67dca285ed648a6d27663388078d3fdd Lakip 2013

(1)

Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir


(2)

D

AFTAR

I

SI

Kata Pengantar i

Ikhtisar Eksekutif ii

Daftar Isi ix

BAB I PENDAHULUAN 1

A Data Umum Organisasi 1

B Struktur Organisasi 26

C Maksud dan Tujuan LAKIP 32

D Sistematika LAKIP 33

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 35

A Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) 35

B Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 42 C Perencanaan dan Perjanjian Kinerja tahun 2013 44

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013 49

A Metodologi Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun

2013 49

B Analisis Atas Pencapaian Kinerja Sasaran 49 C Capaian RPJMD Kabupaten Muara Enim 2008

-2013 113

D Kinerja Keuangan Tahun 2013 114

E Analisis Anggaran Capaian Kinerja Per Sasaran

Strategis Tahun 2013 125

F Aspek Pendukung Kinerja 129

G. Tindak lanjut evaluasi tahun sebelumnya 129

BAB IV PENUTUP 142


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 dapat diselesaikan. Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Pemerintah Kabupaten Muara Enim dalam melaksanakan berbagai kewajiban pembangunannya, serta bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam kaitan terselenggaranya good governance.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja yang telah dicapai, baik makro maupun mikro serta langkah langkah pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Muara Enim. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil pembangunan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Muara Enim.

Berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah, program dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Muara Enim dapat mencapai kemajuan yang cukup besar. Hal ini menjadi modal dasar untuk lebih mengembangkan pembangunan di Kabupaten Muara Enim, sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas tenaga dan pikirannya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Muara Enim dapat disusun dan diterbitkan.

Muara Enim, 2014

BUPATI MUARA ENIM

Ir. H. MUZAKIR SAI SOHAR

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 dapat diselesaikan. Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Pemerintah Kabupaten Muara Enim dalam melaksanakan berbagai kewajiban pembangunannya, serta bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam kaitan terselenggaranya good governance.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja yang telah dicapai, baik makro maupun mikro serta langkah langkah pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Muara Enim. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil pembangunan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Muara Enim.

Berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah, program dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Muara Enim dapat mencapai kemajuan yang cukup besar. Hal ini menjadi modal dasar untuk lebih mengembangkan pembangunan di Kabupaten Muara Enim, sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas tenaga dan pikirannya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Muara Enim dapat disusun dan diterbitkan.

Muara Enim, 2014

BUPATI MUARA ENIM

Ir. H. MUZAKIR SAI SOHAR

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 dapat diselesaikan. Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Pemerintah Kabupaten Muara Enim dalam melaksanakan berbagai kewajiban pembangunannya, serta bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam kaitan terselenggaranya good governance.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja yang telah dicapai, baik makro maupun mikro serta langkah langkah pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Muara Enim. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil pembangunan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Muara Enim.

Berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah, program dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Muara Enim dapat mencapai kemajuan yang cukup besar. Hal ini menjadi modal dasar untuk lebih mengembangkan pembangunan di Kabupaten Muara Enim, sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas tenaga dan pikirannya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Muara Enim dapat disusun dan diterbitkan.

Muara Enim, 2014

BUPATI MUARA ENIM


(4)

IKHTISAR EKSEKUTIF

A. Capaian Kinerja

Tahun 2013 bisa dikatakan merupakan tahun akhir dari masa perjalanan RPJMD 2008 2013, waktu yang tepat untuk mengukur kemampuan dalam mencapai target kinerja dan sasaran pada masa akhir RPJMD.

Arah dan tujuan pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim yang tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Muara Enim 2008 2013, terdapat 4 sasaran berdasarkan tujuan yang akan dicapai yaitu :

1. Meningkatnya IPM dari 69,42 pada tahun 2007 menjadi ˃ 70 pada tahun 2013, dijabarkan dalam program :

a. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat; b. Peningkatan kualitas pendidikan masyarakat; c. Peningkatan daya beli masyarakat.

2. Meningkatnya kerukunan intra dan antar umat beragama, dijabarkan dalam program :

a. Mendorong tersedianya sarana dan prasarana peribadatan yang memadai;

b. Mendorong terciptanya masyarakat yang taat menjalankan syariat agama;

c. Optimalisasi pembinaan umat beragama.

3. Meningkatnya kinerja pemerintah daerah minimal 85 persen, dijabarkan dalam program :

a. Peningkatan kualitas pelayanan publik;


(5)

4. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi rata rata 6,5% per tahun dan khusus sektor ekonomi unggulan sebesar 7% per tahun, dijabarkan dalam program :

a. Pertumbuhan nilai tambah sektoral ekonomi;

b. Pertumbuhan nilai tambah sektoral ekonomi unggulan.

Sebagai ukuran keberhasilan dari sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan Kabupaten Muara Enim tersebut, dinilai dari indikator kinerja utama dan Penetapan Kinerja tahun 2013, yaitu :

1. Penurunan angka kematian bayi dengan target sasaran 28 per 1000 keluarga hidup.

2. Penurunan angka kematian ibu dengan target 15 per 10000 keluarga hidup.

3. Rasio jumlah penduduk dengan jumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya dengan target 1,2 per 500000 penduduk. 4. Umur Harapan Hidup dengan target 68,23 tahun.

5. Prevelensi gizi buruk :

- Gizi lebih dengan target ˂ 19,9% - Gizi normal dengan target 80% - Gizi kurang dengan target 15%

- Gizi sangat kurang dengan target 1%

6. Rasio jumlah murid per jumlah sekolah dengan target 1 : 200 7. Rasio jumlah murid per jumlah guru dengan target 1 : 15 8. Angka Partisipasi Sekolah dengan target 82%

9. Presentase penurunan angka putus sekolah dengan target 10% 10. PDRB per kapita

- Migas dengan target 7%

- Tanpa Migas dengan target 7%

11. Jumlah penduduk miskin dengan target ˂ 14%.

12. Jumlah konflik antar umat beragama dengan target 0.

13. Jumlah penggunaan IT untuk pelayanan publik dengan target 8 SKPD.


(6)

14. Jumlah SKPD yang telah menggunakan IT dengan target 8 SKPD.

15. Jumlah SKPD yang telah memiliki dan menerapkan SOP dengan target 62 SKPD.

16. Jumlah SKPD yang melaksanakan IKM dengan target 4 SKPD. 17. Jumlah Peraturan Daerah yang mengatur tentang pelayanan

publik dengan target 1 peraturan daerah. 18. Persentase peningkatan produksi pertanian:

- Padi dengan target 3.0% - Jagung dengan target 6.5% - Kedelai dengan target 4.0% - Karet dengan target 1.09%

- Kelapa sawit dengan target 1.09% - Kopi dengan target 1.09%

19. Pembangunan pasar karet

- Persentase peningkatan pendapatan masyarakat dengan target 10%

- Persentase penurunan ekonomi biaya tinggi dengan target 20%

- Persentase penerapan tenaga kerja dengan target 10%. 20. Rehab pasar pedesaan

- Persentase penurunan biaya ekonomi tinggi dengan target 10%

21. Pengadaan mesin kemasan bagi Industri Kecil Menengah

- Persentase penignkatan jumlah produksi dengan target 20% 22. Persentase pembinaan industri kecil menengah (IKM) yang

memiliki keterampilan, manajemen dan permodalan dengan target 170 unit usaha.

23. Persentase kelompok tani yang memiliki keterampilan manajemen dan permodalan dengan target 5%.

24. Persentase jumlah kelompok usaha masyarakat yang memiliki kegiatan ekonomi produktif dengan target 85%.


(7)

Ringkasan prestasi kinerja dua puluh empat IKU Pemerintah Kabupaten Muara Enim yang dihasilkan dari pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2013, dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Sasaran 1: Meningkatnya IPM dari 69,42 pada tahun 2007 menjadi ˃ 70 pada tahun 2013, dengan indikator Penurunan angka kematian bayi, Penurunan angka kematian ibu, Rasio jumlah penduduk dengan jumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, Umur Harapan Hidup, Prevelensi gizi buruk, Rasio jumlah murid per jumlah sekolah, Rasio jumlah murid per jumlah guru, Angka Partisipasi Sekolah, Presentase penurunan angka putus sekolah, PDRB per kapita, dan Jumlah penduduk miskin. Capaian kinerja sampai akhir desember 2013 Penurunan angka kematian bayi terealisasi 5,83 per 1000 keluarga hidup atau 100%, Penurunan angka kematian ibu terealisasi 11,43 per 10000 keluarga hidup atau 100%, Rasio jumlah penduduk dengan jumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya terealisasi 2,09 per 500000 penduduk atau 100%, Umur Harapan Hidup terealisasi 68,23 atau 100%, Prevelensi gizi buruk terdiri dari Gizi lebih terealisasi 2,4% atau 100%, Gizi normal teralisasi 90,86% atau 100%, Gizi kurang 6,05 % atau 100% dan Gizi sangat kurang 0,69% atau 100%. Rasio jumlah murid per jumlah sekolah terealisasi 200 : 1 atau 100%, Rasio jumlah murid per jumlah guru teralisasi 1 : 10 atau 100%, Angka Partisipasi Sekolah terealisasi 90,65% atau 100%, Presentase penurunan angka putus sekolah terealisasi 0,38% atau 100%

PDRB per kapita dengan migas teralisasi 5,24% atau 74,85% dan tanpa migas teralisasi 8,39% atau 100%.

Pencapaian akhir RPJMD 2008 - 2013 Sasaran 1

Meningkatnya IPM dari 69,42 pada tahun 2007 menjadi ˃


(8)

Kabupaten Muara Enim telah tercapai, ini didapat dari data terakhir IPM Kabupaten Muara Enim sebesar 71,65.

b. Sasaran 2 : Meningkatnya kerukunan intra dan antar umat beragama, dengan indikator jumlah konflik antar umat beragama. Capaian kinerja sampai desember 2013 konflik antar umat beragama teralisasi 0 atau 100%.

Pencapaian akhir RPJMD 2008 - 2013 Sasaran 2 Meningkatnya kerukunan intra dan antar umat beragama. Sasaran pembangunan tersebut dapat dipenuhi, ini dapat dilihat dari kerukunan intra dan antar umat beragama di Kabupaten Muara Enim selama lima tahun terakhir semakin terjaga dan kondusif.

c. Sasaran 3 : Meningkatnya kinerja pemerintah daerah minimal 85 persen, dengan indikator penggunaan IT untuk pelayanan publik, SKPD yang telah menggunakan IT, SKPD yang telah memiliki dan menerapkan SOP, dan SKPD yang melaksanakan IKM. Capaian kinerja sampai dengan desember 2013 IT untuk pelayanan public terealisasi 8 SKPD atau 100%, SKPD yang menggunakan IT terealisasi 9 SKPD atau 100%, SKPD yang memiliki dan menerapkan SOP terealisasi 55 SKPD atau 91,66%, SKPD yang melaksanakan IKM terealisasi 6 SKPD atau 100%, dan Peraturan Daerah yang mengatur tentang pelayanan public terealisasi 1 Perda atau 100%.

Pencapaian akhir RPJMD 2008 - 2013 Sasaran 3 Meningkatnya kinerja pemerintah daerah minimal 85 persen. Sasaran pembangunan tersebut telah tercapai, ini tercermin dari persentase realisasi capaian kinerja

keuangan APBD rata rata selama 2008 2013 sebesar

90,22 persen dengan rata rata capaian kinerja output


(9)

d. Sasaran 4 : Meningkatnya pertumbuhan ekonomi rata rata 6,5% per tahun dan khusus sektor ekonomi unggulan sebesar 7% per tahun, dengan indikator peningkatan produksi pertanian, Pembangunan pasar karet, Rehab pasar pedesaan, Pengadaan mesin kemasan bagi Industri Kecil Menengah, pembinaan industri kecil menengah (IKM) yang memiliki keterampilan, manajemen dan permodalan, kelompok tani yang memiliki keterampilan manajemen dan permodalan, dan kelompok usaha masyarakat yang memiliki kegiatan ekonomi produktif. Capaian kinerja sampai dengan desember 2013 produktivitas pertanian padi terealisasi 3,02% atau 125,17%, jagung terealisasi 0,24% atau 64,15%, produksi, kedelai terealisasi (74,85)% atau 0,05%, karet terealisasi 1,09% atau 100%, kelapa sawit terealisasi 1,09% atau 100%, dan kopi terealisasi 1,09% atau 100%. Pembangunan pasar karet terealisasi 100%, Pengadaan mesin kemasan bagi Industri Kecil Menengah terealisasi 100%, pembinaan industri kecil menengah (IKM) yang memiliki keterampilan, manajemen dan permodalan terealisasi 210 unit usaha atau 123%, kelompok tani yang memiliki keterampilan manajemen dan permodalan terealisasi 14% atau 280%, dan kelompok usaha masyarakat yang memiliki kegiatan ekonomi produktif terealisasi 85% atau 100%.

Pencapaian akhir RPJMD 2008 - 2013 Sasaran 4

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi rata rata 6,5% per

tahun dan khusus sektor ekonomi unggulan sebesar 7% per tahun. Sasaran pembangunan belum tercapai secara maksimal, dikarenakan pengaruh krisis ekonomi global yang sempat terjadi dalam kurun waktu lima tahun yang mempengaruhi capaian pertumbuhan ekonomi, walaupun demikian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muara Enim

rata rata selama tahun 2008 2013 dengan migas


(10)

B. Kinerja Keuangan

Untuk kinerja keuangan realisasi keuangan Pemerintah Kabupaten Muara Enim di tahun 2013 untuk pendapatan sebesar Rp. 1.845.100.169.543,54,- atau mencapai 99.48% dan belanja sebesar Rp. 1.974.657.459.760.54 atau mencapai 90.42%.

Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Muara Enim pada tahun 2013 dari hasil audit BPK RI memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).


(11)

Dalam rangka perwujudan good governance diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legitimate, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Muara Enim tahun 2013 ini merupakan implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muara Enim, yang memuat informasi tentang keberhasilan dan juga kegagalan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan hambatan yang terjadi dan bagaimana pemecahannya.

Pengukuran kinerja kegiatan dilakukan dengan indikator kinerja setingkat outcome. Hasil pengukuran dan analisis pencapaian sasaran stratejik terhadap 4 sasaran yang mencakup 27 indikator kinerja setingkat outcome dikelompokkan dalam 4 kategori yaitu

sangat baik dengan tingkat capaian 91%, baik dengan tingkat

capaian 81 % - 90 %, cukup dengan tingkat capaian 71 % - 80 % dan

kurang dengan tingkat capaian 70 % :

a. Pencapaian sasaran sangat baik ( 91%) terdiri atas 2 sasaran atau 75 % dari total sasaran.

b. Pencapaian sasaran baik (81 % - 90 %) terdiri atas 2 sasaran atau 25 % dari total sasaran.

c. Pencapaian sasaran cukup (71 % - 80 %) terdiri atas 0 sasaran atau 0% dari total sasaran.

d. Pencapaian sasaran kurang ( 70 %) terdiri atas 0 sasaran atau 0 % dari total sasaran.


(12)

Terdapat 1 (satu) sasaran yang tingkat capaiannya masuk kategori baik (81%-90%), sedangkan 3 (tiga) sasaran masuk kategori sangat baik , Sasaran yang capaiannya masuk kategori baik tersebut adalah Meningkatnya pertumbuhan ekonomi khususnya sektor ekonomi unggulan rata-rata sebesar 6,5% dan sektor ekonomi unggulan sebesar 7%, walau belum sesuai harapan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muara Enim pada tahun 2013 sudah berangsur-angsur membaik. Tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muara Enim tumbuh rata-rata sebesar 6.36% meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 5.34%, presentase ini hampir mencapat target yang ditetapkan dalam RPJMD, begitu juga halnya dengan sektor ekonomi unggulan tumbuh sebesar 6.08% meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 5.74%, memang pencapaian sasaran pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muara Enim selama tahun 2013 masih belum sesuai harapan, namun target dalam RPJMD hampir tercapai.

Untuk itu berbagai upaya pemecahan masalah guna mengatasi hambatan / kendala tersebut dilakukan Pemerintah Kabupaten Muara Enim , antara lain :

a. Pemenuhan jumlah sarana dan profesionalisme sumber daya aparatur akan menjadi prioritas;

b. Memantapkan koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan;

c. Meningkatkan sektor-sektor ekonomi yang menjadi unggulan daerah Kabupaten Muara Enim.

Akuntabilitas Kinerja Keuangan tahun 2013, sebagai berikut :

a. Jumlah pendapatan sampai akhir tahun 2013 sebesar Rp. 1.845.101.360.630,54,- atau mencapai 99,48 % dari target yang telah direncanakan.


(13)

b. Belanja Daerah secara keseluruhan sampai dengan akhir Triwulan IV (31 Desember 2013) terealisasi sebesar Rp. 1.974.657.390.646,54 (90,42%), dari target yang direncanakan

sebesar Rp.

2.183.808.984.664,34,-terdiri dari Belanja Operasi sebesar Rp. 1.154.700.917.926,79,- Belanja Modal sebesar Rp. 819.080.567.719,75,- dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp. 875.905.000,- Realisasi belanja selama tahun 2013 ada efisiensi sebesar 9,58 % dari perencanaan awal. Sehingga sampai dengan 31 Desember 2013 terdapat surplus anggaran sebesar

Rp.327.629.833.959,35,-c. Selisih antara Pendapatan Daerah dengan Belanja Daerah sampai dengan akhir Triwulan IV (31 Desember 2013), terdapat surplus anggaran Pemerintah Kabupaten Muara Enim sebesar Rp.93.369.344.745,61.

.d. Realisasi jumlah pembiayaan sampai dengan akhir Triwulan IV (31 Desember 2013) adalah sebesar Rp. 327.629.833.959,35,-merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan sebesar Rp. 353.245.427.403,35,- dengan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp. 25.615.593.444,- sehingga terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp.


(14)

327.629.833.959,35,-BAB I

PENDAHULUAN

A. DATA UMUM ORGANISASI

1. Kondisi Geografis

Kabupaten Muara Enim merupakan salah satu Kabupaten dari 15 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak pada posisi antara 4°sampai 6° Lintang Selatan dan 104° sampai 106° Bujur Timur, dengan luas wilayah sekitar 7.287.42 Km². Secara administratif Kabupaten Muara Enim terdiri dari 20 Kecamatan, 255 desa definitif / persiapan dan 10 Kelurahan. Dari 20 kecamatan tersebut, kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar adalah Kecamatan Gelumbang dengan luas wilayah 644.20 Km² atau mencapai 8,8 persen dari luas wilayah Kabupaten Muara Enim, kemudian diikuti Kecamatan Rambang Dangku dengan luas wilayah 628.24 Km² atau sebesar 8,6 persen dan Kecamatan Tanjung Agung dengan luas wilayah 539.97 Km² atau sebesar 7,4 persen. Secara rinci luas wilayah Kabupaten Muara Enim per kecamatan, sebagaimana tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1

Kecamatan dan Luas Wilayah Kecamatan Dalam Kabupaten Muara Enim

No. Nama

Kecamatan

Luas

(Km²) % No.

Nama Kecamatan

Luas

(Km²) %

1. Semende Darat Laut 274,75 3,7 13. Lembak 388,07 5,3 2. Semende Darat Ulu 466,60 6,4 14. Sungai Rotan 296,14 4,0 3. Semende Darat Tengah 419,93 5,7 15. Gelumbang 644,20 8,8 4. Tanjung Agung 539,97 7,4 16. Muara Belida 176,00 2,4 5. Rambang 522,62 7,1 17. Kelekar 151,00 2,0 6. Lubai 498.90 6,8 18. Belimbing 289.70 3,9 7. Lawang Kidul 380,84 5,2 19. Belida Darat 136.97 1,8 8. Muara Enim 203,80 2,7 20. Lubai Ulu 485.82 6,6 9. Ujan Mas 268,70 3,6

10. Gunung Megang 376.70 5,1 11. Benakat 288,52 3,9 12. Rambang Dangku 628,24 8,6 Sumber : Muara Enim Dalam Angka 2013


(15)

wilayah Provinsi Sumatera Selatan, dengan batas - batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara Berbatasan dengan Kota Palembang, Kabupaten Musi Banyuasin, dan Kabupaten Banyuasin

 Sebelah Timur Berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu, Kota Palembang dan Kota Prabumulih

 Sebelah Selatan Berbatasan dengan Propinsi Bengkulu, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan

 Sebelah Barat Berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Lahat dan Kota Pagar Alam.

Kabupaten Muara Enim memiliki kondisi topografi yang cukup beragam, dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Daerah dataran tinggi dibagian Barat Daya, merupakan bagian dari rangkaian pegunungan bukit barisan, meliputi Kecamatan Semende Darat Laut, Kecamatan Semende Darat Tengah, Kecamatan Semende Darat Ulu, Kecamatan Tanjung Agung dan Kecamatan Lawang Kidul. Daerah dataran rendah, berada dibagian tengah. Ke Utara Timur Laut, terdapat daerah rawa yang berhadapan langsung dengan daerah aliran Sungai Musi. Daerah ini meliputi Kecamatan Lembak, Kecamatan Gelumbang, Kecamatan Sungai Rotan, Kecamatan Muara Belida, Kecamatan Kelekar, Kecamatan Rambang, Kecamatan Lubai, Kecamatan Rambang Dangku, Kecamatan Gunung Megang, Kecamatan Belimbing, Kecamatan Belida Darat, Kecamatan Lubai Ulu,Kecamatan Benakat, Kecamatan Ujan Mas dan Kecamatan Muara Enim.

Secara umum Kabupaten Muara Enim dapat digolongkan sebagai daerah dataran rendah, berdasarkan daerah sebaran ketinggian, sebagian besar kecamatan (15 Kecamatan) dengan cakupan luas sekitar 5.205,33 km² atau sekitar 71,42% dari luas Kabupaten Muara Enim, berada pada ketinggian kurang dari 100 meter dari


(16)

permukaan laut. Selebihnya (5 Kecamatan) dengan cakupan luas sekitar 2.082,09 km² atau sekitar 28,57 % dari luas Kabupaten Muara Enim yaitu : Kecamatan Semende Darat Laut, Kecamatan Semende Darat Ulu, Kecamatan Semende Darat Tengah, Kecamatan Tanjung Agung dan Kecamatan Lawang Kidul berada pada ketinggian lebih dari 100 meter di atas permukaan laut. Tinggi rata-rata dari permukaan laut dan persentase luas Kecamatan terhadap luas Kabupaten dirinci menurut Kecamatan dalam Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Tinggi Rata-Rata, Luas Daerah dan Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Muara Enim

No KecamatanNama

Tinggi Rata-Rata

dpl (m)

Luas Daerah

(Km2)

Persentase Thd Luas

Kab. ( % )

Jumlah Desa/ Kelurahan

1 2 3 4 5 6

1 Semende DaratLaut 600 1.017 274,75 3,0 10

2 Semende DaratUlu 943 1.105 466,60 5,1 10

3 Semende DaratTengah 997 1.024 419,93 4,6 12

4 Tanjung Agung 82 652 539,97 5,9 26

5 Rambang 42 78 522,62 5,7 13

6 Lubai 42 79 498.90 6,8 10

7 Lawang Kidul 62 229 380,84 4,2 7

8 Muara Enim 40 77 203,80 2,2 16

9 Ujan Mas 37 64 268,70 2,9 8

10 Gunung Megang 46 81 376.70 5,1 13

11 Benakat 40 87 288,52 3,2 6

12 Rambang Dangku 34 62 628,24 6,9 26

13 Lembak 32 - 47 388,07 5,3 10

14 Sungai Rotan 20 - 33 296,14 3,2 19

15 Gelumbang 33 - 53 644,20 7,0 23

16 Muara Belida 17 - 41 176,00 1,9 8

17 Kelekar 17 - 33 151,00 1,7 7

18 Belimbing - 289.70 3,9 10

19 Belida Darat - 136.97 1,8 10

20 Lubai ulu - 485.82 6,6 11


(17)

Derajat kemiringan tanah di wilayah Kabupaten Muara Enim pada umumnya cenderung landai dengan tingkat ketinggian yang relatif rendah. Lebih kurang sebesar 75,75 persen dari luas wilayah Kabupaten Muara Enim berada pada wilayah yang mempunyai kemiringan kurang dari 12 persen. Sekitar 9,44 persen berkemiringan antara 12 40 persen dan 14,81 persen tergolong terjal dengan kemiringan lebih dari 40 persen.

Berdasarkan jenis tanah, sebesar 42,23 persen dari luas wilayah Kabupaten Muara Enim merupakan tanah podsolik merah kuning, dan sebesar 26,03 persen berupa alluvial. Jenis tanah podzolik merah - kuning dan alluvial terutama tersebar diwilayah Kecamatan Tanjung Agung, Kecamatan Muara Enim, Kecamatan Gelumbang, Lawang Kidul, Kelekar, Lembak. Sedangkan Jenis tanah lain yang cukup besar peranannya dalam komposisi / struktur tanah adalah latosol sebesar 7,64 persen, asosiasi podsolik coklat kekuningan sebesar 7,59 persen, asosiasi gley sebesar 6,79 persen dan andosol sebesar 5,54 persen.

Tahun 2013 Kabupaten Muara Enim mengalami pemekaran wilayah yaitu dengan terbentuknya Kabupaten Penukal Abab Lematang Iir (PALI) yang telah ditetapkan melalui Undang Undang Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten PALI. Dengan terbentuknya Kabupaten PALI, kecamatan pada Kabupaten Muara Enim menjadi 20 (dua puluh) kecamatan dari 25 (dua puluh lima) kecamatan, 5 (lima) kecamatan masuk dalam Kabupaten PALI yaitu Kecamatan Talang Ubi, Kecamatan Penukal, Kecamatan Tanah abang, Kecamatan Penukal, Kecamatan Penukal Utara dan Kecamatan Abab.

Ja.

2. Penduduk dan Tenaga Kerja.

Jumlah penduduk Kabupaten Muara Enim pada tahun 2012 lebih kurang sebanyak 741.795 jiwa menurun menjadi 556.560 jiwa pada Tahun 2013, penurunan ini terjadi karena terbentuknya Kabupaten PALI merupakan pemekaran wilayah Kabupaten Muara Enim, kepadatan penduduk (density) mencapai 81 jiwa per Km2.


(18)

Sebagian besar penduduk cenderung terpusat di sekitar ibu kota kecamatan seperti Kecamatan Muara Enim dan Kecamatan Lawang Kidul. Kedua kecamatan ini ditempati oleh sekitar 26,86 persen penduduk Kabupaten Muara Enim, sementara luas wilayahnya hanya 8,11 persen dari luas Kabupaten Muara Enim, kepadatan penduduk menurut kecamatan dalam Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 dapat dilihat Tabel 1.3.

Tabel 1.3.

Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Muara Enim Tahun 2013

No. Kecamatan Luas Daerah Penduduk KepadatanPenduduk

1. Semende Darat Laut 274.75 13.825 50

2. Semende Darat Ulu 466.60 17.453 37

3. Semende Darat Tengah 419.93 11.407 27

4. Tanjung Agung 539.97 39.569 73

5. Rambang 522.62 24.735 47

6. Lubai 485.82 23.487 48

7. Lawang Kidul 380.84 66.023 173

8. Muara Enim 203.80 63.938 314

9. Ujan Mas 268.70 24.748 92

10. Gunung Megang 376.70 32.735 87

11. Benakat 288.52 9.055 31

12. Rambang Dangku 628.24 49.189 78

13. Gelumbang 644.20 56.142 87

14. Lembak 251.10 17.242 69

15. Sungai Rotan 296.14 29.203 97

16. Muara Belida 176.00 7.293 41

17. Kelekar 151.00 9.692 64

18. Belimbing 289.70 22.611 78

19. Belida Darat 136.97 11.119 81

20. Lubai Ulu 485.82 27.094 56

Jumlah 7.287.42 556.560 76

Sumber:Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun 2013

Berdasarkan jenis kelamin, penduduk Kabupaten Muara Enim terdiri dari laki-laki 284.880 jiwa dan perempuan 271.680 jiwa, dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 104 artinya terdapat 104 penduduk laki-laki untuk setiap 100 penduduk perempuan, sex ratio penduduk Kabupaten Muara Enim seperti terlihat dalam Tabel 1.4 berikut :


(19)

Tabel 1.4.

Penduduk Menurut Kecamatan, jenis kelamin dan ratio jenis kelamin di Kabupaten Muara Enim Tahun 2013

No. Jenis Kelamin Tahun 2012(Jiwa) Tahun 2013(Jiwa)

1. Laki-Laki 375.858 284.880

2. Perempuan 365.937 271.680

Sex Ratio 102 104

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun 2013

Jumlah penduduk Kabupaten Muara Enim tahun 2013 dilihat dari kelompok umur, menunjukan bahwa jumlah penduduk usia 15 64 tahun (usia produktif) mencapai 489.693 jiwa atau sebesar 64,91 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Muara Enim. Sedangkan penduduk usia 0 14 tahun mencapai 235.811 jiwa atau sebesar 31.26 persen dan penduduk usia lebih dari 65 tahun mencapai 28.846 atau sebesar 3,82 persen. Perkembangan persentase penduduk Kabupaten Muara Enim menurut kelompok umur pada tahun 2013 sebagaimana terlihat dalam Tabel 1.5 berikut :

Tabel 1.5

Rasio Persentase Penduduk Kabupaten Muara Enim Menurut Kelompok Umur Tahun 2012-2013

KELOMPOK UMUR ( Tahun )

2012 2013

JUMLAH

( Jiwa ) % JUMLAH( Jiwa ) %

0 - 14 235.811 31,26 126.219 22.67

15 - 64 489.693 64,91 405.502 72.85

65 + 28.846 3,82 24.839 04.46

Jumlah 754.350 100,00 556.560 100,00

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun 2013

Tabel 1.6

Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur Kabupaten Muara Enim Tahun 2012-2013

KELOMPOK UMUR ( Tahun )

Jumlah Penduduk

2012 2013


(20)

5 - 9 79.080 45.064

10 - 14 74.985 46.997

15 - 19 70.211 50.696

20 - 24 64.428 55.907

25 - 29 66.588 59.813

30 - 34 63.270 53.637

35 - 39 57.030 46.462

40 - 44 48.774 39.791

45 - 49 41.836 33.923

50 54 34.602 28.631

55 - 59 25.717 21.753

60 - 64 17.237 14.889

65 - 69 11.696 8.826

70 - 74 8.379 9.097

75 + 8.771 6.916

Jumlah 754.350 556.560

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun 2013

Berdasarkan persentase penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha pada tahun 2013 dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Muara Enim merupakan Kabupaten Agraris karena sebagian besar penduduknya yaitu sekitar 61,40 persen bekerja di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan. Selebihnya penduduk Kabupaten Muara Enim terbagi-bagi kedalam beberapa sektor pekerjaan yaitu : sektor perdagangan, Hotel, dan Restoran sebesar 12,83 %; Sektor Pertambangan dan penggalian sebesar 3,61 %; Sektor industri sebesar 2,68 %; Sektor Listrik, gas dan air minum sebesar 0,66 %; Sektor Konstruksi sebesar 2,60 %; Sektor Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi sebesar 3,69 %; Sektor Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaaan Bangunan dan Jasa Perusahaan sebesar 1,27 % dan Sektor Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan sebesar 11,27 %. Persentase Penduduk Kabupaten Muara Enim yang bekerja menurut lapangan usaha dapat dilihat pada tabel


(21)

1.6 berikut :

Tabel 1.6

Persentase Penduduk Kabupaten Muara Enim Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013

SEKTOR 2012 Tahun (%) 2013

A. SEKTOR PRIMER 61,4 55,6

-Sektor Pertanian,Perkebunan, Kehutanan Perburuan dan

Perikanan 61,4 55,6

B. SEKTOR SEKUNDER 9,6 11,0

- Sektor Pertambangan dan Penggalian 3,6 5,1

- Sektor Industri Pengolahan 2,7 2,1

- Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 0,7 0,6

- Sektor Konstruksi 3,07 2,60

C. SEKTOR TERSIER 29,8 33,4

- Sektor Perdagangan 12,8 16,6

- Sektor Angkutan 3,7 3,5

- Sektor Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan dan

Jasa Perusahaan. 1,3 1,3

-Sektor Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 10,10 11,27 Sumber : BPS Kabupaten Muara Enim tahun 2013

Dilihat dari tingkat pendidikan, komposisi penduduk Kabupaten Muara Enim menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Penduduk yang tidak/belum tamat SD mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 penduduk yang tidak/belum tamat SD mencapai 21,79% maka pada tahun 2013 menjadi 16,75%, sebaliknya dengan penduduk yang berpendidikan Akademi/Universitas mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2012 penduduk yang berpendidikan Akademi/Universitas sebesar 2,49% maka pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi sebesar 3,69%. Hal tersebut mengindikasikan adanya keberhasilan dalam pembangunan bidang pendidikan.

Secara rinci komposisi penduduk umur 15 tahun ke atas menurut pendidikan yang ditamatkan pada tahun 2012 sampai 2013 dapat dilihat pada tabel 1.7 di bawah ini.


(22)

Tabel 1.7

Persentase Penduduk umur 15 tahun ke atas Menurut pendidikan yang ditamatkan Tahun 2012 - 2013

PENDIDIKAN 2012 Tahun (%) 2013

1. Tidak / Belum Pernah Sekolah 14.793 14.923 2. Tidak / Belum Tamat SD 45.635 46.036 3. SD / MI / Sederajat 146.635 147.924 4. SLTP / MTs / Sederajat 53.121 53.588 5. SLTA / MA / Sederajat 53.592 54.063

6. SM Kejuruan 4.950 4.994

7. Diploma I / II 3.058 3.085

8. Diploma III 3.419 3.449

9. Diploma IV / Universitas 7.831 7.900

10. S2 / S3 363 366

Jumlah 333.397 336.327

Sumber : BPS Kabupaten Muara Enim tahun 2013

3. Kondisi Ekonomi

a. Potensi Unggulan Daerah.

Secara umum potensi unggulan daerah Kabupaten Muara Enim lebih didominasi sektor primer yaitu sektor pertanian (perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perikanan), kehutanan, pertambangan dan Energi.

1). Perkebunan

Sektor perkebunan merupakan salah satu sektor unggulan di Kabupaten Muara Enim dengan komoditas utama yang dikembangkan melalui perkebunan rakyat, perkebunan besar negara maupun perkebunan besar swasta, yaitu karet dan kelapa sawit. Pada tahun 2013 untuk komoditas karet, potensi luas areal perkebunan karet rakyat mencapai 220.259 Ha, dengan produksi sebesar 399.831 ton, potensi luas areal Perkebunan Besar Negara (PBN) mencapai 6.759 Ha, dengan produksi sebesar 16.088 ton dan potensi luas areal Perkebunan Besar Swasta (PBS) mencapai 222 Ha, dengan produksi sebesar 583 ton. untuk komoditi kelapa sawit, potensi luas areal perkebunan kelapa sawit rakyat mencapai 25.107 Ha, dengan produksi sebesar 421.240


(23)

ton. potensi luas areal Perkebunan Besar Negara (PBN) mencapai 27.139 Ha, dengan produksi sebesar 542.776 ton dan potensi luas areal Perkebunan Besar Swasta (PBS) mencapai 51.027 Ha, dengan produksi sebesar 1.088.040 ton.

Disamping komoditas karet dan kelapa sawit potensi komoditas perkebunan lainnya yang juga diusahakan masyarakat yaitu : komoditas kopi (luas areal perkebunan mencapai 25.132 Ha dengan produksi mencapai 25.139 ton), kelapa (luas areal perkebunan mencapai 1.258 Ha dengan produksi mencapai 1.590 ton), lada, nilam, kayu manis, kakao, kapuk dan aren.

Produksi karet dan kelapa sawit di Kabupaten Muara Enim tahun 2013 tidak terlepas dari 3 komponen pendukung pengusahaan perkebunan karet dan kelapa sawit yaitu, Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar Negara, Perkebunan Besar Swasta. Secara rinci luas areal dan produksi komoditi karet dan kelapa sawit menurut pengusahaanya sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1.8 sebagai berikut.

Tabel 1.8

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Menurut Pengusahaan di Kabupaten Muara Enim Tahun 2013

No. Komoditi/ Tahun

Luas Areal

(Ha) Produksi(Ton)

PR PBN PBS Jumlah PR PBN PBS Jumlah

1. Karet

2013 220.256 4.009 221,70 445.965 399.831 12.027 665,1 412.523

2. Sawit

2013 25.107 9.462 60.212.70 94.781,42 421.240 189.234,4 1.088.040 1.698.514,4

3 Kopi

2013 23.501 0 0 23.501 25.139,4 0 0 25.139,4

Sumber :Dinas Perkebunan Kab. Muara Enim tahun 2013

Dari tabel 1.8 di atas terlihat bahwa dari luas areal penanaman kelapa sawit, peran masyarakat dan swasta lebih dominan dibandingkan dengan peran pemerintah. Hal ini menunjukkan peran para investor swasta di bidang perkebunan cukup besar dalam


(24)

investor yang telah menanamkan modalnya pada sektor perkebunan Karet dan Kelapa Sawit dapat dilihat pada Tabel 1.9 berikut ini :

Tabel 1.9

Investor di bidang Perkebunan Kelapa sawit dan Karet di Kabupaten Muara Enim

No. Nama Perusahaan Komodoti Pola Izin Lokasi/ Percadangan Tanah Izin Usaha Perkebunan(IUP) No/Tgl/Luas Alamat kebun

1 2 3 4 5 6 7

1 PT.PUSAKA SINAR K.Sawit Inti No. 605/SK/I/1990 1025 Desa Babat DIAN ABADI Seluas 20.000 Ha Tgl. 4 Oktober 2004 Kec. Penukal

Abab 2 PT.ABURAHMI K.sawit Inti-Plasma 599 Th.2006 485/KPTS/BUN/ Kec.Penukal

Tgl.1-6-2006 2008 5000 Ha Tgl 30-04-2008

5.000 Ha

3 PT.GOLDEN K.sawit Inti-Plasma 691/KPTS/BPN/ 1144/KPTS/ Desa Prambatan BLOSSOM 2007 BUN/2006 & Tj. Kurung SUMATRA Tgl 7-7-2007 Tgl. 6-10-2006 Kec.Abab

16,000 Ha 14,254 Ha Kab. M. enim 4 PT. LARAS KARYA K.Sawit Inti-Plasma 755/KPTS/ 1551/KPTS/ Kec.penukal

KAHURIPAN VIII/2004 BUN/2006 Utara Tgl.10-8-2004 Tgl.9-10-06

16,000 Ha 6000 Ha

5 PT.INDRALAYA K.Sawit Inti-Plasma 618/KPTS/2007 No.468/KPTS/ Kec.Muara Belida AGRO LESTARI Tgl 29-10-2007 IV/2005

10,000 Ha Tgl.25-7-200513.000 Ha 6 PT.CAHAYA VIDI K.sawit Inti-Plasma 965/KPTS/ PERTANAHAN/2008 Tgl 16-12-2008 6.350

Ha

026/KPTS/BUN/ 2007 Tgl. 22-2-2007 6000 Ha

Kec.Gelumbang ABADI

7 PTPN. VII UNIT K.sawit Inti 361/KPTS/81 705/KPTS/BUN/2008 Kec.G.Megang USAHA SULE INTI Tgl.2-10-1981 Tgl 11/07/2007

30,600 Ha 7.500 Ha

8 PT.BUMI SAWINDO K.sawit Inti-Plasma 461/SK/87/1987 HK 350/E492/03.88 Kec.Tj.Agung PERMAI Tgl.07-3-1987 Tgl.04 Maret 1988

Kec. Tanjung Agung PME 02/460/IL/1994 9.000 Ha

9 PTPN. VII UNIT Karet Inti 321/KPTS/1/ 381/Kpts/Bun Kec.Lubai USAHA BERINGIN 1983 2008

Tgl.25-6-1983 Tgl 24-3-08 10,000 Ha 5.351 Ha

10 PTPTN. VIII UNIT K.sawit Plasma 361/KPTS/81 705/Kpts/Bun/ Kec.G.Megang USAHA SUNI Tgl.2-11-81 2008

30,600 Ha Tgl 11/07/2007

11 PTPTN. VIII UNIT Pabrik PPKS Plasma SK Bupati kec.Rambang USAHA SUNI No.55/IB/III/1991 Dangku 12 PT.CIPTA FUTURA K.Sawit Inti 618/SK/I/1989 HK.805/E4192/03.90 Kec.Ujan Mas

Plasma Tgl. 13-10-89 Tgl.07-3-1990 10,000 Ha 10.000 Ha

13 PT.MITRA OGAN K.sawit Inti 003/SK-IL/MAE/1997 HK.300/ES39/ Kec.Lubai Tgl. 25-8-1997 01.07

9.500 Ha Tgl.24-1-97 10,000 Ha Karet Inti Sda sda

14 PT.GEMBALA Karet Inti - HK.350/EA.606/08.90 HK.350/EA.606/08.93 Kec.Muara Belida SRIWIJAYA Mitra sadap Tgl. 2-8-93 Tgl. 2-8-93

360,55 Ha 2.400 Ha


(25)

Tgl.04-10-2010 Tgl.23-07-2008 12.500 Ha 14.000 Ha

16 PT.BUMI SAWIT K.sawit Inti-Plasma 943/KPTS/Pertanahan/2005 95/MENTANHUT-VII/2000 Kec.Belida Darat PERMAI 4.500 HaTgl. 12-10-2005 4.789 HaTgl.09-10-2000

17 PT.HAMPARAN K.sawit Inti SK-IL-272/KPTS/ 01/KPTS/KPPT/2012 Kec.Gelumbang ALAM MANDIRI Karet Pertanahan/2012 Tgl.06-08-2012

20.000 Ha 20.000 Ha

18 PT.ROEMPOEN K.sawit Inti-plasma 750 thn. 2004 1024 thn 2004 Kec. Sungai ENAM 10,000 Ha Tgl. 22-12-04 Rotan BERSAUDARA diperpanjang 10,000 Ha

menjadi 749/Kpts/BPN/ 2007 Tgl 28-7-2007 10.000 Ha

K.Sawit Inti No.751 thn 2004 1025 Thn 2004 Tgl 10-8-2004 Tgl. 22-12-04

19 PT.SUMATERA ASIA K.Sawit Inti -Plasma 1082/KPTS/Pertanahan/08 Kec. Gelumbang MANDIRI Tgl. 05 12 - 2007

5.000 Ha

20 PT. OKI TANIA K. Sawit Inti -Plasma 001/SK/II/ MAE/ Persetujuan

PRATAMA 1997 Prinsip Usaha Kec. Lubai 14 Januari 1997 perkebunan

1.159 Ha Kelapa Sawit dari Dirjen Perkebunan No. HK. 350/ E5/ .804/ 12.94 Tgl 16 Des 1994 Luas 4000 Ha

Sumber : Dinas Perkebunan Kab. Muara Enim tahun 2013

2). Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura dengan komoditas yang dominan dikembangkan di Kabupaten Muara Enim adalah padi, dengan luas panen pada tahun 2013 mencapai 50.928 Ha, terdiri atas padi sawah seluas 31.755 Ha dan padi ladang seluas 19.277 Ha dengan jumlah produksi mencapai 244.912,75 ton. Daerah produksinya antara lain di dataran tinggi Semende, Kecamatan Tanjung Agung dan beberapa Kecamatan di pesisir Sungai Lematang dan Sungai Musi.

Potensi luas areal tanaman padi tahun 2013 pada lahan sawah irigasi mencapai 6.386 Ha, lahan sawah tadah hujan mencapai 5.456 Ha, lahan sawah lebak 22.317 Ha dan Lahan kering 722.142 Ha.


(26)

Selain padi, komoditas potensial lainnya yang dapat dikembangkan adalah tanaman palawija (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar), sayuran dan juga buah-buahan. Luas panen komoditi jagung sekitar 585 Ha dengan produksi mencapai 2.405,26 ton. Sedangkan komoditi kedelai dengan luas panen mencapai 146 Ha menghasilkan produksi sebesar 194,42 ton. Adapun komoditi sayuran kentang, cabe dan tomat, luas panennya masing-masing mencapai 47 Ha dan 41 Ha, dengan produksi masing-masing 565 ton, 1.541 ton dan 2.401 ton.

Penggunaan lahan pertanian dan luas areal serta produksi tanaman pangan dapat dilihat pada Tabel 1.10 berikut.

Tabel 1.12

Penggunaan Lahan Pertanian & Jumlah Produksi di Kabupaten Muara Enim Tahun 2012-2013

No. Komoditas Luas Areal (Ha) Luas Areal (Ha)

2012 2013

1. Lahan Sawah Irigasi 6.348 6.386

2. Lahan Sawah Tadah Hujan 6.068 5.456

3. Lahan sawah Lebak 18.299 22.317

4. Lahan Ladang 77.341 77.245

5. Lahan Pekarangan 28.509 28.509

Total 136.565 139.913

Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura tahun 2013

Tabel 1.11

Luas Areal dan Produksi Tanaman Pangan, Sayuran dan Buahan di Kabupaten Muara Enim

Tahun 2012 - 2013

No. Komoditas Luas Areal (Ha) Produksi (Ton)

2012 2013 2012 2013

1. Padi 45.838 50.928 222.131 244.912,75

2. Jagung 1.687 585 5.744 2.405,26

3. Kedelai 562 146 719 194,42

4. Kentang 32 32 359 565

5. Cabe 676 676 2.258 1.541

6. Tomat 479 479 3.704 2.401


(27)

3). Kehutanan

Kabupaten Muara Enim memiliki areal hutan seluas 296.487,50 hektar dari total luas wilayah 7.287,42 Km. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 76/KPTS-II/2001 tanggal 15 Maret 2001 tentang Penunjukan kawasan hutan dan perairan di wilayah Propinsi Sumatera Selatan jo Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.822/Menhut-II/2013 tanggal 19 November 2013 tentang perubahan peruntukan kawasan hutan seluas ± 210.559 Ha, perubahan fungsi kawasan hutan seluas ± 44.229 Ha dan perubahan bukan kawasan hutan menjadi kawasan hutan seluas ± 41.119 Ha di Provinsi Sumatera Selatan, luas kawasan hutan untuk wilayah Kabupaten Muara Enim sebagai berikut :

- Kawasan Hutan Suaka Marga Satwa : 8.937,69 Ha

- Kawasan Hutan Lindung :162.721,43Ha

- Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) : 25.542,41Ha - Kawasan Hutan Produksi Tetap :186.738,82Ha - Kawasan Hutan Produksi Konversi (HPK) : 12.547,70Ha

Selain itu, di Kabupaten Muara Enim terdapat lahan kritis seluas 172.686,35 hektar dengan kategori sebagai berikut :

a. Sangat kritis : 40.232,27 Ha

- Hutan lindung : 10.768,58 Ha

- Budidaya pertanian : 6.143,49 Ha

- Kawasan lindung di luar Kawasan Hutan : 23.320,20 Ha

b. Kritis :132.454,08 Ha

- Hutan lindung : 4.087,12 Ha

- Budidaya pertanian :105.844,12 Ha

- Kawasan lindung di luar Kawasan Hutan : 22.522,84 Ha Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : 38/Kpts-II/1996 Tanggal 29 Januari 1996 Areal IUPHHK HTI PT. Musi Hutan Persada di wilayah Kabupaten Muara Enim seluas


(28)

161.400 hektar dengan rincian :

1. Luas lahan produktif : 96.840 Ha

2. Lahan tidak produktif

- Hutan konversi : 50.416 Ha

- Sempadan sungai : 3.824 Ha

- Sarana dan prasarana : 5.599 Ha

- Tanaman kehidupan : 2.741 Ha

- Tanaman unggul lokal : 1.981 Ha

4). Peternakan dan Perikanan Peternakan

Jenis ternak pada umumnya dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu ternak besar dan ternak kecil. Jenis ternak besar antara lain; sapi, kerbau, sedangkan jenis ternak kecil antara lain; kambing, domba dan babi. Semua jenis ternak mengalami kenaikan populasi dibanding tahun lalu, populasi sapi naik 4 %, kerbau naik 1 %. Untuk populasi ternak kecil tidak mengalami peningkatan, populasi kambing 0,77% dan domba 0,56%. Sedangkan yang sangat menonjol adalah peningkatan populasi unggas, peningkatan jenis ayam ras pedaging sebesar 87%, demikian juga produksi daging dan telur mengalami peningkatan masing-masing 7,49% dan 0,59%. Keberhasilan pengembangan sektor peternakan dapat dilihat pada Tabel 1.12 dan 1.13 berikut ini :

Tabel 1.12

Produktivitas Ternak dan Unggas di Kabupaten Muara Enim Tahun 2012 - 2013

No. Jenis Ternak Populasi (ekor) Pertumbuhan (%)

2012 2013

1. Sapi 18.017 13.190 (4,83)

2. Kerbau 3.732 3.598 (0,13)

3. Kambing 61.158 52.254 (8,90)

4. Domba 6.850 5.542 (1,31)

5. Babi 205 285 1,39

6. Ayam Ras Petelur 406.876 408.000 1,12

7. Ayam Ras Pedaging 5.353.354 4.865.300 (0,90)

8. Ayam Buras 1.533.860 1.283.080 (0,83)

9. Itik 184.948 146.210 (0,79)

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan 2013


(29)

Tabel 1.13

Produksi Daging dan Telur di Kabuaten Muara Enim Tahun 2012 - 2013

No. Produksi Daging dan Telur 2012 Tahun 2013

1. Daging Sapi 997,92 814,20

2. Daging Kerbau 228,37 193,48

3. Daging Kambing 45,47 40,22

4. Daging Domba 13,00 10,15

Jumlah Produksi Tahunan 1.284,76 1.058,05

1. Telur Ayam Kampung 1.387,96 1.090,73

2. Telur Ayam Ras Petelur 136,72 137,16

3. Telur Itik 274,78 214,72

Jumlah Produksi Tahunan 1.799,46 1.442,61

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Muara Enim tahun 2013

Tidak Termasuk Kabupaten PALI Perikanan

Potensi perikanan di Kabupaten Muara Enim cukup besar, baik untuk perikanan di perairan umum maupun melalui budi daya ikan di kolam dan keramba. Produksi perikanan pada tahun 2013 mencapai 8.682,92 ton atau naik sebesar 2,57% dari tahun 2012 (8.254,27 ton), produksi perikanan di Kabupaten Muara Enim sepanjang tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.14 berikut :

Tabel 1.14

Produksi Perikanan di Kabupaten Muara Enim Tahun 2012-2013

No. Tahun JUMLAH (Ton)

1. 2012 8.234,27

2. 2013 8.682,92

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Muara Enim 2013

Balai benih ikan di Kabupaten Muara Enim berjumlah 4 unit dengan produksi pada tahun 2011 mencapai 850.000 ekor dan produksi benih Unit Pembenihan Rakyat (UPR) sebanyak 1.650.000 ekor, produksi Balai Benih Ikan (BBI) dan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) tahun 2012-2013 dapat dilihat dalam Tabel 1.15 berikut :

Tabel 1.15

Jumlah Produksi Balai Benih Ikan & Unit Pembenihan Rakyat UPR Tahun 2012 - 2013

No. Lokasi Tahun 2012 Jumlah Produksi Tahun 2013

1. BBI 888.888 978.777


(30)

Sarana Perdagangan

Kabupaten Muara Enim merupakan daerah pertanian yang memiliki pusat-pusat produksi, terutama pusat produksi hasil-hasil pertanian, hal ini merupakan suatu potensi untuk mendukung berkembangnya aktivitas perdagangan.

Pasar berada di daerah-daerah perkotaan seperti di Kota Muara Enim, Tanjung Enim. Di daerah perdesaan terdapat pasar kalangan dan semua kecamatan di Kabupaten Muara Enim mempunyai pasar kalangan. Jumlah pasar dan jumlah kalangan yang terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebanyak 91 unit yang dapat menampung pedagang sebanyak 13.522 pedagang, seperti terlihat pada Tabel 1.16 berikut ini :

Tabel 1.16

Jumlah Pasar dan Kalangan di Kabupaten Muara Enim Per 31 Desember 2013

No. Kecamatan JumlahPasar KiosJumlah PedagangLos K.5 Jumlah

1 Semende Darat Laut 4 20 309 149 478

2 Semende darat Ulu 3 - 240 97 337

3 Semende Darat Tengah 3 - 170 90 260

4 Tanjung Agung 7 - 470 180 650

5 Lawang Kidul - 162 658 83 903

6 Muara Enim 2 209 673 205 1,087

7 Ujan Mas 2 - 318 175 493

8 Gunung Megang 7 38 1,126 298 1,462

9 Benakat 2 - 171 212 383

10 Rambang Dangku 6 27 249 488 764

11 Rambang 4 - 100 349 449

12 Lubai 5 - 241 161 402

13 Talang Ubi 9 144 592 436 1,172

14 Tanah Abang 2 96 210 126 432

15 Penukal Utara 6 - 290 78 368

16 Penukal 6 16 172 363 551

17 Abab 5 - 200 253 453

18 Gelumbang 11 12 201 902 1,115

19 Lembak 6 - 155 368 523

20 Sungai Rotan 7 - 558 323 881

21 Muara Belida 1 - 175 54 229

22 Kelekar 5 - 100 30 130

Jumlah 103 724 7.378

5.420 13.522


(31)

5). Pertambangan dan Energi Pertambangan

Potensi Sumberdaya Alam unggulan bidang pertambangan yang dimiliki Kabupaten Muara Enim adalah energi primer, antara lain minyak dan gas bumi, batubara, panasbumi (Geothermal), tenaga air,

Coal Bed Methane yang belum dikelola dan dimanfaatkan secara

optimal. Sektor pertambangan berperan cukup besar dalam perekonomian Kabupaten Muara Enim.

Sektor pertambangan berupa minyak dan gas bumi maupun batubara memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan penduduk di Kabupaten Muara Enim terutama dalam pemanfaatan sumber daya manusia lokal.

MINYAK DAN GAS BUMI

Potensi minyak dan gas bumi di Kabupaten Muara Enim terdapat di daerah Lematang, Tanjung Miring timur, Talang Sukananti, Kampung Minyak, Lembak, Limau, Benakat, Sumbagsel Area 2, South and Central Sumatera. Jumlah produksi Minyak Bumi tahun 2013 sebesar 7.483.390 barel meningkat sebesar ± 5,37% dari produksi tahun 2012 yaitu 7.102.197,23 barel. Untuk produksi Gas Bumi tahun 2013 sebesar 67.883.390 MMBTU meningkat ± 34,75% dari tahun 2012 sebesar 50.375.560 MMBTU. Pengusahaan minyak dan gas bumi di Kabupaten Muara Enim di laksanakan oleh PT. Pertamina Asset 2 Field Prabumulih dan Mitra Usahanya. Perusahaan yang bergerak dalam usaha minyak dan gas bumi sebagaimana tabel 1.17 berikut :

Tabel 1.17

Perusahaan yang bergerak dalam usaha minyak dan gas bumi di Kabupaten Muara Enim

No. Nama

Perusahaan

Bidang Pekerjaan

1. PT. Medco E & P Indonesia Lematang Kontrak Produksi Sharing 2. PT. TAC P - Retco Prima Energi Technical Assisten Contract 3. PT. KSO P – Cooper Energy Sukananti Kerjasama Operasi


(32)

6. PT. KSO – P – Petroenim Betun Selo Kerjasama Operasi 7. PT. Medco E & P Indonesia (S & C Sumatera) Kontrak Produksi Sharing

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab.Muara Enim, 2013

BATUBARA

Potensi batubara di Kabupaten Muara Enim mencapai 13.563.210.000 ton atau 60,98 persen dari potensi batubara Sumatera Selatan. Endapan batu bara tersebut tersebar antara lain di daerah Air Laya, Bukit Kendi, Klawas, Bangko Barat, Bangko Selatan, Bangko Tengah, Suban Jeriji, Sigoyang Buana, Niru, Talang Ubi dan Benakat Barat.

Tahun 2012 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kabupaten Muara Enim berjumlah 36 IUP, 9 diantaranya telah diserahkan ke Pemerintah Kabupaten PALI (Daerah Otonomi Baru) dan 1 IUP sudah habis masa berlakunya dan tidak dilakukan peningkatan status menjadi IUP Operasi Produksi. Pemegang IUP di wilayah Kabupaten Muara Enim sampai akhir tahun 2013 berjumlah 26 IUP.

Perusahaan pertambangan batubara di Kabupaten Muara Enim yang telah melakukan kegiatan operasi dan produksi, yaitu: PT.Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk dan PT.Batubara Bukit Kendi dengan perkembangan produksi batubara tahun 2012-2013 sebagaimana terlihat dalam Tabel 1.18 berikut ini :

Tabel 1.18

Produksi Batubara Kabupaten Muara Enim Tahun 2012-2013

No. Perusahaan Produksi Tahun (ton)

2012 2013

1 2 3 4

1. PT. Bukit Asam (Persero) Tbk 10.288.196 9.376.807,67 2. PT. Menambang Muara Enim 913.658,69 559.779,87 3. PT. Bumi Sekundang Enim Energy 3.152,61 38.071 4. PT. Musi Prima Coal 1.999.493,87 2.028.991 5. PT. Bara Anugerah Sejahtera 183.671,62 0 6. PT. Truba Bara Banyu Enim 19.511 27.370,32 7. PT. Pendopo Energi Batubara 2.752 0 JUMLAH 13.410.435,79 12.893.609,52


(33)

Produksi Batubara di Kabupaten Muara Enim mengalami penurunan dari tahun ke tahun, penurunan ini dikarenakan harga jual batubara dunia yang menurun serta permasalahan angkutan batubara yang masih menggunakan jalan negara. Produksi batubara yang relative konstan dari tahun ke tahun dilakukan oleh 1 perusahaan yaitu PT. Bukit Asam (Persero) tbk bahkan kapasitas produksinya masih dapat ditingkatkan, hal ini sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana transfortasi untuk angkuatan batubara dari lokasi pertambangan ke konsumen yang sampai dengan saat ini masih mengandalkan angkutan kerta api dengan kapasitas angkutan terbatas. Untuk meningkatan kapasitas produksi batubara, pada saat ini sedang di bangun jalur kereta api doble track oleh PT. KAI.

Produksi batubara Kabupaten Muara Enim sebagian besar dipergunakan untuk bahan bakar penggerak turbin Pembangkit listrik Tenaga Uap (PLTU) yang ada di Tanjung Enim, PLTU Tarahan, PLN dan PLTU Suralaya. Disamping itu batubara juga dipergunakan oleh pabrik semen (PT. Semen Baturaja, PT. Semen Gresik, PT. Indocement), pabrik kertas (PT. Indah Kiat), pabrik olahan, pabrik peleburan timah dan logam. Beberapa Negara ekspor batubara dari Indonesia diantaranya Jepang, Taiwan, Hongkong, Malaysia, Spanyol, Jerman dan India.

PANAS BUMI

Potensi Panas Bumi di Kabupaten Muara Enim antara lain terdapat di daerah Lumut Balai dan daerah Rantau Dedap. Pengusahaan Panas Bumi di daerah Lumut Balai dilakukan oleh PT.Pertamina Geothermal Energy Lumut Balai sesuai Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor : 1268.K / 20 / M.PE / 1993 tentang Penetapan Batas Wilayah Kuasa Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi Pertamina di Daerah Seulawah (Aceh), Daerah Pusuk Bukit dan Soria Marupi (Sumatera Utara), Daerah Muara Laboh (Sumatera Barat), Daerah Sungai Penuh (Jambi), Daerah Lumut Balai


(34)

dan Marga Bayur (Sumatera Selatan). Untuk pengusahaan Panas Bumi di daerah Rantau Dedap dilakukan oleh PT. Supreme Energy sesuai

Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor :

917/KPTS/DISPERTAMBEN/2010 tentang Izin Usaha Pertambangan Panas Bumi kepada PT. Supreme Energy Rantau Dedap Atas Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Lahat dan Kota Pagar Alam Provinsi Sumatera Selatan.

Potensi cadangan terduga Panas Bumi Lumut Balai sebesar 440 Mw, luas WKP Panas Bumi Lumut Balai lebih kurang 226.000 Ha. Saat ini PT. Pertamina Geothermal Energy Lumut Balai saat ini unit 1 dan 2 telah menyelesaikan 17 sumur dengan kapasitas 4 x 55 MW direncanakan beroperasi pada tahun 2018.

Kegiatan survey pendahuluan panas bumi di daerah Rantau Dedap telah selesai dilakukan oleh PT. Supreme Energi sesuai keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor:1010.K/30/MEM/2008 tentang penugasan survey pendahuluan Panas Bumi kepada PT.Supreme Energy di daerah Rantau Dedap, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.

Potensi cadangan terduga Panas Bumi Rantau Dedap berdasarkan hasil survey pendahuluan sebesar 106 Mwe. Luas WKP Panas Bumi Rantau Dedap (area prospek) lebih kurang ± 35.460 Ha, meliputi Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Lahat dan Kota Pagar Alam. Proses lelang WKP Panas Bumi Rantau Dedap dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dikarenakan WKP Rantau Dedap masuk dalam lintas Kabupaten/Kota sesuai dengan undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 Proyek PLTP Rantau Dedap termasuk dalam usulan Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi dalam Crash program Tahap II.

Potensi gas metana batubara (coal bed methane/CBM) sebagai sumber energi alternatif banyak di temukan di Indonesia dengan sumber daya gas methana batubara, berdasarkan kajian dari Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral berjumlah 453,3 TCF


(35)

(rilyun cubic feets), di Kabupaten Muara Enim sendiri terdapat sumber daya gas metana batubara sebesar 34,059 TCF.

BAHAN GALIAN GOLONGAN C

Produksi Bahan galian golongan C di Kabupaten Muara mengalami peningkatan yang cukup besar untuk beberapa jenis bahan galian. Peningkatan produksi bahan galian golongan C di Kabupaten Muara Enim kurun waktu tahun 2012-2013 dapat dilihat pada Tabel 1.19 berikut :

Tabel 1.19

Produksi Bahan Galian Golongan C di Kab. Muara Enim Tahun 2012 2013

No. Jenis Bahan Galian 2012 Tahun ( m3) 2013

1 2 3 4

1. Batu Kali 23.066,05 35.850,52

2. Batu Koral 20.476,69 30.447,84

3. Krokos 162,68 1.003,60

4. Sirtu 46.243,02 72.931,98

5. Pasir Urug 30.992,09 26.886,28

6. Pasir Pasangan 24.591,72 91.980,34

6. Tanah Liat 9.390,21 11.283,88

7. Batu Pecah Crusher 82.962,46 188.098,95 Tanah Timbunan 47.517,90 23.699,50 Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Muara Enim Tahun 2013

SUMBERDAYA GAS METANA

Gas Metana Batubara (Coal Bed Methane/CBM) merupakan gas alam yang terbentuk akibat aktivitas microbio (biohenik) atau panas (thermogenik) selama proses pembentukan batubara. CBM tersebut terdapat dalam rekahan-rekahan lapisan batubara pada kedalaman tertentu. CBM sebagai sumber energi alternatif banyak di temukan di Indonesia dengan sumber daya Gas Methana Batubara. Berdasarkan kajian dari Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral berjumlah 453,3 TCF (trilyun cubic feets) di kabupaten Muara Enim sendiri terdapat sumberdaya CBM sebesar 34,059 TCF

Ada 2 wilayah kerja Gas Methane Batubara Yaitu :


(36)

- PT Trisula CBM Energy tanggal 30 November 2010 2. WK GMB TANJUNG ENIM

- Konsorsium PT. Pertamina Hulu Energy Muara Enim - PT. Bukit Asam Metana Enim

- PT.Arraow Energy Tanjung Enim Ltd

ENERGI

Pembangunan bidang energi khususnya pembangunan listrik perdesaan di Kabupaten Muara Enim terus diupayakan melalui berbagai sumber pendanaan, baik APBN melalui program Prolisdes, APBD Provinsi Sumatera Selatan, APBD Kabupaten Muara Enim maupun melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) BUMN/BUMS dalam Kabupaten Muara Enim. Sampai akhir tahun 2013, kondisi kelistrikan perdesaan sudah mencapai 320 Desa/Kelurahan atau sebesar 98,16 persen dari 326 Desa dan 16 Kelurahan dalam Kabupaten Muara Enim. Dengan adanya DOB Kabupaten PALI, Kabupaten Muara Enim dengan 20 kecamatan dan 255 Desa/Kelurahan yang telah di pasang listrik sampai akhir tahun 2013 berjumlah 250 desa/kelurahan atau sebesar 98,04%.

PERTUMBUHAN EKONOMI / PDRB

Perekonomian Kabupaten Muara Enim secara umum masih menunjukkan ciri struktur primer atau struktur ekonomi yang berbasis sumber daya alam. Sampai tahun 2013 perekonomian Kabupaten Muara Enim masih mengandalkan sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

PDRB atas dasar harga berlaku dengan migas tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 7,82% persen yaitu dari Rp. 26.049.076 juta pada tahun 2012 menjadi Rp. 20.371.132 juta pada tahun 2013. Hal tersebut dikarenakan disebabkan terjadinya koreksi pada data produksi


(37)

batubara di KabupatenMuara Enim.

PDRB atas dasar harga konstan dengan migas pada tahun 2013 mengalami penurunan, jika pada tahun 2012 PDRB atas dasar harga konstan dengan migas sebesar Rp.9.435.082,- maka pada tahun 2013 menurun menjadi Rp.7.098.579,- (mengalami penurunan sebesar 7,52%). Demikian halnya dengan PDRB tanpa migas, jika pada tahun 2012 sebesar Rp.6.434.809,- maka untuk tahun 2013 menurun menjadi Rp.6.088.378 (menurun sebesar 0,94%). Perkembangan PDRB Kabupaten Muara Enim dari Tahun 2012-2013 sebagaimana tercantum dalam tabel 1.20 berikut ini

Tabel 1.20

PDRB Kab. Muara Enim Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012- 2013 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan

2012 2013 2012 2013

1. Pertanian 4.298.144 4.001.214 1.950.238 1.709.874 2. Pertamb. & Penggalian 14.416.709 8.932.939 4.848.648 2.897.346 3. Industri Pengolahan 1.832.980 2.037.261 777.280 805.903 4. Listrik, Gas & Air Bersih 99.718 108.867 38.864 40.240 5. Bangunan 1.175.588 1.084.127 445.793 385.988 6. Perdagangan,Hotel &

Restoran 1.878.224 1.735.965 571.239 489.914

7. Angkutan & Komunikasi 543.976 609.309 163.394 163.394 8. Bank, Persewaan & Jasa

Perusahaan 323.872 293.597 134.245 114.987

9. Jasa-jasa 1.479.865 1.567.853 504.381 490.933 PDRB Dgn Migas 26.049.076 20.371.132 9.435.082 7.098.579 PDRB Tanpa Migas 17.162.357 17.255.594 6.434.809 6.088.378

Sumber : BPS Kabupaten Muara Enim

Pada tahun 2013 dilihat dari PDRB atas dasar harga berlaku dengan migas, perekonomian Kabupaten Muara Enim masih mengandalkan sektor pertambangan & penggalian, sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, yang masing-masing sektor tersebut memberikan kontribusi 43,85 persen, 19,64 persen, 10,00 persen dan 8,52 persen. Distribusi persentase PDRB Kabupaten Muara Enim menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku baik dengan migas maupun tanpa migas tahun 2012-2013, sebagaimana tabel 1.21 berikut.


(38)

Tabel 1.21

Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Muara Enim

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 - 2013 ( % )

Lapangan Usaha Tanpa migas Dengan Migas

2012 2013 2012 2013

1. Pertanian 25,04 23,19 16,50 19,64

2. Pertamb. & Penggalian 84 51,77 55,34 43,85 3. Industri Pengolahan 10,68 11,81 7,04 10,00 4. Listrik, Gas& Air bersih 0,58 0,63 0,38 0,53

5. Bangunan 6,84 6,28 4,51 5,32

6. Perdagangan,Hotel & Restoran 10,94 10,06 7,21 8,52 7. Angkutan & Komunikasi 3,17 3,53 2,09 2,99 8. Bank, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,89 1,70 1,24 1,44

9. Jasa-jasa 8,62 9,09 5,68 7,70

Sumber : BPS Kabupaten Muara Enim

Perkembangan perekonomian Kabupaten Muara Enim tidak terlepas dari perkembangan ekonomi nasional. Dampak krisis mulai dirasakan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sejak akhir tahun 2008. Krisis global berdampak pada turunnya permintaan dunia, menurunnya harga minyak dan komoditas serta mendorong pembalikan aliran modal dari Indonesia ke luar negeri, sehingga pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi tumbuh sebesar 6,94 persen, seiring dengan membaiknya perekonomian dunia dan juga nasional maka perekonomian Kabupaten Muara Enim selama tahun 2013 juga mengalami kenaikan dari 5,42 % tahun 2012 menjadi 5,87 % pada tahun 2013.

Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muara Enim menurut lapangan usaha/sektor ekonomi tahun 2012-2013 sebagaimana tercantum dalam Tabel 1.22 berikut :

Tabel 1.22

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2012-2013 (%)

Lapangan Usaha 2012 2013

1. Pertanian 5.84 4,97

2. Pertambangan dan Penggalian 3,17 3,79

3. Industri Pengolahan 7,07 7,65

4. Listrik, Gas, dan Air bersih 6,88 6,98

5. Bangunan 11,20 9,41

6. Perdagangan,Hotel dan Restoran 10,10 9,76 7. Angkutan dan Komunikasi 11,51 7,98


(39)

8. Bank, Persewaan dan Jasa Perusahaan 10,98 10,20

9. Jasa-jasa 10,31 10,78

Dengan Migas 5,42 5,87

Tanpa Migas 8,69 6,94

Sumber : BPS Kabupaten Muara Enim, 2013

Salah satu ukuran turunan dari PDRB adalah pendapatan perkapita, dengan demikian seiring dengan peningkatan PDRB maka pendapatan rata-rata perkapita juga mengalami peningkatan. Pendapatan rata-rata perkapita Kabupaten Muara Enim atas dasar harga konstan menurun dari Rp. 12.599.311,- pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp. 12.205.259,63,- pada tahun 2013. Sedangkan pendapatan perkapita atas dasar harga berlaku dengan migas meningkat dari Rp. 34.785.114,- pada tahun 2012 menjadi Rp.35.026.017,88,- pada tahun 2013. Perkembangan Pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Muara Enim tahun 2012 - 2013 sebagaimana tercantum pada tabel 1.23 berikut :

Tabel 1.23

Pendapatan Perkapita Kabupaten Muara Enim Tahun 2012 - 2013 (Rupiah)

TAHUN HARGA BERLAKU HARGA KONSTAN

2012 34.785.114,00 12.599.311,00 2013 35.026.017,88 12.205.259,63 Sumber : BPS Kabupaten Muara Enim dan BAPPEDA Kab. Muara Enim

B. STRUKTUR ORGANISASI

Menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Kabupaten Muara Enim telah melakukan penataan Kelembagaan Perangkat Daerah Kabupaten Muara Enim yang ditandai dengan telah diterbitkannya Peraturan Daerah dengan berpedoman kepada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, sebagai berikut :


(40)

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Muara Enim.

2. Peraturan Daerah Kabupaten Muara Enim Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Muara Enim.

3. Peraturan Daerah Kabupaten Muara Enim Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Muara Enim.

4. Peraturan Daerah Kabupaten Muara Enim Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Satuan Polisi Pamong Praja dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Muara Enim.

5. Peraturan Daerah Kabupaten Muara Enim Nomor 16 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dalam Kabupaten Muara Enim.

6. Peraturan Daerah Kabupaten Muara Enim Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan dalam Kabupaten Muara Enim

7. Peraturan Daerah Kabupaten Muara enim Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Muara Enim

8. Peraturan Daerah Kabupaten Muara Enim Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Muara Enim.

Pada tahun 2013 Kelembagaan Perangkat Daerah Kabupaten Muara Enim sebagai berikut :

1. Sekretariat Daerah, terdiri dari Sekretaris, 3 Asisten, 10 Bagian. 2. Dinas Daerah, terdiri dari 17 Dinas Daerah.

3. Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari 1 Inspektorat, 8 Badan dan 8 Kantor.


(41)

5. Sekretariat KORPRI 6. 20 Kecamatan. 7. 16 Kelurahan. 8. 255 Desa Definitif.

1. Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di bidang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat Daerah.

Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup: (1) penyusunan kebijakan Pemerintahan Daerah, (2) pengkoordinasian pelaksanaan tugas Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, (3) pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintahan Daerah, (4) Pembinaan administrasi dan aparatur Pemerintahan Daerah, (5) pengkoordinasian tugas Staf Ahli Bupati dan (6) pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari :

 Sekretaris Daerah

 Asisten, terdiri dari Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Sumber Daya Alam dan Asisten Administrasi Umum.

 Bagian, terdiri dari Bagian Pemerintahan Umum, Bagian Kesejahteraan Rakyat, Bagian Hukum, Bagian Organisasi, Bagian Perekonomian dan Pembangunan, Bagian Administrasi Sumber Daya Alam, Bagian Umum, Bagian Administrasi Keuangan dan Bagian Perlengkapan dan Bagian Humas dan Protokol.


(42)

2. Dinas Daerah

Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Daerah di Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 adalah sebagai berikut :

1. Dinas Pendapatan Daerah. 2. Dinas Kesehatan.

3. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. 4. Dinas Sosial.

5. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 6. Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura. 7. Dinas Peternakan dan Perikanan.

8. Dinas Perkebunan. 9. Dinas Kehutanan.

10. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 11. Dinas Pertambangan dan Energi.

12. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan. 13. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya.

14. Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata. 15. Dinas Perhubungan.

16. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 17. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

3. Inspektorat, Satuan polisi Pamong Praja dan Lembaga Teknis Daerah

Inspektorat merupakan unsur pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dikepalai oleh seorang Inspektur. Lembaga Teknis Daerah merupakan perangkat kelembagaan daerah yang berupa badan/kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang, berfungsi membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang tertentu.


(43)

Inspektur dan Kepala badan/kepala kantor berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Muara Enim tahun 2008 terdiri dari 1 Inspektorat 8 badan dan 8 Kantor yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Muara Enim Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Satuan Polisi Pamong Praja dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Muara Enim sebagai berikut:

A. Lembaga teknis daerah yang berbentuk badan terdiri dari: 1. Inspektorat Kabupaten

2. Sekretariat DPRD

3. Satuan Polisi Pamong Praja

4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 6. Badan Kepegawaian Daerah.

7. Badan Lingkungan Hidup.

8. Badan Keluarga Berencana Daerah (KB), Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

9. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. 10. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik.

11. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

12. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 13. Sekretariat KORPRI

14. RSUD Dr. H. M Rabain Muara Enim

B. Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk kantor terdiri dari:

1. Kantor Ketahanan Pangan

2. Kantor Perpustakaan, Arsip dan dokumentasi 3. Kantor Komunikasi dan Informatika.


(44)

4. Kecamatan

Kecamatan merupakan perangkat daerah sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh seorang camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Organisasi Kecamatan terdiri dari camat, sekretariat kecamatan dan lima seksi. Jumlah Kecamatan Lingkup Pemerintah Kabupaten Muara Enim sampai tahun 2013 berdasarkan Peraturan Nomor 16 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dalam Kabupaten Muara Enim adalah sebagai berikut :

1. Kecamatan Semende Darat Ulu. 2. Kecamatan Semende Darat Tengah. 3. Kecamatan Semende Darat Laut. 4. Kecamatan Tanjung Agung. 5. Kecamatan Lawang Kidul. 6. Kecamatan Muara Enim. 7. Kecamatan Ujan Mas.

8. Kecamatan Gunung Megang. 9. Kecamatan Rambang Dangku. 10. Kecamatan Rambang.

11. Kecamatan Gelumbang. 12. Kecamatan Lembak. 13. Kecamatan Sungai Rotan. 14. Kecamatan Benakat. 15. Kecamatan Lubai.

16. Kecamatan Muara Belida. 17. Kecamatan Kelekar.

18. Kecamatan Belimbing 19. Kecamatan Belida Darat 20. Kecamatan Lubai ulu


(1)

LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013

143

atau sebesar 25% dari total sasaran.

c.

Pencapaian sasaran cukup (71 % - 80 %) terdiri atas 0 sasaran

atau 0 % dari total sasaran.

d. Pencapaian sasaran kurang ( 70 %) terdiri atas 0 sasaran atau

0 % dari total sasaran.

5. Perincian hasil pengukuran dan analisis pencapaian sasaran

stratejik disajikan dalam tabel berikut :

6. Terdapat 1 (satu) sasaran yang realisasi tingkat capaiannya masuk

katagori sangat baik (71%-91%), dari Tabel 4.1 terlihat bahwa 3

(tiga) sasaran tingkat capaiannya masuk dalam katagori baik dan

1(satu) sasaran masuk kedalam katagori sangat baik.

7. Upaya pemecahan masalah untuk mengatasi hambatan / kendala

tersebut Pemerintah Kabupaten Muara Enim mengambil

langkah-langkah, antara lain

a. Pemenuhan jumlah sarana dan profesionalisme sumber daya

aparatur tetap akan menjadi prioritas;

b. Memantapkan koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi dengan

instansi terkait dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan;

c. Meningkatkan sektor-sektor ekonomi yang menjadi unggulan

daerah Kabupaten Muara Enim.

8. Akuntabilitas Kinerja Keuangan tahun 2013, sebagai berikut :

a. Jumlah pendapatan sampai akhir tahun 2013 sebesar

Rp. 1.845.101.360.630,54,- atau mencapai 99,48 % dari target

yang telah direncanakan.

b. Belanja Daerah secara keseluruhan sampai dengan akhir

Triwulan IV (31 Desember 2013) terealisasi sebesar Rp.

1.974.657.390.646,54 (90,42%), dari target yang direncanakan

sebesar Rp. 2.183.808.984.664,34,- terdiri dari Belanja Operasi

sebesar Rp. 1.154.700.917.926,79,- Belanja Modal sebesar Rp.

819.080.567.719,75,- dan Belanja Tidak Terduga sebesar

Rp.

875.905.000,- Realisasi belanja selama tahun 2012 ada efisiensi

sebesar 9,58 % dari perencanaan awal. Sehingga sampai dengan


(2)

LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2013

144

31 Desember 2013 terdapat surplus anggaran sebesar Rp.

327.629.833.959,35,-c.

Selisih antara Pendapatan Daerah dengan Belanja Daerah

sampai dengan akhir Triwulan IV (31 Desember 2013), terdapat

surplus anggaran Pemerintah Kabupaten Muara Enim sebesar

Rp.93.369.344.745,61.

.

d. Realisasi jumlah pembiayaan sampai dengan akhir Triwulan IV

(31 Desember 2013) adalah sebesar Rp.

327.629.833.959,35,-merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan sebesar Rp.

353.245.427.403,35,- dengan pengeluaran pembiayaan sebesar

Rp. 25.615.593.444,- sehingga terdapat Sisa Lebih Pembiayaan

Anggaran (SiLPA) sebesar Rp.

327.629.833.959,35,-9. Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Muara Enim Tahun

2013 mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK RI;

10. Keberhasilan pencapaian sasaran yang tercantum dalam RPJMD ini

telah mampu memberikan kontribusi terhadap keberhasilan

pembangunan Pemerintah Kabupaten Muara Enim.

11. Untuk pengumpulan data kinerja secara memadai, pada tahun

2014 Pemerintah Kabupaten Muara Enim telah membangun system

pengumpulan data.


(3)

(4)

Kabupaten : Muara Enim

Tahun

: 2013

NO Indikator Kinerja Target Realisasi %

a. a. Penurunan Angka Kematian Bayi 28 per 1000 kel

hidup 5,83 per 1000kel hidup 100 b. Penurunan Angka Kematian Ibu 15 per 10000 kel

hidup 11,43 per10000 kel

hidup 100 c. Rasio jumlah penduduk dengan jumlah rumah

sakit dan fasilitas kesehatan lainnya 1,2 per 500000penduduk 2,09 per500000 penduduk

100 d. Umur harapan hidup 68.23 68.23 100 e. Prevelensi gizi buruk

- Gizi Lebih <19,9 2,4% 100

- Gizi Normal 80 90,86% 100

- Gizi Kurang 15 6,05% 100

- Gizi Sangat Kurang 1 0,69% 100

b. 200 : 1 200:1 100

1 : 15 1:10 100

FORMULIR PENGUKURAN KINERJA

TINGKAT KABUPATEN

Meningkatnya Kualitas

Pendidikan Rasio jumlah murid per jumlah sekolah Rasio jumlah murid per jumlah guru 1. Meningkatnya IPM dari 69,42 padaSasaran Strategis

tahun 2007 menjadi > 70 pada tahun 2012

Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat :

Angka partisipasi guru

1 : 15 1:10 100 82.00% 90.65% 100 10% 0.38% 100 7.75 7.75% 100 850 orang 1.749 orang 100 93% 93.08% 100 c. 1. PDRB Per kapita

- Migas 7% 5.24 % 74.85

- Tanpa Migas 7% 8.39% 100

2. Jumlah Penduduk Miskin < 14 % 13,21% 100 98.60

2 0 0 100

100 3

a. 8 SKPD 8 SKPD 100

b. 1. Jumlah SKPD yang sudah menggunakan IT 8 SKPD 9 SKPD 100 2. Jumlah SKPD yang memiliki dan Menerapkan

SOP 60 SKPD 60 SKPD 100

3. Jumlah SKPD yang melaksanakan IKM 4 SKPD 6 SKPD 100 4 Jumlah Perda ttg Pelayanan Publik 1 Perda 1 Perda 100 100.00 Meningkatnya kinerja Pemerintah

Daerah

Peningkatan kualitas pelayanan Mendorong terciptanya sistem dankelembagaan Pemerintahan yang baik

Rata-Rata Tingkat Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Pendidikan

Jumlah Konflik antar umat beragama Rasio jumlah murid per jumlah guru 1.

Peningkatan daya beli masyarakat

Angka partisipasi guru

Rata-Rata Tingkat Capaian Sasaran

Jumlah penggunaan IT untuk pelayanan publik Nilai rata-rata UAN

Angka buta aksara penduduk usia 15 tahun keatas Angka melanjutkan sekolah

Meningkatnya kerukunan intra dan antar umat beragama :

Rata-Rata Tingkat Capaian Sasaran


(5)

4

a. - Padi 3.00% 3.02% 125.17

- Jagung 6.50% 0.24% 64.15

- Kedelai 4.00% -74.85% 0.05%

- Karet 1.09% 1.09% 100

- Kelapa Sawit 1.09% 1.09% 100

- Kopi 1.09% 1.09% 100

b.

- Pembangunan Pasar Perdesaan - Pembangunan Pasar Karet

- peningkatan pendapatan masyarakat 10% 10% 100% - penurunan ekonomi biaya tinggi 20% 20% 100% - Penyerapan tenaga kerja 10% 10% 100% - Rehab Pasar Perdesaan

- penurunan ekonomi biaya tinggi 10% 10% 100% - Pengadaan Mesin Kemasan bagi IKM

Pengadaan mesin kemasan pencacah Pengadaan mesin molen

Pengadaan mesin pembuat es krim

- Peningkatan jumlah produksi 20% 20%% 100% c. 1. Jumlah industri kecil dan Menengah (IKM) yang

memiliki keterampilan, manajemen dan permodalan

170 unit usaha 210 unit usaha 100% 2. PersentaseKelompok Tani yang memiliki

keterampilan manajemen dan permodalan 5% 14% 100% Mendorong tumbuh kembangnya

kegiatan ekonomi produktif Meningkatnya pertumbuhan ekonomi khususnya sektor ekonomi unggulan

Peningkatan produktivitas pertanian

Pemberdayaan masyarakat (keterampilan, manajemen, permodalan)

Penyediaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendukung aktivitas ekonomi

Persentase peningkatan produksi pertanian

Persentase kelompok usaha masyarakat yang memiliki kegiatan ekonomi produktif 2. PersentaseKelompok Tani yang memiliki

keterampilan manajemen dan permodalan 5% 14% 100%

d. 85% 85% 100%

87.73

Mendorong tumbuh kembangnya kegiatan ekonomi produktif Pemberdayaan masyarakat (keterampilan, manajemen, permodalan)

Rata-Rata Tingkat Capaian Sasaran

Persentase kelompok usaha masyarakat yang memiliki kegiatan ekonomi produktif


(6)

Kabupaten : Muara Enim

Tahun

: 2013

NO Indikator Kinerja Target

a. Penurunan Angka Kematian Bayi 28 per 1000 kel hidup b. Penurunan Angka Kematian Ibu 15 per 10000 kel hidup c. Rasio jumlah penduduk dengan jumlah rumah sakit dan

fasilitas kesehatan lainnya 1,2 per 500000 penduduk d. Umur harapan hidup 68.23

e. Prevelensi gizi buruk - Gizi Lebih

- Gizi Normal 80

- Gizi Kurang 15

- Gizi Sangat Kurang 1 1:15 82.00% 10% 7.75 850 Orang 93% 1. PDRB Per kapita

- Migas 7%

-Tanpa Migas 7%

2. Jumlah Penduduk Miskin < 14 %

2. 0

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN

TINGKAT KABUPATEN

Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat :

Meningkatnya Kualitas Pendidikan Sasaran Strategis 1.

Rasio jumlah murid per jumlah guru

Angka melanjutkan sekolah Angka partisipasi sekolah

Angka buta aksara penduduk usia 15 tahun keatas Peningkatan daya beli masyarakat

Jumlah konflik antar umat beragama Meningkatnya IPM dari 69,42 pada tahun 2007

menjadi > 70 pada tahun 2012

b.

c.

Meningkatnya kerukunan intra dan antar umat beragama :

Rasio jumlah murid per jumlah sekolah

Nilai rata-rata UAN

Persentase penurunan angka putus sekolah

<19,9

200 : 1

Meningkatnya kinerja Pemerintah Daerah a.   

2. 0

3.

a.    8 SKPD

b. 1. Jumlah SKPD yang sudah menggunakan IT 8 SKPD

2. Jumlah SKPD yang Menerapkan SOP 60 SKPD

3 Jumlah SKPD yang melaksanakan IKM 4 SKPD

4 Jumlah Perda yang mengatur tentang pelayanan publik 1 Perda 4.

a.    - Padi 3.00%

- Jagung 6.50%

- Kedelai 4.00%

- Karet 1.09%

- Kelapa Sawit 1.09%

- Kopi 1.09%

b.

- Pembangunan Pasar Perdesaan - Pembangunan Pasar Karet

- peningkatan pendapatan masyarakat 10%

- penurunan ekonomi biaya tinggi 20%

- Penyerapan tenaga kerja 10%

- Rehab Pasar Perdesaan

- penurunan ekonomi biaya tinggi 10%

- Pengadaan Mesin Kemasan bagi IKM Pengadaan mesin kemasan pencacah Pengadaan mesin molen

Pengadaan mesin pembuat es krim

- Peningkatan jumlah produksi 20%

c. 1. Jumlah industri kecil dan Menengah (IKM) yang memiliki

keterampilan, manajemen dan permodalan 170 unit usaha 2. persentase Kelompok Tani yang memiliki keterampilan

manajemen dan permodalan 5%

d. Mendorong tumbuh kembangnya kegiatan 85%

ekonomi produktif Persentase jumlah kelompok usaha masyarakat Jumlah konflik antar umat beragama

Peningkatan kualitas pelayanan

Penyediaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendukung aktivitas ekonomi

Pemberdayaan masyarakat (keterampilan, manajemen, permodalan)

Meningkatnya kerukunan intra dan antar umat beragama :

Meningkatnya kinerja Pemerintah Daerah

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Mendorong terciptanya sistem

dankelembagaan Pemerintahan yang baik

Peningkatan produktivitas pertanian Persentase peningkatan produksi pertanian Jumlah penggunaan IT untuk pelayanan publik

d. Mendorong tumbuh kembangnya kegiatan 85%