PATOGENESIS DIAGNOSIS TINJAUAN PUSTAKA

pertumbuhan organisme patogen. Pada tonsilitis yang berulang akan terjadi pertumbuhan patogen. Pertumbuhan berbagai macam bakteri juga sering dijumpai McKerrow, 2008. Faktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronis Rusmarjono dan Efiaty, 2007: 1. Rangsangan yang menahun dari rokok 2. Higiene mulut yang buruk 3. Pengaruh cuaca 4. Kelelahan fisik 5. Pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.

2.7 GAMBARAN KLINIS

Pada pasien tonsilitis kronis didapati Maqbool, 2001 : 1. Rasa tidak nyaman di tenggorokan 2. Sakit tenggorokan yang berulang 3. Pengecapan tidak enak cacagus 4. Bau mulut halitosis 5. Kadang terjadi sulit menelan dan perubahan suara 6. Pembesaran kelenjar limfa jugulodigastrik Pada anak-anak, terjadi perluasan penyakit termasuk sakit perut berulang, kesehatan umum menurun, gagal tumbuh, dan berat badan yang rendah dapat ditunjukan pada infeksi tonsil tapi belum ada bukti ilmiah yang nyata mengenai hal ini McKerrow, 2008.

2.8 PATOGENESIS

Terjadinya tonsilitis dimulai saat kuman masuk ke tonsil melalui kripta- kriptanya, sampai disana kuman tersebut secara airogen melalui hidung, droplet yang mengandung kuman terhisap oleh hidung kemudian ke nasofaring terus ke tonsil, maupun secara foodborn yaitu melalui mulut bersamaan dengan makanan Aritmoyo, 1980 dalam Siswantoro, 2003. Universitas Sumatera Utara Karena proses radang berulang yang timbul, maka selain epitel mukosa juga jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti oleh jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga kripta melebar. Secara klinik kripta ini tampak diisi oleh detritus. Proses berjalan terus sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan perlekatan dengan jaringan di sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar limfa submandibula Rusmarjono dan Efiaty, 2007. Fungsi tonsil sebagai pertahanan terhadap masuknya kuman ke tubuh baik yang melalui hidung maupun mulut. Kuman yang masuk akan dihancurkan oleh makrofag dan sel-sel polimorfonuklear. Jika tonsil berulang kali terkena infeksi maka pada suatu waktu, tonsil tidak bisa membunuh kuman secara efektif, akibatnya kuman akan bersarang dan menetap di tonsil. Pada keadaan inilah fungsi pertahanan tubuh pada tonsil berubah menjadi sarang infeksi tonsil sebagai fokal infeksi. Sewaktu-waktu kuman bisa menyebar ke seluruh tubuh misalnya pada keadaan umum yang menurun Aritmoyo, 1980 dalam Siswantoro, 2003

2.9 DIAGNOSIS

Menurut penelitian dari beberapa ahli mengemukakan bahwa Kurien M, 2000 dalam Farokah, 2005 : 1. Pemeriksaan rutin dari apusan di permukaan tenggorok sebagai diagnosa pasti penderita flora bakteri pada tonsilitis kronis tidak valid dan tidak dapat dipercaya. 2. Gold standard bakteri penyebab tonsilitis kronis adalah dengan kultur dari bagian tengah tonsil. 3. Streptokokus beta hemolitikus grup A merupakan kuman yang sering ditemukan pada permukaan maupun bagian tengah tonsil. 4. Pada tonsilitis kronis streptokokus beta hemolitikus grup A lebih banyak dijumpai pada bagian dalam tonsil daripada permukaan tonsil. Universitas Sumatera Utara Pada pemeriksaan didapatkan pilar anterior hiperemis, tonsil biasanya membesar hipertrofi, kripta melebar, detritus + bila tonsil ditekan, dan pembesaran kelenjar limfe angulus mandibula Aritmoyo, 1980 dan Udaya,1999 dalam Farokah, 2005 . Menurut Thane Cody membagi pembesaran tonsil dalam ukuran T1 – T4 Cody D, 1993 dalam Farokah, 2005: T1 : batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak pilar anterior - uvula T2 : batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior uvula sampai ½ jarak anterior – uvula T3 : batas medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior – uvula sampai ¾ jarak pilar anterior – uvula T4 : batas medial tonsil melewati ¾ jarak anterior – uvula sampai uvula atau lebih UJI LABORATORIUM Uji laboratorium untuk mengetahui bakteri yang menyebabkan tonsilitis dapat dilakukan untuk mengetahui antibiotik yang tepat sebagai terapi. Spesimen diambil dari tonsil dapat berupa usapan tenggorok, pus, atau darah sebagai biakan. Seperti yang telah dijelaskan, penyebab tonsilitis yang terbanyak disebabkan oleh golongan streptokokus grup A maka pada sediaan apus dari spesimen lebih sering memperlihatkan kokus tunggal atau berpasangan. Spesimen yang dicurigai mengandung streptokokus dibiakan pada lempeng agar darah dan akan menumbuhkan streptokokus hemolitikus grup A dalam waktu beberapa jam atau hari. Jika sediaan apus memperlihatkan streptokokus tetapi tidak terjadi pertumbuhan pada biakan, harus dicurigai organisme anaerob Brooks, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.10 PENATALAKSANAAN