Aktivitas Berekreasi Konsep Rancangan Zonasi

Di samping pengaruh positif, kemungkinan ada dampakpengaruh negatif yang akan timbul dengan pengembangan tersebut, yakni penurunan fungsi kawasan akibat pembangunan kios yang terlalu banyak, masuknya kebiasaan- kebiasaan asing yang kurang sesuai dengan kebiasaan dan tatakrama masyarakat sekitar, seperti cara berpakaian, penggunaan bahasa-bahasa yang kurang sopan, dan lain-lain. Untuk mencegah hal tersebut, perlu dilakukan beberapa pendekatan penyuluhan kepada masyarakat sekitar akan pentingnya alam juga penyuluhan untuk nilai, norma dan tatakrama desa. Program pengembangan ini akan berjalan dengan baik jika terjalin kerjasama antara pihak pengelola dengan masyarakat sekitar dalam menjaga dan meningkatkan keindahan alam Danau Linting. Dengan adanya kesadaran masyarakat sekitar untuk menjaga kelestarian alam akan membantu pihak pengelola dalam mengelola serta meningkatkan kualitas kawasan. Hal ini juga akan menguntungkan masyarakat sekitar karena akan menciptakan membuka lapangan pekerjaan tambahan bagi masyarakat.

3. Aktivitas Berekreasi

Aktivitas rekreasi yang ada pada kawasan Danau Linting berupa aktivitas dengan pemanfaatan keindahan sumberdaya alam, yaitu pemanfaatan air danau, pemandangan dan pepohonan yang rindang. Untuk keefektifan dan keefisienan aktivitas rekreasi perlu adanya pendekatan sumber daya, yakni menentukan kemungkinan-kemungkinan aktivitas berdasarkan sumber daya yang tersedia dan potensial. Adapun aktivitas-aktivitas tersebut adalah berenang, permainan anak, olahraga, bersantaipiknik, aktivitas fotografi, atraksi, dan pengenalan vegetasi yang ada di kawasan pendidikan. Universitas Sumatera Utara Selain rekreasi, pengembangan ini juga dapat memberikan manfaat dalam bidang pendidikan, khususnya terhadap alam lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan papan interpretasi tiap vegetasi, penyediaan bibit tiap vegetasi tersebut dan juga jenis vegetasi lain. Dengan adanya manfaat edukatif pendidikan tersebut pengunjung akan semakin dekat dengan alam. Hal ini juga dapat membantu pengunjung untuk mengetahui jenis vegetasi yang terdapat di Danau Linting dan semakin mengenalinya. Dengan demikian manfaat ini dapat meningkatkan kesadaran pengunjung akan manfaat alam dan pentingnya kelestarian alam. Di samping kedua hal tersebut, bibit ini dapat dikomersilkan untuk menambah dana untuk meningkatkan kualitas wisata Danau Linting. Respontanggapan ketiga pihak diatas dapat kita lihat pada tabel berikut: Tabel 5. Tanggapan pihak terkait terhadap rencana pengembangan Pihak Setuju Tidak Setuju n orang Persentase n orang Persentase Penggarap Lahan 12 100 - - Masyarakat sekitar 12 100 - - Pengunjung 18 94 1 6

4. Nilai Sejarah Kawasan

Selain atraksi alam yang ada pada kawasan Danau Linting, juga terdapat atraksi budaya, yakni nilai sejarah danau, beberapa adat istiadat masyarakat setempat. Seperti beberapa pesta tahunan, pesta adat tarian adat, serta nilai sejarah danau. Pada kawasan ini tidak ditemukan makanan khas rumah adat daerah. Berdasarkan cerita yang diperoleh dari masyarakat setempat, dahulu kala lokasi Danau Linting merupakan sebuah bukit gunung. Dan suatu hari terjadi Universitas Sumatera Utara getaran yang cukup kuat yang menyebabkan timbulnya retakan-retakan dan beberapa bulan setelah hal itu retakan-retakan tersebut membentuk sebuah danau indah dengan kandungan belereng yang cukup tinggi. Masyarakat setempat mempercayai bahwa kawasan Danau Linting memiliki nilai mistissakral. Goa yang terdapat di sekitar danau dan beberapa areal tertentu kawasan ini masih digunakan sebagai tempat mengadakan ritual.

C. Status Kawasan

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.44MENHUT-II2005 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Sumatera Utara telah menetapkan seluas ± 3.742.120 Ha sebagai kawasan hutan di wilayah Sumatera Utara dengan klasifikasi kawasan: Areal Penggunaan Lain APL, Hutan Konservasi HK, Hutan Lindung HL, Hutan Produksi HP, Hutan Produksi Terbatas HPT, dan Hutan Suaka Alam HSA. Berdasarkan peraturan tersebut, kawasan Danau Linting termasuk kawasan APL Areal Penggunaan Lain. Namun dalam Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Deli Serdang Nomor: 556272DS1999 tentang Pelestarian dan Pengelolaan Kawasan Wisata Danau Linting di Kec.STM Hulu, Kab.Deli Serdang, menyatakan bahwa dalam rangka pelestarian lingkungan dan meningkatkan potensi wisata di Kabupaten Dati II Deli Serdang, perlu dilakukan upaya pelestarian dan pengelolaan kawasan wisata Danau Linting dengan batas kawasan radius 100 meter dari tepi danau. Kawasan tersebut dinyatakan sebagai kawasan wisata untuk dilakukan upaya pelestarian pengelolaan yang batas-batasnya akan ditentukan kemudian. Status kawasan tersebut dapat kita lihat pada gambar di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 12. Peta Kawasan Danau Linting berdasarkan KEPMENHUT No:SK.44MENHUT-II2005 Universitas Sumatera Utara Tabel 6. Analisis dan sintesis kawasan Danau Linting No Unsur Landskap Analisis Sintesis Potensi Kendala Pemanfaatan potensi pemecahan masalah Alternatif tindakan 1. Aksesibilitas Baikdari Medan- Tiga Juhar Jalan setapak menuju kawasan kurang baik Terbatasnya angkutan dari Medan Tidak ada angkutan dari Tiga Juhar menuju kawasan, kecuali becak tarifnya cukup mahal Akses hingga Tiga Juhar dipertahankan Perbaikan aksesjalan Penambahanpengadaan angkutan Perbaikan akses Tiga Juhar – Danau Linting Perbaikan akses dari jalan Raya hingga pintu masuk kawasan Disarankan menggunakan kendaraan pribadi Pengadaan angkutan khusus dari Tiga Juhar - Danau Linting 2. Iklim suhu Secara umum suhu dikawasan masih cukup nyaman untuk rekreasi Ada kawasan-kawasan tertentu yang gersang dan kering Jika hujan turun tidak ada tempat berteduh bagi pengunjung Kesejukan dan pepohonan yang ada dipertahankan Perlu penambahan vegetasi peneduh Perlu penambahanpengadaan fasilitas peneduh Penanaman beberapa vegetasi yang berpotensi sebagai peneduh Pembangunan bangunan peneduh pondok 3. Topografi Kemiringan lahan bervariasi Kawasan danau berbentuk bukit Kelerengan lahan tersebar secara melingkar pada kawasan Areal kemiringan datar hingga agak curam berpotensi untuk pengadaan fasilitas Pengadaan bangunan membutuhkan teknik khusus Beberapa areal curam akan dipergunakan untuk pembangunan bersyarat Pembangunan fasilitas ada areal yang memerlukan penimbunan terlebih dahulu 4. Potensi air pada kawasan Rekreasi air tempat pemandian Menimbulkan pencemaran terhadap danau Tidak adanya kamar mandi di kawasan ini Pengaliran air danau ke dalam kolam sebagai tempat untuk berenang Pengadaan fasilitas MCKtoilet Pembangunan kolam renang Pembangunan toilet Pengaliran air ke toilet dari desa Universitas Sumatera Utara 5. Penutupan lahan Danau dikelilingi oleh vegetasi peneduh Adanya areal tertentu yang gersang Penambahan beberapa vegetasi peneduh Penanaman vegetasi yang berpotensi sebagai peneduh pada beberapa areal tertentu 6. Vegetasi Berpotensi untuk menjaga kondisi fisik kawasan Peneduh Menambah view yang indah Tidak adanya interpretasipengenal dari tiap vegetasi Pengadaan interpretasi setiap vegetasi Vegetasi yang ada dipertahankan Pembuatan interpretasi setiap vegetasi agar dapat dikenal oleh pengunjung khususnya untuk para pelajar Satwa Tidak adanya satwa Hewan peliharaan masyarakat sekitar Hewan peliharaan diharapkan tidak diijinkan digembalakan di sekitar kawasan Pembuatan peraturanlarangan 7. Visual Danau Pemandangan Vegetasi Danau tercemar karena adanya aktivitas mandi di dalam danau Kondisi lingkungan sekitar kawasan kurang bersih Tempat sampah kurang memadai Lebih memperhatikan keindahan kebersihan danau Kebersihan sekitar kawasan diperhatikan Vegetasi yang ada dipertahankan Pembersihan danau Pembuatan peraturanhimbauan Pembersihan lingkungan sekitar danau Penambahan tong sampah Pembuatan peraturanhimbauan Pembangunan fasilitas ditata dengan baik agar tidak merusak view 8. Sosial ekonomi Pengunjung Masyarakat sekitar Aktivitas merusak Terpengaruh secara negatif dari pengunjung Berlomba untuk membuat kios Diperlengkapi dengan nilai-nilai yang berlaku Menciptakan lapangan kerja baru Pembuatan himbauan Pembuatan peraturan pengunjung Penyuluhan terhadap masyarakat sekitar Pengadaan ijin untuk berwirausaha di sekitar kawasan Perekrutan staff oleh pengelola Universitas Sumatera Utara

C. Rancangan Zonasi

1. Konsep Rancangan Zonasi

Pembagianpengklasifikasian zonasi kawasan dapat meningkatkan efisiensi efektifitas manajemen suatu kawasan tertentu. Pembagian zonasi kawasan didasarkan pada kondisi fisik kawasan, daya dukung lingkungan, dan analisis rencana peruntukan kawasan memperhatikan kriteria pengklasifikasian zonasi pariwisata. Pembagian zonasi pada kawasan Danau Linting didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu tutupan lahan, jenis tanah, kelas kelerengan lahan, dan mengacu pada Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No:KM.67UM.001MKP2004 tentang Pedoman Umum Pengembangan Pariwisata di Pulau-pulau Kecil. Dasar penggunaan peraturan ini sebagai acuanpedoman karena kawasan ini memiliki luasan yang cukup kecil dan membutuhkan zonasi untuk keefektifan dan keefisienan kawasan terhadap manfaat lahan dan aktivitas yang direncanakan. Dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No:KM.67UM.001MKP2004 tersebut dinyatakan bahwa penentuan zonasi dalam suatu kawasan pariwisata di pulau-pulau kecil, perlu mempertimbangkan beberapa : 1. Kerentanan ekosistem serta nilai keanekaragaman hayati darat dan laut 2. Keterkaitan geografis, sosio-ekonomi, sosio budaya di dalam kawasan 3. Status kawasan 4. Penetapan pemerintah daerah tentang penataan ruang 5. Nilai sejarah dan karakteristik kawasan Universitas Sumatera Utara 6. Aksesibititas 7. Keamanan, kebutuhan dan kenyamanan pengunjung 8. Optimalisasi potensi atraksi wisata yang tersedia 9. Akses ruang bagi masyarakat terhadap wilayah-wilayah yang menjadi kepentingan umum 10. Bencana alam natural disaster. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap kawasan Danau Linting radius 100 meter dari tepi danau, dengan luas ± 6 ha dan terhadap beberapa faktor yang telah disebutkan di atas, maka zonasi pariwisata yang direncanakan pada kawasan ini diklasifikasikan menjadi 4 zonasi, yaitu: a. Zonasi Intensif b. Zonasi Semi-Intensif c. Zonasi Ekstensif Ekstensif Primer Ekstensif Sekunder d. Zonasi Perlindungan, luas masing-masing zonasi dapat kita lihat sebagai berikut: Tabel 7. Luas dan Persentase Luas Zonasi Kawasan Danau Linting Zonasi Luas ha Persentase Zonasi Intensif 2.1 35.25 Zonasi Semi-Intensif 2.708 45.45 Zonasi Ekstensif Primer 0.479 8.04 Zonasi Ekstensif Sekunder 0.26 4.36 Zonasi Perlindungan 0.41 6.88 Berikut kita lihat klasifikasi keempat zonasi di atas pada kawasan objek wisata Danau Linting: Universitas Sumatera Utara Gambar 13. Peta rancangan zonasi kawasan Danau Linting Universitas Sumatera Utara

2. Konsep Penataan Ruang