2.3. Hubungan Telepon Cerdas dan Prestasi Akademis
Telepon cerdas memiliki banyak fitur seperti internet, membuka e-mail, membaca buku elektronik e-book, chatting, sampai membuka jejaring sosial. Griffith
mengusulkan sebuah konsep “kecanduan teknologi” yang bukan merupakan kecanduan secara kimiawi melainkan sebuah kecanduan tingkah laku yang
melibatkan interaksi manusia-mesin secara berlebihan. Griffiths, 1996 Bianchi dan Phillips menemukan bahwa pengguna berat ponsel cenderung
orang-orang muda. Selain itu, 2 - 7 dari sampel mereka setuju 1 bahwa mereka memiliki masalah mengontrol waktu yang mereka habiskan pada ponsel
mereka, 2 bahwa mereka memiliki masalah membayar tagihan telepon mereka; 3 bahwa ponsel mengalihkan mereka dari lain tanggung jawab, dan 4 ponsel
mengakibatkan konflik interpersonal. Selain itu, Bianchi dan Phillips mengamati bahwa orang-orang yang melaporkan masalah dengan ponsel mereka biasanya
muda, dan memiliki harga diri rendah. Ini berarti bahwa sudah ada bagian dari masyarakat yang mungkin memiliki masalah pengendalian menggunakan ponsel
mereka. Bianchi,2005 Chen Y.F 2006 menemukan bahwa penggunaan telepon gengggam yang
sering mengakibatkan penurunan performa akademis dan kemampuan belajar mereka. Pierce 2008 juga melaporkan penggunaan telepon genggam, instant
messagingchatting, jejaring sosial yang sering mengakibatkan penurunan prestasi akademis yang berarti.
Orang-orang di seluruh dunia telah menjadi semakin antusias dalam merangkul peralatan digital komunikasi Katz Aakhus, 2002. Dari laptop
terhubung ke internet melalui wireless fidelity Wi-Fi sampai menggunakan telepon cerdas, semakin banyak orang yang berkomunikasi satu sama lain dari
jarak jauh. Dengan menggunakan berjudi patologis sebagai model, Young mengusulkan kecanduan internet sebagai gangguan pengendalian impuls, yang
tidak melibatkan zat-zat berbahaya. Young,1998 Penggunaan internet gangguan, juga disebut sebagai kecanduan internet
atau menggunakan internet bermasalah, telah diusulkan sebagai penjelasan untuk penggunaan tak terkendali dan merusak dari internet, dan hanya baru-baru ini
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
mulai muncul dalam literatur psikiatris Stein,1997. Seseorang
yang menggunakan internet bermasalah sering melaporkan meningkatnya jumlah waktu
yang dihabiskan menjelajahi situs-situs, perjudian, belanja atau menjelajahi situs porno. Ada juga yang melaporan mereka menghabiskan waktu di chat room atau
terkait melalui email. Sering orang-orang mengembangkan keasyikan dengan internet, kebutuhan untuk melarikan diri ke internet dan lekas marah meningkat
ketika mencoba untuk mengurangi penggunaan internet mereka. Pada akhirnya, usaha mereka untuk memotong waktu penggunaan internet kembali tidak
berhasil. Beard,2005 Penggunaan internet bermasalah telah dilaporkan dalam usia berapapun,
rentang sosial, pendidikan, dan ekonomi. Namun penelitian sebelumnya menyatakan cenderung stereotip pasien kecanduan internet klasik sebagai seorang
introvert muda. Prevalensi gangguan penggunaan internet bermasalah tidak diketahui. Young KS, 1998
Gangguan fungsional sebagai akibat dari penggunaan internet bermasalah termasuk perselisihan perkawinan atau keluarga, kehilangan pekerjaan atau
penurunan produktivitas kerja, kesulitan hukum atau kegagalan sekolah. Beard, 2005 Walaupun kriteria diagnostik untuk gangguan ini telah diusulkan, metode
menilai gangguan penggunaan internet sangat terbatas. Cho C, 2000 Kubey 2001 menemukan pada pelajar yang memilliki performa
akademis yang buruk, 40 melaporkan mereka sering atau sangat sering memakai internet sampai larut malam, 42,5 menyatakan mereka kadang-kadang
merasa lelah pada hari berikutnya akibat menggunakan internet, dan 20 melaporkan mereka sering bolos sekolah akibat menggunakan internet.
Remaja yang menggunakan fasilitas instant messagingchatting mengatakan hal itu mempengaruhi performa akademis mereka. Oleh sebab itu,
orang tua dan guru harus lebih memerhatikan dan memberikan bimbingan bagi remaja yang menggunakan fasilitas instant messaging. Huang H.Y, 2009
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian merupakan kerangka yang menggambarkan dan mengarahkan asumsi mengenai elemen-elemen yang diteliti. Berdasarkan
rumusan masalah yang telah dipaparkan dalam tujuan penelitian, latar belakang dan tinjauan kepustakaan di atas, maka kerangka konsep penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penggunaan Telepon Cerdas
Interaksi yang berlebihan
Prestasi Akademis Siswa Masalah mengontrol waktu
yang dihabiskan pada ponsel Tanggung jawab teralihkan
Internet ChattingInstant Messaging
Bermain Games
Memakai internet sampai larut malam
Merasa kelelahan pada keesokan hari
Bolos sekolah
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara