117
BAB V PERENCANAAN
Dari hasil analisa data, maka ditetapkan bahwa perencanaan jalan meliputi perencanaan geometrik dan perencanaan konstruksi perkerasan. Perencanaan
geometri hanya merencanakan Alinyemen Vertikal, Karena tidak terdapat perhitungan alinyemen horizontal.
Adapun perhitungan perencanaan meliputi : 1.
Perhitungan perencanaan Geometri yaitu alinyemen vertikal 2.
Perhitungan struktur perkerasan lentur jalan raya 3.
Perencanaan Struktur Jembatan Untuk mengetahui letak elevasi suatu jembatan dalam perhitungan
alinyemen vertikal maka diperlukan denah jembatan dan peta kontur yang disajikan dibawah ini :
5.1 Perencanaan Alinyemen Vertikal
Alinyemen vertikal adalah perpotongan antara bidang vertikal dengan sumbu jalan. Untuk jalan dengan dua lajur, alinyemen vertikal ini adalah
perpotongan bidang vertikal melalui sumbu atau as jalan. Didalam perancangan geometrik jalan harus diusahakan agar alinyemen vertikal mendekati permukaan
tanah asli yang secara teknis berfungsi sebagai tanah dasar,untuk dapat mengurangi pekerjaan tanah
Dalam perencaan alinyemen vertikal mengambil spesifikasi Teknis dari bab perencanaan yaitu besarnya kecepatan rencana 50 kmjam. Besaran kecepatan
rencana ini yang akan dipakai dalam klasifikasi perencanaan alinyemen vertikal yang akan ditentukan berdasarkan Dirjen Bina Marga “Standar Perencanaan
Geometri untuk Jalan Perkotaan, 1992” adalah sebagai berikut :
118 a.
Panjang lengkung minimum vertikal = 50 meter b.
Jari-jari minimum lengkung vertikal 1.
Cekung = 1000 meter 2.
Cembung = 1400 meter c.
Jarak pandang menyiap Adalah jarak pandang yang dibutuhkan sehingga aman dalam melakukan
gerakan menyiap dalam keadaan normal. Besarnya jarak pandang menyiap untuk mengurangi kejutan dalam berkendara.
Gambar 5.1. Alinyemen Vertikal Jembatan Kartini 5.1.1
Lengkung Vertikal Cekung
Lengkung ini terbentuk pada perpotongan antara kedua kelandaian yang berada dibawah permukaan jalan.
Gambar 5.2 Alinyemen vertikal cekung
Jenis lengkung : Vertikal cekung
Kecepatan rencana : 50 kmjam
Jarak pandang henti : 55 m Jarak pandang menyiap : 220 m
g
1
= 0 ; g
2
= 10
50 m 60 m
25 m 120 m
25 m 60 m
50 m 5 m
5 m Lv = 50 m
Lv = 50 m Lv = 50 m
Lv = 50 m
+8,77 +2,50
+8,77 +2,50
50 m Ev
60 m g1
g2
PLV PTV
119 1.
Perbedaan aljabar kelandaian A A =
1 2
g g
− =
10 −
= 10 2.
Panjang lengkung vertikal Lv a.
Berdasarkan Penyinaran Lampu besar Jarak pandang akibat penyinaran lampu depan S L
Diketahui S = 55 meter maka JPH sebesar : JPH L =
S S
A 5
, 3
150
2
+ =
55 5
, 3
150 55
10
2
+ = 88,321 m S memenuhi
Diketahui S = 220 meter maka JPM sebesar : JPM L =
S S
A 5
, 3
150
2
+ =
220 5
, 3
150 220
10
2
+ = 526,087 m S
memenuhi Jarak pandang akibat penyinaran lampu depan S L
Diketahui S = 55 meter maka JPH sebesar : JPH L =
S 2
- A
S 5
, 3
150 +
= 75,75 m S tidak memenuhi Diketahui S = 220 meter maka JPM sebesar :
JPM L = S
2 -
A S
5 ,
3 150
+ = 348 m S tidak memenuhi
b. Berdasarkan syarat keamanan
Dari grafik V hal 22 PPJJR didapat Lv = 50 meter c.
Berdasarkan syarat kenyamanan Lv =
390
2
V A
= 390
50 10
2
= 64,10 m d.
Berdasarkan syarat keluwesan bentuk Lv = 0,6 x V = 0,6 x 50 = 30 m
e. Berdasarkan syarat drainase
Lv = 40 x A = 40 X 10 = 400 tidak memenuhi karena jarak A-B Dari data perhitungan diatas diambil Lv = 70 m
i. Pergeseran vertikal Ev
= =
= 800
70 10
800 x
AxLv Ev
0,875
120 ii.
Elevasi rencana sumbu jalan -
Permukaan lengkung vertikal PLV Elevasi PLV = Elevasi PPV -
2 1 x Lv x GI
= + 3,00 – 2
1 x 70 x 0 = + 3,00
Stasioning = Sta PPV – 2
1 x Lv = + 0,50 –
2 1 x 70
= + 0.15 -
Pertengahan lengkung PPV Elevasi PLV = Elevasi PPV + Ev
= + 3,00 + 0,875 = + 3,875
STA PPV = + 0.50 m
- Akhir lengkung
Elevasi PLV = Elevasi PPV + 2
1 x Lv x g
2
= + 3,00 + 2
1 x 70 x 10 = + 6,5 m
STA PTV = STA PPV +
2 1 x Lv
= + 0,50 m + 2
1 x 50 = + 0.85 m
5.1.2 Lengkung Vertikal Cembung
Lengkung ini terbentuk pada perpotongan antara kedua kelandaian berada dibawah permukaan
121
25 m 60 m
Ev PPV
PTV PLV
g1 g2
Gambar 5.3 Alinyemen vertikal cembung
Perencanaan Alinyemen Jenis lengkung
: Vertikal cembung Kecepatan rencana
: 50 kmjam Jarak pandang henti : 55 m
Jarak pandang menyiap : 220 m g
1
= 10 ; g
2
= 0 Untuk Jarak Pandang Henti
h
1
= 1,25 m : h
2
= 0,10 m Untuk Jarak Pandang Menyiap
h
1
= 1,25 m : h
2
= 1,25 m •
Perbedaan aljabar kelandaian A A =
1 2
g g
− =
10 −
= 10 •
Panjang lengkung vertikal Lv a.
Berdasarkan Jarak Pandang Jarak pandang S L
Diketahui S = 55 meter maka JPH sebesar : JPH L =
2 2
1 2
h h
S A
+ =
2 2
10 ,
25 ,
1 200
55 10
+ = 73,53 m S
memenuhi karena S = 55 m
122 Diketahui S = 220 meter maka JPM sebesar :
JPM L =
2 2
1 2
h h
S A
+ =
2 2
25 ,
1 25
, 1
200 220
10 +
= 484 m S memenuhi karena S = 220 m
Jarak pandang S L Diketahui S = 55 meter maka JPH sebesar :
JPH L = S
2 -
A h
h ⎜
⎝ ⎛
+
2 2
1
200 =
55 2
- 10
10 ,
25 ,
1 200
2
⎜ ⎝
⎛ +
= 68,86 m S tidak memenuhi Diketahui S = 220 meter maka JPM sebesar :
JPM L = S
2 -
A h
h ⎜
⎝ ⎛
+
2 2
1
200
= 220
2 -
10 25
, 1
25 ,
1 200
2
⎜ ⎝
⎛ +
= 340 m S tidak memenuhi
b. Berdasarkan syarat keamanan
Dari grafik III hal 20 PPJJR didapat Lv = 50 meter c.
Berdasarkan syarat keluwesan bentuk Lv = 0,6 x v = 0,6 x 50 = 30 m
d. Berdasarkan syarat drainase
Lv = 40 x A = 40 X 6,5 = 260 tidak memenuhi karena jarak A-B Dari data perhitungan diatas diambil Lv = 50 m
i. Pergeseran vertikal Ev
= =
= 800
50 10
800 x
AxLv Ev
0,625 ii.
Elevasi rencana sumbu jalan - Permukaan lengkung vertikal PLV
Elevasi PLV = Elevasi PPV - 2
1 x Lv x g
1
= + 9,00 – 2
1 x 50 x 10 = + 6,5
123 Stasion PLV = Sta PPV –
2 1 x Lv
= + 0.110 – 2
1 x 50 = + 0.85 m
- Pertengahan lengkung PPV Elevasi PPV = Elevasi PPV – Ev
= + 9,00 – 0,625 = + 8,375 m
Stasion PPV = + 0,110 m - Akhir lengkung PTV
Elevasi PTV = Elevasi PPV + 2
1 x Lv x g
2
= + 9,00 + 2
1 x 50 x 0 = + 9,00
Stasion PTV = STA PPV + 2
1 x Lv = + 0,110 m +
2 1 x 50
= + 0,135 m
5.2 Perencanaan Konstruksi Perkerasan Lentur Jalan Raya