65. Jasa adalah kegiat an Pemerint ah Daerah berupa usaha dan pel ayanan yang
menyebabkan barang, f asil it as, at au kemanf aat an l ainnya yang dapat dinikmat i ol eh orang pribadi at au Badan.
66. Jasa Umum adal ah j asa yang disediakan at au diberikan ol eh Pemerint ah Daerah unt uk t uj uan kepent ingan dan kemanf aat an umum sert a dapat dinikmat i ol eh orang pribadi
at au Badan. 67. Jasa Usaha adalah j asa yang disediakan oleh Pemerint ah Daerah dengan menganut
prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pul a disediakan ol eh sekt or swast a.
68. Perizinan Tert ent u adal ah kegiat an t ert ent u Pemerint ah Daerah dal am rangka
pemberian izin kepada orang pribadi at au Badan yang dimaksudkan unt uk pembinaan, pengat uran, pengendalian dan pengawasan at as kegiat an, pemanf aat an ruang, sert a
penggunaan sumber daya al am, barang, prasarana, sarana at au f asilit as t ert ent u guna melindungi kepent ingan umum dan menj aga kel est arian lingkungan.
69. Waj ib Ret ribusi adal ah orang pribadi at au Badan yang menurut perat uran perundang- undangan ret ribusi diwaj ibkan unt uk mel akukan pembayaran ret ribusi, t ermasuk
pemungut at au pemot ong ret ribusi t ert ent u. 70. Masa Ret ribusi adalah suat u j angka wakt u t ert ent u yang merupakan bat as wakt u bagi
Waj ib Ret ribusi unt uk memanf aat kan j asa dan perizinan t ert ent u dari Pemerint ah Daerah yang bersangkut an.
71. Surat Set oran Ret ribusi Daerah, yang sel anj ut nya disingkat SSRD, adal ah bukt i
pembayaran at au penyet oran ret ribusi yang t el ah dil akukan dengan menggunakan f ormul ir at au t el ah dil akukan dengan cara l ain ke kas daerah mel al ui t empat
pembayaran yang dit unj uk ol eh Kepal a Daerah.
72. Surat Ket et apan Ret ribusi Daerah, yang sel anj ut nya disingkat SKRD, adalah surat
ket et apan ret ribusi yang menent ukan besarnya j uml ah pokok ret ribusi yang t erut ang. 73.
Surat Ket et apan Ret ribusi Daerah Lebih Bayar, yang sel anj ut nya disingkat SKRDLB, adalah surat ket et apan ret ribusi yang menent ukan j umlah kelebihan pembayaran
ret ribusi karena j uml ah kredit ret ribusi l ebih besar daripada ret ribusi yang t erut ang at au seharusnya t idak t erut ang.
74. Surat Tagihan Ret ribusi Daerah, yang sel anj ut nya disingkat STRD, adalah surat unt uk melakukan t agihan ret ribusi dan at au sanksi administ rat if berupa bunga dan at au
denda. 75. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiat an menghimpun dan mengolah dat a, ket erangan,
dan at au bukt i yang dilaksanakan secara obj ekt if dan prof esional berdasarkan suat u st andar pemeriksaan unt uk menguj i kepat uhan pemenuhan kewaj iban perpaj akan
daerah dan ret ribusi dan at au unt uk t uj uan l ain dal am rangka mel aksanakan ket ent uan perat uran perundang-undangan perpaj akan daerah dan ret ribusi daerah.
76. Penyidikan t indak pidana di bidang perpaj akan daerah dan ret ribusi adalah serangkaian t indakan yang dilakukan oleh Penyidik unt uk mencari sert a mengumpul kan bukt i yang
dengan bukt i it u membuat t erang t indak pi dana di bidang perpaj akan daerah dan ret ribusi yang t erj adi sert a menemukan t ersangkanya.
BAB II PAJAK
Bagian Kesatu Jenis Paj ak
Pasal 2
1 Jenis Paj ak provinsi t erdiri at as: a. Paj ak Kendaraan Bermot or;
b. Bea Bal ik Nama Kendaraan Bermot or; c. Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or;
d. Paj ak Air Permukaan; dan e. Paj ak Rokok.
2 Jenis Paj ak kabupat en kot a t erdiri at as: a. Paj ak Hot el ;
b. Paj ak Rest oran; c. Paj ak Hiburan;
d. Paj ak Rekl ame; e. Paj ak Penerangan Jal an;
f . Paj ak Mineral Bukan Logam dan Bat uan; g. Paj ak Parkir;
h. Paj ak Air Tanah; i. Paj ak Sarang Burung Wal et ;
j . Paj ak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkot aan; dan k. Bea Perolehan Hak at as Tanah dan Bangunan.
3 Daerah dil arang memungut paj ak sel ain j enis Paj ak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2.
4 Jenis Paj ak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 dapat t idak dipungut apabil a pot ensinya kurang memadai dan at au disesuaikan dengan kebij akan Daerah
yang dit et apkan dengan Perat uran Daerah. 5 Khusus unt uk Daerah yang set ingkat dengan daerah provinsi, t et api t idak t erbagi dal am
daerah kabupat en kot a ot onom, sepert i Daer ah Khusus Ibukot a Jakart a, j enis Paj ak yang dapat dipungut merupakan gabungan dari Paj ak unt uk daerah provinsi dan Paj ak
unt uk daerah kabupat en kot a.
Bagian Kedua Paj ak Kendaraan Bermotor
Pasal 3
1 Obj ek Paj ak Kendaraan Bermot or adalah kepemilikan dan at au penguasaan Kendaraan Bermot or.
2 Termasuk dal am pengert ian Kendaraan Bermot or sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah kendaraan bermot or beroda besert a gandengannya, yang dioperasikan di
semua j enis j al an darat dan kendaraan bermot or yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kot or GT 5 l ima
Gross Tonnage
sampai dengan GT 7 t uj uh
Gross Tonnage
. 3 Dikecual ikan dari pengert ian Kendaraan Bermot or sebagaimana dimaksud pada ayat
2 adalah: a. keret a api;
b. Kendaraan Bermot or yang semat a-mat a digunakan unt uk keperl uan pert ahanan dan keamanan negara;
c. Kendaraan Bermot or yang dimiliki dan at au dikuasai kedut aan, konsul at , perwakil an negara asing dengan asas t imbal balik dan lembaga-lembaga
int ernasional yang memperol eh f asil it as pembebasan paj ak dari Pemerint ah; dan d. obj ek Paj ak l ainnya yang dit et apkan dalam Perat uran Daerah.
Pasal 4
1 Subj ek Paj ak Kendaraan Bermot or adalah orang pribadi at au Badan yang memil iki
dan at au menguasai Kendaraan Bermot or.
2 Waj ib Paj ak Kendaraan Bermot or adal ah orang pribadi at au Badan yang memil iki
Kendaraan Bermot or. 3 Dalam hal Waj ib Paj ak Badan, kewaj iban perpaj akannya diwakili oleh pengurus at au
kuasa Badan t ersebut .
Pasal 5
1 Dasar pengenaan Paj ak Kendaraan Bermot or adal ah hasil perkal ian dari 2 dua unsur pokok:
a. Nil ai Jual Kendaraan Bermot or; dan b.
bobot yang mencerminkan secara relat if t ingkat kerusakan j al an dan at au pencemaran l ingkungan akibat penggunaan Kendaraan Bermot or.
2 Khusus unt uk Kendaraan Bermot or yang digunakan di luar j alan umum, t ermasuk alat - al at berat dan al at -al at besar sert a kendaraan di air, dasar pengenaan Paj ak Kendaraan
Bermot or adalah Nil ai Jual Kendaraan Bermot or. 3 Bobot sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b dinyat akan dal am koef isien yang
nil ainya 1 sat u at au l ebih besar dari 1 sat u, dengan pengert ian sebagai berikut : a. koef isien sama dengan 1 sat u berart i kerusakan j al an dan at au pencemaran
lingkungan oleh penggunaan Kendaraan Bermot or t ersebut dianggap masih dal am bat as t oleransi; dan
b. koef isien l ebih besar dari 1 sat u berart i penggunaan Kendaraan Bermot or t ersebut dianggap mel ewat i bat as t ol eransi.
4 Nil ai Jual Kendaraan Bermot or dit ent ukan berdasarkan Harga Pasaran Umum at as suat u Kendaraan Bermot or.
5 Harga Pasaran Umum sebagaimana dimaksud pada ayat 4 adalah harga rat a-rat a yang diperol eh dari berbagai sumber dat a yang akurat .
6 Nil ai Jual Kendaraan Bermot or sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dit et apkan
berdasarkan Harga Pasaran Umum pada minggu pert ama bul an Desember Tahun Paj ak sebel umnya.
7 Dalam hal Harga Pasaran Umum suat u Kendaraan Bermot or t idak diket ahui, Nilai Jual Kendaraan Bermot or dapat dit ent ukan berdasar kan sebagian at au sel uruh f akt or-f akt or:
a. harga Kendaraan Bermot or dengan isi silinder dan at au sat uan t enaga yang sama; b. penggunaan Kendaraan Bermot or unt uk umum at au pribadi;
c. harga Kendaraan Bermot or dengan merek Kendaraan Bermot or yang sama; d. harga Kendaraan Bermot or dengan t ahun pembuat an Kendaraan Bermot or yang
sama; e. harga Kendaraan Bermot or dengan pembuat Kendaraan Bermot or;
f . harga Kendaraan Bermot or dengan Kendaraan Bermot or sej enis; dan g. harga Kendaraan Bermot or berdasarkan dokumen Pemberit ahuan Impor Barang
PIB. 8 Bobot sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b dihit ung berdasarkan f akt or-f akt or:
a. t ekanan gandar, yang dibedakan at as dasar j uml ah sumbu as, roda, dan berat Kendaraan Bermot or;
b. j enis bahan bakar Kendaraan Bermot or yang dibedakan menurut sol ar, bensin, gas, list rik, t enaga surya, at au j enis bahan bakar l ainnya; dan
c. j enis, penggunaan, t ahun pembuat an, dan ciri-ciri mesin Kendaraan Bermot or yang dibedakan berdasarkan j enis mesin 2 t ak at au 4 t ak, dan isi silinder.
9 Penghit ungan dasar pengenaan Paj ak Kendaraan Bermot or sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2, ayat 3, ayat 4, ayat 5, ayat 6, ayat 7, dan ayat 8
dinyat akan dal am suat u t abel yang dit et apkan dengan Perat uran Ment eri Dal am Negeri set el ah mendapat pert imbangan dari Ment eri Keuangan.
10Penghit ungan dasar pengenaan Paj ak Kendaraan Bermot or sebagaimana dimaksud pada ayat 9 dit inj au kembal i set iap t ahun.
Pasal 6
1 Tarif Paj ak Kendaraan Bermot or pribadi dit et apkan sebagai berikut : a. unt uk kepemilikan Kendaraan Bermot or pert ama pal ing rendah sebesar 1 sat u
persen dan pal ing t inggi sebesar 2 dua persen; b.
unt uk kepemil ikan Kendaraan Bermot or kedua dan set erusnya t arif dapat dit et apkan secara progresif pal ing rendah sebesar 2 dua persen dan pal ing t inggi
sebesar 10 sepul uh persen. 2 Kepemilikan Kendaraan Bermot or didasarkan at as nama dan at au al amat yang sama.
3 Tarif Paj ak Kendaraan Bermot or angkut an umum, ambul ans, pemadam kebakaran, sosial keagamaan, l embaga sosial dan keagamaan, Pemerint ah TNI POLRI, Pemerint ah
Daerah, dan kendaraan lain yang dit et apkan dengan Perat uran Daerah, dit et apkan pal ing rendah sebesar 0, 5 nol koma l ima persen dan pal ing t inggi sebesar 1 sat u
persen.
4 Tarif Paj ak Kendaraan Bermot or al at -alat berat dan al at -alat besar dit et apkan paling rendah sebesar 0, 1 nol koma sat u persen dan pal ing t inggi sebesar 0, 2 nol koma
dua persen. 5 Tarif Paj ak Kendaraan Bermot or di t et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 7
1 Besaran pokok Paj ak Kendaraan Bermot or yang t erut ang dihit ung dengan cara
mengal ikan t arif sebagaimana dimaksud dal am Pasal 6 ayat 5 dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dal am Pasal 5 ayat 9.
2 Paj ak Kendaraan Bermot or yang t erut ang dipungut di wil ayah daerah t empat Kendaraan Bermot or t erdaf t ar.
3 Pemungut an Paj ak Kendaraan Bermot or dil akukan bersamaan dengan penerbit an Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermot or.
4 Pemungut an paj ak t ahun berikut nya dil akukan di kas daerah at au bank yang dit unj uk oleh Kepal a Daerah.
Pasal 8
1 Paj ak Kendaraan Bermot or dikenakan unt uk Masa Paj ak 12 dua bel as bul an bert urut - t urut t erhit ung mulai saat pendaf t aran Kendaraan Bermot or.
2 Paj ak Kendaraan Bermot or dibayar sekal igus di muka. 3 Unt uk Paj ak Kendaraan Bermot or yang karena keadaan kahar
f orce maj eure
Masa Paj aknya t idak sampai 12 dua bel as bul an, dapat dil akukan rest it usi at as paj ak yang
sudah dibayar unt uk porsi Masa Paj ak yang bel um dil al ui. 4
Ket ent uan l ebih lanj ut mengenai t at a cara pel aksanaan rest it usi diat ur dengan Perat uran Gubernur.
5 Hasil penerimaan Paj ak Kendaraan Bermot or paling sedikit 10 sepuluh persen,
t ermasuk yang dibagihasil kan kepada kabupat en kot a, dialokasikan unt uk pembangunan dan at au pemel iharaan j al an sert a peningkat an moda dan sarana
t ransport asi umum.
Bagian Ketiga Bea Balik Nama Kendaraan Bermot or
Pasal 9
1 Obj ek Paj ak Bea Bal ik Nama Kendaraan Bermot or adal ah penyerahan kepemil ikan
Kendaraan Bermot or. 2 Termasuk dal am pengert ian Kendaraan Bermot or sebagaimana dimaksud pada ayat 1
adal ah kendaraan bermot or beroda besert a gandengannya, yang di operasikan di semua j enis j al an darat dan kendaraan bermot or yang dioperasikan di air dengan ukuran isi
kot or GT 5 lima
Gross Tonnage
sampai dengan GT 7 t uj uh
Gross Tonnage
. 3 Dikecual ikan dari pengert ian Kendaraan Bermot or sebagaimana dimaksud pada ayat
2: a. keret a api;
b. Kendaraan Bermot or yang semat a-mat a digunakan unt uk keperluan pert ahanan dan keamanan negara;
c. Kendaraan Bermot or yang dimil iki dan at au dikuasai kedut aan, konsulat , perwakilan negara asing dengan asas t imbal balik dan l embaga-l embaga int ernasional yang
memperol eh f asil it as pembebasan paj ak dari Pemerint ah; dan d. obj ek paj ak l ainnya yang dit et apkan dal am Perat uran Daerah.
4 Penguasaan Kendaraan Bermot or melebihi 12 dua bel as bul an dapat dianggap sebagai penyerahan.
5 Penguasaan Kendaraan Bermot or sebagaimana dimaksud pada ayat 4 t idak t ermasuk penguasaan Kendaraan Bermot or karena perj anj ian sewa bel i.
6 Termasuk penyerahan Kendaraan Bermot or sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adal ah pemasukan Kendaraan Bermot or dari l uar negeri unt uk dipakai secara t et ap di
Indonesia, kecual i: a. unt uk dipakai sendiri ol eh orang pribadi yang bersangkut an;
b. unt uk diperdagangkan; c. unt uk dikel uarkan kembal i dari wil ayah pabean Indonesia; dan
d. digunakan unt uk pameran, penel it ian, cont oh, dan kegiat an olahraga bert araf
int ernasional. 7 Pengecual ian sebagaimana dimaksud pada ayat 6 huruf c t idak berl aku apabil a selama
3 t iga t ahun bert urut -t urut t idak dikel uarkan kembal i dari wil ayah pabean Indonesia.
Pasal 10
1 Subj ek Paj ak Bea Balik Nama Kendaraan Bermot or adal ah orang pribadi at au Badan yang dapat menerima penyerahan Kendaraan Bermot or.
2 Waj ib Paj ak Bea Bal ik Nama Kendaraan Bermot or adal ah orang pribadi at au Badan yang menerima penyerahan Kendaraan Bermot or.
Pasal 11
Dasar pengenaan Bea Bal ik Nama Kendaraan Bermot or adalah Nilai Jual Kendaraan Bermot or sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 9.
Pasal 12
1 Tarif Bea Bal ik Nama Kendaraan Bermot or dit et apkan paling t inggi masing-masing
sebagai berikut : a. penyerahan pert ama sebesar 20 dua pul uh persen; dan
b. penyerahan kedua dan set erusnya sebesar 1 sat u persen.
2 Khusus unt uk Kendaraan Bermot or alat -alat berat dan alat -alat besar yang t idak
menggunakan j al an umum t arif f paj ak dit et apkan pal ing t inggi masing-masing sebagai berikut :
a. penyerahan pert ama sebesar 0, 75 nol koma t uj uh pul uh l ima persen; dan b. penyerahan kedua dan set erusnya sebesar 0, 075 nol koma nol t uj uh puluh lima
persen. 3 Tarif Bea Bal ik Nama Kendaraan Bermot or dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 13
1 Besaran Pokok Paj ak Bea Balik Nama Kendaraan Bermot or yang t erut ang dihit ung
dengan cara mengalikan t arif f sebagaimana dimaksud dal am Pasal 12 ayat 3 dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dal am Pasal 11.
2 Bea Bal ik Nama Kendaraan Bermot or yang t erut ang dipungut di wil ayah daerah t empat Kendaraan Bermot or t erdaf t ar.
3 Pembayaran Bea Bal ik Nama Kendaraan Bermot or dil akukan pada saat pendaf t aran.
Pasal 14
Waj ib Paj ak Bea Bal ik Nama Kendaraan Bermot or waj ib mendaf t arkan penyerahan Kendaraan Bermot or dalam j angka wakt u pal ing l ambat 30 t iga pul uh hari kerj a sej ak
saat penyerahan.
Pasal 15
1 Orang pribadi at au Badan yang menyerahkan Kendaraan Bermot or melaporkan secara t ert ul is penyerahan t ersebut kepada gubernur at au pej abat yang dit unj uk dal am j angka
wakt u 30 t iga pul uh hari kerj a sej ak saat penyerahan. 2 Laporan t ert ulis sebagaimana dimaksud pada ayat 1, pal ing sedikit berisi:
a. nama dan al amat orang pribadi at au Badan yang menerima penyerahan; b. t anggal , bul an, dan t ahun penyerahan;
c. nomor pol isi kendaraan bermot or; d. l ampiran f ot okopi Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermot or; dan
e. khusus unt uk kendaraan di air dit ambahkan pas dan nomor pas kapal .
Bagian Keempat Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Pasal 16
Obj ek Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or adalah Bahan Bakar Kendaraan Bermot or yang disediakan at au dianggap digunakan unt uk kendaraan bermot or, t ermasuk bahan
baker yang digunakan unt uk kendaraan di air.
Pasal 17
1 Subj ek Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or adal ah konsumen Bahan Bakar
Kendaraan Bermot or. 2 Waj ib Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or adalah orang pribadi at au Badan yang
menggunakan Bahan Bakar Kendaraan Bermot or. 3 Pemungut an Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or dil akukan ol eh penyedia Bahan
Bakar Kendaraan Bermot or. 4 Penyedia Bahan Bakar Kendaraan Bermot or sebagaimana dimaksud pada ayat 3 adal ah
produsen dan at au import er Bahan Bakar Kendaraan Bermot or, baik unt uk dij ual maupun unt uk digunakan sendiri.
Pasal 18
Dasar pengenaan Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or adalah Nil ai Jual Bahan Bakar Kendaraan Bermot or sebel um dikenakan Paj ak Pert ambahan Nil ai.
Pasal 19
1 Tarif Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or dit et apkan pal ing t inggi sebesar 10
sepul uh persen. 2
Khusus t arif Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or unt uk bahan bakar kendaraan umum dapat dit et apkan pal ing sedikit 50 l ima pul uh persen l ebih rendah dari t arif
Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or unt uk kendaraan pribadi. 3 Pemerint ah dapat mengubah t arif Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or yang sudah
dit et apkan dalam Perat uran Daerah dengan Perat uran Presiden. 4 Kewenangan Pemerint ah unt uk mengubah t arif Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or
dil akukan dal am hal : a. t erj adi kenaikan harga minyak dunia mel ebihi 130 serat us t i ga pul uh persen dari
asumsi harga minyak dunia yang dit et apkan dalam Undang-Undang t ent ang Anggaran Pendapat an dan Bel anj a Negara t ahun berj al an; at au
b. diperl ukan st abil isasi harga bahan bakar minyak unt uk j angka wakt u pal ing lama 3 t iga t ahun sej ak dit et apkannya Undang-Undang ini.
5 Dal am hal harga minyak dunia sebagaimana dimaksud pada ayat 4 huruf a sudah normal kembali, Perat uran Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dicabut
dal am j angka wakt u pal ing lama 2 dua bul an. 6 Tarif Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 20
Besaran pokok Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or yang t erut ang dihit ung dengan cara mengal ikan t arif paj ak sebagaimana dimaksud dal am Pasal 19 ayat 6 dengan dasar
pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dal am Pasal 18.
Bagian Kelima Paj ak Air Permukaan
Pasal 21
1 Obj ek Paj ak Air Permukaan adal ah pengambil an dan at au pemanf aat an Air Permukaan. 2 Dikecual ikan dari obj ek Paj ak Air Permukaan adal ah:
a. pengambilan dan at au pemanf aat an Ai r Permukaan unt uk keperl uan dasar rumah t angga, pengairan pert anian dan perikanan rakyat , dengan t et ap memperhat ikan
kelest arian lingkungan dan perat uran perundang-undangan; dan b. pengambil an dan at au pemanf aat an Air Permukaan l ainnya yang dit et apkan dal am
Perat uran Daerah.
Pasal 22
1 Subj ek Paj ak Air Permukaan adalah orang pribadi at au Badan yang dapat mel akukan pengambil an dan at au pemanf aat an Air Permukaan.
2 Waj ib Paj ak Air Permukaan adalah or ang pribadi at au Badan yang mel akukan
pengambil an dan at au pemanf aat an Air Permukaan.
Pasal 23
1 Dasar pengenaan Paj ak Air Permukaan adal ah Nil ai Perol ehan Air Permukaan. 2 Nil ai Perol ehan Air Permukaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dinyat akan dal am
rupiah yang dihit ung dengan mempert imbangkan sebagian at au sel uruh f act or-f akt or berikut :
a. j enis sumber air; b. lokasi sumber air;
c. t uj uan pengambil an dan at au pemanf aat an air; d. vol ume air yang diambil dan at au dimanf aat kan;
e. kualit as air; f . l uas areal t empat pengambil an dan at au pemanf aat an air; dan
g.
tingkat kerusakan l ingkungan yang diakibat kan ol eh pengambil an dan at au pemanf aat an air.
3 Penggunaan f akt or-f akt or sebagaimana dimaksud pada ayat 2 disesuaikan dengan
kondisi masing-masing Daerah. 4
Besarnya Nilai Perolehan Air Permukaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dit et apkan dengan Perat uran Gubernur.
Pasal 24
1 Tarif Paj ak Air Permukaan dit et apkan pal ing t inggi sebesar 10 sepul uh persen. 2 Tarif Paj ak Air Permukaan dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 25
1 Besaran pokok Paj ak Air Permukaan yang t erut ang dihit ung dengan cara mengal ikan t arif sebagaimana dimaksud dal am Pasal 24 ayat 2 dengan dasar pengenaan paj ak
sebagaimana dimaksud dal am Pasal 23 ayat 4. 2 Paj ak Air Permukaan yang t erut ang dipungut di wil ayah daerah t empat air berada.
Bagian Keenam Paj ak Rokok
Pasal 26
1 Obj ek Paj ak Rokok adal ah konsumsi rokok. 2 Rokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mel iput i sigaret , cerut u, dan rokok daun.
3 Dikecual ikan dari obj ek Paj ak Rokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah rokok yang t idak dikenai cukai berdasarkan perat uran perundang-undangan di bidang cukai.
Pasal 27
1 Subj ek Paj ak Rokok adal ah konsumen rokok. 2 Waj ib Paj ak Rokok adal ah pengusaha pabri k rokok produsen dan import ir rokok yang
memil iki izin berupa Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai. 3
Paj ak Rokok dipungut oleh inst ansi Pemerint ah yang berwenang memungut cukai bersamaan dengan pemungut an cukai rokok.
4 Paj ak Rokok yang dipungut ol eh inst ansi Pemerint ah sebagaimana dimaksud pada ayat 3 diset or ke rekening kas umum daerah provinsi secara proporsional berdasarkan
j uml ah penduduk. 5 Ket ent uan l ebih lanj ut mengenai t at a cara pemungut an dan penyet oran Paj ak Rokok
diat ur dengan Perat uran Ment eri Keuangan.
Pasal 28
Dasar pengenaan Paj ak Rokok adalah cukai yang dit et apkan ol eh Pemerint ah t erhadap rokok.
Pasal 29
Tarif Paj ak Rokok dit et apkan sebesar 10 sepuluh persen dari cukai rokok.
Pasal 30
Besaran pokok Paj ak Rokok yang t erut ang dihit ung dengan cara mengalikan t arif paj ak sebagaimana dimaksud dal am Pasal 29 dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana
dimaksud dal am Pasal 28.
Pasal 31
Penerimaan Paj ak Rokok, baik bagian provinsi maupun bagian kabupat en kot a, dial okasikan pal ing sedikit 50 l ima pul uh persen unt uk mendanai pel ayanan kesehat an
masyarakat dan penegakan hukum ol eh aparat yang berwenang.
Bagian Ketuj uh Paj ak Hotel
Pasal 32
1 Obj ek Paj ak Hot el adal ah pelayanan yang disediakan oleh Hot el dengan pembayaran, t ermasuk j asa penunj ang sebagai kel engkapan Hot el yang sif at nya memberikan
kemudahan dan kenyamanan, t ermasuk f asil it as ol ahraga dan hiburan. 2 Jasa penunj ang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah f asilit as t el epon,
f aksimile, t eleks, int ernet , f ot okopi, pelayanan cuci, set erika, t ransport asi, dan f asil it as sej enis l ainnya yang disediakan at au dikelola Hot el .
3 Tidak t ermasuk obj ek Paj ak Hot el sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adal ah: a. j asa t empat t inggal asrama yang disel enggarakan ol eh Pemerint ah at au Pemerint ah
Daerah; b. j asa sewa apart emen, kondominium, dan sej enisnya;
c. j asa t empat t inggal di pusat pendidikan at au kegiat an keagamaan; d. j asa t empat t inggal di rumah sakit , asrama perawat , pant i j ompo, pant i asuhan,
dan pant i sosial lainnya yang sej enis; dan e. j asa biro perj alanan at au perj alanan wisat a yang diselenggarakan ol eh Hot el yang
dapat dimanf aat kan ol eh umum.
Pasal 33
1 Subj ek Paj ak Hot el adal ah orang pribadi at au Badan yang mel akukan pembayaran
kepada orang pribadi at au Badan yang mengusahakan Hot el . 2 Waj ib Paj ak Hot el adal ah orang pribadi at au Badan yang mengusahakan Hot el .
Pasal 34
Dasar pengenaan Paj ak Hot el adal ah j uml ah pembayaran at au yang seharusnya dibayar kepada Hot el .
Pasal 35
1 Tarif Paj ak Hot el dit et apkan pal ing t inggi sebesar 10 sepul uh persen. 2 Tarif Paj ak Hot el dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 36
1 Besaran pokok Paj ak Hot el yang t erut ang dihit ung dengan cara mengal ikan t arif
sebagaimana dimaksud dal am Pasal 35 ayat 2 dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dal am Pasal 34.
2 Paj ak Hot el yang t erut ang dipungut di wil ayah daerah t empat Hot el berl okasi.
Bagian Kedelapan Paj ak Rest oran
Pasal 37
1 Obj ek Paj ak Rest oran adal ah pel ayanan yang disediakan ol eh Rest oran. 2
Pel ayanan yang disediakan Rest oran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mel iput i pelayanan penj ualan makanan dan at au minuman yang dikonsumsi ol eh pembeli, baik
dikonsumsi di t empat pel ayanan maupun di t empat l ain. 3
Tidak t ermasuk obj ek Paj ak Rest oran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah pel ayanan yang disediakan ol eh Rest oran yang nilai penj ualannya t idak melebihi bat as
t ert ent u yang dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 38
1 Subj ek Paj ak Rest oran adal ah orang pribadi at au Badan yang membel i makanan
dan at au minuman dari Rest oran. 2 Waj ib Paj ak Rest oran adal ah orang pribadi at au Badan yang mengusahakan Rest oran.
Pasal 39
Dasar pengenaan Paj ak Rest oran adalah j uml ah pembayaran yang dit erima at au yang seharusnya dit erima Rest oran.
Pasal 40
1 Tarif Paj ak Rest oran dit et apkan pal i ng t inggi sebesar 10 sepuluh persen. 2 Tarif Paj ak Rest oran dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 41
1 Besaran pokok Paj ak Rest oran yang t erut ang dihit ung dengan cara mengal ikan t arif sebagaimana dimaksud dal am Pasal 40 ayat 2 dengan dasar pengenaan paj ak
sebagaimana dimaksud dal am Pasal 39. 2 Paj ak Rest oran yang t erut ang dipungut di wil ayah daerah t empat Rest oran berl okasi.
Bagian Kesembilan Paj ak Hiburan
Pasal 42
1 Obj ek Paj ak Hiburan adal ah j asa penyel enggaraan Hiburan dengan dipungut bayaran. 2 Hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adal ah:
a. t ont onan f il m; b. pagel aran kesenian, musik, t ari, dan at au busana;
c. kont es kecant ikan, binaraga, dan sej enisnya; d. pameran;
e. diskot ik, karaoke, kl ab mal am, dan sej enisnya;
f . sirkus, akrobat , dan sul ap; g. permainan bil yar, gol f , dan bol ing;
h. pacuan kuda, kendaraan bermot or, dan permainan ket angkasan; i. pant i pij at , ref l eksi, mandi uap
spa
, dan pusat kebugaran
f it ness cent er
; dan j . pert andingan ol ahraga.
3 Penyelenggaraan Hiburan sebagaimana di maksud pada ayat 2 dapat dikecual ikan
dengan Perat uran Daerah.
Pasal 43
1 Subj ek Paj ak Hiburan adal ah orang pribadi at au Badan yang menikmat i Hiburan. 2 Waj ib Paj ak Hiburan adalah orang pribadi at au Badan yang menyelenggarakan Hiburan.
Pasal 44
1 Dasar pengenaan Paj ak Hiburan adalah j uml ah uang yang dit erima at au yang
seharusnya dit erima ol eh penyel enggara Hiburan. 2 Juml ah uang yang seharusnya dit erima sebagaimana dimaksud pada ayat 1 t ermasuk
pot ongan harga dan t iket cuma-cuma yang diberikan kepada penerima j asa Hiburan.
Pasal 45
1 Tarif Paj ak Hiburan dit et apkan pal ing t inggi sebesar 35 t iga pul uh l ima persen. 2 Khusus unt uk Hiburan berupa pagel aran busana, kont es kecant ikan, diskot ik, karaoke,
kl ab mal am, permainan ket angkasan, pant i pij at , dan mandi uap
spa
, t arif Paj ak Hiburan dapat dit et apkan pal ing t inggi sebesar 75 t uj uh pul uh l ima persen.
3 Khusus Hiburan kesenian rakyat t radisional dikenakan t arif Paj ak Hiburan dit et apkan pal ing t inggi sebesar 10 sepul uh persen.
4 Tarif Paj ak Hiburan dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 46
1 Besaran pokok Paj ak Hiburan yang t erut ang dihit ung dengan cara mengal ikan t arif
sebagaimana dimaksud dal am Pasal 45 ayat 4 dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dal am Pasal 44.
2 Paj ak Hiburan yang t erut ang dipungut di wil ayah daerah t empat Hiburan
diselenggarakan.
Bagian Kesepuluh Paj ak Reklame
Pasal 47
1 Obj ek Paj ak Reklame adalah semua penyelenggaraan Reklame. 2 Obj ek Paj ak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mel iput i:
a. Rekl ame papan
bil l board videot ron megat ron
dan sej enisnya; b. Rekl ame kain;
c. Rekl ame mel ekat , st iker; d. Rekl ame sel ebaran;
e. Rekl ame berj alan, t ermasuk pada kendaraan; f . Rekl ame udara;
g. Rekl ame apung; h. Rekl ame suara;
i. Rekl ame f il m
slide
; dan
j . Rekl ame peragaan. 3 Tidak t ermasuk sebagai obj ek Paj ak Rekl ame adal ah:
a. penyelenggaraan Rekl ame mel al ui int ernet , t elevisi, radio, wart a harian, wart a mingguan, wart a bulanan, dan sej enisnya;
b. label merek produk yang mel ekat pada barang yang diperdagangkan, yang
berf ungsi unt uk membedakan dari produk sej enis l ainnya; c. nama pengenal usaha at au prof esi yang dipasang mel ekat pada bangunan t empat
usaha at au prof esi disel enggarakan sesuai dengan ket ent uan yang mengat ur nama pengenal usaha at au prof esi t ersebut ;
d. Rekl ame yang disel enggarakan ol eh Pemerint ah at au Pemerint ah Daerah; dan e. penyelenggaraan Reklame lainnya yang dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 48
1 Subj ek Paj ak Reklame adalah orang pribadi at au Badan yang menggunakan Reklame. 2
Waj ib Paj ak Rekl ame adal ah orang pribadi at au Badan yang menyelenggarakan Rekl ame.
3 Dal am hal Rekl ame disel enggarakan sendir i secara langsung oleh orang pribadi at au Badan, Waj ib Paj ak Rekl ame adal ah orang pribadi at au Badan t ersebut .
4 Dal am hal Rekl ame diselenggarakan mel al ui pihak ket iga, pihak ket iga t ersebut
menj adi Waj ib Paj ak Reklame.
Pasal 49
1 Dasar pengenaan Paj ak Rekl ame adalah Nil ai Sewa Rekl ame. 2 Dalam hal Reklame diselenggarakan oleh pihak ket iga, Nil ai Sewa Rekl ame sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dit et apkan berdasarkan nil ai kont rak Rekl ame. 3 Dal am hal Reklame disel enggarakan sendiri, Nil ai Sewa Rekl ame sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 dihit ung dengan memperhat ikan f akt or j enis, bahan yang digunakan, l okasi penempat an, wakt u, j angka wakt u penyel enggaraan, j uml ah, dan ukuran media
Rekl ame. 4 Dalam hal Nilai Sewa Rekl ame sebagaimana dimaksud pada ayat 2 t idak diket ahui
dan at au dianggap t idak waj ar, Nil ai Sewa Rekl ame dit et apkan dengan menggunakan f akt or-f akt or sebagaimana dimaksud pada ayat 3.
5 Cara perhit ungan Nilai Sewa Rekl ame sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
6 Hasil perhit ungan Nil ai Sewa Rekl ame sebagaimana dimaksud pada ayat 5 dit et apkan dengan Perat uran Kepal a Daerah.
Pasal 50
1 Tarif Paj ak Rekl ame dit et apkan pal ing t i nggi sebesar 25 dua pul uh l ima persen. 2 Tarif Paj ak Rekl ame dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 51
1 Besaran pokok Paj ak Rekl ame yang t erut ang dihit ung dengan cara mengal ikan t arif sebagaimana dimaksud dal am Pasal 50 ayat 2 dengan dasar pengenaan paj ak
sebagaimana dimaksud dal am Pasal 49 ayat 6. 2 Paj ak Rekl ame yang t erut ang dipungut di wil ayah daerah t empat Rekl ame t ersebut
diselenggarakan.
Bagian Kesebelas
Paj ak Penerangan Jalan Pasal 52
1 Obj ek Paj ak Penerangan Jalan adal ah penggunaan t enaga l ist rik, baik yang dihasil kan sendiri maupun yang diperol eh dari sumber l ain.
2 List rik yang dihasil kan sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mel iput i sel uruh pembangkit l ist rik.
3 Dikecual ikan dari obj ek Paj ak Penerangan Jal an sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah:
a. penggunaan t enaga l ist rik ol eh inst ansi Pemerint ah dan Pemerint ah Daerah; b. penggunaan t enaga l ist rik pada t empat -t empat yang digunakan ol eh kedut aan,
konsul at , dan perwakil an asing dengan asas t imbal bal ik; c. penggunaan t enaga l ist rik yang dihasil kan sendiri dengan kapasit as t ert ent u yang
t idak memerl ukan izin dari inst ansi t eknis t erkait ; dan d. penggunaan t enaga list rik lainnya yang diat ur dengan Perat uran Daerah.
Pasal 53
1 Subj ek Paj ak Penerangan Jalan adal ah orang pribadi at au Badan yang dapat
menggunakan t enaga list rik. 2 Waj ib Paj ak Penerangan Jal an adalah orang pribadi at au Badan yang menggunakan
t enaga list rik. 3 Dal am hal t enaga l ist rik disediakan ol eh sumber l ain, Waj ib Paj ak Penerangan Jal an
adalah penyedia t enaga list rik.
Pasal 54
1 Dasar pengenaan Paj ak Penerangan Jalan adal ah Nilai Jual Tenaga List rik. 2 Nilai Jual Tenaga List rik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dit et apkan:
a. dal am hal t enaga l ist rik berasal dari sumber l ain dengan pembayaran, Nil ai Jual Tenaga List rik adalah j umlah t agihan biaya beban t et ap dit ambah dengan biaya
pemakaian kWh variabel yang dit agihkan dal am rekening l ist rik; b. dalam hal t enaga list rik dihasil kan sendiri, Nilai Jual Tenaga List rik dihit ung
berdasarkan kapasit as t ersedia, t ingkat penggunaan l ist rik, j angka wakt u pemakaian l ist rik, dan harga sat uan l ist rik yang berl aku di wil ayah Daerah yang
bersangkut an.
Pasal 55
1 Tarif Paj ak Penerangan Jal an dit et apkan pal ing t inggi sebesar 10 sepuluh persen. 2 Penggunaan t enaga l ist rik dari sumber l ain oleh indust ri, pert ambangan minyak bumi
dan gas al am, t arif Paj ak Penerangan Jal an dit et apkan pal ing t inggi sebesar 3 t iga persen.
3 Penggunaan t enaga list rik yang dihasilkan sendiri, t arif f Paj ak Penerangan Jalan
dit et apkan paling t inggi sebesar 1, 5 sat u koma l ima persen. 4 Tarif Paj ak Penerangan Jal an dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 56
1 Besaran pokok Paj ak Penerangan Jal an yang t erut ang dihit ung dengan cara mengal ikan t arif sebagaimana dimaksud dal am Pasal 55 ayat 4 dengan dasar pengenaan paj ak
sebagaimana dimaksud dal am Pasal 54.
2 Paj ak Penerangan Jal an yang t erut ang dipungut di wilayah daerah t empat penggunaan t enaga list rik.
3 Hasil penerimaan Paj ak Penerangan Jal an sebagian dial okasikan unt uk penyediaan
penerangan j al an.
Bagian Kedua Belas Paj ak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Pasal 57
1 Obj ek Paj ak Mineral Bukan Logam dan Bat uan adal ah kegiat an pengambilan Mineral Bukan Logam dan Bat uan yang mel iput i:
a. asbes; b. bat u t ul is;
c. bat u set engah permat a; d. bat u kapur;
e. bat u apung; f . bat u permat a;
g. bent onit ; h. dol omit ;
i. f eldspar; j . garam bat u
hal it e
; k. graf it ;
l . granit andesit ; m. gips;
n. kal sit ; o. kaol in;
p. leusit ; q. magnesit ;
r. mika; s. marmer;
t . nit rat ; u. opsidien;
v. oker; w. pasir dan kerikil ;
x. pasir kuarsa; y. perl it ;
z. phospat ; aa. t al k;
bb. t anah serap
f ul l ers eart h
; cc. t anah diat ome;
dd. t anah l iat ; ee. t awas
alum
; f f . t ras;
gg. yarosif ; hh. zeol it ;
ii. basal; j j . t rakkit ; dan
kk. Mineral Bukan Logam dan Bat uan lainnya sesuai dengan ket ent uan perat uran
perundang-undangan. 2 Dikecual ikan dari obj ek Paj ak Mineral Bukan Logam dan Bat uan sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 adal ah: a. kegiat an pengambilan Mineral Bukan Logam dan Bat uan yang nyat a-nyat a t idak
dimanf aat kan secara komersial, sepert i kegiat an pengambil an t anah unt uk
keperl uan rumah t angga, pemancangan t iang l ist rik t el epon, penanaman kabel l ist rik t el epon, penanaman pipa air gas;
b. kegiat an pengambilan Mineral Bukan Logam dan Bat uan yang merupakan ikut an dari kegiat an pert ambangan l ainnya, yang t idak dimanf aat kan secara komersial ;
dan c. pengambil an Mineral Bukan Logam dan Bat uan l ainnya yang dit et apkan dengan
Perat uran Daerah.
Pasal 58
1 Subj ek Paj ak Mineral Bukan Logam dan Bat uan adal ah orang pribadi at au Badan yang dapat mengambil Mineral Bukan Logam dan Bat uan.
2 Waj ib Paj ak Mineral Bukan Logam dan Bat uan adalah orang pribadi at au Badan yang mengambil Mineral Bukan Logam dan Bat uan.
Pasal 59
1 Dasar pengenaan Paj ak Mineral Bukan Logam dan Bat uan adal ah Nil ai Jual Hasil
Pengambil an Mineral Bukan Logam dan Bat uan. 2
Nil ai j ual sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dihit ung dengan mengal ikan vol ume t onase hasil pengambil an dengan nil ai pasar at au harga st andar masing-masing
j enis Mineral Bukan Logam dan Bat uan. 3 Nil ai pasar sebagaimana dimaksud pada ayat 2 adal ah harga rat a-rat a yang berl aku di
l okasi set empat di wil ayah daerah yang bersangkut an. 4 Dal am hal nil ai pasar dari hasil produksi Mineral Bukan Logam dan Bat uan sebagaimana
dimaksud pada ayat 3 sul it diperol eh, di gunakan harga st andar yang dit et apkan oleh inst ansi yang berwenang dal am bidang pert ambangan Mineral Bukan Logam dan Bat uan.
Pasal 60
1 Tarif Paj ak Mineral Bukan Logam dan Bat uan dit et apkan paling t inggi sebesar 25 dua pul uh l ima persen.
2 Tarif Paj ak Mineral Bukan Logam dan Bat uan dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 61
1 Besaran pokok Paj ak Mineral Bukan Logam dan Bat uan yang t erut ang dihit ung dengan cara mengal ikan t arif paj ak sebagaimana dimaksud dal am Pasal 60 ayat 2 dengan
dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59. 2 Paj ak Mineral Bukan Logam dan Bat uan yang t erut ang dipungut di wil ayah daerah
t empat pengambil an Mineral Bukan Logam dan Bat uan.
Bagian Ketiga Belas Paj ak Parkir
Pasal 62
1 Obj ek Paj ak Parkir adalah penyelenggaraan t empat Parkir di l uar badan j al an, baik yang disediakan berkait an dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suat u
usaha, t ermasuk penyediaan t empat penit ipan kendaraan bermot or. 2 Tidak t ermasuk obj ek paj ak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah:
a. penyelenggaraan t empat Parkir ol eh Pemerint ah dan Pemerint ah Daerah; b. penyelenggaraan t empat Parkir ol eh perkant oran yang hanya digunakan unt uk
karyawannya sendiri;
c. penyelenggaraan t empat Parkir ol eh kedut aan, konsul at , dan perwakil an negara asing dengan asas t imbal balik; dan
d. penyelenggaraan t empat Parkir l ainnya yang diat ur dengan Perat uran Daerah.
Pasal 63
1 Subj ek Paj ak Parkir adal ah orang pribadi at au Badan yang mel akukan parkir kendaraan bermot or.
2 Waj ib Paj ak Parkir adal ah orang pribadi at au Badan yang menyel enggarakan t empat Parkir.
Pasal 64
1 Dasar pengenaan Paj ak Parkir adal ah j uml ah pembayaran at au yang seharusnya dibayar kepada penyel enggara t empat Parkir.
2 Dasar pengenaan Paj ak Parkir sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
3 Juml ah yang seharusnya dibayar sebagaimana dimaksud pada ayat 1 t ermasuk
pot ongan harga Parkir dan Parkir cuma-cuma yang diberikan kepada penerima j asa Parkir.
Pasal 65
1 Tarif Paj ak Parkir dit et apkan pal ing t inggi sebesar 30 t iga pul uh persen. 2 Tarif Paj ak Parkir dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 66
1 Besaran pokok Paj ak Parkir yang t erut ang dihit ung dengan cara mengal ikan t arif
sebagaimana dimaksud dal am Pasal 65 ayat 2 dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dal am Pasal 64.
2 Paj ak Parkir yang t erut ang dipungut di wil ayah daerah t empat Parkir berl okasi.
Bagian Keempat Belas Paj ak Air Tanah
Pasal 67
1 Obj ek Paj ak Air Tanah adalah pengambil an dan at au pemanf aat an Air Tanah. 2 Dikecual ikan dari obj ek Paj ak Air Tanah adal ah:
a. pengambil an dan at au pemanf aat an Air Tanah unt uk keperluan dasar rumah t angga, pengairan pert anian dan perikanan rakyat , sert a peribadat an; dan
b. pengambil an dan at au pemanf aat an Air Tanah l ainnya yang diat ur dengan Perat uran Daerah.
Pasal 68
1 Subj ek Paj ak Air Tanah adal ah orang pribadi at au Badan yang mel akukan pengambil an dan at au pemanf aat an Air Tanah.
2 Waj ib Paj ak Air Tanah adalah orang pribadi at au Badan yang mel akukan pengambil an dan at au pemanf aat an Air Tanah.
Pasal 69
1 Dasar pengenaan Paj ak Air Tanah adalah Nilai Perolehan Air Tanah.
2 Nil ai Perol ehan Air Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dinyat akan dalam
rupiah yang dihit ung dengan mempert imbangkan sebagian at au sel uruh f akt or-f akt or berikut :
a. j enis sumber air; b. lokasi sumber air;
c. t uj uan pengambil an dan at au pemanf aat an air; d. vol ume air yang diambil dan at au dimanf aat kan;
e. kual it as air; dan f .
t ingkat kerusakan l ingkungan yang diakibat kan ol eh pengambil an dan at au pemanf aat an air.
3 Penggunaan f akt or-f akt or sebagaimana dimaksud pada ayat 2 disesuaikan dengan
kondisi masing-masing Daerah. 4 Besarnya Nil ai Perol ehan Air Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dit et apkan
dengan Perat uran Bupat i Wal ikot a.
Pasal 70
1 Tarif Paj ak Air Tanah dit et apkan pal ing t inggi sebesar 20 dua pul uh persen. 2 Tarif Paj ak Air Tanah dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 71
1 Besaran pokok Paj ak Air Tanah yang t erut ang dihit ung dengan cara mengalikan t arif sebagaimana dimaksud dal am Pasal 70 ayat 2 dengan dasar pengenaan paj ak
sebagaimana dimaksud dal am Pasal 69 ayat 4. 2 Paj ak Air Tanah yang t erut ang dipungut di wil ayah daerah t empat air diambil .
Bagian Kelima Belas Paj ak Sarang Burung Walet
Pasal 72
1 Obj ek Paj ak Sarang Burung Walet adalah pengambil an dan at au pengusahaan Sarang Burung Wal et .
2 Tidak t ermasuk obj ek paj ak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah: a. pengambil an Sarang Burung Wal et yang t el ah dikenakan Penerimaan Negara Bukan
Paj ak PNBP; b. kegiat an pengambil an dan at au pengusahaan Sarang Burung Walet lainnya yang
dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 73
1 Subj ek Paj ak Sarang Burung Wal et adal ah orang pribadi at au Badan yang melakukan pengambil an dan at au mengusahakan Sarang Burung Wal et .
2 Waj ib Paj ak Sarang Burung Wal et adal ah orang pribadi at au Badan yang mel akukan pengambil an dan at au mengusahakan Sarang Burung Wal et .
