Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan (BAPERMASKIN) Dalam Kegiatan Penyaluran Bantuan Pada Masyarakat Miskin
commit to user
iv
ANALISIS TARIF ANGKUTAN UMUM
BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL
KENDARAAN, ABILITY TO PAY DAN
WILLINGNESS TO PAY
(Studi kasus PO. ATMO Trayek Palur-Kartasura di
Surakarta)
Skripsi
Disusun Oleh: Taty Yuniarti
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2009
(2)
commit to user
iv
LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN
"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan
keluar baginya. Dan memberi-nya rizki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya."
(QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Penakut tak pernah menang,
Pemenang tak pernah takut
(anonim)
Atas Izin dan pertolongan Allah SWT
Dengan mengucapkan Alhamdulillah
Karya ini ku persembahkan untuk :
Papah dan Mamah tersayang,
yang senantiasa mendukungku, dan tanpa lelah
senantiasa mendoakan keberhasilanku.
Teteh (Sri Dian Amalia, SE), aa (Ruliyanto,S.STP), dan dede (Wiriyanti)
yang selalu menghiburku dan memberikan motivasi
dalam setiap langkahku.
Sahabat-sahabatku sipil 2005
Serta Almamaterku tercinta UNS
(3)
LEMBAR PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk :
Atas Izin dan pertolongan Allah
Dengan mengucapkan Alhamdulillah
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk :
Papah dan Mamah tersayang,
yang selalu ada untukku, mendidikku dengan penuh kasih,
dan tanpa lelah senantiasa mendoakan keberhasilanku.
Teteh (Sri Dian Amalia, SE), aa (Ruliyanto,S.STP), dan dede (Wiriyanti)
yang selalu menghiburku dan memberikan motivasi
dalam setiap langkahku.
Sahabat-sahabatku Civilianorongewolimo
(4)
commit to user
v ABSTRACT
Taty Yuniarti, 2009, ANALYSIS ON PUBLIC TRANSPORTATION TARIFF BASED ON VEHICLE OPERATIONAL COST, ABILITY TO PAY AND WILLINGNESS TO PAY (A Case Study : Palur-Kartasura Trajectory of PO. ATMO in Surakarta), Thesis, Civil Engineering Of Engineering Faculty, Surakarta Sebelas Maret University.
The determination of transportation tariff needs a wise management and policy because for able to bridge the passengers’ interest as the consumers and the public transportation operator. ATMO City bus is a public transportation serves the strategic areas which is expected to represent the public transportation passengers particularly city bus in Surakarta.
Data is collected by distribute questionnaire to passangers of ATMO city bus and also interview with ATMO bus operators, output of data analysis is to find out amount of Vehicle Operational Cost (BOK) by ATMO and to find out the passengers’ ability to pay and willingness to pay the city bus tariff.
The result of research shows tariff based on BOK is Rp. 2,930.98, based on Ability to Pay (ATP) on weekday is Rp. 2,349.66 for public category and Rp. 1,162.67 for students category. ATP on weekend season is Rp. 2,378.34 for public category and Rp. 1,934.68, for student category. The value of Willingness To Pay (WTP) on weekday is Rp. 2,322.098 for public category and is Rp. 1,148.44 for student category. WTP on weekend season is Rp. 2,338.93 for public category and Rp. 1,884.62 for student category. The government should give subsidy to passengers in order to be able to pay corresponding to their ability, another way government should give performance policy in order to increases load factor of public transportation, so that public transportation operator can improve their quality of service which can affect passangers’s ability to pay.
Keywords: tariff, Vehicle Operational Cost (BOK), ability to pay (ATP), willingness to pay (WTP).
