Hidrograf Satuan Sintetis HSS Snyder

47

II. Hidrograf Satuan Sintetis HSS Snyder

Hidrograf Satuan Sintetis HSS Snyder, yang asalnya dari Negara USA tahun 1938. 1. Parameter Parameter yang diperlukan dalam analisa menggunakan HSS Snyder antara lain:  Luas DAS A  Panjang sungai utama L  Jarak antara titik berat DAS dengan outlet Lc 2. Rumus HSS Snyder = . . dengan : L : panjng aliran utama km Lc : panjang aliran utama dari titik berat DAS ke pelepasan DAS km tp : waktu mulai titik berat hujan sampai debit puncak jam N : koefisien proporsional terhadap Ct≈0,03 Ct : koefisien bergantung pada karakteristik DAS ≈ 1,10 – 1,40 = 2,78 . = = 0,278 ′ = Universitas Sumatera Utara 48 dengan : Qp : debit puncak m3detikmm qp : puncak hidrograf satuan m3detikmmkm2 Cp : koefisien bergantung pada karakteristik DAS ≈ 0,58 – 0,69 tp : waktu mulai titik berat hujan sampai debit puncak jam A : luas DAS km2 Tp : waktu mencapai puncak banjir jam Tb : waktu dasar hidrograf jam Lama curah hujan efektif = 5,50 → Snyder juga mendasarkan metode hitungnya pada lama curah hujan efektif 1 jam t R . - Jika maka waktu naik hidrograf satuan : t’p = tp + 0,25 Tp = t’p + 0,50Tr - Jika : Tp = tp + 0,50t R Debit Maksimum Total = 100 dengan: Qp : debit maksimum total m3dtkmm h : curah hujan satuan m A : luas DAS km2 Jika parameter kemiringan sungai diketahui: Universitas Sumatera Utara 49 = . S : kemiringan sungai n : 0,38 Ct : 1,2 → untuk pegunungan : 0,72 →untuk kaki bukit : 0,35 → untuk jurang : 0,08 → untuk perkotaan Penggambaran Hidrograf satuan sintetis Snyder merupakan fungsi debit dan waktu : = Ordinat = Absis = Hidrograf satuan ditentukan oleh persamaan Alexeseyev : = 10 = 1,32 + 0,15 + 0,045 = . 3600 = . . = 1000. . III. Hidrograf Satuan Sintetis HSS Gama I Hidrograf Satuan Sintetis HSS Gama I asalnya dari Indonesia. Penemu : Sri harto. Pengamatan dilakukan pada ± 300 banjir sungai – sungai di Pulau Jawa. Universitas Sumatera Utara 50 1. Parameter Parameter yang diperlukan dalam analisa menggunakan HSS Gama I antara lain : a. Luas DAS A b. Panjang alur sungai utama L c. Panjang alur sungai ke titik berat DAS Lc d. Kelandaianslope sungai S e. Kerapatan jaringan kuras D Selain parameter diatas, masih ada parameter lain yang dipakai, antara lain: a. Faktor sumber SF b. Frekuensi sumber SW c. Luas DAS sebelah Hulu RUA d. Faktor simetri SIM e. Jumlah pertemuan sungai JN 2. Defenisi parameter – parameter a. Kerapatan Jaringan KurasDrainage Density D Perbandingan antara panjang total aliran sungai jumlah panjang sungai semua tingkat dengan luas DAS. Jika kerapatan jaringan kuras tinggi : - DAS terpotong – potong - Reaksi : masuknya air hujan relatif cepat Universitas Sumatera Utara 51 - Umumnya terjadi pada tanah yang mudah tererosirelatif kedap air, kemiringan lahan curam, hanya sedikit ditumbuhi tanaman. Jika kerapatan jaringan kurang rendah : - DAS sulit dikeringkan - Umumnya terjadi pada tanah yang tahan terhadap erosi sangat lolos air b. Faktor Sumber SF Perbandingan antara jumlah panjang sungai – sungai tingkat satu dengan jumlah panjang – panjang sungai semua tingkat. Kategori tingkat sungai : cara Stahler - Sungai paling ujung → sungai tingkat satu - Jika dua sungai yang sama tingkatnya bertemu → terbentuk sungai satu tingkat lebih besar. - Jika sungai dengan suatu tingkat tertentu bertemu dengan sungai yang tingkatnya lebih rendah → tingkat sungai mula – mula tidak berubah. c. Frekuensi Sumber SN Perbandingan jumlah pangsa sungai tingkat satu dengan jumla pangsa sungai semua tingkat. Universitas Sumatera Utara 52 d. Faktor Lebar WF Perbandingan antara lebar DAS yang diukur di titik sungai yang berjarak 0,75 L dan lebar DAS yang diukur di titik sungai yang berjarak 0,25 L dari titik kontrol outlet. e. Luas Daerah sebelah Hulu RUA Perbandingan antara luas DAS di sebelah hulu garis yang ditarik garis hubung antara titik kontrol outlet dengan titik di sungai yang terdekat dengan pusat berat titik berat DAS. f. Faktor Simetri SIM Hasil kali antara faktor lebar WF dengan luas DAS sebelah hulu RUA jadi : SIM = WF x RUA - Jika SIM ≥ 0,50, berarti : Bentu DAS melebar di sebelah hulu dan menyempit di hilir - Jika SIM 0,50 berarti : Bentuk DAS kecil di sebelah hulu dan melebar disebelah hilir. Persamaan untuk menentukan Hidrograf Satuan Sintetik Gama I = 0,43 100 1 + 1,0665 + 1,2775 Universitas Sumatera Utara 53 = 27,4132 , , , , = 0,1836 , , , = 0,5617 , , , , = . = 0,4751 , , dengan : TR : waktu naik hidrograf jam Qp : debit puncak hidrograf m3det TB : waktu dasar hidrograf jam K : tampungan jam

2.6. ANALISIS DEBIT ANDALAN

Debit andalan adalah debit yang tersedia sepanjang tahun dengan besarnya resiko kegagalan tertentu. Menurut pengamatan dan pengalaman, besarnya debit andalan untuk berbagai keperluan adalah seperti di bawah ini: - Air minum 99 seringkali mendekati 100 - Industri 95 – 98 - Irigasi : setengah lembab 70 – 85 - Kering 80 – 95 - PLTA 85 – 90 Untuk PLTA umumnya dipakai peluang 97,3 karena dalam 1 tahun biasanya turbin dan generator akan mengalami turun mesin overhaul selama 10 hari. Dengan demikian, dalam 1 tahun PLTA beroperasi efektif selama 365 hari – 10 hari = 355 hari, yaitu 355365x100 = 97,3. Universitas Sumatera Utara