Pasal 74
1 Dasar pengenaan Paj ak Sarang Burung Walet adalah Nil ai Jual Sarang Burung Walet . 2
Nilai Jual Sarang Burung Walet sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dihit ung berdasarkan perkal ian ant ara harga pasaran umum Sarang Burung Wal et yang berl aku di
daerah yang bersangkut an dengan vol ume Sarang Burung Wal et .
Pasal 75
1 Tarif Paj ak Sarang Burung Walet dit et apkan paling t inggi sebesar 10 sepuluh persen. 2 Tarif Paj ak Sarang Burung Wal et dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 76
1 Besaran pokok Paj ak Sarang Burung Wal et yang t erut ang dihit ung dengan cara
mengal ikan t arif sebagaimana di maksud dal am Pasal 75 ayat 2 dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dal am Pasal 74.
2 Paj ak Sarang Burung Wal et yang t erut ang dipungut di wil ayah daerah t empat
pengambil an dan at au pengusahaan Sarang Burung Wal et .
Bagian Keenam Belas Paj ak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkot aan
Pasal 77
1 Obj ek Paj ak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkot aan adal ah Bumi dan at au
Bangunan yang dimil iki, dikuasai, dan at au dimanf aat kan ol eh orang pribadi at au Badan, kecuali kawasan yang digunakan unt uk kegiat an usaha perkebunan, perhut anan,
dan pert ambangan.
2 Termasuk dalam pengert ian Bangunan adal ah: a. j al an l ingkungan yang t erl et ak dal am sat u kompl eks bangunan sepert i hot el , pabrik,
dan empl asemennya, yang merupakan suat u kesat uan dengan kompl eks Bangunan t ersebut ;
b. j alan t ol ; c. kol am renang;
d. pagar mewah; e. t empat ol ahraga;
f . gal angan kapal , dermaga; g. t aman mewah;
h. t empat penampungan kil ang minyak, air dan gas, pipa minyak; dan i. menara.
3 Obj ek Paj ak yang t idak dikenakan Paj ak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkot aan adalah obj ek paj ak yang:
a. digunakan ol eh Pemerint ah dan Daerah unt uk penyelenggaraan pemerint ahan; b. digunakan semat a-mat a unt uk melayani kepent ingan umum di bidang ibadah, sosial ,
kesehat an, pendidikan dan kebudayaan nasional , yang t idak dimaksudkan unt uk memperol eh keunt ungan;
c. digunakan unt uk kuburan, peninggal an purbakal a, at au yang sej enis dengan it u; d. merupakan hut an lindung, hut an suaka al am, hut an wisat a, t aman nasional , t anah
penggembal aan yang dikuasai oleh desa, dan t anah negara yang bel um dibebani suat u hak;
e. digunakan ol eh perwakil an dipl omat ik dan konsul at berdasarkan asas perl akuan t imbal bal ik; dan
f . digunakan ol eh badan at au perwakil an l embaga int ernasional yang dit et apkan dengan Perat uran Ment eri Keuangan.
4 Besarnya Nil ai Jual Obj ek Paj ak Tidak Kena Paj ak dit et apkan pal ing rendah sebesar Rp10. 000. 000, 00 sepuluh j ut a rupiah unt uk set iap Waj ib Paj ak.
5 Nilai Jual Obj ek Paj ak Tidak Kena Paj ak sebagaimana dimaksud pada ayat 4
dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 78
1 Subj ek Paj ak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkot aan adal ah orang pribadi at au Badan yang secara nyat a mempunyai suat u hak at as Bumi dan at au memperol eh
manf aat at as Bumi, dan at au memil iki, menguasai, dan at au memperol eh manf aat at as Bangunan.
2 Waj ib Paj ak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkot aan adalah orang pribadi at au Badan yang secara nyat a mempunyai suat u hak at as Bumi dan at au memperol eh
manf aat at as Bumi, dan at au memil iki, menguasai, dan at au memperol eh manf aat at as Bangunan.
Pasal 79
1 Dasar pengenaan Paj ak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkot aan adalah NJOP. 2 Besarnya NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dit et apkan set iap 3 t iga t ahun,
kecuali unt uk obj ek paj ak t ert ent u dapat dit et apkan set iap t ahun sesuai dengan perkembangan wil ayahnya.
3 Penet apan besarnya NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dil akukan ol eh Kepal a Daerah.
Pasal 80
1 Tarif Paj ak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkot aan dit et apkan pal ing t inggi
sebesar 0, 3 nol koma t iga persen. 2 Tarif Paj ak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkot aan dit et apkan dengan Perat uran
Daerah.
Pasal 81
Besaran pokok Paj ak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkot aan yang t erut ang dihit ung dengan cara mengalikan t arif f sebagaimana di maksud dal am Pasal 80 ayat 2 dengan dasar
pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dal am Pasal 79 ayat 3 set el ah dikurangi Nil ai Jual Obj ek Paj ak Tidak Kena Paj ak sebagaimana dimaksud dal am Pasal 77 ayat 5.
Pasal 82
1 Tahun Paj ak adalah j angka wakt u 1 sat u t ahun kalender. 2 Saat yang menent ukan paj ak yang t erut ang adal ah menurut keadaan obj ek paj ak pada
t anggal 1 Januari. 3 Tempat paj ak yang t erut ang adal ah di wil ayah daerah yang mel iput i l et ak obj ek paj ak.
Pasal 83
1 Pendat aan dil akukan dengan menggunakan SPOP. 2 SPOP sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus diisi dengan j el as, benar, dan lengkap
sert a dit andat angani dan disampaikan kepada Kepal a Daerah yang wil ayah kerj anya meliput i let ak obj ek paj ak, selambat -lambat nya 30 t iga pul uh hari kerj a set el ah
t anggal dit erimanya SPOP ol eh Subj ek Paj ak.
Pasal 84
1 Berdasarkan SPOP, Kepala Daerah menerbit kan SPPT. 2 Kepala Daerah dapat mengeluarkan SKPD dal am hal -hal sebagai berikut :
a. SPOP sebagaimana dimaksud dal am Pasal 83 ayat 2 t idak disampaikan dan set el ah Waj ib Paj ak dit egur secara t ert ulis oleh Kepal a Daerah sebagaimana dit ent ukan
dalam Surat Teguran;
b. berdasarkan hasil pemeriksaan at au ket erangan l ain t ernyat a j uml ah paj ak yang t erut ang l ebih besar dari j uml ah paj ak yang dihit ung berdasarkan SPOP yang
disampaikan ol eh Waj ib Paj ak.
Bagian Ketuj uh Belas Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Pasal 85
1 Obj ek Paj ak Bea Perolehan Hak at as Tanah dan Bangunan adalah Perolehan Hak at as Tanah dan at au Bangunan.
2 Perolehan Hak at as Tanah dan at au Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mel iput i:
a. pemindahan hak karena: 1 j ual beli;
2 t ukar menukar; 3 hibah;
4 hibah wasiat ; 5 waris;
6 pemasukan dalam perseroan at au badan hokum l ain; 7 pemisahan hak yang mengakibat kan peral ihan;
8 penunj ukan pembel i dal am l el ang; 9 pel aksanaan put usan hakim yang mempunyai kekuat an hukum t et ap;
10 penggabungan usaha; 11 pel eburan usaha;
12 pemekaran usaha; at au 13 hadiah.
b. pemberian hak baru karena: 1 kelanj ut an pelepasan hak; at au
2 di l uar pel epasan hak. 3 Hak at as t anah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah:
a. hak mil ik; b. hak guna usaha;
c. hak guna bangunan; d. hak pakai;
e. hak milik at as sat uan rumah susun; dan f . hak pengel ol aan.
4 Obj ek paj ak yang t idak dikenakan Bea Perolehan Hak at as Tanah dan Bangunan adalah obj ek paj ak yang diperol eh:
a. perwakil an dipl omat ik dan konsul at berdasarkan asas perl akuan t imbal bal ik; b.
negara unt uk penyel enggaraan pemerint ahan dan at au unt uk pelaksanaan pembangunan guna kepent ingan umum;
c. badan at au perwakil an l embaga int ernasional yang dit et apkan dengan Perat uran Ment eri Keuangan dengan syarat t idak menj al ankan usaha at au melakukan kegiat an
lain di luar f ungsi dan t ugas badan at au perwakilan organisasi t ersebut ; d. orang pribadi at au Badan karena konversi hak at au karena perbuat an hukum lain
dengan t idak adanya perubahan nama; e. orang pribadi at au Badan karena wakaf ; dan
f . orang pribadi at au Badan yang digunakan unt uk kepent ingan ibadah.
Pasal 86
1 Subj ek Paj ak Bea Perol ehan Hak at as Tanah dan Bangunan adalah orang pribadi at au Badan yang memperol eh Hak at as Tanah dan at au Bangunan.
2 Waj ib Paj ak Bea Perolehan Hak at as Tanah dan Bangunan adal ah orang pribadi at au Badan yang memperol eh Hak at as Tanah dan at au Bangunan.
Pasal 87
1 Dasar pengenaan Bea Perol ehan Hak at as Tanah dan Bangunan adalah Nilai Perolehan Obj ek Paj ak.
2 Nil ai Perol ehan Obj ek Paj ak sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dal am hal : a. j ual beli adalah harga t ransaksi;
b. t ukar menukar adal ah nil ai pasar; c. hibah adalah nilai pasar;
d. hibah wasiat adal ah nil ai pasar; e. waris adalah nil ai pasar;
f . pemasukan dal am peseroan at au badan hokum l ainnya adalah nilai pasar; g. pemisahan hak yang mengakibat kan peralihan adalah nilai pasar;
h. peralihan hak karena pelaksanaan put usan hakim yang mempunyai kekuat an hukum
t et ap adal ah nil ai pasar; i. pemberian hak baru at as t anah sebagai kel anj ut an dari pel epasan hak adalah nil ai
pasar; j . pemberian hak baru at as t anah di luar pelepasan hak adal ah nil ai pasar;
k. penggabungan usaha adalah nilai pasar; l. peleburan usaha adalah nilai pasar;
m. pemekaran usaha adal ah nil ai pasar; n. hadiah adal ah nil ai pasar; dan at au
o. penunj ukan pembeli dalam lelang adalah harga t ransaksi yang t ercant um dalam
risal ah l el ang. 3 Jika Nilai Perol ehan Obj ek Paj ak sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a sampai
dengan huruf n t idak diket ahui at au l ebih rendah daripada NJOP yang digunakan dalam pengenaan Paj ak Bumi dan Bangunan pada t ahun t erj adinya perol ehan, dasar
pengenaan yang dipakai adal ah NJOP Paj ak Bumi dan Bangunan. 4
Besarnya Nilai Perolehan Obj ek Paj ak Tidak Kena Paj ak dit et apkan pal ing rendah sebesar Rp60. 000. 000, 00 enam pul uh j ut a rupiah unt uk set iap Waj ib Paj ak.
5 Dal am hal perol ehan hak karena waris at au hibah wasiat yang dit erima orang pribadi yang masih dal am hubungan kel uarga sedarah dal am garis ket urunan l urus sat u deraj at
ke at as at au sat u deraj at ke bawah dengan pemberi hibah wasiat , t ermasuk suami ist ri, Nilai Perol ehan Obj ek Paj ak Tidak Kena Paj ak dit et apkan pal ing rendah
sebesar Rp300. 000. 000, 00 t iga rat us j ut a rupiah.
6 Nilai Perolehan Obj ek Paj ak Tidak Kena Paj ak sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dan ayat 5 dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 88
1 Tarif Bea Perolehan Hak at as Tanah dan Bangunan dit et apkan pal ing t inggi sebesar 5 l ima persen.
2 Tarif Bea Perol ehan Hak at as Tanah dan Bangunan dit et apkan dengan Perat uran
Daerah.
Pasal 89
1 Besaran pokok Bea Perolehan Hak at as Tanah dan Bangunan yang t erut ang dihit ung dengan cara mengal ikan t arif sebagaimana dimaksud dal am Pasal 88 ayat 2 dengan
dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dal am Pasal 87 ayat 1 set el ah dikurangi Nil ai Perol ehan Obj ek Paj ak Tidak Kena Paj ak sebagaimana dimaksud dal am
Pasal 87 ayat 6.
2 Bea Perol ehan Hak at as Tanah dan Bangunan yang t erut ang dipungut di wil ayah daerah t empat Tanah dan at au Bangunan berada.
Pasal 90
1 Saat t erut angnya paj ak Bea Perol ehan Hak at as Tanah dan at au Bangunan dit et apkan unt uk:
a. j ual beli adalah sej ak t anggal dibuat dan dit andat anganinya akt a; b. t ukar-menukar adal ah sej ak t anggal dibuat dan dit andat anganinya akt a;
c. hibah adalah sej ak t anggal dibuat dan dit andat anganinya akt a; d. hibah wasiat adal ah sej ak t anggal dibuat dan dit andat anganinya akt a;
e. waris adal ah sej ak t anggal yang bersangkut an mendaf t arkan peral ihan haknya ke
kant or bidang pert anahan; f . pemasukan dal am perseroan at au badan hokum lainnya adal ah sej ak t anggal dibuat
dan dit andat anganinya akt a; g. pemisahan hak yang mengakibat kan peral ihan adal ah sej ak t anggal dibuat dan
dit andat anganinya akt a; h. put usan hakim adalah sej ak t anggal put usan pangadil an yang mempunyai kekuat an
hukum yang t et ap; i. pemberian hak baru at as Tanah sebagai kelanj ut an dari pelepasan hak adalah sej ak
t anggal dit erbit kannya surat keput usan pemberian hak; j . pemberian hak baru di l uar pel epasan hak adal ah sej ak t anggal dit erbit kannya surat
keput usan pemberian hak; k. penggabungan usaha adal ah sej ak t anggal dibuat dan dit andat anganinya akt a;
l. peleburan usaha adalah sej ak t anggal dibuat dan dit andat anganinya akt a; m. pemekaran usaha adal ah sej ak t anggal dibuat dan dit andat anganinya akt a;
n. hadiah adalah sej ak t anggal dibuat dan dit andat anganinya akt a; dan o. lelang adalah sej ak t anggal penunj ukkan pemenang lelang.
2 Paj ak yang t erut ang harus dil unasi pada saat t erj adinya perol ehan hak sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
Pasal 91
1 Pej abat Pembuat Akt a Tanah Not aris hanya dapat menandat angani akt a pemindahan Hak at as Tanah dan at au Bangunan set elah Waj ib Paj ak menyerahkan bukt i
pembayaran paj ak. 2 Kepal a kant or yang membidangi pel ayanan l el ang Negara hanya dapat menandat angani
risal ah l el ang Perol ehan Hak at as Tanah dan at au Bangunan set el ah Waj ib Paj ak menyerahkan bukt i pembayaran paj ak.
3 Kepal a kant or bidang pert anahan hanya dapat mel akukan pendaf t aran Hak at as Tanah at au pendaf t aran peral ihan Hak at as Tanah set el ah Waj ib Paj ak menyerahkan bukt i
pembayaran paj ak.
Pasal 92
1 Pej abat Pembuat Akt a Tanah Not aris dan kepala kant or yang membidangi pel ayanan l el ang negara mel aporkan pembuat an akt a at au risal ah l el ang Perolehan Hak at as
Tanah dan at au Bangunan kepada Kepal a Daerah pal ing lambat pada t anggal 10 sepul uh bul an berikut nya.
2 Tat a cara pelaporan bagi pej abat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diat ur dengan Perat uran Kepal a Daerah.
Pasal 93
1 Pej abat Pembuat Akt a Tanah Not aris dan kepala kant or yang membidangi pel ayanan l el ang negara, yang mel anggar ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 91 ayat
1 dan ayat 2 dikenakan sanksi administ rat if berupa denda sebesar Rp7. 500. 000, 00 t uj uh j ut a l ima rat us ribu rupiah unt uk set iap pelanggaran.
2 Pej abat Pembuat Akt a Tanah Not aris dan kepala kant or yang membidangi pel ayanan l el ang negara, yang mel anggar ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 92 ayat
1 dikenakan sanksi administ rat if berupa denda sebesar Rp250. 000, 00 dua rat us l ima pul uh ribu rupiah unt uk set iap l aporan.
3 Kepal a kant or bidang pert anahan yang mel anggar ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 91 ayat 3 dikenakan sanksi sesuai dengan ket ent uan perat uran
perundang-undangan.
BAB III BAGI HASIL PAJAK PROVINSI