rentang nilai = 6-10, dan buruk = 1-5. Interval


(39)

45 keluarga

dan/atau dengan tenaga kesehatan di RSUP H. Adam Malik Medan.

) dan 2 pernyataan negatif (unfavora ble).

Ya diberi nilai 1 dan Tidak diberi nilai 0. Pada pernyataan unfavorable Ya diberi nilai 0 dan Tidak diberi nilai 1.

3.3. Hipotesa

Terdapat hubungan harga diri dengan interaksi sosial pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) RSUP H. Adam Malik Medan.


(40)

46 BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara variabel yang berasal dari satu grup sampel. Pada penelitian ini, peneliti dapat menggambarkan hubungan harga diri dengan interaksi sosial pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUP H. Adam Malik Medan.

4.2. Populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan, dengan jumlah populasi HIV positif sebanyak 178 orang (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2014).

4.2.2 Sampel

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2009). Rumus yang digunakan peneliti dalam menghitung besar sampel penelitian ini adalah Rumus slovin (Nursalam, 2009), sebagai berikut :

n =

� 1+� (�)2


(41)

47 Keterangan :

n = Besar sampel

N = Besar populasi

d = Tingkat signifikansi/ketepatan yang diinginkan (0,1)

Maka :

n =

� 1+� (�)2

=

178

1 + 178 (0,1)2

=

178

2,78

=

64,02(dibulatkan menjadi 64 orang)

4.2.3 Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling.

4.3. Lokasi dan waktu penelitian

4.3.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan.

4.3.2 Waktu penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan Penelitian ini dilakukan pada tanggal Juni sampai Juli 2016, adapun pertimbangan pemilihan rumah sakit tersebut dikarenakan dekat


(42)

48 dengan tempat tinggal dan menghemat biaya karena tidak jauh dari tempat tinggal.

4.4 Pertimbangan etik

Pertimbangan etik pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 4.4.1 Self Determination

Peneliti memberikan kebebasan terhadap responden untuk ikut terlibat atau tidak terlibat didalam penelitian ini.

4.4.2 Right to privacy

Responden mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan.

4.4.3 Anonymity dan Confidentiality

Peneliti tidak mencantumkan identitas responden melainkan hanya menuliskan kode pada lembar isian dan peneliti menjamin kerahasiaan responden.

4.4.4 Right in fair treatment

Responden diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi.

4.4.5 Informed Consent

Responden mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden.


(43)

49 4.5 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2008).

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data dengan dua alat ukur, yaitu skala Harga Diri Rosenberg (self esteem scale) (Baron, Bryne, Branscombe, 2006). Terdiri dari 10 pernyataan, dengan 6 pernyataan positif (favorable) dan 4 pernyataan negatif (unfavorable). Dan Kuesioner Skala Interaksi Sosial yang dibuat oleh peneliti dengan merujuk dari penelitian Pian Hermawati (2011) dengan judul “Hubungan Persepsi ODHA terhadap Stigma HIV/AIDS Masyarakat Dengan Interaksi Sosial Pada ODHA”. Terdiri dari 10 pernyataan, dengan dengan 8 pernyataan positif (favorable) dan 2 pernyataan negatif (unfavorable).

Skala harga diri dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan alternatif pilihan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS), melalui pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Pada pernyataan favorable, jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4, Setuju (S) diberi nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. Pada pernyataan unfavorable jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1, Setuju (S) diberi nilai 2, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 3, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 4.

Skala interaksi sosial dalam penelitian ini menggunakan skala guttman dengan alternatif pilihan jawaban Ya dan Tidak, melalui pernyataan favorable dan


(44)

50 pernyataan unfavorable. Pada pernyataan favorable, jawaban Ya diberi nilai 1 dan jawaban Tidak diberi nilai 0, sedangkan pada pernyataan unfavorable jawaban Ya diberi nilai 0 dan Tidak diberi nilai 1.

Bagian pertama berisi pernyataan yang berkaitan dengan data demografi responden. Bagian kedua kuesioner penelitian ini akan mencantumkan beberapa pernyataan yang berkaitan dengan harga diri ODHA di RSUP H. Adam Malik Medan. Bagian ketiga kuesioner peneliti akan mencantumkan pernyataan yang menggambarkan interaksi sosial ODHA di RSUP H. Adam Malik Medan.

Pengukuran variabel pada penelitian ini menggunakan pengukuran skala ordinal untuk variabel harga diri dan interval untuk variabel interaksi sosial. Pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel harga diri yang dikategorikan sebagai berikut : rendah, sedang dan tinggi. Sedangkan variabel interaksi sosial dikategorikan baik dan buruk.

4.6 Alat dan bahan

Penelitian ini menggunakan alat dan bahan sebagai berikut: instrumen penelitian (kuesioner), alat tulis, komputer, kalkulator, buku referensi, media komunikasi (internet atau hand phone).

4.7 Validitas dan reliabilitas 4.6.1 Uji validitas

Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Saryono, 2008). Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2009).Penelitian ini


(45)

51 menggunakan uji validitas dengan memenuhi unsur penting dengan menentukan validitas pengukuran instrumen yaitu: relevansi isi, instrumen disesuaikan dengan tujuan penelitian agar dapat mengukur objek dengan jelas.

Jenis penelitian ini digunakan uji content validity index, instrumen diujikan pada Dosen Departemen Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan USU, yaitu Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS. Adapun rumus CVI (Content Validity Index) Lynn (1986) dalam Polit & Beck (2006) dengan standar valid 0,8 (Polit & Beck, 2006), yakni :

CVI=Number of item expert agreement rated 3 or 4 Total number of item

Pengukuran validitas variabel : Skala harga diri

No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

expert1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Skala interaksi sosial

No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

expert1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Tabel 4.1 perhitungan validitas penelitian

CVI= 1

20 20

, berdasarkan nilai CVI yang telah diperoleh, maka kuisioner

penelitian telah valid.

4.6.2 Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup diukur atau diamati berkali-kali dalam


(46)

52 waktu yang berlainan (Nursalam, 2009). Hasil pengukuran konsisten atau tetap azas bila dilakukan pengukuran berulang (konsistensi, akurasi dan presisi) (Saryono, 2008).