(5)
commit to user
vi
ABSTRAK
Taty Yuniarti, 2009, ANALISIS TARIF ANGKUTAN UMUM
BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN, ABILITY TO
PAY DAN WILLINGNESS TO PAY (Studi kasus PO. ATMO Trayek
Palur-Kartasura di Surakarta), Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penentuan besaran tarif angkutan membutuhkan penanganan dan kebijakan yang arif. Karena harus dapat menjembatani kepentingan penumpang selaku konsumen dan pengelola angkutan umum. angkutan bus kota ATMO merupakan salah satu angkutan umum bus kota yang melayani daerah strategis, diharapkan dapat mewakili penumpang angkutan umum khususnya bus kota yang ada di Surakarta. Data di dapat dengan penyebaran kuisioner kepada pengguna angkutan bus PO. ATMO dan juga wawancara dengan pengelola bus PO. ATMO kemudian data di analisis, hasil analisis data untuk mengetahui besarnya Biaya Operasional Kendaraan (BOK) yang dikeluarkan oleh operator a PO. ATMO dan mengetahui daya beli penumpang dari kemampuan (Ability) dan kemauan (Willingness) untuk membayar tarif bus kota.
Hasil analisis data menunjukkan tarif berdasarkan BOK Rp. 2.930,98, bedasarkan
Ability To Pay (ATP) pada hari kerja(weekday) sebesar Rp 2.349,66 untuk
kategori umum dan Rp. 1.162,67 untuk kategori pelajar, pada hari libur (weekend) sebesar umum Rp. 2.378,34 untuk kategori umum dan Rp. 1.934,68 untuk kategori pelajar. Besarnya nilai Willingness To Pay (WTP) pada hari kerja (weekday) sebesar Rp.2322,036 untuk kategori umum dan Rp 1.148,44 untuk kategori pelajar pada hari libur (weekend) sebesar Rp. 2338,93 untuk kategori umum dan Rp 1.884,62 untuk kategori pelajar. Pemerintah perlu memberikan subsidi untuk penumpang agar mampu membayar sesuai kemampuannya dan mengeluarkan kebijakan agar load factor angkutan umum meningkat sehingga operator angkutan meningkatkan kenyamanan angkutannya yang dapat mempengaruhi kemauan membayar penumpang.
Kata kunci : tarif, Biaya Operasional Kendaraan (BOK), ability to pay (ATP),
(6)
commit to user
P d “ O T P d p U 2 3 4 5 6 7 Puji syukur dan hidayah “ANALISIS OPERASIOTO PAY (St
Skripsi ini d setiap maha Sipil Unive Teknik. Penyusunan di lapangan penyusunan Ucapan terim 1. Bapak Ir
Maret Su 2. Bapak Ir
Teknik U 3. Bapak D Ir. Agus
meluang skripsi in
4. Ibu Ir. N 5. Dosen p 6. Bapak M 7. Mamah, serta adi penulis pan h-Nya penul S TARIF ONAL KEN tudi kasus P
disusun untu siswa progra ersitas Sebe
n skripsi ini maupun dat skripsi ini ma kasih pen r. Mukahar, urakarta. r. Bambang Universitas S Dr. Eng. Ir. s Sumarsono
gkan waktu d ni. Noegroho Dja enguji yang Moko selaku papah, kak ikku Wiriyan
KATA
njatkan ke h lis dapat me
ANGKUT NDARAAN, PO. ATMO
uk memenuh am Strata Sa elas Maret memerlukan ta–data seku dapat tersel nulis haturka MSCE, sela Santoso, MT Sebelas Mar
. Syafi’i, M o, MT selak
dan member
arwanti, MT telah memb pemilik PO kak-kakakku nti, yang tela
vii
PENGAN
hadirat Allah enyelesaikan
TAN UMU , ABILITY Trayek Pal
hi salah satu atu (S1) pad Surakarta u
n data–data under dari in
lesaikan den an kepada : aku Dekan Fa
T, selaku Ke ret Surakarta MT selaku D ku Dosen Pe
rikan bimbin
T, selaku Dos berikan segen . ATMO dan u Sri Dian A ah memberik
NTAR
h SWT, atas n penyusunan
UM BERD
TO PAY D
lur-Kartasu
persyaratan da Fakultas T
untuk memp primer dari stansi terkai ngan bantuan akultas Tekn etua Jurusan a. Dosen Pemb embimbing I
ngan serta ar
sen Pembim nap waktuny n seluruh kru Amalia, SE kan doa dan
s berkat rahm n skripsi de
DASARKAN DAN WILL ura di Surak
n yang diwaj Teknik Jurus peroleh gel
pengamatan it. Permasala
n dari berba
nik Universi
n Teknik Sip
bimbing I d II yang telah rahan dalam
mbing Akadem ya.
u PO. ATMO dan Ruliyan semangatny mat, taufik engan judul N BIAYA LINGNESS karta)”. jibkan bagi san Teknik ar Sarjana n langsung ahan dalam agai pihak. tas Sebelas pil Fakultas dan Bapak h berkenan peyusunan mik. O. nto, S.STP ya.
(7)
commit to user
viii8. Memey, Robin, Mba Nurma teman seperjuanganku selama skripsi.
9. Retno, Viska, Etha, Isti, Eka, Sari, Wisnu, Anton, Akhyar, Ocha, anak-anak
transport, dan teman-teman Sipil 2005, yang telah memberikan support dan
semangatnya selama ini.
10.Tim Surveyorku (Viska, Isti, Dhuhita, Febry, Etha, Anton, Eka, Benk2, Syntia, Yanuar, Dul, Sari, Budhi, Mitha, Sony), yang telah semangat membantuku.
11.Teman-teman kos ‘SARI’ (Nurul, Putri, Prima, Bekti, Manis, Rani, Vina,dll), atas canda tawa yang diberikan selama ini.
12.Semua pihak yang telah membantu hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan yang ada. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan . Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kami dan para pembaca. Amiin.
Wassalaamu’alaikum Warokhmatullahi Wabarokaatuh
Surakarta, Oktober 2009
Penulis
(8)
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul... i
Lembar Persetujuan Pembimbing... ii
Lembar Pengesahan... iii
Lembar Motto dan Persembahan ... iv
Abstrak... v
Kata Pengantar... vii
Daftar Isi... ix
Daftar Tabel... xi
Daftar Gambar... xii
Daftar Lampiran... xiii
Daftar Notasi... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah………... 1
1.2. Rumusan Masalah... 3
1.3. Batasan Masalah... 4
1.4. Tujuan Penelitian... 4
1.5. Manfaat Penelitian ………. 4
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka... 5
2.2. Dasar Teori... 9
2.2.1. Pengelompokkan Usaha Angkutan... 9
2.2.2. Tarif Angkutan... 9
2.2.3. Biaya Operasional Kendaraan………... 10
2.2.4. Daya beli penumpang (Ability To Pay dan Willingness To Pay)……… 15
2.2.5. Kerangka Pemikiran ……….. 17
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Umum………... 19
(9)
commit to user
x
3.2.1. Lokasi Penelitian... 19
3.2.2. Waktu Penelitian... 20
3.3. Sumber Data... 20
3.3.1. Data Primer ……… 20
3.3.2. Data Sekunder ……… 20
3.4. Tenaga Survai ……... 21
3.5. Peralatan ……… 21
3.6. Survai Pendahuluan ……….. 22
3.7. Pengumpulan Data ……… 22
3.7.1. Data Primer ………. 23
3.7.2. Data Sekunder ……… 24
3.8. Analisis Data dan Pembahasan...……… 24
3.8.1. Pemberian Kode (Coding) ……….. 24
3.8.2. Tabulasi Silang (Crosstab) ……….. 25
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum... 27
4.2. Pelaksanaan Survei... 27
4.3. Pengambilan Sampel ... 27
4.4. Analisis Tarif Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraaan... 28
4.5.Analisis Tarif Berdasarkan Ability To Pay dan Willingness To Pay ... 38
4.5.1. Karakteristik Penumpang ………. 38
4.5.2. Ability To Pay ……….. 43
4.5.3. Willingness To Pay ……….. 45
4.6. Pembahasan ………... 51
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 53
5.2. Saran... 53
DAFTAR PUSTAKA ………. 54 Lampiran
(10)
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Diagram Alir Kerangka Pemikiran ……… 18 Gambar 3.1. Formulir Kepenumpangan untuk On Board Survai... 22 Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian... 26 Gambar 4.1. Persentase rata-rata jenis kelamin penumpang
bus kota Atmo pada hari kerja ……….. 38 Gambar 4.2. Persentase pendapatan penumpang bus kota Atmo pada
hari kerja……….. 39 Gambar 4.3. Persentase rata-rata jenis kelamin penumpang bus kota Atmo
pada hari libur ………. 41 Gambar 4.4. Persentase pendapatan penumpang bus kota Atmo pada
hari libur………... 41 Gambar 4.5. Perbandingan tarif menurut BOK, ATP, dan WTP pada hari kerja
untuk kategori umum ……….. 49 Gambar 4.6. Perbandingan tarif menurut BOK, ATP, dan WTP pada hari kerja untuk kategori pelajar ……….. 49 Gambar 4.7. Perbandingan tarif menurut BOK, ATP, dan WTP pada hari libur untuk kategori umum ………. 50 Gambar 4.8. Perbandingan tarif menurut BOK, ATP, dan WTP pada hari libur untuk kategori pelajar ………. 51
(11)
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Formulir Survai ……… A-1 Kode Kuisioner ………... A-2 Hasil Perhitungan Kuisioner ……….. A-4 Lampiran B Coading Hasil Kuisioner Mengenai Persepsi
Pengguna Angkutan Umum ……… B-1 Lampiran C Hasil Survai dan Perhitungan Penumpang pada
Hari Kerja dan Hari Libur ……… C-1 Lampiran D Hasil Wawancara ………. D-1 Lampiran E Perhitungan Komponen ATP ………. E-1 Lampiran F Administrasi Skripsi…,,,,………... F-1
(12)
commit to user
xiDAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Komponen biaya langsung dan tidak langsung berdasarkan
pengelompokan biaya menurut Departemen Perhubungan ……….. 11 Tabel 4.1. Populasi pengguna bus kota Atmo ………..………… 28 Tabel 4.2. Rekapitulasi biaya pokok dengan load factor eksisting 40 % ……. 37 Tabel 4.3. Tabulasi jumlah responden berdasarkan maksud perjalanan dan jenis pekerjaan pada hari kerja ... 39 Tabel 4.4. Tabulasi jumlah responden berdasarkan tarif yang dibayar dan pekerjaan pada hari kerja………... 40 Tabel 4.5. Tabulasi jumlah responden berdasarkan maksud perjalanan dan jenis pekerjaan pada hari libur………... 42 Tabel 4.6. Tabulasi jumlah responden berdasarkan tarif yang dibayar dan pekerjaan pada hari libur………... 43 Tabel 4.7. Perhitungan ATP untuk setiap jenis pekerjaan berdasarkan
proporsi biaya untuk bus kota pada hari kerja ……….. 43 Tabel 4.8. Perhitungan ATP untuk setiap jenis pekerjaan berdasarkan
proporsi biaya untuk bus kota pada hari kerja ………. 44 Tabel 4.9. Tabulasi jumlah responden berdasarkan WTP dan pekerjaan
pada hari kerja ………..……… 45 Tabel 4.10. Tabulasi jumlah responden berdasarkan WTP dan pekerjaan
pada hari libur ………... 47 Tabel 4.11. Rekapitulasi Tarif ………...……….. 48
(13)
commit to user
xiv
DAFTAR NOTASI
BOK = Biaya Operasional Kendaraan ATP = Ability To Pay
WTP = Willingness To Pay n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir sampai 10 %.
BBM = Bahan Bakar Minyak
STNK = Surat Tanda Nomor Kendaraan
(14)
commit to user
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Transportasi darat khususnya angkutan umum perkotaan yang berada di kota-kota besar sangatlah penting keberadaanya dalam menjalankan salah satu fungsi utamanya yaitu sebagai pengangkut pergerakan masyarakat untuk mengerjakan aktifitas sehari-harinya dimana pelayanan yang diberikan diharapkan dilakukan secara cepat, aman, nyaman, murah dan efisien. Dengan kemudahan dan kelancaran pergerakan diharapkan fungsi keberadaan seseorang dan nilai kegunaan suatu barang dapat dimaksimalkan baik dipandang dari segi tempat (place utility) maupun segi waktu (time utility) sehingga membantu dalam mempercepat pertumbuhan suatu kota.
Pertumbuhan suatu kota ditandai dengan terjadinya keragaman dan peningkatan aktifitas serta pergerakan penghuninya. Perkembangan ruang kota menjadi salah satu faktor perkembangan transportasi dan menyebabkan perubahan sistem transportasi itu sendiri serta pelayanan terhadap pengguna jasa transportasi. Jasa transportasi terus berkembang dari masa ke masa seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Penyediaan fasilitas-fasilitas transportasi diperlukan untuk melayani aktifitas dan pergerakan penduduk tersebut. Manusia dalam melakukan aktifitasnya perlu berinteraksi satu dengan lain, yang memerlukan alat penghubung yaitu angkutan. Angkutan merupakan sarana untuk memindahkan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain. Setiap kota yang ada di Indonesia hendaknya memiliki suatu sistem angkutan umum yang dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Surakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia khususnya di propinsi Jawa Tengah, dalam sistem transportasinya menggunakan angkutan umum sebagai
(15)
salah satu sarana transportasi perkotaan, sehingga keberadaan angkutan umum penumpang sangat penting dan diperlukan suatu pengaturan agar dapat melayani penumpang secara maksimal.
Angkutan umum yang ada di Kota Surakarta berupa ojek, becak, angkutan kota, bus kota . Bus kota mempunyai peranan yang sangat penting dan cukup mendominasi dibandingkan angkutan umum lainnya dalam memenuhi kebutuhan transportasi bagi masyarakat guna melaksanakan aktifitasnya. Dalam pengoperasiannya angkutan bus kota dikelola oleh pihak swasta dan pemerintah. Banyaknya perusahaan swasta yang mengelola angkutan bus kota sehingga diperlukan suatu kebijakan dari pihak pemerintah dalam hal ini Pemkot Surakarta agar sistem dapat berjalan dengan lancar untuk mencapai pelayanan yang maksimal, salah satu kebijakan yang sangat penting yaitu mengenai penentuan tarif angkutan
Penentuan besaran tarif angkutan membutuhkan penanganan dan kebijakan yang arif. Karena harus dapat menjembatani kepentingan penumpang selaku konsumen dan pengusaha/operator angkutan umum. Lemahnya daya beli masyarakat seringkali menjadi alasan penundaan bahkan pembatalan perubahan tarif yang ada. Pada dasarnya penetapan tarif oleh pemerintah bertujuan untuk menjamin kelangsungan penyelenggaraan angkutan umum perkotaan dengan mutu jasa standar keselamatan di satu pihak, juga mempertimbangkan kemampuan dan kemauan daya beli pemakai. Angkutan bus kota ATMO merupakan salah satu angkutan bus kota yang melayani daerah strategis, dilihat dari rutenya yang melewati kawasan sekolah, perbelanjaan, stasiun, selain itu angkutan bus kota ATMO mempunyai tingkat kenyamanan dan kebersihan yang lebih baik dibandingkan dengan angkutan bus kota lainnya, sehingga diharapkan penumpang bus ATMO dapat mewakili penumpang angkutan umum khususnya bus kota yang ada di Surakarta dalam memberikan persepsi terhadap tarif angkutan umum khususnya angkutan bus kota. Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan tarif, seperti kondisi ekonomi masyarakat, biaya pemeliharaan/suku cadang, harga bahan bakar, sarana dan prasarana dan sebagainya.
(16)
commit to user
Perubahan harga bahan bakar diharapkan dapat ikut memberikan perubahan terhadap tarif angkutan umum khususnya angkutan bus kota. Tetapi ada hal kontras yang perlu diperhatikan bahwa perubahan harga minyak dunia bersamaan dengan krisis global yang dialami oleh hampir seluruh negara di dunia, sehingga berdampak pada kenaikan harga komponen yang mempengaruhi Biaya Operasional Kendaraan (BOK) serta nilai kemampuan dan kemauan pengguna angkutan umum. Berangkat dari permasalahan tersebut maka perlu diadakan suatu penelitian mengenai Biaya Operasional Kendaraan, Ability To Pay, dan
Willingness To Pay sehingga mengetahui besaran tarif berdasarkan BOK dan daya
beli penumpang.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan sebelumnya maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah tarif yang berlaku saat ini untuk angkutan umum khususnya angkutan bus kota di Kota Surakarta telah sesuai ditinjau dari Biaya Operasional Kendaraan (BOK) menurut metode Dinas Perhubungan?
2. Apakah tarif yang berlaku saat ini untuk angkutan umum khususnya angkutan bus kota di Kota Surakarta telah sesuai ditinjau dari persepsi atau kemauan penumpang (Willingness To Pay) maupun kemampuan penumpang (Ability To
Pay)?
1.3.
Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan tidak menyimpang dari rumusan masalah yang ditinjau, batasan-batasan yang diambil dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Angkutan umum yang diamati adalah angkutan bus kota ATMO trayek Palur-Kartasura.
(17)
2. Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan menggunakan metode Departemen Perhubungan dengan didasarkan perhitungan di lapangan, mengingat banyak biaya yang belum diketahui secara rinci.
3. Nilai load factor untuk perhitungan BOK sebesar 40 % (survei DLLAJ Surakarta tahun 2007)
4. Penelitian dilakukan saat harga solar Rp. 4.500,- per liter.
5. Tarif angkutan bus kota sebesar Rp. 2.500,- untuk umum dan Rp. 1.000,- untuk pelajar.
6. Pengambilan data dilakukan selama waktu operasi angkutan bus kota dalam hari kerja dan hari libur, pada jam sibuk dan tidak sibuk.
1.4.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tarif berdasarkan
Biaya Operasional Kendaraan
2. Untuk mengetahui tarif dilihat dari
kemampuan (Ability To Pay) dan kemauan (Willingness To Pay) membayar penumpang angkutan umum khususnya angkutan bus kota
1.5.
Manfaat Penelitian
1. Menambah pengetahuan dalam bidang teknik sipil khususnya mengenai evaluasi tarif angkutan umum.
2. Sebagai bahan pertimbangan pihak-pihak yang bersangkutan seperti Pemkot Solo, DLLAJ dalam membuat kebijakan mengenai tarif angkutan umum khususnya angkutan bus kota.
3. Bagi para mahasiswa, akademisi dan pemerhati masalah angkutan pada umumnya, penelitian ini diharapkan akan mendorong penelitian berikutnya yang lebih sempurna.
(18)
commit to user
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1.
Tinjauan Pustaka
Morlok. Edward.K. (1988) dalam Pengantar Teknik dan Perencanaan
Transportasi menyatakan bahwa Manajemen dari usaha angkutan menghadapi
pilihan yang sangat luas dalam hal penentuan harga dan rencana operasi, walaupun sering pilihan-pilihan ini dibatasi oleh peraturan pemerintah. Pilihan-pilihan ini antara lain ialah operasi pada rute yang tetap atau tidak, operasi dengan penjadwalan yang tetap atau tergantung pada kebutuhan , ukuran kendaraan yang akan di operasikan, jenis lalu-lintas yang akan dilayani (terutama dalam transport muatan barang), dan harga atau tarif yang akan ditarik.
Khisty, C. Jotin & B. Kent Hill (2003), menyatakan bahwa pelayanan angkutan umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan jenis rute dan perjalanan yang dilayaninya:
1. Angkutan jarak pendek ialah pelayanan kecepatan-rendah di dalam kawasan sempit dengan densitas perjalanan tinggi, seperti kawasan perdagangan utama (central business district-CBD).
2. Angkutan kota, yang merupakan jenis yang paling lazim, melayani orang-orang yang membutuhkan transportasi di dalam kota.
3. Angkutan regional melayani perjalan jauh, berhenti beberapa kali, dan umumnya memiliki kecepatan tinggi. Sistem kereta api cepat dan bus ekspres termasuk ke dalam kategori ini.
Abbas, Salim (1993) dalam Manajemen Transportasi menyatakan bahwa biaya adalah faktor yang menentukan dalam transportasi untuk penetapan tarif, alat kontrol agar dalam pengoperasiannya mencapai tingkat efektifitas dan efisien.
(19)
Dian Sandi Asmara (2001), mengadakan penelitian tentang analisis tarif angkutan umum berdasarkan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan daya beli penumpang, penelitian dilakukan pada P.O. Bekonang Putra Sukoharjo, untuk perhitungan BOK menurut tjokroadiredjo yang kurang sesuai apabila diterapkan dengan kondisi di Surakarta, dimana metode tersebut dari hasil penelitian tjokroadiredo di luar negeri. Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa tarif berdasarkan BOK sebesar Rp. 572,8,- , berdasarkan ATP sebesar Rp. 652, 792,- ,dan berdasarkan WTP sebesar Rp. 833,484, sedangkan tarif yang berlaku sebesar Rp. 700,- sehingga tarif yang berlaku lebih tinggi dari ATP penumpang. Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah studi kasus yang berbeda yaitu pada P.O. Atmo dan menggunakan metode Departemen Perhubungan Direktorat Jendral Perhubungan Darat untuk menghitung BOK, dimana komponen BOK lebih sesuai dengan keadaan di lapangan.
Yuliana, Oktiva Windi (2002), melakukan penelitian tentang Penentuan Tarif Angkutan Umum Kereta Api (Studi Kasus K.A. Prambanan Ekspres Solo-Jogja). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah tarif resmi yang ditetapkan pemerintah dapat memenuhi biaya operasi dan masih memberikan keuntungan bagi perusahaan kereta api, dan apakah masih sesuai dengan daya beli penumpang. Penelitian tersebut berkesimpulan bahwa tarif yang berlaku sebesar Rp. 3.000,- berada di bawah tarif berdasarkan perhitungan BOK (Rp. 3.208,61), berdasarkan ATP Rp. 3.084,16, dan berdasarkan Rp. 4.167,64, dimana untuk perhitungan WTP kurang sesuai apabila berdasarkan asumsi peningkatan fasilitas, karena perhitungan BOK berdasarkan kondisi eksisting. Hal ini menunjukkan bahwa tarif yang berlaku masih dapat dinaikkan sampai dengan batas ATP dan selisih antara batas ATP dan BOK menjadi beban pemerintah. Sedangkan pada penelitian ini akan mengkaji tarif angkutan bus kota berdasarkan BOK, ATP, dan WTP selain itu untuk perhitungan WTP disesuaikan dengan kondisi eksisting tanpa memperhitungkan peningkatan fasilitas karena dalam perhitungan BOK berdasarkan kondisis eksisting juga.
(20)
commit to user
Setyanto, Tri (2002) melakukan penelitian tentang Analisis Biaya dan Tarif Angkutan Umum Paska Kenaikan Bahan Bakar (Studi Kasus pada Angkutan Umum di Wilayah Surakarta). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tarif yang semestinya berlaku terhadap Biaya Operasional Kendaraan saat harga premium Rp. 700, Rp. 1100, dan Rp. 1450 (tarif yang berlaku saat penelitian), yang berkesimpulan bahwa BOK pada kondisi break
even point sebesar Rp. 625, berdasarkan daya beli penumpang sebesar Rp.
