3.3 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia
Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut dalam air, penetapan
kadar sari larut dalam etanol, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu tidak larut dalam asam Ditjen POM, 1989.
3.3.1 Pemeriksaan Makroskopik
Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan cara mengamati warna, bentuk, ukuran, rasa dan tekstur dari simplisia.
3.3.2 Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik terhadap simplisia dilakukan dengan cara menaburkan serbuk simplisia di atas kaca objek yang telah diteteskan dengan larutan
kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup kemudian diamati di bawah mikroskop.
3.3.3 Penetapan Kadar Air
Metode: Azeotropi destilasi toluena. Cara Kerja: Toluena sebanyak 200 ml dan air suling sebanyak 2 ml dimasukkan ke
dalam labu alas bulat, didestilasi selama 2 jam. Toluena didinginkan selama 30 menit dan volume air dalam tabung penerima dibaca WHO, 1992. Kemudian ke dalam
labu tersebut dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, labu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluena mendidih, kecepatan tetesan
diatur 2 tetes tiap detik sampai sebagian besar air terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi dinaikkan sampai 4 tetes tiap detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian
dalam pendingin dibilas dengan toluena. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan dingin pada suhu kamar. Setelah air dan
Universitas Sumatera Utara
toluena memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam
bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen Depkes RI, 1995. Hasil perhitungan kadar air dapat ditunjukkan pada Lampiran 68, halaman 56 dan
Lampiran 9, halaman 60.
3.3.4 Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Air
Sebanyak 5 g serbuk dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1000 ml dalam labu bersumbat sambil
sesekali dikocok selama 6 jam pertama kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai kering dalam cawan
dangkal berdasar rata yang telah ditara. Sisa dipanaskan dalam oven pada suhu 105°C sampai diperoleh bobot konstan. Kadar sari yang larut di dalam air dihitung
terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes RI, 1995. Hasil perhitungan kadar sari yang larut dalam air dapat ditunjukkan pada Lampiran 8,
halaman 56 dan Lampiran 9, halaman 60.
3.3.5 Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Etanol
Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan di udara dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml etanol 96 dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6
jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah
ditara. Sisa dipanaskan dalam oven pada suhu 105°C sampai diperoleh bobot konstan. Kadar sari yang larut dalam etanol dihitung terhadap bahan yang telah
dikeringkan di udara Depkes RI, 1995. Hasil perhitungan kadar sari yang larut
Universitas Sumatera Utara
dalam etanol dapat ditunjukkan pada Lampiran 8, halaman 57 dan Lampiran 9, halaman 61.
3.3.6 Penetapan Kadar Abu Total
Sebanyak lebih kurang 2 g sampai 3 g zat yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam krus porselen yang telah dipijar dan ditara, kemudian
diratakan. Krus dipijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu total dihitung terhadap bahan
yang telah dikeringkan di udara Depkes RI, 1995. Hasil perhitungan kadar abu total dapat ditunjukkan pada Lampiran 8, halaman 58 dan Lampiran 9, halaman 62.
3.3.7 Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut dalam Asam
Abu yang telah diperoleh dari penetapan kadar abu total dididihkan dalam 25 ml asam klorida 2 N selama 5 menit. Bagian yang tidak larut dalam asam
dikumpulkan, disaring melalui kertas saring, dipijarkan hingga bobot tetap kemudian didinginkan dan ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap
bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes RI, 1995. Hasil perhitungan kadar abu yang tidak larut dalam asam dapat ditunjukkan pada Lampiran 8, halaman 58
dan Lampiran 9, halaman 62.
3.4 Pembuatan Sediaan