Studi persepsi masyarakat tentang kinerja Pemerintah Model rehabilitasi lahan dalam rangka manajemen lahan pertanian

LKPJ BALIHRISTI Provinsi Gorontalo tahun 2013 59 Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 185.350.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100 dan realisasi keuangan sebesar 98,55. 6. Program Pengembangan SDM dalam melakukan Penelitian

6.1. Studi persepsi masyarakat tentang kinerja Pemerintah

Provinsi Gorontalo Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat persepsi masyarakat tentang kinerja pemerintah Provinsi Gorontalo. Hasil kegiatan tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi, yaitu :  Instansi pemerintah yang paling sering dikunjungi warga dalam setahun terakhir yaitu Kantor Kecamatan, Puskesmas, Kantor DesaKelurahan, Rumah Sakit Umum dan Sekolah Negeri. Sangat mendasar, oleh karena jika layanan yang diharapkan semakin kompleks maka kemungkinan munculnya ketidakpuasan dikalangan warga akan semakin besar.  Secara umum hasil kerja pemerintah Provinsi Gorontalo hingga saat ini belum dinilai baik, gap antara rata-rata indeks kinerja dengan rata-rata indeks harapan negatif. Artinya secara umum kinerja pemerintah melalui 15 bidang kerja yang diukur secara rata-rata belum memenuhi harapan warga. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100 dan realisasi keuangan sebesar 99,99.

6.2 Model rehabilitasi lahan dalam rangka manajemen lahan pertanian

LKPJ BALIHRISTI Provinsi Gorontalo tahun 2013 60 Kegiatan ini bertujuan untuk membangun suatu model rehabilitasi lahan dalam rangka manejemen lahan pertanian untuk menunjang pemanfaatan lahan pada pembangunan pertanian secara berkelanjutan di DAS Bone. Hasilnya penelitian tersebut menunjukkan bahwa:  Klasifikasi kemampuan lahan di DAS Bone diperoleh dari hasil analisa perangkat software LCLP Land Cladification and Land Use Planning diperoleh kemampuan lahan kelas II-VIII. Faktor kendala penggunaan lahan meliputi bentuk lahan dominan perbukitan dan pegunungan, lereng dominan 30, penggunaan lahan dominan kawasan hutan lindung.  Faktor penyebab lahan kritis meliputi factor fisik lahan bentuk lahan, topografi dan penggunaan lahan. Faktor social ekonomi dan budaya menjadi factor terjadinya lahan kritis, ditemukan luas kepemilikan lahan rata-rata 0,73 ha dengan beban keluarga 4-8 orangRT, tingkat pendidikan rata-rata rendah serta kebiasaan dalam pengelolaan lahan belum menerapkan teknis konservasi tanah, sehingga tekanan penduduk terhadap lahan cukup tinggi dan daya dukung lahan pertanian rata-rata rendah.  Zonasi lahan kritis tersebar di kawasan lindung di dalam kawasan hutan, kawasan lindung luar kawasan hutan dan kawasan budidaya. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100 dan realisasi keuangan sebesar 99,44.

7. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa