Nada Pertama
¯
Suara tinggi dan datar
55: Nada Kedua
Suara menanjak 35:
Nada Ketiga
ˇ
Suara turun kemudian naik
214: Nada Keempat
Suara Menukik 51:
Nada Netral pendek
·
Pelafalan Nada
Dalam Bahasa Mandarin, nada 声调
atau shengdiao baca : sengtiao berperan penting sebagai salah satu pembeda kata-kata yang berbunyi sama. Kalau salah
mengucapkan nada, bisa-bisa orang lain salah menangkap makna kata yang kita maksud. Ada 4 nada yang membedakan makna dan pelafalan, yakni sebagai
berikut :
1. Nada Datar dilambangkan dengan nada “ - ” diatas huruf pinyin huruf
bacanya. Cara membacanya datar dan panjang. Contoh : seperti yang terdapat pada kata Mama Ibu
yang dibaca mendatar dan panjang.
Universitas Sumatera Utara
2. Nada Naik dilambangkan dengan tanda “ ” diatas huruf pinyin atau huruf
bacanya. Cara membacanya naik dan agak tinggi dibanding nada datar. Contoh : seperti yang terdapat pada kata Ma bintikserat
yang dibaca agak naik dan tinggi.
3. Nada Melengkung dilambangkan dengan tanda “ v ” diatas huruf pinyin huruf
bacanya. Cara membacanya naik, kemudian menurun mendayu. Contoh : seperti yang terdapat pada kata Ma kuda
yang dibaca dengan nada mendayu.
4. Nada Menurun dilambangkan degnan tanda “ \ ” diatas huruf pinyin huruf
bacanya. Cara membacanya menurun dan tegas. Contoh seperti yang terdapat pada kata Ma Marah
Mà yang dibaca menurun dan tegas.
Seperti yang disebutkan di atas tadi. Empat kata yang sama bisa memiliki arti yang berbeda, dikarenakan nada yang berbeda pula.
ma nada datar = Ibu ma nada naik = BintikSerat
ma nada melengkung = Kuda ma nada menurun = Marah
nada 1. Contoh : ā
nada 2. Contoh : á nada 3. Contoh :
ă nada 4. Contoh : à
Universitas Sumatera Utara
Keempat nada dalam Bahassa Mandarin sangat penting dalam membedakan arti, jika salah mengucapkan nada dapat menyebabkan perbedaan arti dan menimbulkan
kesalahpahaman. Dalam Bahasa Mandarin ada juga nada ringan, nada ringan ini dibacakan secara
ringan dan pendek. Penulisan tanda nada pada nada ringan tidak di berikan nada apapun pada suku katanya.
Peletakan tanda nada selalu diletakan di atas vokal. Jika dalam suku kata terdapat final ui atau iu, maka tanda nada diletakkan di vokal akhir.
Cara pelafalan konsonan dalam Bahasa Mandarin sangat tergantung pada posisi lidah, bibir, dan gigi, serta cara melafalkan. Apabila terjadi kesalahan dalam posisi
pelafalan dan cara pelafalan, maka lafal yang akan dihasilkan akan kurang tepat. Contoh:
1. Konsonan Inisial Shengmu b cara pelafalan dengan suara bibir labial.
Dilafalkan seperi konsonan [p] dalam bahasa Indonesia 2.
Konsonan p dilafalkan dengan suara bibir labial aspirasi. Dilafalkan seperti konsonan [ph] dalam bahasa Indonesia.
3. Konsonan m cara pelafalan dengan suara bibir labial. Dilafalkan seperti
konsonan [m] dalam Bahasa Indonesia 4.
Konsonan f cara pelafalan dengan suara bibir labial. Dilafalkan seperti konsonan [f] dalam Bahasa Indonesia.
5. Konsonan d cara melafalkan dengan menggunakan suara ujung lidah apical.
Dilafalkan seperti konsonan [t] dalam Bahasa Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
6. Konsonan t cara melafalkan dengan menggunakan suara ujung lidah apical
aspirasi. Dilafalkan seperti konsonan [th] dalam Bahasa Indonesia. 7.
Konsonan n cara melafalkan dengan menggunakan suara ujung lidah apical. Dilafalkan seperti konsonan [n] dalam Bahasa Indonesia.
8. Konsonan l cara melafalkan dengan menggunakan suara ujung lidah apical.
Dilafalkan seperti konsonan [l] dalam Bahasa Indonesia. 9.
Konsonan g cara melafalkan dengan menggunakan suara pangkal lidah velar pangkal lidah menyentuh langit-langit mulut. Dilafalkan seperti konsonan [k]
dalam Bahasa Indonesia. 10.
