Persiapan Pelaksanaan kegiatan Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

23

3.4 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

3.4.1 Persiapan

Kegiatan persiapan meliputi penyusunan Rencana Operasional Diseminasi Hasil Penelitian RODHP dan petunjuk pelaksananaan Juklak. RODHP dan juklak disusun bersama antara penanggung jawab dan anggota tim kegiatan. • Penyusunan RODHP RODHP disusun untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan di lapangan sebagai penjabaran dari proposal RDHP. RODHP lebih rinci memuat aspek administrasi keuangan dan kegiatan yang telah dilaksanakan. • Penyusunan Juklak Kegiatan teknis di lapangan dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan juklak kegiatan diseminasi yang berisi tahapan teknis kegiatan secara rinci di lapangan.

3.4.2 Pelaksanaan kegiatan

Target produksi benih UPBS BPTP Bengkulu sebesar 20 ton benih padi berlabel putih dan benih berlabel ungu. VUB yang ditangkarkan sebagai benih sumber, diantaranya adalah I npari 6, I npari 7, I npari 10, I npari 13, I npari 15 dan I npari 20, Banyuasin, I npara 2, I npara 6 dan I npago 8 untuk mengantisipasi permintaan benih padi yang cukup tinggi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014. Untuk mencapai output tersebut diperlukan tahapan kegiatan sebagai berikut: 1. Koordinasi internal dan antar institusi Koordinasi internal dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan ataupun seminar di BPTP Bengkulu. Pertemuan dilaksanakan setiap bulan. Dalam pertemuan ini dievaluasi kemajuan kegiatan, hambatan dan kendala, tingkat serapan dana, pencapaian dan rencana tindak lanjut kegiatan UPBS. Kegiatan UPBS dalam logistik benih di daerah bertujuan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan benih sumber di daerah. Dengan demikian UPBS perlu berkoordinasi dengan Dinas maupun kelembagaan perbenihan setempat antara lain BPSB, BBI , BBU, I nstalasi Kebun Benih, Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD Perbenihan, penangkar dan produsen benih. Kegiatan 24 koordinasi dilakukan pada t ahap persiapan untuk perencanaan produksi benih sumber sampai dengan tahap distribusi. Hal ini untuk menjamin bahwa benih yang dihasilkan diketahui oleh lembaga perbenihan setempat dan sesuai dengan kebutuhan maupun menampung aspirasi dari stakeholders. Oleh karena itu, informasi produksi benih yang dihasilkan harus disebarluaskan, agar stakeholders dan masyarakat mendapatkan informasi ketersediaan benih di UPBS. Koordinasi antar institusi baik di tingkat regional stakeholders di provinsi dan kabupaten maupun nasional. Koordinasi di tingkat regional, khususnya di tingkat kabupaten dilakukan dalam bentuk kunjungan dan pemaparan kegiatan kegiatan kepada stakeholders Dinas Pertanian Kabupaten, Badan Pelaksana Penyuluhan maupun BPSB Koordinator Wilayah Kabupaten. Koordinasi di tingkat provinsi dilakukan ke Dinas Pertanian Provinsi, Bakorluh dan BPSB Provinsi. Koordinasi di tingkat nasional dilakukan pada Balai Besar Balit lingkup Badan Litbang Pertanian yang merupakan sumber inovasi teknologi dan informasi BB Pengkajian, BB Padi dan Balitkabi. Koordinasi dengan instituasi di tingkat provinsi dan kabupaten, khususnya dengan pihak BPSB Provinsi maupun BPSB koordinator wilayah dilakukan selain untuk mendapatkan informasi maupun data mengenai kondisi BBI dan BBU alamat, kapasitas produksi dan sarana yang ada di Provinsi Bengkulu, juga dilakukan untuk terlaksananya kegiatan sertifikasi benih padi. 2. Produksi benih sumber Penentuan lokasi dan petani kooperator Penentuan lokasi dan petani penangkar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan. Petani yang dipilih adalah petani yang kooperatif dan bersedia untuk mengikuti semua petunjuk teknis yang telah ditentukan. Budidaya , panen , prosesing dan sertifikasi benih Pelaksanaan penangkaran difokuskan pada produksi benih sumber padi. Untuk kegiatan produksi benih dimulai dengan budidaya yang meliputi kegiatan persemaian, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, pengairan, penyiangan dan pengendendalian OPT, roughing, panen, pengeringan. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengolahan benih, sertifikasi, dan penyimpanan serta pengemasan. 25 3. Percepatan proses adopsi VUB Spesifik lokasi Percepatan proses adopsi VUB spesifik lokasi dipercepat melalui pembinaan petani penangkar, sosialisasi, promosi dan distribusi benih. Diseminasi dan distribusi benih dilakukan melalui beberapa kegiatan yang diantaranya adalah sosialisasi dan temu lapang. Supaya benih yang telah dihasilkan dapat terdistribusi dengan baik kepada pengguna, maka dapat dilakukan dengan promosi diseminasi dan 2 komersial. Distribusi dengan kegiatan promosi diseminasi Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain : 1 Sosialisasi benih VUB kepada Dinas Pertanian provinsi kabupaten kota, Badan Koordinasi Penyuluhan pada tingkat provinsi atau Badan Pelaksana Penyuluhan kabupaten kota setempat. 2 Melakukan promosi benih bersama dengan Dinas, penangkar dan masyarakat dalam bentuk kunjungan lapang, panen bersama. 3 Pemberian bantuan benih kepada petani melalui Dinas Pertanian kabupaten kota dan atau Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian kabupaten kota. 4 Temu lapang hasil kegiatan penangkaran. 5 Pemberian bantuan benih VUB kepada penangkar benih Distribusi benih secara komersial Produksi benih yang dimanfaatkan secara komersial atau dij ual, maka hasil penjualan sepenuhnya disetorkan kepada kas negara sebagai pendapatan negara bukan pajak PNBP. 4. Menghimpun data kebutuhan benih, varietas dan sebaran varietas mapping. UPBS bertujuan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan benih sumber di daerah. Data yang berkaitan dengan kebutuhan benih, varietas, dan sebarannya sangat diperlukan agar benih yang diproduksi dapat dimanfaatkan secara optimal. Data ini perlu dikumpulkan baik secara desk studi maupun kunjungan ke lapangan. Di samping itu j uga perlu dipetakan kebutuhan benih dan varietas spesifik lokasi untuk mempermudah dalam perencanaan maupun dalam penyusunan kebijakan policy. Data-data pendukung ini dapat diperoleh 26 dari berbagai sumber diantaranya BPS, Dinas Pertanian, BPSB, Badan Penyuluhan, BPP, PT Pertani, PT. SHS, penangkar dll. Data ini ditabulasikan, dianalisis dan dipetakan.

3.4.3 I ndikator pencapaian