Jika kadarnya tinggi, asam urat justru berubah menjadi radikal bebas yang akan merusak keutuhan sel. Kerusakan sel justru dapat terjadi akibat hiperurisemia
Lingga, 2012.
2.3 Hiperurisemia 2.3.1 Definisi Hiperurisemia
Seseorang akan mengalami hiperurisemia jika memiliki kadar asam urat melebihi angka normal. Kadar asam urat dapat diketahui dengan mengukur kadar
asam urat serum. Kadar asam urat serum merupakan hasil keseimbangan antara asam urat yang diproduksi dan yang diekskresi tubuh. Untuk mengetahui sesorang
menderita hiperurisemia, ada ambang batas bawah kadar asam urat serum yang digunakan sebagai indikator. Ambang batas normal ditentukan berdasarkan gender,
yaitu batas bawah asam urat normal untuk wanita dan pria. Secara pragmatis, wanita disebut penderita hiperurisemia saat kadar asam urat serumnya melebihi 6 mgdL,
sedangkan bagi pria jika kadar asam urat serumnya melebihi 7 mgdL Lingga, 2012.
2.3.2 Prevalensi Hiperurisemia
Prevalensinya hiperurisemia bervariasi sebesar 2,6-47,2. Menurut Hak A.E
2008, tingginya prevalensi hiperurisemia lebih disebabkan oleh gaya hidup.
Secara umum, hiperurisemia dibagi menjadi tiga yaitu, a.
Hiperurisemia Primer Hiperurisemia primer tidak disebabkan penyakit lain, tetapi murni karena
peningkatan asam urat serum. Ada dua faktor penyebab hiperurisemia primer, yaitu
Universitas Sumatera Utara
kelainan enzim dan kelainan molekuler yang tidak jelas. Hiperurisemia ini dialami hampir 99 penderita hiperurisemia.
b. Hiperurisemia Sekunder
Hiperurisemia sekunder masih terkait dengan penyakit lainnya. Peningkatan kadar asam urat serum terjadi karena produksi asam urat yang berlebihan akibat gangguan
metabolisme purin. Terjadinya gangguan metabolisme purin disebabkan oleh defisiensi glucose-6-phosphatase atau fructose-6-aldolase
c. Hiperurisemia Idiopatik
Hiperurisemia idiopatik dapat terjadi karena penyebab primer yang tidak jelas, kelainan genetik, atau faktor fisiologi dan anatomi yang jelas Lingga, 2012.
2.3.3 Faktor Risiko Hiperurisemia
Beberapa faktor risiko hiperurisemia ialah a.
Faktor genetik Beberapa gen yang terkait hiperurisemia yang telah ditemukan yaitu ABCG2,
SLC17A3, SLC2A12, SLC2A9 dan ABCG2. Diperkirakan 60 gen yang mengendalikan hiperurisemia adalah SLC2A9 dan ABCG2.
b. Jenis kelamin Pria memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Sejalan dengan
bertambahnya usia, risiko serangan gout pada pria dan wanita akan berubah. Ketika usia paruh baya, pria memiliki risiko hiperurisemia 3-4 kali lebih tinggi daripada
wanita. Rasio tersebut akan menurun saat wanita memasuki masa menopause. Wanita umumnya mengalami gout setelah memasuki masa pre-menopause dan
pasca-menopause. Sejalan dengan pertambahan usia dan menopause yang dialami,
Universitas Sumatera Utara
risiko penyakit hiperurisemia pada wanita akan meningkat terkait penurunan produksi estrogen. Keberadaan hormon estrogen sangat penting untuk membantu
pengaturan sekresi asam urat sehingga mampu melindungi wanita dari hiperurisemia. c.
Obesitas Orang bertubuh gemuk lebih berisiko mengalami hiperurisemia dibandingkan
orang bertubuh kurus. Risiko hiperurisemia pada pria meningkat jika Indeks Massa Tubuh IMT lebih dari 35. Risiko tersebut semakin meningkat jika terjadi
penumpukan lemak di bagian perut. Obesitas merupakan penanda dan pemicu sindrom metabolik. Menurut Viazzi 2011, obesitas yang disertai dengan hipertensi
memiliki risiko besar terhadap hiperurisemia dan gout. Obesitas yang disertai dengan gaya hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi alkohol merupakan pemicu risiko
hiperurisemia. d.
Penyakit Ginjal Asam urat terbanyak diekskresikan melalui ginjal. Eksresi asam urat akan
terganggu apabila fungsi ginjal tidak normal. Itulah sebabnya penyakit ginjal merupakan faktor risiko yang kuat untuk memicu hiperurisemia. Hiperurisemia dapat
dipicu oleh penyakit ginjal dan sebaliknya hiperurisemia dapat menyebabkan penyakit ginjal Johnson, 2003.
e. Hipertensi
Tekanan darah tinggi yang permanen merupakan faktor risiko yang berpotensi merusak ginjal dan kinerjanya yang merupakan penyebab langsung
terhambatnya ekskresi asam urat.
Universitas Sumatera Utara
f. Pengaruh obat-obatan
Obat-obat tertentu dapat memicu terjadinya hiperurisemia seperti obat diuretik thiazide. Pembuangan cairan tubuh yang berlebihan akibat pengaruh diuretik
mengganggu ekskresi asam urat melalui ginjal. Contoh obat lain yang dapat memicu hiperurisemia ialah asam salisilat aspirin, pyrazinamide, siklosporin, ethambutol,
asam nikotinik. g.
Gaya Hidup Ada beberapa macam makanan yang berpotensi memicu peningkatan asam
urat pada penderita hiperurisemia yaitu makanan yang mengandung purin tinggi lampiran 25. Selama ini purin eksogen yang berasal dari makanan dianggap sebagai
pemicu hiperurisemia. Faktanya, peran makanan tinggi purin dalam mendongkrak kenaikan asam urat sangat kecil. Secara alami, tubuh justru menghasilkan purin
dalam jumlah berkali lipat lebih besar dibandingkan dengan purin yang berasal dari makanan. Purin eksogen hanya memasok 15-20 asam urat, sedangkan tubuh
menghasilkan 80-85 asam urat. Itulah mengapa diet rendah purin sering kali gagal menyembuhkan penyakit hiperurisemia karena purin hanya faktor minor penyebab
hiperurisemia.
2.4 Gout