DE FF
RPJMD Kota Dumai Tahun 2016-2021 II-64
83,14. Sedangkan untuk jenjang SMA sederajat, tren perkembangan nilai APM cenderung fluktuatif. Nilai APM pada tahun 2010 adalah sebesar,
64,20naik menjadi 84,83 pada tahun 2015. Berfluktuatifnya nilai APM pada kedua jenjang tersebut, terutama untuk jenjang SMA sederajat, kemungkinan
dipengaruhi oleh faktor ekonomi, fasilitas pendidikan yang kemungkinan hanya ada di kota Dumai, dan sangat sedikit jumlahnya untuk di luar Kota
Dumai, sehingga membuat orang tua kesulitan untuk menyekolahkan anak- anak mereka. Befluktuatuifnya APM ini juga dipengaruhi oleh menurunya
angka melanjutkan dari SD ke SMP dan dari SMP ke SMA. Menurunya angka melanjutkan sekolah tentunya akan menurunkan nilai APM. Kondisi ini harus
dicermati oleh pemerintah Dumai dan Dinas pendidikan, bahwa minat masyarakat untuk bersekolah semakin menurun, jumlah siswa yang
bersekolah juga semakin menurun.
Gambar 2.2.2.4 Grafk Angka Partisipasi Murni SDMI, SMPMTs dan SMAMASMK
Kota Dumai Tahun 2010-2015
B. Kesehatan
1. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran
Kematian prenatal merupakan kematian bayi dengan umur kehamilan lebih dari 22 minggu yang lahir dalam keadaan meninggal dalam masa tujuh
hari setelah persalinan. Angka kematian bayi mencerminkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan terhadap perinatal. Selama tahun 2010
2015 realisasi capaian Angka Kematian Bayi adalah sebesar 14,09 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi mencerminkan kualitas dan kuantitas
96.13 97.48 98.65
97.7 98.45
101.04 75.81
84.92 84.89 83.75
83.6 83.14
64.2 68.29 63.58
84.84 70.41
84.83
20 40
60 80
100 120
2010 2011
2012 2013
2014 2015
APM SD APM SMP
APM SMA
RPJMD Kota Dumai Tahun 2016-2021 II-65
pelayanan kesehatan terhadap perinatal. Perkembangan Angka Kematian Bayi di Kota Dumai dari tahun 2010 sd tahun 2015 menunjukkan
kecenderungan meningkat, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan sedikit. Adapun Penyebab kematian bayi didominasi oleh kasus Berat Badan
Lahir Rendah BBLR dan Asfiksia.
Tabel 2.2.2.6 Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup
di Kota Dumai Tahun 2010-2015
Indikator 2010
2011 2012
2013 2014
2015
Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
8 10,49
11,09 14,70
13,08 14,09
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Dumai, 2016
Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa tren angka kematian bayi selama tahun 2007 hingga tahun 2012 menunjukkan tren perkembangan
yang fluktuatif dengan kecenderungan semakin menurun.
Gambar 2.2.2.5 Grafik Perkembangan Angka Kematian Bayidi Kota Dumai
Tahun 2010-2015
Banyak faktor yang dapat menyebabkan kenaikan angka kematian bayi antara lain faktor ekonomi, terlambat pertolongan, pengetahuan orang tua
masih relatif kurang. Faktor ekonomi orang tua yang rendah seringkali membuat ibu tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup saat mengandung,
sehingga bayi mengalami Berat Badan Lahir Rendah BBLR saat lahir. Pengetahuan dan kesadaran orang tua yang masih rendah, antara lain
mengenai pentingnya asupan gizi yang cukup saat kehamilan, pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter dan lain-lain juga menjadi salah satu
8 10.49
2 4
6 8
10 12
14 16
2009 2010
2011
RPJMD Kota Dumai Tahun 2016-2021 II-65
pelayanan kesehatan terhadap perinatal. Perkembangan Angka Kematian Bayi di Kota Dumai dari tahun 2010 sd tahun 2015 menunjukkan
kecenderungan meningkat, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan sedikit. Adapun Penyebab kematian bayi didominasi oleh kasus Berat Badan
Lahir Rendah BBLR dan Asfiksia.
Tabel 2.2.2.6 Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup
di Kota Dumai Tahun 2010-2015
Indikator 2010
2011 2012
2013 2014
2015
Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
8 10,49
11,09 14,70
13,08 14,09
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Dumai, 2016
Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa tren angka kematian bayi selama tahun 2007 hingga tahun 2012 menunjukkan tren perkembangan
yang fluktuatif dengan kecenderungan semakin menurun.
Gambar 2.2.2.5 Grafik Perkembangan Angka Kematian Bayidi Kota Dumai
Tahun 2010-2015
Banyak faktor yang dapat menyebabkan kenaikan angka kematian bayi antara lain faktor ekonomi, terlambat pertolongan, pengetahuan orang tua
masih relatif kurang. Faktor ekonomi orang tua yang rendah seringkali membuat ibu tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup saat mengandung,
sehingga bayi mengalami Berat Badan Lahir Rendah BBLR saat lahir. Pengetahuan dan kesadaran orang tua yang masih rendah, antara lain
mengenai pentingnya asupan gizi yang cukup saat kehamilan, pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter dan lain-lain juga menjadi salah satu
10.49 11.09
14.7 13.08
14.09
2011 2012
2013 2014
2015 2016
Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi
RPJMD Kota Dumai Tahun 2016-2021 II-65
pelayanan kesehatan terhadap perinatal. Perkembangan Angka Kematian Bayi di Kota Dumai dari tahun 2010 sd tahun 2015 menunjukkan
kecenderungan meningkat, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan sedikit. Adapun Penyebab kematian bayi didominasi oleh kasus Berat Badan
Lahir Rendah BBLR dan Asfiksia.
Tabel 2.2.2.6 Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup
di Kota Dumai Tahun 2010-2015
Indikator 2010
2011 2012
2013 2014
2015
Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
8 10,49
11,09 14,70
13,08 14,09
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Dumai, 2016
Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa tren angka kematian bayi selama tahun 2007 hingga tahun 2012 menunjukkan tren perkembangan
yang fluktuatif dengan kecenderungan semakin menurun.
Gambar 2.2.2.5 Grafik Perkembangan Angka Kematian Bayidi Kota Dumai
Tahun 2010-2015
Banyak faktor yang dapat menyebabkan kenaikan angka kematian bayi antara lain faktor ekonomi, terlambat pertolongan, pengetahuan orang tua
masih relatif kurang. Faktor ekonomi orang tua yang rendah seringkali membuat ibu tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup saat mengandung,
sehingga bayi mengalami Berat Badan Lahir Rendah BBLR saat lahir. Pengetahuan dan kesadaran orang tua yang masih rendah, antara lain
mengenai pentingnya asupan gizi yang cukup saat kehamilan, pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter dan lain-lain juga menjadi salah satu
2016 Angka Kematian Bayi
GH II
RPJMD Kota Dumai Tahun 2016-2021 II-66
penyebab resiko kematian bayi waktu lahir. Penyebab kematian bayi juga dapat dikarenakan adanya kelainan bawaan, asfiksia sesak napas pada saat
lahir dan juga kehamilan dengan resiko tinggi akibat usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua.
2.
Angka Kematian Balita Angka Kematian Balita AKABA adalah jumlah kematian anak umur
kurang dari 5 tahun per 1.000 penduduk. Angka kematian balita menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain
yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi dan penyakit infeksi. Selama tahun 2010 2015 realisasi capaian angka kematian
balita adalah sebesar 16,64 per 1.000 kelahiran hidup. Perkembangan Angka Kematian Balita di Kota Dumai dari tahun 2010 sd tahun 2015
menunjukkan kecenderungan meningkat, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan sedikit. Penyebab kematian balita masih didominasi
oleh kasus Berat Badan Lahir Rendah BBLR dan Asfiksia.
Tabel 2.2.2.7 Angka Kematian Balita
di Kota Dumai Tahun 2010-2015 Indikator
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
Angka Kematian Balita
12 13,4
13,9 16,9
15,87 16,64
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Dumai, 2016
Gambar 2.2.2.6 Grafik Perkembangan Angka Kematian Balita
di Kota Dumai Tahun 2010-2015
12 13.4
13.9 16.9
15.87 16.64
2 4
6 8
10 12
14 16
18
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita
JK LL
RPJMD Kota Dumai Tahun 2016-2021 II-67
3. Angka Kematian Ibu Melahirkan per 100.000 Kelahiran Hidup
Angka kematian ibu AKIadalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan maupun
penanganannya tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas 42 hari setelah melahirkan
tanpa memperhitungkan lama kehamilan, per 100.000 kelahiran hidup. AKI diperhitungkan pula pada jangka waktu 6 minggu hingga setahun setelah
melahirkan. Indikator ini secara langsung digunakan untuk memantau kematian terkait dengan kehamilan.
AKI dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk status kesehatan secara umum, pendidikan ibu dan pelayanan selama kehamilan dan
melahirkan. Hal tersebut disebabkan antara lain kurangnya pemahaman ibu hamil tentang resiko yang terkait dengan kehamilan seperti 4 Terlalu Terlalu
Muda, Terlalu Tua, Terlalu Sering dan dan jarak Terlalu Dekat dan juga 3 Terlambat Terlambat mengambil keputusan di tingkat keluarga, terlambat
merujuk, dan terlambat mendapat pelayanan di fasilitas rujukan. Penyebab langsung kematian ibu antara lain: eklampsi, pendarahan, partus macet,
infeksi, abortus dan lain-lain. Penyebab tidak langsung antara lain: penyakit infeksi seperti malaria, thypoid serta penyakit kronis seperti penyakit jantung,
penyakit gula dan penyakit lainnya.
Angka kematian ibu melahirkan berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kondisi ibu, kondisi
kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas. Selama tahun 2010 2015 realisasi
capaian angka kematian ibu adalah sebesar 145,75 per 100.000 kelahiran hidup. .
Berikut ini perkembangan angka kematian ibu melahirkan di Kota Dumai:
Tabel 2.2.2.8 Angka Kematian Ibu Melahirkan per 100.000 Kelahiran Hidup
Kota Dumai Tahun 2010-2015 Indikator
2010 2011 2012 2013 2014
2015
Angka kematian ibu melahirkan per
100.000 kelahiran hidup
88 172,4 84,26 64,69 114,29 145,75
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Dumai, 2016
MN OO
RPJMD Kota Dumai Tahun 2016-2021 II-68
Angka kematian ibu berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kondisi ibu, kondisi kesehatan
lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas. Meningkatnya angka kematian balita ini
disebabkan oleh tingginya mobilitas warga pendatang dari luar Kota Dumai. Warga pendatang ini pada umumnya masih kurang berperilaku hidup bersih
dan sehat PHBS dan jarang mau datang ke sarana kesehatan posyandu, poskeskel dan puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya. Penyebab
kematian ibu pada umumnya karena perdarahan dan eklampsipre eklampsi
Gambar 2.2.2.7 Grafik Perkembangan Angka Kematian Ibu Melahirkan
di Kota Dumai Tahun 2010-2015
Dari data angka kematian bayi dan ibu, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pada kedua indikator tersebut. Hal ini juga terjadi karena data
angka kematian bayi dan ibu melahirkan di Kota Dumai sulit untuk dipantau. Misal, kasus bayi yang sakit atau ibu yang melakukan persalinan di luar Kota
Dumai karena tidak ada fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai kemudian pindah ke Kota Dumai dan menggunakan fasilitas layanan
kesehatan di Kota Dumai. Kriteria pencatatan data kematian ibu dan bayi di beberapa unit pelayanan kesehatan kadang berbeda-beda, seperti KTP ibu
yang merupakan penduduk luar Kota Dumai atau KTP orang tua bayi yang masih Kota Dumai walaupun sudah lama pindah ke luar Kota Dumai ikut
tercatat dalam registrasi
.
88 172.4
84.26 64.69
114.29 145.75
50 100
150 200
2009 2010
2011 2012
2013 2014
2015 2016
Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup
Angka kematian ibu melahirkan per 100.000
kelahiran hidup
PQ RR
RPJMD Kota Dumai Tahun 2016-2021 II-69
4. Angka Usia Harapan Hidup
Angka usia harapan hidup merupakan angka perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas
menurut umur. Angka harapan hidup menggambarkan derajat kesehatan suatu wilayah. Semakin tinggi angka harapan hidup, semakin tinggi pula
tingkat kesehatan yang telah dicapai oleh penduduk di suatu wilayah.
Selama tahun 2010 2015 realisasi capaian angka harapan hidup
waktu lahir adalah 72,29 tahun. Perkembangan pencapaian Angka Harapan Hidup Waktu Lahir di Kota Dumai dari tahun 2010 sampai dengan tahun
2015 cenderung meningkat. Meningkatnya angka harapan hidup waktu lahir secara tidak langsung memberikan gambaran tentang adanya kemungkinan
peningkatan kualitas hidup dan kesehatan dalam masyarakat sehingga dapat menurunkan angka kematian. Meningkatnya angka harapan hidup waktu
lahir secara tidak langsung memberikan gambaran tentang adanya kemungkinan peningkatan kualitas hidup dan kesehatan dalam masyarakat
sehingga dapat menurunkan angka kematian. Keadaan ini terkait dengan pola hidup sehat masyarakat serta tersedianya fasilitas kesehatan yang
memadai dan mudah untuk dicapai, serta kesadaran yang tinggi untuk memanfaatkan fasilitas tersebut.
Tabel 2.2.2.9 Angka Usia Harapan Hidup di Kota Dumai
Tahun 2010-2014 Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Angka Harapan Hidup Waktu Lahir
77,33 71,64 71,95 72,26 72,29 72,29
Sumber : Dinas Kesehatan, 2016
Grafik di bawah ini menggambarkan angka usia harapan hidup untuk Kota Dumai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015.
ST UU
RPJMD Kota Dumai Tahun 2016-2021 II-70
Gambar 2.2.2.8
Grafik Perkembangan Angka Harapan Hidup di Kota Dumai Tahun 2010-2015
Keberhasilan program kesehatan dan program sosial ekonomi antara lain dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk di suatu
wilayah. Jika pembangunan sosial ekonomi semakin baik maka kecenderungan Angka Harapan Hidup akan semakin tinggi, dan sebaliknya
jika Angka Harapan Hidup lebih rendah mengisyaratkan terjadinya degradasi pada beberapa sektor pembangunan sosial ekonomi suatu wilayah. Angka
Harapan Hidup yang rendah di suatu wilayah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan dan program sosial lainnya, termasuk kesehatan
lingkungan, kecukupan gizi dan program pemberantasan kemiskinan. 5.
Presentase Balita Gizi Buruk Status gizi sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan
secara umum, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung dan juga dapat menyebabkan
gangguan kesehatan individual. Bahkan status gizi janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusui sangat dipengaruhi oleh
status gizi ibu hamil dan ibu menyusui. Pengukuran gizi pada balita difokuskan pada tingkat kecukupan gizinya yang diukur melalui berat badan
terhadap umur atau berat badan terhadap tinggi badan yang dilakukan di posyandu. Melalui pemantauan pertumbuhan balita yang dilakukan secara
terus menerus setiap bulannya di posyandu terutama pada balita BGM Bawah Garis Merah oleh petugas kesehatan, pengadaan PMT Pemberian
Makanan Tambahan, pemberian vitamin balita dan penyuluhan gizi kepada
77.33
71.64 71.95 72.26 72.29 72.29
70 71
72 73
74 75
76 77
78
2009 2010
2011 2012
2013 2014
2015 2016
Angka Harapan Hidup Waktu Lahir
Angka Harapan Hidup Waktu Lahir
VW XX
RPJMD Kota Dumai Tahun 2016-2021 II-71
masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki balita, maka kejadian gizi buruk pada balita dapat diantisipasi.
Selama tahun 2010 2015 realisasi capaian persentase balita gizi
buruk adalah 0,01.
Tabel 2.2.2.10 Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Dumai
Tahun 2010-2014 Indikator
Tahun 2010 2011 2012 2013
2014 2015
Persentase balita gizi buruk
0,01 0,01
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Dumai, 2015
Faktor-faktor yang menyebabkan gizi buruk pada balita antara lain, kualitas kehamilan yang buruk karena kekurangan asupan gizi, kehamilan
resiko tinggi karena usia ibu hamil yang terlalu muda atau terlalu tua dan Berat Bayi Lahir Rendah BBLR. Balita yang mengalami gizi buruk tidak
hanya terjadi di keluarga yang tidak mampu secara ekonomi, akan tetapi juga dapat terjadi di keluarga yang tergolong mampu. Hal tersebut disebabkan oleh
pola makan anak yang kurang sehat, antara lain kurangnya perhatian orang tua karena terlalu sibuk. Gizi buruk pada balita juga bisa disebabkan karena
adanya penyakit penyerta seperti jantung. Selain itu kesadaran masyarakat untuk imunisasi juga masih kurang sehingga anak lebih rentan terhadap
penyakit yang dapat mengakibatkan berat badannya rendah.
2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM 2.3.1. FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB