Prinsip-prinsip dan Pendekatan Pembelajaran pada Kurikulum 2013

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SMA 65 5 pembelajaran terpadu; 6 pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi; 7 pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif; 8 peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills; 9 pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; 10 pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan ing ngarso sung tulodo, membangun kemauan ing madyo mangun karso, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran tut wuri handayani; 11 pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; 12 pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; 13 pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; 14 suasana belajar menyenangkan dan menantang; 15 pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; dan 16 pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Seperti halnya pada Kurikulum tahun 2006, pada Kurikulum 2013 proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang mengacu kepada Standar Proses tersebut diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan harus melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada Kurikulum 2013 juga mengacu kepada Standar Proses tersebut, yaitu menggunakan pendekatan saintifikpendekatan berbasis proses keilmuan atau pendekatan lain yang relevan dengan materi dan mata pelajaran. Pengorganisasian pengalaman belajar pada pendekatan saintifik memberikan pengalaman berupa a mengamati; b menanya; c mengumpulkan informasimencoba; d menalarmengasosiasi; dan e mengomunikasikan atau disingkat 5M. 5M ini bukan prosedur mengajar, sehingga pemerolehan pengalaman belajar tersebut tidak harus urut, dan dapat diperoleh melalui berbagai penggunaan model danatau metode pembelajaran. Pembelajaran yang diutamakan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah adalah pembelajaran berbasis aktivitas yaitu interaktif dan inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, kontekstual dan kolaboratif, memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik, sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Seperti halnya pada kurikulum tahun 2006, silabus pada Kurikulum 2013 juga digunakan sebagai acuan dalam pengembangan RPP. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 22 Tahun 2016 komponen silabus paling sedikit memuat a Identitas mata pelajaran; b Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas; c Kompetensi inti; d kompetensi dasar; f materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi; g pembelajaran; h penilaian; i alokasi waktu; dan j sumber belajar. Modul Kepala Sekolah – Jenjang SMA 66 Sedangkan RPP yang disusun berdasarkan silabus minimal terdiri atas a identitas sekolah; b identitas mata pelajaran; c kelassemester; d materi pokok; e alokasi waktu; f tujuan pembelajaran; g kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi; h materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi; i metode pembelajaran digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai; j media pembelajaran berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran; k sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan; l langkah-langkah pembelajaran tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan m penilaian hasil pembelajaran. Sama halnya dengan kurikulum tahun 2006, pada Kurikulum 2013 mengawali penyusunan RPP guru perlu melakukan pemetaan KIKD untuk mengetahui keterkaitan antara SKL, KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran hingga penilaian. Kegiatan ini dikenal dengan analisis kompetensi. Kegiatan penting pada analisis kompetensi adalah mengkaji muatan kompetensi yang terdapat pada pasangan KD. Hasil kajian ini akan digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan indikator pencapaian kompetensi IPK. Prinsip-prinsip penyusunan RPP sesuai Standar Proses adalah a secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual KD dari KI-1, sosial KD dari KI-2, pengetahuan KD dari KI-3, dan keterampilan KD dari KI-4 untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti PABP dan PPK, sedangkan mata pelajaran lainnya secara utuh memuat kompetensi dasar pengetahuan KD dari KI-3, dan keterampilan KD dari KI-4; b satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih; c memperhatikan perbedaan individu peserta didik perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, danatau lingkungan peserta didik; d berpusat pada peserta didik; e berbasis konteks; f berorientasi kekinian; g mengembangkan kemandirian belajar; h memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi danatau antarmuatan; i memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran RPP yang memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi; j memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Modul Kepala Sekolah – Jenjang SMA 67 Bahan Bacaan 11. Teknik Penilaian dan Instrumen Penilaian A. Teknik Penilaian dan Penyusunan Instrumen Penilaian pada Kurikulum Tahun 2006 Prinsip penilaian hail belajar peserta didik sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 adalah a sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur; b objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai; c adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender; d terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; e terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; f menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik; g sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku; h beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; dan i akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Aspek yang dinilai pada kurikulum tahun 2006 meliputi afektif, kognitif, dan psikomotorik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung danatau di luar kegiatan pembelajaran. Sedangkan teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah danatau proyek. Sesuai dengan Standar Proses tersebut, instrumen penilaian hasil belajar yang dilakukan pendidik, satuan pendidikan, maupun pemerintah harus memenuhi persyaratan a substansi, berarti merepresentasikan kompetensi yang dinilai; b konstruksi, berarti memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; c bahasa, berarti menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik; dan d memiliki bukti validitas empirik. Khususnya penilaian yang dilakukan oleh pemerintah harus menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar sekolah, antar daerah, dan antar tahun. B. Teknik Penilaian dan Penyusunan Instrumen Penilaian pada Kurikulum 2013 Penilaian pada Kurikulum 2013 lebih menonjolkan pada penilaian otentik yang mengukur atau memberikan penghargaan atas kemampuan seseorang yang benar-benar menggambarkan apa yang dikuasainya. Menurut Khaira dan Yambo 2005 penilaian otentik berkaitan dengan konteks dunia nyata dan melibatkan tugas-tugas kehidupan nyata peserta didik. Penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes tertulis, kolokium, portofolio, unjuk kerja, unjuk tindak berdikusi, berargumentasi, dan lain-lain, observasi dan lain-lain terhadap aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan Glosarium pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses. Modul Kepala Sekolah – Jenjang SMA 68 Seperti pada kurikulum tahun 2006, prinsip penilaian pada Kurikulum 2013 yang merujuk Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian adalah a sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur; b objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai; c adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender; d terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; e terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; f menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik; g sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah- langkah baku; h beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; dan i akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segimekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya. Penilaian pada Kurikulum 2013 sebagimana diamanatkan oleh Peraturan Menteri tersebut meliputi 3 tiga aspek yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasipengamatan dan teknik penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas. Teknik penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Sedangkan teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, danatau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Dalam Standar Penilaian tersebut dibahas mengenai instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik yaitu berupa tes pilihan ganda, uraian, melengkapi, isian singkat, dan lain- lain, lembar pengamatan, rambu-rambu penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk penilaian akhir danatau ujian sekolah yang memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN yang memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antarsekolah, antardaerah, dan antartahun seperti halnya pada kurikulum tahun 2006. Berikut adalah contoh RPP Kurikulum 2013. CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : ………………….. Matapelajaran : Biologi KelasSemester : X1 Modul Kepala Sekolah – Jenjang SMA 69 Materi Pokok : Upaya pelestarian kehati Indonesia secara in-situ dan ex- situ, Manfaat kehati ekonomi, pendidikan,dan ekologis untuk pembangunan berkelanjutan Alokasi Waktu : 3 JP Pertemuan ke-3

A. Kompetensi Inti KI

Rumusan kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai, bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”. KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi IPK

3.2 Menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia beserta ancaman dan pelestariannya 3.2.1 Mengidentifikasi pelestarian keanekaragaman hayati secara in-situ dan ex- situ. 3.2.2 Menjelaskan perbedaan pelestarian keanekaragaman hayati secara in-situ dan ex-situ. 3.2.3 Membedakan antara pelestarian keanekaragaman hayati secara in-situ dan ex-situ untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan. 3.2.4 Membandingkan beberapa upaya pelestarian keanekaragaman hayati secara in-situ dan ex-situ untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan. 3.2.5 Menginterpretasikan manfaat keanekaragaman hayati ditinjau dari segi ekonomi, pendidikan dan ekologis untuk pembangunan berkelanjutan. 4.2 Menyajikan hasil observasi berbagai tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia dan usulan upaya pelestariannya 4.2.1 Membuat poster hasil observasi berbagai tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia dan usulan upaya pelestariannya.

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran dengan Team Game Tournamen TGT ini peserta didik dapat menganalisis upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ dan manfaatnya ditinjau dari segi ekonomi, pendidikan, dan ekologis Modul Kepala Sekolah – Jenjang SMA 70 untuk pembangunan berkelanjutan, kemudian terampil membuat poster hasil observasi berbagai tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia dan usulan upaya pelestariannya dan memiliki komitmen yang tinggi dalam kelompok.

D. Materi Pembelajaran 1 Faktual

 Keanekaragaman hayati di Indonesia 2 Konseptual  Manfaat keanekaragaman hayati ditinjau dari segi ekonomi, pendidikan,dan ekologis untuk pembangunan berkelanjutan 3 Prosedural  Pelestarian keanekaragaman hayati secara in-situ dan ex-situ

E. Metode Pembelajaran

a. Pendekatan Pembelajaran : saintifik b. Model Pembelajaran : Team Game Tournament TGT, dengan sintaks: penyajian materi, kerja kelompokteams, permainangames, pertandingantournament, penghargaan kelompokteam recognition

c. Metode Pembelajaran : diskusi informasi, kerja kelompok

F. MediaAlat dan Bahan Pembelajaran 1. Media:

a. Lembar Kerja untuk melaksanakan pembelajaran dengan TGT b. Power point tentang penyajian materi: Upaya pelestarian kehati Indonesia secara in-situ dan ex-situ, manfaat keanekaragaman hayati ekonomi, pendidikan, dan ekologis untuk pembangunan berkelanjutan. c. Video pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ 2. Alat dan Bahan Pembelajaran: laptop dan LCD proyektor G. Sumber Pembelajaran 1 Syamsuri, Istamar. 2009. Biologi untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta: Erlangga. 2 Kristiani, Ninik. 2010. Biologi Grade X. Jakarta: PT Intermitra Group. 3 Ensiklopedi biodeversitas Indonesia.

H. Langkah-langkah Pembelajaran

No Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu 1 Pendahuluan 1. Guru memberi salam, menanyakan kabar “Bagaimana kabar kalian hari ini? sudah siapkah belajar?” Siapa saja yang tidak bisa hadir pada hari ini? Kemudian meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa. 2. Guru meminta peserta didik untuk mengecek kebersihan kelas, minimal di sekitar meja dan kursi tempat duduknya. 3. Guru mengajak untuk menyuarakan yel- yel “Kelas X… cerdas, berkarakter, menyenangkan, luar biasa, wuzhhhhh ” 4. Guru mengajukan pertanyaan “Apakah garis wallace dan garis weber berkaitan dengan keanekaragaman hayati Indonesia, mengapa demikian ?” 5. Peserta didik diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya, kemudian guru menanggapi jawaban dan 10 ‟