Peneliti menggunakan analisa Cronbach’s Alpha dengan menggunakan bantuan komputer untuk mengukur realibilitas instrumen harga diri dan interaksi sosial ODHA. Untuk instrumen yang baru akan reliabel jika memiliki reliabilitas > 0.70 (Polit & Beck, 2012). Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan pada 30 responden di RSUP H. Adam Malik Medan yang tidak termasuk dalam jumlah sampel penelitian, yaitu di Ruang Rindu A1 dan Rindu A5. Setelah dilakukan proses penghitungan dengan menggunakan bantuan komputer diperoleh hasil 0,88 untuk instrumen harga diri dan instrument interaksi sosial 0,77. Oleh karena itu kuisioner yang digunakan peneliti dapat dikatakan reliabel.

4.8 Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pada tahap awal peneliti mangajukan permohonan ijin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian permohonan ijin yang didapatkan dari RSUP Haji Adam Malik Medan. Peneliti menentukan responden dalam penelitian yaitu pasien HIV/AIDS yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan dan bersedia menjadi sampel penelitian. Peneliti terlebih dahulu menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur penelitian terhadap responden. Kemudian responden yang bersedia menjadi sampel penelitian diminta untuk menandatangani lembar informed consent. Setelah itu responden diminta mengisi kuisioner kepada responden dan responden menjawab sesuai dengan keadaan


(47)

53 yang dialaminya saat itu. Selesai mengisi lembar kuisioner selanjutnya data yang terkumpul dianalisa.

4.9 Analisis data

Analisa data dilakukan setelah semua data dalam kuisioner dikumpulkan, data yang diperoleh diolah dengan menggunakan komputer melalui beberapa tahap sebagai berikut: editing yaitu memeriksa kelengkapan data yang diperoleh atau dikumpulkan serta memastikan bahwa semua jawaban sudah diisi, kemudian data yang sesuai diberikan kode (coding). Pemberian kode sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

Kemudian memasukkan (entry) data ke dalam program komputer dan dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan analisis data univariat yaitu untuk menganalisa data demografi dan karakteristik harga diri dan interaksi sosial Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Dan analisis data bivariat untuk mengetahui hubungan harga diri dengan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUP H. Adam Malik Medan.

4.9.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik data demografi responden dan masing-masing variabel penelitian. Analisis untuk data karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, dan lamanya mengidap HIV/AIDS dianalisis dengan menggunakan distribusi frekuensi dan persentase. Analisis


(48)

54 data karakteristik variabel harga diri dan interaksi sosial dianalisis dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan persentase.

4.9.2 Analisis Bivariat

Selanjutnya peneliti akan melakukan analisis bivariat yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen yaitu harga diri dengan variabel dependen yaitu interaksi sosial dengan menggunakan korelasi Spearman’s rho dengan taraf signifikan 5% untuk membuktikan hipotesa penelitian yaitu ada hubungan harga diri dengan interaksi sosial Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUP H. Adam Malik Medan.

Tabel 4.2

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval koefisien Tingkat hubungan

0 Tidak ada

0 – 0,25 Lemah

0,25 – 0,5 Cukup

0,5 – 0,75 Kuat

0,75 – 0,99 Sangat kuat

1 Korelasi sempurna

(Sumber: Sarwono, 2006)


(49)

55 BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai karakteristik responden, variabel harga diri, variabel interaksi sosial, dan hubungan harga diri dengan interaksi sosial pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan juni sampai juli 2016, dengan jumlah responden sebanyak 64 orang yang menderita HIV/AIDS di RSUP H. Adam Malik Medan.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Karakteristik Responden

Penelitian yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan dengan jumlah responden sebanyak 64 orang yang menderita HIV/AIDS menunjukkan bahwa umumnya responden berusia 26-35 tahun sebanyak 56,9%, berjenis kelamin laki-laki sebanyak 54,7% dengan mayoritas bersuku batak sebanyak 42,2% dan umumnya responden beragama kristen sebanyak 67,2%.

Selanjutnya tingkat pendidikan terakhir responden pada umumnya adalah SMA sebanyak 62,5%, status perkawinan responden adalah kawin/menikah sebanyak 56,2%. Kemudian pekerjaan responden tidak diketahui atau lainnya sebanyak 45,3%, dan umumnya responden terkena HIV/AIDS >1 tahun sebanyak 65,6%.


(50)

56 Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi berdasarkan

Karakteristik Responden (n=64)

NO Karakteristik Frekuensi (n) Persentasi (%) 1 Usia

17-25 4 3,4

26-35 33 56,9

36-45 18 31,0

45-55 6 6,9

56-65 3 1,7

2 Jenis kelamin

Laki-laki 35 54,7

Perempuan 29 45,3

3 Suku

Batak 27 42,2

Aceh 1 1,6

Mandailing 2 3.1

Jawa 13 20,3

Melayu 1 1,6

Lain-lain 20 31,2

4 Agama

Islam 19 29,7

Kristen 43 67,2

Budha 2 3,1

5 Pendidikan terakhir

SD 2 3,1

SMP 14 21,9

SMA 40 62,5

Perguruan Tinggi 8 12,5

6 Status Perkawinan

Tidak kawin 19 29,7

Kawin 36 56,2

Janda/duda 9 14,1

7 Pekerjaan

PNS 3 4,7

Pegawai Swasta 10 15,6

Pedagang 14 21,9

Petani 8 12,5

Lainnya 29 45,3

8 Lama Terkena

<1 tahun 22 34,4

> 1 tahun 42 65,6


(51)

57 5.1.2 Gambaran Harga Diri

Mayoritas karakteristik harga diri responden berada pada rentang sedang sebanyak 95,3%. Responden yang memiliki harga diri tinggi sebanyak 4,7%, dan tidak ada responden yang memiliki harga diri rendah. Berdasarkan hasil estimasi ordinal dan disesuaikan dengan skala instrumen, dapat disimpulkan bahwa pasien HIV/AIDS di RSUP H. Adam Malik Medan memiliki harga diri dalam rentang sedang (Medium self-esteem).

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Harga Diri Orang Dengan HIV/AIDS di RSUP H. Adam Malik Medan (n=64)

No Karakteristik Frekuensi (n) Persentasi (%)

1 Rendah - -

2 Sedang 61 95,3

3 Tinggi 3 4,7

5.1.3 Gambaran Interaksi Sosial

Mayoritas karakteristik interaksi sosial responden berada pada rentang baik, yaitu sebanyak 67,2% dan interaksi sosial yang buruk sebanyak 32,8%. Berdasarkan hasil estimasi interval dan disesuaikan dengan skala instrumen, dapat disimpulkan bahwa pasien HIV/AIDS di RSUP H. Adam Malik Medan melakukan interaksi sosial dengan baik.


(52)

58 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Interaksi Sosial Orang Dengan HIV/AIDS di RSUP H. Adam Malik Medan (n=64)

No Karakteristik Frekuensi (n) Persentasi (%)

1 Buruk 21 32,8

2 Baik 43 67,2

5.1.4 Hubungan Harga Diri dengan Interaksi Sosial Orang Dengan HIV/AIDS di RSUP H. Adam Malik Medan

Analisa hubungan harga diri dengan interaksi sosial diukur dengan menggunakan uji Spearman’s rho. Dari hasil analisa didapat p=0,030 (α=0,05) dan nilai koefisien korelasi r=0,271 yang berarti hipotesa diterima, artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dengan interaksi sosial ODHA (Pvalue = 0,030) dengan kekuatan hubungan lemah dan arah hubungan yang positif atau searah.

Tabel 5.4. Hasil Analisa Hubungan Harga Diri dengan Interaksi Sosial Orang Dengan HIV/AIDS di RSUP H. Adam Malik Medan

Variabel 1 Variabel 2 r pValue

Harga diri Interaksi Sosial 0,271 0,030


(53)

59 5.2 Pembahasan

Tujuan penelitian ini meliputi penjelasan mengenai gambaran harga diri, interaksi sosial, dan hubungan harga diri dengan interaksi sosial pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUP H. Adam Malik Medan.

5.2.1 Gambaran Harga Diri Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUP H. Adam Malik Medan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 64 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUP H. Adam Malik Medan selama Juni – Juli 2016 didapatkan sebagian besar responden memiliki tingkat harga diri berada kategori sedang (Medium self-esteem) dengan jumlah sebanyak 95,3% dan hanya 4,7% yang memiliki harga diri tinggi, serta tidak ditemukan responden ODHA yang memiliki harga diri rendah.

Harga diri pada kategori sedang (Medium self-esteem) menurut Coopersmith (dalam Mruk, 2006) menyatakan bahwa individu dengan tingkat harga diri sedang merupakan hasil dari tidak tereksposnya seorang individu pada faktor-faktor yang mendukung kepemilikan tingkat harga diri yang tinggi, namun memiliki sebagian faktor sehingga menghindarkan mereka dari tingkat harga diri yang rendah. Karakteristik individu dengan harga diri sedang hampir sama dengan karakteristik individu harga diri tinggi, terutama dalam kualitas, perilaku dan sikap.

Medium self-esteem yang dimiliki ODHA di RSUP H. Adam Malik Medan berkaitan dengan adanya peran pendamping/relawan ODHA yang peduli, bersimpati dan mendukung ODHA, serta bekerjasama dengan beberapa lembaga


(54)

60 kemasyarakatan. Hal ini sesuai dengan Epstein (dalam Mruk, 2006) yang menyatakan bahwa salah satu sumber harga diri adalah penerimaan dan penolakan. Penerimaan dan penolakan dalam hubungan interpersonal seorang individu dengan orang tua, saudara, teman, pasangan, dan rekan kerja dapat mempengaruhi perasaan seorang individu atas dirinya. Bentuk penerimaan seperti rasa peduli, pengasuhan, perasaan tertarik, respek, serta kagum dan bentuk penolakan seperti tidak dihiraukan, direndahkan, atau dimanfaatkan dapat memperharuhi harga diri seseorang.

Hasil penelitian ini didukung oleh Harefa (2012) dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Harga Diri Orang HIV/AIDS (ODHA) di Lembaga Medan Plus, Medan yang menunjukkan bahwa pada umunya responden memiliki harga diri yang positif sebanyak 83,9%. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan lingkungan sosial responden, dimana keluarga memberikan dukungan baik emosional, instrumental, informasional, dan penilaian.

Harga diri merupakan semua yang dirasakan dan dipikirkan seseorang mengenai dirinya, mencakup seluruh kepercayaan dan sikap seseorang terhadap dirinya (Rakhmat, 2003). Banyak faktor yang membangun harga diri seseorang. Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan harga diri seseorang, yaitu penghargaan, penerimaan, dan perhatian yang diterima individu dari orang-orang terdekatnya; sejarah kesuksesan dan status seseorang dalam masyarakat; nilai-nilai dan aspirasi yang dianut individu; serta cara-cara individu dalam merespon penilaian dari lingkungannya (Coopersmith, 1967) dalam (Harefa, 2012).

Selain lingkungan keluarga dan lingkungan sosial faktor yang mempengaruhi harga diri adalah usia. Dalam penelitian ini mayoritas usia


(55)

61 responden adalah 26 – 35 tahun, yaitu sebanyak 56,9%. Hal ini berarti responden pada umumnya berada di fase dewasa awal atau usia produktif, dimana menurut Notoadmodjo (2007), umur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan yang baru, semakin bertambahnya umur akan mencapai usia reproduksi, dan semakin banyak pengalaman yang diperolehnya. Faktor umur, menyatakan fokus harga diri seseorang mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan seseorang.

Kemudian tingkat pendidikan. Mayoritas tingkat pendidikan terakhir responden dalam penelitian ini adalah SMA, yaitu sebanyak 62,5% dibandingkan dengan SMP 21,9%. Hal ini dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka cenderung semakin tinggi pula harga diri. Pernyataan ini didukung oleh pendapat dari Dusek (1996) dalam Nurmalasari (2007), bahwa kelas sosial yang ditandai oleh pendidikan, pekerjaan dan penghasilan merupakan penentu dari harga diri. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Coopersmith (1967), yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi lebih memiliki banyak pengalaman, dan harga diri yang tinggi dapat terbentuk melalui pengalaman-pengalaman, baik itu pengalaman yang menyenangkan maupun kurang menyenangkan.

Selain itu Horney (dalam Hall & Lindzey 1993) Nurmalasari (2007), juga mengungkapkan bahwa harga diri seseorang ditentukan oleh banyaknya penghargaan yang diterima dari masyarakat lingkungan sekitar, ini berarti bahwa seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki harga diri yang tinggi karena banyaknya penghargaan yang didapat dari lingkungan sekitar.


(56)

62 Kemudian lamanya seseorang menderita suatu penyakit juga dapat mempengaruhi tingkat harga diri. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa responden menderita HIV/AIDS mayoritas >1 tahun yaitu sebanyak 65,6%. Dimana dalam mempertahankan harga diri, mekanisme koping yang digunakan pada pasien HIV/AIDS adalah sebagai berikut : 1) Penolakan: meniadakan realitas situasi; 2) Penghindaran: mencoba untuk mengabaikan akibat situasi; 3) Regresi: menjadi lebih tergantung, lebih pasif, lebih emosional; 4) Kompensasi: meniadakan keterbatasan disatu area dan mendapatkan keahlian didaerah lain; 5) Rasionalisasi: memaafkan diri untuk tidak mencapai harapan; 6) Pengalihan perasaan: penyaluran perasaan yang tidak dapat diterima ke dalam perilaku yang dapat diterima secara sosial. Hal ini berarti mayoritas responden telah mencapai mekanisme kopingnya dengan baik.

5.2.2 Interaksi Sosial Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUP H. Adam Malik Medan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik interaksi sosial ODHA di RSUP H. Adam Malik Medan pada umumnya berada pada kondisi yang baik yaitu 67,2% dan interaksi sosial yang buruk diperoleh sebanyak 32,8%. Hal ini berarti ODHA memiliki interaksi yang baik dengan orang-orang disekitarnya. Hal ini disebabkan karena pihak RSUP H. Adam Malik memfasilitasi ataupun memberikan dampingan pengawas untuk pasien ODHA, yang bekerjasama dengan beberapa lembaga kemasyarakatan yang masih peduli dan bersimpati serta mendukung ODHA. Interaksi sosial berasal dari proses alami


(57)

63 yang melihat kemudian meniru. Lalu sugesti, yaitu pengaruh psikis baik yang datang dari orang lain maupun dari dirinya sendiri yang pada umumnya datang tanpa ada kritikan. Kemudian faktor identifikasi pribadi dan yang terakhir faktor simpati.

Penelitian ini didukung oleh Duriah (2014) yang menyatakan bahwa interaksi sosial yang dialami ODHA lebih bersifat asosiatif daripada disasosiatif. Hal tersebut dibuktikan dengan pergaulan ODHA yang memenuhi semua ciri dari interaksi sosial asosiatif, yakni ODHA dapat bekerjasama, berasimilasi, terakomodasi, dan berakulturasi dengan baik dengan semua lapisan masyarakat, baik keluarga, relasi, teman, dan orang-orang yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Interaksi sosial disasosiatif terjadi pada permulaan saja.

Pernyataan tersebut juga didukung dengan karakteristik responden yang mayoritas menderita HIV/AIDS >1 tahun. Dimana responden telah melewati mekanisme kopingnya dengan baik dan interaksi sosial disasosiatif atau yang buruk hanya terjadi pada permulaan saja.

Menurut Jacobson (dalam Orford, 1992) dalam Nurmalasari (2007) dukungan sosial merupakan suatu bentuk tingkah laku yang menumbuhkan perasaan nyaman dan membuat individu percaya bahwa ia dihormati, dihargai, dicintai, dan bahwa orang lain bersedia memberikan perhatian dan keamanan. Ini berarti tingginya dukungan sosial subjek dikarenakan subjek telah memiliki perasaan nyaman, merasa percaya bahwa ia dihormati, dihargai, dicintai, dan merasa bahwa orang lain bersedia memberikan perhatian dan keamanan. Hal ini berkaitan dengan tingkat harga diri yang dimiliki responden yaitu berada dalam rentang sedang sebanyak 95,3%. Dimana harga diri merupakan rasa ingin


(58)

64 dihormati, diterima, kompeten, dan bernilai, inilah yang diharapkan oleh pasien ODHA.

Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial, juga turut mempengaruhi subjek. Dimana menurut Sarafino (1994) dalam Nurmalasari (2007) didapatkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang menerima dukungan sosial adalah potensi penerima dukungan, potensi penyedia dukungan dan komposisi serta struktur jaringan sosial. Hal ini berarti responden memperoleh dukungan sosial seperti yang diharapkannya, memperoleh kesediaan dari seseorang yang diharapkan dapat menjadi penyedia dukungan yang dibutuhkan, dan memperoleh kedekatan hubungan yang dimiliki dengan orang-orang dalam keluarga maupun lingkungannya.

Hasil penelitian ini didukung oleh Erwina & Aulia (2014) yang melakukan penelitian di Yayasan Lentera Minangkabau Support, bahwa pada penelitian tersebut diketahui sebanyak 64,4% ODHA memiliki interaksi sosial yang baik. Hal ini dilihat dari karakteristik ODHA sendiri terkait dengan pekerjaannya, seluruh ODHA di Yayasan Lantera Minangkabau adalah orang yang memiliki aktivitas atau kesibukan yang rutin. Kegiatan itu berlangsung di luar rumah, yang mengharuskan ODHA untuk melakukan kontak sosial dan komunikasi dengan orang lain. Secara tidak langsung ODHA telah melewati masa-masa proses kembali ke kehidupan sosialnya. Mereka bertemu, berinteraksi dan bekerja bersama orang lain. ODHA telah mampu masuk ke kehidupan sosialnya. Menyesuaikan diri sedari didiagnosa sebagai Orang Dengan HIV/AIDS.

Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Hermawati (2011) yang menunjukkan bahwa ODHA yang memiliki interaksi sosial positif sebanyak


(59)

65 12,5% dan ODHA dengan interaksi sosial negatif 87,5%. Hasil yang berbeda disebabkan oleh penelitian ini dilakukan pada suatu komunitas yang bersifat non yayasan yang sama sekali belum mendapatkan pemahaman nilai-nilai moral dan psikososial.

5.2.3 Hubungan Harga Diri dengan Interaksi Sosial Pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di RSUP H. Adam Malik Medan

Analisis hubungan hubungan harga diri dengan interaksi sosial, menunjukkan semakin tinggi tingkat harga diri ODHA maka semakin baik interaksi sosial ODHA tersebut. Hubungan kedua variabel lemah (r=0,271). Hasil uji statistik lebih lanjut disimpulkan, adanya hubungan yang bermakna antara harga diri dengan interaksi sosial (p=0,030).

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harefah (2012) yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan harga diri ODHA di Lembaga Medan Plus Medan Tahun 2013 dengan nilai p = 0,019, maka Ha terbukti. Hal ini juga didukung oleh penelitian Hermawati (2011) yang menunjukkan hasil penghitungan bahwa didapat r square sebesar 0,335 yang berarti bahwa variabel interaksi sosial memberikan pengaruh sebesar 33,5% terhadap variabel persepsi ODHA terhadap stigma HIV/AIDS di masyarakat.

Sedangkan pada penelitian Aulia & Erwina (2014) diperoleh nilai p=0,08 dengan r=0,257. Nilai p=0,08menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara harga diri dengan interaksi sosial pada ODHA di Yayasan Lantera Minangkabau Support Padang. Hal ini karena, pertama faktor internal


(60)

66 yang berasal dari diri ODHA sendiri, ODHA telah mampu mengartikan setiap stigma yang muncul dari lingkungannya. Sehingga dengan keadaan dirinya sekarang ODHA telah mampu menepis semua pandangan yang keluar dari lingkungan sekitar terhadap dirinya.

Sedangkan menurut Spiritia (2010) dalam Aulia & Erwina (2014)terdapat hubungan yang berarti antara kepercayaan diri yang merupakan bagian dari harga diri dengan kenyamanan ODHA dalam berinteraksi dengan orang lain. Pada penelitian ini, interaksi sosial yang baik dipengaruhi oleh lingkungan rumah sakit, dimana pihak RSUP H. Adam Malik Medan memfasilitasi ataupun memberikan dampingan relawan untuk pasien ODHA yang bekerjasama dengan beberapa lembaga kemasyarakatan yang masih peduli dan bersimpati serta mendukung ODHA.

Hal ini didukung oleh Yuniar (2012) yang menyatakan bahwa hubungan yang baik dengan tenaga kesehatan, sikap dan perilaku tenaga kesehatan yang bersahabat dan penuh rasa kekeluargaan disertai konseling kepatuhan dapat memberikan rasa nyaman bagi ODHA. Adanya dukungan dari keluarga juga dapat membantu ODHA untuk mampu mengembangkan konsep diri yang positif dan mampu menjalani kehidupannya menjadi lebih baik. Gaskin (2000) mengungkapkan bahwa ODHA merasa lebih baik saat mereka mendapat dukungan dari keluarga terutama dukungan emosional. Konsep diri positif yang dimiliki ODHA dapat ditunjukkan melalui kemampuannya menerima kondisi dan keadaan diri pada saat kini, bersikap lebih realistik, objektif dan tidak menunjukkan ketegangan emosional yang berlebihan.


(61)

67 BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga diri pasien ODHA di RSUP H. Adam Malik Medan berada pada kategori sedang (Medium self-esteem) dan interaksi sosial ODHA berada pada kategori baik yang berarti bahwa responden memiliki interaksi sosial yang baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dengan interaksi sosial ODHA dengan kekuatan hubungan lemah dan arah hubungan yang positif. Peningkatan harga diri yang dimiliki oleh ODHA memiliki peranan yang penting dalam interaksi sosialnya, semakin meningkat harga diri ODHA maka semakin baik pula interaksi sosialnya.

6.2 Saran

6.1.1. Bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian diharapkan sebagai informasi tambahan untuk persiapan materi penyuluhan khususnya mengenai aspek psiko-sosial ODHA, yang berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan keluarga dan komunitas.

6.1.2 Bagi pelayanan keperawatan

Hasil penelitian diharapkan kepada tenaga profesi keperawatan sebagai masukan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis dan sosial ODHA sehingga dapat memberikan informasi yang tepat dalam pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan.


(62)

68 6.1.2. Bagi penelitian keperawatan selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian selanjutnya dengan menggunakan teknik pengambilan data observasi dan jumlah responden yang lebih banyak dan perlu diteliti mengenai faktor-faktor pelayanan asuhan keperawatan ODHA terhadap peningkatan kualitas hidup ODHA.


(63)

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep HIV/AIDS

2.1.1 Definisi HIV/AIDS

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, merupakan penyakit lain (infeksi oportunitik) dan dapat berlangsung lama/bertahun-tahun tanpa memberikan gejala. Infeksi oportunistik adalah infeksi yang umumnya tidak berbahaya pada orang dengan tubuh normal namun dapat berakibat fatal pada ODHA (orang dengan HIV/AIDS) karena sistem kekebalan tubuhnya lemah. Sedangkan AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodefeciency Syndrome suatu kumpulan gejala penyakit yang di dapat akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang di sebabkan oleh virus HIV. HIV/AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV (Slyvia & Wilson, 2005) dalam (Indah, 2013).

HIV adalah virus dan seperti kebanyakan virus, HIV memerlukan sel inang untuk memperbanyak diri guna melakukan replikasi dan bertahan hidup. HIV diklasifikasikan sebagai retrovirus, yaitu virus asam ribonukleat (RNA) (French, 2015).

AIDS (Acquired Imune Deficiency Syndrome) atau Sindrom Kehilangan Kekebalan Tubuh adalah sekumpulan gejala penyakit yang


(64)

9

menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus) (Djoerban, 2000).

AIDS adalah sindrom atau kumpulan gejala yang disebabkan oleh HIV yang mudah menular dan mematikan. Virus tersebut menyerang sistem kekebalan tubuh, dengan akibat turunnya/hilangnya daya tahan tubuhnya, sehingga mudah terjangkit dan meninggal karena penyakit infeksi, keganasan dan lain-lain (Hermawan, 2006).

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Imune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang terjadi akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia yang disebabkan oleh virus dari golongan retrovirus, yaitu virus asam ribonukleat (RNA).

2.1.2 Transmisi HIV/AIDS

HIV bukan fenomena yang terjadi secara alamiah, virus ini ditransmisikan dari mana pun agar seseorang dapat terinfeksi. Transmisi HIV dapat terjadi baik melalui kontak seksual, via darah atau produk darah, atau dari ibu ke bayinya.

a. Kontak seksual – Sebagian besar infeksi HIV terjadi melalui hubungan intim tanpa pelindung. HIV terdapat pada semen, pre-cum, cairan vagina, dan darah haid. Selama berhubungan intim tanpa pelindung dengan pasangan yang terinfeksi, HIV dapat berpindah dari satu orang ke orang lain melalui kontak


(65)

10

dengan membran mukosa. Seperti melalui hubungan seksual anal dan vaginal tanpa pelindung, HIV dapat ditransmisikan juga melalui seks oral tanpa pelindung meskipun beberapa bukti menyatakan bahwa metode ini berisiko lebih kecil untuk mengalami infeksi. Beberapa faktor tertentu akan membuat transmisi HIV lebih memungkinkan, contohnya, jika seorang individu sudah mengalami SAI, seperti klamidia, ia lebih rentan terhadap infeksi (French, 2015). Dalam Hermawan (2006) disebutkan juga bahwa kontak dengan menggunakan mulut, hubungan seksual menggunakan kondom, ciuman mulut dengan mulut, dan ciuman mulut dengan kelamin dapat memberikan risiko penularan HIV.

b. Kontak darah dengan darah – HIV terdapat di dalam darah, setiap kontak dengan darah yang terinfeksi HIV berpotensi menyebabkan infeksi. Metode infeksi yang paling umum adalah melalui berbagai peralatan injeksi di antara pengguna obat terlarang yang diinjeksikan. Saat ini, infeksi HIV jarang terjadi melalui tranfusi darah karena semua darah yang didonasikan untuk tranfusi di Inggris sudah diperiksa untuk HIV dan pemeriksaan tersebut sudah dilakukan sejak tahun 1985. Infeksi HIV melalui luka akibat jarum injeksi jarang terjadi dan hanya terjadi pada sekitar kurang dari 1% individu. c. Transmisi ibu ke anak – HIV dapat ditularkan ibu ke bayinya,


(66)

11

Semua ibu hamil ditawarkan dan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan HIV karena jika HIV dikonfirmasi selama kehamilan, medikasi dapat diberikan ke ibu untuk mengurangi risiko infeksi HIV ditransmisikan ke janin.

Risiko transmisi bergantung juga pada jenis pajanan dan daya infeksi pasien yang menjadi sumbernya. Risiko transmisi melalui hubungan intim diperkirakan sekitar 0,2% (1 dalam 500) (Varghese et al., 2002).

2.1.3 Gambaran klinis HIV/AIDS

Menurut French (2015) gambaran klinis terkait infeksi HIV adalah a. Dugaan infeksi primer dengan penyakit serokonversif (proses, setelah pajanan terhadap agens penyebab penyakit, perubahan darah dari penanda serum yang negatif menjadi positif untuk penyakit yang spesifik).

b. Setiap manifestasi yang tidak lazim dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri, fungal, virus: infeksi tuberkulosis; dugaan Pneumocystis jiroveci pneumonia (PCP); atau dugaan oksoplasmosis serebral.

c. Ulserasi genital persisten.

d. Tumor yang tidak lazim, contohnya, limfoma serebral, limfoma non-Hodgkin, atau sarkoma Kaposi.

e. Trombositopenia atau limfoma yang tidak dapat dijelaskan.


(67)

12

f. Masalah kulit yang tidak biasa, seperti dermatitis seboreik berat, psoriasis atau moluskum kontagiosum, herpes zoster kambuhan atau herpes zoster pada individu berusia muda. g. Limfadenopati umum (generalised lymphadenopathy, PGL)

persisten atau limfoedema yang tidak dapat dijelaskan.

h. Masalah neurologis mencakup neuropati perifer atau tanda fokal yang disebabkan oleh lesi intra serebral yang memenuhi ruang.

i. Penurunan berat badan atau diare yang tidak dapat dijelaskan, keringat berlebihan di malam hari atau pireksia yang tidak diketahui penyebabnya (Rogstad et al., 2006).

Menurut Soedarto (2010) penderita yang terinfeksi HIV dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu

a. Penderita Asimtomatik, tanpa gejala, yang terjadi pada masa inkubasi yang berlangsung antara 7 bulan sampai 7 tahun lamanya.

b. Persistent Generalized Lymphadenopathy (GPL) dengan gejala limfadenopati umum.

c. AIDS Related Complex (ARC) dengan gejala lelah, demam, dan gangguan sistem imun atau kekebalan.

d. Full Blown AIDS merupakan fase akhir AIDS dengan gejala klinis yang berat berupa diare kronis, pneumonitis interstisial, hepatomegali, splenomegali, dan kandidiasis oral yang


(68)

13

disebabkan oleh infeksi oportunistik dan neoplasia misalnya Sarkoma Kaposi. Penderita akhirnya meninggal dunia akibat komplikasi penyakit infeksi sekunder.

Diagnosis HIV/AIDS dari gejala klinis khas HIV adalah sebagai berikut :

a. HIV stadium 1 : asimtomatis atau terjadi GPL (persistent generalized lymphadenopathy).

b. HIV stadium 2 : berat badan menurun lebih dari 10%, ulkus atau jamur di mulut, menderita herpes zoster 5 tahun terakhir, sinusitis rekuren.

c. HIV stadium 3 : berat badan menurun lebih dari 10%, diare kronis dengan sebab tak jelas lebih dari 1 bulan.

d. HIV stadium 4 : berat badan menurun lebih dari 10%, gejala-gejala infeksi pneumosistosis, TBC, kriptokokosis, herpes zoster dan infeksi lainnya sebagai komplikasi turunnya sistem imun (AIDS). Untuk menentukan diagnosis pasti HIV/AIDS, virus penyebabnya dapat diisolasi dari limfosit darah tepi atau dari sumsum tulang penderita.

Menurut kriteria W.H.O gejala klinis AIDS untuk penderita dewasa meliputi minimum 2 gejala major dan 1 gejala minor. Gejala major :

a. berat badan menurun lebih dari 10%, b. diare kronis lebih dari 1 bulan,


(69)

14

c. demam lebih dari 1 bulan.

Gejala minor :

a. batuk lebih dari 1 bulan,

b. pruritus dermatitis menyeluruh,

c. infeksi umum rekuren misalnya herpes zoster atau herpes simpleks,

d. limfadenopati generalisata, e. kandidiasi mulut dan orofaring,

f. ibu menderita AIDS (kriteria tambahan untuk AIDS anak).

Untuk membantu menegakkan diagnosis, dilakukan pemeriksaan serologi untuk menentukan antibodi terhadap HIV dengan uji ELISA, uji imunofluoresens, radioimmunoprecipitin assay dan pemeriksaan western blot.

2.1.4 Tahapan infeksi HIV/AIDS

Progresi penyakit HIV dibagi menjadi empat tahap utama, yaitu :

2.1.4.1Primer

Individu yang terinfeksi HIV seringkali tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi karena mereka tidak menemukan atau mengalami gejala yang dapat diidentifikasi . beberapa orang akan mengalami kondisi sakit dalam periode pendek segera setelah mereka terinfeksi, kondisi ini disebut “penyakit serokonversi” karena terjadi sesaat sebelum antibodi untuk HIV diproduksi di


(70)

15

dalam tubuh, ketika kadar HIV mencapai angka tertinggi di dalam darah yang bersirkulasi. Pada saat ini, orang yang terinfeksi menjadi sangat infeksius.

a. Serokonversi

Gejala untuk penyakit serokonversi bersifat samar dan sering kali dideskripsikan sebagai gejala “seperti flu”. Umumnya, gejala mulai terjadi pada 2-6 minggu pasca-infeksi HIV dan akan terjadi sekitar 10-14 hari. Gejala dapat mencakup :

a. Demam dan rasa nyeri pada ekstremitas. b. Ruam berbercak merah pada tubuh bagian atas. c. Sakit tenggorok (faringitis).

d. Ulserasi pada mulut atau genital. e. Diare.

f. Sakit kepala berat.

g. Tidak dapat melihat cahaya.

Diperkirakan hingga 80% orang yang terinfeksi HIV akan mengalami beberapa gejala ini; namun beberapa gejala ini amat samar dan berkaaitan dengan penyakit minor lainnya; gejala ini tidak dikaitkan dengan infeksi HIV.

Gejala yang lebih jarang mencakup :

a. Meningitis. b. Paralisis.

c. Infeksi oportunistik.


(71)

16

Jika gejala yang jarang terjadi ini dialami atau jika gejala terjadi lebih dari yang diperkirakan, prognosisnya buruk. Tanpa medikasi antiretroviral, diagnosis AIDS cenderung dapat ditegakkan dalam 5 tahun.

2.1.4.2Asimtomatik

Tahap infeksi asimtomatik disebut seperti itu karena orang yang terinfeksi HIV sering kali menunjukkan tanda infeksi yang tidak terlihat dan tidak adanya progresi penyakit pada tahap ini. Tahap infeksi HIV ini dapat berlangsung selama beberapa tahun.

Jika terdapat gejala-gejala tersebut, mayoritas dari individu akan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening, yang disebut PGL. PGL adalah tanda dari tubuh yang mencoba melawan infeksi HIV dari pada tanda kerusakan pada sistem imun.

Walaupun individu dengan HIV tidak akan memiliki tanda-tanda infeksi yang kasat mata, terkadang terdapat kerusakan pada sistem imun mereka yang hanya dapat terdeteksi dengan pemeriksaan darah spesifik. Pemeriksaan darah ini termasuk hitung sel CD4 dan pemeriksaan beban virus.

2.1.4.3Simtomatik

Penelitian telah menunjukkan bahwa jika dibiarkan tanpa diterapi, HIV akan terus menerus menyerang sistem imun sel inang dan menyebabkan lebih banyak gangguan. Kecepatan terjadinya gangguan amat bergantung pada respons spesifim individu terhadap virus. Semakin parah imunosupresi maka individu akan


(72)

17

semakin rentan mengalami infeksi dan/atau tumor yang mengindikasikan infeksi HIV simtomatik.

a. Aksi spesifik HIV

Sebagian besar gejala yang terlihat pada individu yang terinfeksi HIV disebabkan oleh penurunan sistem imun dibanding aksi virus itu sendiri. Satu-satunya pengecualian dari kondisi tersebut adalah sindrom wasting HIV dan demensia HIV, yang disebabkan oleh aksi langsung HIV.

b. Infeksi oportunistik

Infeksi oportunistik adalah infeksi yang masih dapat dikendalikan oleh sistem imun yang sehat, tetapi setelah sistem imun mengalami gangguan akibat HIV; infeksi mengambil “kesempatan” untuk menimbulkan masalah dan menyebabkan kondisi sakit. Infeksi oportunistik yang paling sering terjadi di Inggris adalah Pneumocystis jiroveci (carinii) pneumonia. 2.1.4.4AIDS

AIDS adalah diagnosis yang ditegakkan hanya jika kriteria medis tertentu telah ditemukan. Sebagai contoh, individu yang didiagnosis AIDS akan ditemukan kondisi oportunistik, seperti PCP atau Sarkoma Kaposi, dan mengalami imunosupresi yang nyata.

2.1.5 Pengobatan HIV/AIDS

Pengobatan infeksi HIV mutakhir adalah dengan antiretrovirus (ARV) yang sangat aktif (Highly Active Antiretroviral Therapy, HAART)


(73)

18

yang menggunakan protease inhibitor, berupa kombinasi sedikitnya 3 ARV berasal dari sedikitnya 2 jenis / kelas yang berbeda. Kombinasi ARV yang umum digunakan adalah NRTI (nucleoside analogue reverse transcriptase inhibitor), dengan protease inhibitor atau dengan non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI). Penerapan HAART meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan umum penderita HIV, menurunkan dengan drastis angka kesakitan dan angka kematian HIV.

Pada prinsipnya ARV harus diberikan segera sesudah diagnosis HIV ditegakkan.

Tabel 2.1. Obat antiretroviral (NRTI) yang telah disetujui FDA

Singkatan Nama Generik Nama Dagang Cara Pemberian

3TC Lamivudine Epivir Dengan atau tanpa makanan

ABC Abacavir Ziagen Dengan atau tanpa makanan

AZT/ZDT Zidovudine Retrovir Dengan atau sesudah makan

D4T Stavudine Zerit Dengan atau tanpa makanan

DdC Zalcitabine Hivid Dengan atau sesudah makan

Ddl Didanosine Videx Berikan 30 menit sebelum makan; hindari alkohol


(74)

19

Tabel 2.2. Obat antiretroviral (NNRTI) yang disetujui FDA

Singkatan Nama Generik Nama Dagang Cara Pemberian

DLV Delavirdine Rescriptor Dengan atau tanpa

makanan

EFV Efavirenz Sustiva/Stocrin Berikan waktu lambung dalam keadaan kosong

ETR Etravirine Intelence Berikan bersama makanan

NVP Nevirapine Viramune Dengan atau tanpa

makanan

(Sumber : Soedarto, 2010)

Tabel 2.3. Protease Inhibitor yang disetujui FDA

Singkatan Nama Generik Nama Dagang Cara Pemberian

APV Amprenavir Agenerase Dengan atau tanpa

makanan

Hindari makanan berlemak

FOS-APV Fosamprenavir Lexiva

Telzir

Dengan atau tanpa makanan

(Sumber : Soedarto, 2010)


(75)

20

2.1.6 Pencegahan HIV/AIDS

Tidak ada vaksin untuk mencegah HIV atau AIDS. Pencegahan hanya dapat dilakukan dengan menghindari kontak dengan virus yang berasal dari penderita baik secara langsung maupun tidak langsung melalui barang-barang yang tercemar dengan bahan inefektif berasal dari penderita HIV.

