Torsi Murni Saint-Venant’s Torsion Torsi terpilin Warping Persamaan Diferensial untuk Torsi pada Profil I

Universitas Sumatera Utara keadaan torsi murni. Torsi terpilin timbul bila flens berpindah secara lateral selama terjadi torsi. Gambar 2.9. Penampang dengan Beban Torsi

II.4.4.1. Torsi Murni Saint-Venant’s Torsion

Seperti halnya kelengkungan lentur perubahan kemiringan per satuan panjang dapat diekspresikan sebagai MEI = 6 6O , yakni momen dibagi kekakuan lentur sama dengan kelengkungan, maka dalam torsi murni momen M dibagi kekakuan torsi GJ sama dengan kelengkungan torsi perubahan sudut puntir ø per satuan panjang. = Nf Kø K 2.42 Dengan: M : Momen torsi murni Saint-Venant’s Torsion G : Modulus Geser J : Konstanta torsi Menurut persamaan tegangan akibat sebanding dengan jarak ke pusat torsi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

II.4.4.2. Torsi terpilin Warping

Sebuah balok yang memikul torsi , maka bagian flens tekan akan melengkung ke salah satu sisi lateral, sedang flens tarik melengkung ke sisi lateral lainnya. Penampang pada Gambar memperlihatkan balok yang puntirannya ditahan diujung-ujung, namun flens bagian atas berdeformasi ke samping arah lateral sebesar } . Lenturan ini menimbulkan tegangan normal lentur tarik dan tekan serta tegangan geser sepanjang flens. Secara umum torsi pada balok dianggap sebagai gabungan antara torsi murni dan torsi terpilin. Gambar 2.10. Torsi pada Profil I

II.4.4.3. Persamaan Diferensial untuk Torsi pada Profil I

Dari Gambar 2.16 untuk sudut ø yang kecil akan diperoleh : } = ø. 2.43 Bila } dideferensialkan 3 kali ke-z, maka: K a ~ • K a = . K a ø K a 2.44 Dari hubungan momen dan kelengkungan: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara K a ~ • K a = − • R.9 • 2.45 Dengan adalah momen lentur pada satu flens. adalah momen Inersia satu flens terhadap sumbu-y dari balok. Karena V = dMdz, maka: K a ~ • K a = − m • R.9 • 2.46 Dan menyamakan persamaan dengan akan diperoleh bentuk: = − . . . K a ø K a 2.47 Dalam Gambar 2.10. komponen momen torsi yang menyebabkan lenturan lateral dari flens, sama dengan gaya geser flens dikalikan h, sehingga: = . ℎ = − . . C . K a ø K a = - . . K a ø K a 2.48 Dengan = 9 • C , disebut sebagai konstanta torsi terpilin torsi warping Momen torsi total yang bekerja pada balok adalah jumlah dari dan , yakni: = + = = Nf Kø K - . . K a ø K a 2.49 Jika persamaan 2.49 dibagi dengan – . K a ø K a − •.W R.‚ ƒ . Kø K = − l R.‚ ƒ 2.50 Dengan mensubstitusikan „ = •.W R.‚ ƒ akan didapatkan suatu persamaan dasar linear tak homogen: K a ø K a − „ . Kø K = − l R.‚ ƒ 2.51 Solusi persamaan dasar ini adalah: Ø = Ø + Ø … = †7 . ‡ ˆ + 7 . ‡ Bˆ + 7 Z ‰ + †0 O‰ 2.52.a Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Atau Ø = A.sinh λz + B.cosh λz + C + fz 2.52.b Dengan λ = Š •.W R.‚ ƒ

II.4.4.4. Tegangan Torsi pada Profil I