Konsonan k cara melafalkan dengan menggunakan suara pangkal lidah velar pangkal lidah menyentuh langit-langit mulut. Dilafalkan seperti konsonan [kh]
dalam Bahasa Indonesia. 11.
Konsonan h cara melafalkan dengan menggunakan suara pangkal lidah velar menyentuh langit-langit mulut. Dilafalkan seperti konsonan [h] dalam Bahasa
Indonesia. 12.
Konsonan j cara melafalkan dengan menggunakan suara badan lidah dorsal. Dilafalkan [
ʨ] atau seperti konsonan [c] dalam bahsa indonesia. 13.
Konsonan q cara melafalkan dengan menggunakan suara badan lidah dorsal. Dilafalkan [
ʨʰ] atau seperti konsonan [ch] dalam bahasa indonesia. 14.
Konsonan x cara melafalkan dengan menggunakan suara badan lidah dorsal. Dilafalkan [
ɕ] atau mirip seperti konsonan [s] dalam Bahasa Indonesia, namun dilafalkan dengan badan lidah, bukan dengan ujung lidah.
15. Konsonan zh cara melafalkan dengan menggunakan suara lidah ditekuk ke
langit-langit mulut. Dilafalkan seperti [ ʈ͡ʂ] atau konsonan [z] dalam Bahasa
Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
16. Konsonan ch cara melafalkan dengan menggunakan suara lidah ditekuk-tekuk
ke langit-langit mulut palatal aspirasi. Setelah lidah ditekuk-tekuk kelangit- langit mulut, dilafalkan [
ʈ͡ʂʰ] atau seperti konsonan [ch] dalam Bahasa Indonesia. 17.
Konsonan sh cara melafalkan dengan menggunakan suara lidah ditekuk-tekuk ke langit-langit mulut palatal aspirasi. Setelah lidah ditekuk-tekuk kelangit-
langit mulut, dilafalkan [ ʂ].
18. Konsonan r cara melafalkan dengan menggunakan suara lidah ditekuk-tekuk
ke langit-langit mulut palatal aspirasi. Setelah lidah ditekuk-tekuk kelangit- langit mulut, dilafalkan [
ʐɻ] 19.
Konsonan z cara melafalkan dengan menggunakan suara lidah pada gigi depan bagian dalam dental ujung lidah menuju gigi atas bagian dalam, dilafalkan [
ʦ]. 20.
Konsonan c cara melafalkan dengan menggunakan suara lidah pada gigi depan bagian dalam dental ujung lidah menuju gigi atas bagian dalam,
dilafalkan[ ʦʰ]atau seperti konsonan c dalam Bahasa Indonesia.
21. Konsonan s cara melafalkan dengan menggunakan suara lidah pada gigi depan
bagian dalam dental ujung lidah menuju gigi atas bagian dalam, dilafalkan seperti konsonan [s] dalam Bahasa Indonesia.
22. Konsonan y dilafalkan seperti vokal [i] baca: yi= i
23. Konsonan w dilafalkan seperti vokal [u] baca: wu= u
Konsonan dalam Pinyin dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1.
Konsonan Aspirasi 送气音
song qi yin 2.
Konsonan Non-aspirasi 送气音
bu song qi yin
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan antara keduanya adalah pada saat pelafalannya, konsonan aspirasi disertai dengan dorongan udara dari mulut, Adapun konsonan aspirasi adalah : p, t, k, q,
ch, c. sedangkan konsonan Non-aspirasi tidak.
Vokal dalam Pinyin memiliki banyak kesamaan dengan vokal dalam Bahasa Indonesia. Vokal dalam Pinyin juga memiliki vokal tunggal, vokal ganda, dan vokal
dengung nasal. Berikut penulis akan coba memaparkan cara pelafalan vokal Pinyin dalam Bahasa Mandarin
1. Vokal a dilafalkan [a] seperti dalam kata ”aku”
2. Vokal i dilafalkan [yi] seperti dalam kata ”bayi’
3. Vokal u dilafalkan [u] seperti dalam kata bau, vokal u juga dapat dilafalkan
[wu] seperti dalam kata ”wushu’, serta vokal u juga dapat dilafalkan [yu] seperti dalam kata kayu.
4. Vokal ü disebut sebagai ü umlaut dilafalkan [y] pengucapannya terlebih dahulu
lafalkan vokal i, kemudian rubah posisi mulut menjadi vokal u. 5.
Vokal edilafalkan [ ɤ] dan ê dilafalkan [ɛ]
6. Vokal o dilafalkan [
ǫ] seperti dalam kata ”orang” 7.
Vokal ai dilafalkan [a ɪ] atau vokal a terlebih dahulu, lalu posisi mulut diubah
menjadi lafal vokal i. Seperti ai dalam kata belai. 8.
Vokal ei dilafalkan [e ɪ] atau vokal e terlebih dahulu, lalu posisi mulut diubah
menjadi lafal vokal i. Seperti ei dalam kata hei. 9.
Vokal ao dilafalkan[ ʊ] atau vokal a terlebih dahulu, lalu posisi mulut diubah
menjadi lafal vokal o. Seperti ao dalam kata pulau.
Universitas Sumatera Utara
10. Vokal ou dilafalkan [
ʊ] atau vokal o terlebih dahulu, lalu posisi mulut diubah menjadi lafal vokal u. Seperti ou dalam kata o..ow
11. Vokal ia dilafalkan vokal i atau y terlebih dahulu, lalu posisi mulut diubah
menjadi lafal vokal a. Seperti ia atau ya dalam kata buaya 12.
Vokal ie dilafalkan vokal [i ɛ] , lalu posisi mulut diubah menjadi lafal vokal e.
Seperti [ye] dalam kata yen. 13.
Vokal iao dilafalkan vokal [i ʊ], lalu posisi mulut diubah menjadi lafal vokal
a Seperti ia atau ya dalam kata yao. 14.
Vokal ua dilafalkan[u ] atau vokal u terlebih dahulu, lalu posisi mulut diubah menjadi lafal vokal a Seperti wa dalam kata uang.
15. Vokal uo dilafalkan [u
ǫ] atau vokal u terlebih dahulu, lalu posisi mulut diubah menjadi lafal vokal o.
16. Vokal uai dilafalkan [ua
ɪ] vokal u terlebih dahulu, lalu posisi mulut diubah menjadi lafal vokal ai Seperti wai dalam kata pantai.
17. Vokal üe dilafalkan [y] atau vokal ü terlebih dahulu, lalu posisi mulut diubah
menjadi lafal vokal e. Seperti yüe dalam kata yiue. 18.
Vokal an dilafalkan [an] seperti dalam kata anak. 19.
Vokal en dilafalkan[ ən] seperti eun dalam kata entah.
20. Vokal ang dilafalkan[
] seperti dalam kata angka. 21.
Vokal eng dilafalkan [ ɤ ]seperti dalam kata enggak.
22. Vokal ong dilafalkan [
ʊ ] vokal o terlebih dahulu lalu tanpa merubah posisi mulut dilafalkan ung seperti dalam kata gaung.
23. Vokal ian dilafalkan [i
ɛn] atau vokal i terlebih dahulu, lalu tanpa merubah posisi mulut, lalu lafalkan vokal en seperti dalam kata yen.
24. Vokal in dilafalkan [in] seperti yin dalam kata kain.
Universitas Sumatera Utara
25. Vokal iang dilafalkan [i
] seperti yang dalam kata kayang. 26.
Vokal ing dilafalkan [i i ə ] seperti ying dalam kata inggris.
27. Vokal iong dilafalkan [iy i
ʊ ] atau vokal i terlebih dahulu tanpa merubah posisi mulut, lafalkan vokal ong seperti yung dalam kata gayung.
28. Vokal uan dilafalkan [uan] atau wan seperti dalam kata awan.
29. Vokal uang dilafalkan [u
] seperti wang dalam kata wangsit. 30.
Vokal üan dilafalkan [y ɛn] atau vokal ü terlebih dahulu tanpa merubah posisi
mulut lalu lafalkan yuan seperti dalam kata yuen. 31.
Vokal ün dilafalkan vokal ü terlebih dahulu tanpa merubah posisi mulut lalu lafalkan en
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan
Dalam penelitian analisis kesalahan pelafalan ini, penulis melakukan pendekatan dengan metode deskriptif. Kesalahan pelafalan merupakan objek kaji linguistik, sehingga
penulis membahasnya lebih lanjut dengan cabang ilmu yang lebih spesifik lagi yaitu fonologi dan fonetik.
Metode penelitian sebagai salah satu bagian penelitian yang memiliki unsur yang sangat penting. Metode yang dalam bahasa Yunani disebut Methodos adalah cara atau
jalan. Secara ilmiah, metode merupakan cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut Koentjaraningrat 1990:30 penelitian yang bersifat deskriptif yaitu sebuah penelitian
yang memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu serta dapat digunakan untuk mengukur dengan cermat
fenomena sosial tertentu yang terjadi atau berlangsung ditengah-tengah masyarakat. Dalam penelitian deskriptif ini, untuk memecahkan masalah dilakukan
pengumpulan, pengkajian, dan pengklasifikasian dari seluruh data yang ada. Beberapa aspek yang perlu dicari dan digali meliputi masalah, teori, konsep serta penarikan
kesimpulan dan saran.
Universitas Sumatera Utara