Petugas yang telah kontak dengan virus diberikan perawatan antiretrovirus secara langsung (post exposure prophylaxis, PEP). Untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS di masyarakat harus dilakukan upaya mencegah paparan HIV yang terjadi melalui tranfusi darah, persalinan, penularan dari ibu ke anak, penggunaan jarum suntik bersama, hubungan seksual baik yang heteroseksual maupun homoseksual atau perilaku seksual lainnya.

2.1.7 Dampak Psikologis Akibat HIV

HIV adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan yang memiliki potensi untuk mengancam jiwa, karenanya orang yang terinfeksi HIV sering kali mengalami dampak psikologis yang membahayakan. Setelah seseorang didiagnosis positif mengalami HIV, mungkin hidupnya akan berjalan pada jalur yang berbeda dari rencana atau ekspektasi sebelumnya. Orang yang terinfeksi HIV mengalami berbagai macam kehilangan, seperti kehilangan kesehatan, teman, status sosial, pendapatan, dan ekspektasi hidup yang direncanakan.


(1)

6. Ibu Lufthiani, S.Kep, Ns, M.Kes selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan, masukan, arahan, bimbingan

serta ilmu yang sangat bermanfaat selama proses penyusunan skripsi,

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

7. Ibu Siti Zahara Nasution, S.KP., MNSselaku dosen validasi instrumen

peneliti yang telah bersedia memberikan arahan dan bimbingan dalam

penyusunan skripsi ini

8. Seluruh Staf Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang

telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan telah

memberikan bantuan selama penelitian.

9. Seluruh staf pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

penulisan proposal

10. Teristimewa buat ayahanda, ibunda dan ketiga saudara saya tercinta yang

selalu mendoakan, memberikan motivasi, serta dukungan yang tanpa

hentinya kepada ananda baik moril maupun materil, tanpa mereka saya

tidak akan mampu mengerjakan skripsi ini dengan baik.

11. Teman pecinta skripsi satu bimbingan yangsenantiasa saling membantu

dan saling mendukung dalam penyusunanskripsidan teman-teman

seperjuanganStambuk 2012 yang tidak tersebut satu persatu terimakasih

atas dukungannya.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini,


(2)

vi

pembaca. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi peningkatan dan

pengembangan ilmu dan praktik keperawatan. Semoga Allah SWT selalu

mencurahkan kasih dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak

membantu penulis.

Medan, Agustus 2016

Peneliti

Heni Ismaya NIM. 121101054


(3)

Daftar Isi

halaman

Halaman judul...i

Halaman persetujuan orisinilitas...ii

Halaman pengesahan...iii Prakata...iv Daftar isi...vii Daftar skema...ix Daftartabel...x Abstract...xi Abstrak...xii

Bab 1. Pendahuluan...1

1.1 Latar belakang...1

1.2 Perumusan masalah...5

1.3 Pertanyaan penelitian...5

1.4 Tujuan penelitian...6

1.5 Manfaat penelitian...6

Bab 2. Tinjauan pustaka...8

2.1 Konsep HIV/AIDS...8

2.1.1 Definisi HIV/AIDS...8

2.1.2 Transmisi HIV/AIDS...9

2.1.3 Gambaran klinis HIV/AIDS...11

2.1.4 Tahapan infeksi HIV/AIDS...14

2.1.5 Pengobatan HIV/AIDS...17

2.1.6 Pencegahan HIV/AIDS...20

2.1.7 Dampak psikologis akibat HIV/AIDS...20

2.2 Konsep harga diri...21

2.2.1 Definisi harga diri...21

2.2.2 Bentuk harga diri...22

2.2.3 Sumber harga diri...24

2.2.4 Tingkat harga diri...26

2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri...27

2.2.6 Gambaran harga diri ODHA...29

2.3 Konsep interaksi sosial...31

2.3.1 Definisi interaksi sosial...31

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses interaksi sosial...32

2.3.3 Bentuk-bentuk interaksi sosial...34

2.3.4 Syarat terjadinya interaksi sosial...39

2.3.5 Gambaran interaksi sosial ODHA...40

Bab 3. Kerangka penelitian...42

3.1 Kerangka penelitian...42

3.2 Definisi operasional...43

3.3 Hipotesa...45

Bab 4. Metodologi penelitian...46

4.1 Desain penelitian...46


(4)

viii

4.2.1 Populasi...46

4.2.2 Sampel...46

4.2.3 Teknik pengambilan sampel...47

4.3 Lokasi dan waktu penelitian...48

4.3.1 Lokasi penelitian...48

4.3.2 Waktu penelitian...48

4.4 Pertimbangan etik...48

4.5 Instrumen penelitian...49

4.6 Alat dan bahan...51

4.7 Validitas dan reliabilitas...51

4.8 Pengumpulan data...53

4.9 Analisa data...53

Bab 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan...56

5.1 Hasil Penelitian...56

5.1.1 Karakteristik Responden...56

5.1.2 Karakteristik Harga Diri...58

5.1.3 Karakteristik Interaksi Sosial...58

5.1.4 Hubungan Harga Diri dengan Interaksi Sosial...59

5.2 Pembahasan...60

Bab 6. Kesimpulan dan Saran...69

6.1Kesimpulan...69

6.2 Saran...69

Daftar pustaka...71 Lampiran 1. Jadwal tentatif penelitian

Lampiran 2. Lembar Penjelasan Penelitian

Lampiran 3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden(Inform Consent) Lampiran 4. Instrumen penelitian

Lampiran 5. Validasi Instrumen Lampiran 6. Penghitungan Validitas Lampiran 7. Master Tabel Data

Lampiran 8. Master Tabel Uji Reliabilitas Lampiran 9. Tabel Hasil Data Demografi

Lampiran 10. Tabel Hasil Data Karakteristik Harga Diri dan Interaksi Sosial Lampiran 11. Tabel Hasil Data Hubungan Harga DiriDengan Interaksi Sosial Lampiran 12. Lembar Persetujuan Validitas

Lampiran 13. Surat Etik Penelitian

Lampiran 14. Surat Izin reliabilitas dan Pengumpulan Data

Lampiran 15. Surat balasan izin reliabilitas dan Pengumpulan Data Lampiran 16. Daftar Riwayat Hidup


(5)

Daftar Skema


(6)

x

Daftar Tabel

Tabel 2.1...18

Tabel 2.2...19

Tabel 2.3...19

Tabel 3.2...43

Tabel 4.1...52

Tabel 4.2...55

Tabel 5.1...57

Tabel 5.2...58

Tabel 5.3...59