912,33, dan sebesar Rp. 1142,12 apabila fasilitas ditingkatkan. Tarif yang berlaku sebesar Rp. 900,-, sehingga tarif yang berlaku masih sesuai dengan rentangan tarif sebesar Rp.625,- – Rp. 912,33,- dan masih dimungkinkan menaikkan tarif hingga batas daya beli penumpang. Sedangkan pada penelitian ini akan mengkaji tentang tarif angkutan bus kota bukan angkutan perkotaan seperti penelitian diatas, dimana angkutan bus kota juga mempunyai peranan penting dalam sistem angkutan umum di Surakarta selain angkutan perkotaan dilihat dari BOK dan daya beli penumpang.
Sofyar, Ifan Wahyu Ahmad (2004) melakukan penelitian tentang Analisis
Ability To Pay (ATP) dan Willingness Pay (WTP) Penumpang Taksi di Wilayah
Surakarta. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan membayar konsumen (ATP) berdasarkan pendapatan yang dialokasikan untuk biaya transportasi dan WTP berdasarkan fasilitas yang dinikmatinya. Penelitian tersebut berkesimpulan bahwa ATP tarif buka pintu sebesar Rp. 3113,22,- , WTP tarif buka pintu sebesar Rp. 2756, 76,- ,dan ATP tarif per kilometer sebesar Rp. 2298,04,- , WTP tarif per kilometer sebesar Rp. 1514,98,-, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan membayar lebih besar daripada keinginan masyarakat menggunakan jasa tersebut. Sedangkan pada penelitian ini akan mengkaji tentang analisis tarif angkutan umum khususnya angkutan bus kota dilihat dari BOK dan daya beli penumpang yang mungkin berbeda dengan angkutan taksi .
Sugiyarso, Dwi (2005), melakukan penelitian tentang Analisis Tarif Parkir Berdasar Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) di Pusat
(21)
Perbelanjaan Solo Grand Mall. Penelitian tersebut bertujuan menganalisis kemampuan seseorang untuk membayar jasa pelayanan parkir yang telah diterimanya. Penelitian tersebut berkesimpulan bahwa untuk roda dua nilai ATP tarif parkir satu jam pertama Rp. 540,415,- , ATP tarif parkir untuk jam selanjutnya Rp. 224, 085,-, WTP tarif parkir satu jam pertama Rp. 500,10,- WTP tarif parkir untuk jam selanjutnya Rp. 456,94,- dan untuk roda empat nilai ATP tarif parkir satu jam pertama Rp. 759,425,- , ATP tarif parkir untuk jam selanjutnya Rp. 305, 67,-, WTP tarif parkir satu jam pertama Rp. 978,53,- WTP tarif parkir untuk jam selanjutnya Rp. 917,94,-. Tarif yang berlaku untuk roda dua Rp. 500,- dan untuk roda empat Rp. 1.000,- sehingga tarif yang diberlakukan oleh operator masih berada di atas nilai ATP dan WTP. Sedangkan pada penelitian ini akan mengkaji tentang tarif angkutan bus kota di Surakarta dilihat dari BOK dan daya beli penumpang, yang akan memberikan nilai ATP dan WTP yang berbeda dari parkir .
Triyanto (2008), melakukan penelitian tentang Analisis Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Biaya Operasi Kendaraan (Studi Kasus Rencana Penerapan Bus
Rapid Tansit Surakarta). Penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan tarif
BRT di Surakarta dengan beberapa metode, yang berkesimpulan bahwa tarif berdasarkan BOK pada load factor eksisting sebesar Rp. 5.445,649 berada diatas nilai ATP sebesar Rp. 2.202,-. Sedangkan pada penelitian ini akan mengkaji tentang analisis tarif angkutan umum bus kota di Surakarta dengan studi kasus bus Atmo berdasarkan BOK, ATP, dan WTP.
Penelitian- penelitian sebelumnya tersebut dapat disimpulkan bahwa tarif untuk non angkutan umum seperti tarif parkir berada diatas nilai ATP dan WTP, dan untuk tarif angkutan umum seperti kereta api, angkutan perkotaan masih berada pada rentang yang dianjurkan yaitu berada diantara nilai ATP dan WTP , untuk penelitian yang mengkaji tarif bus kota disimpulkan bahwa tarif yang berlaku berada diatas nilai ATP sehingga lebih menguntungkan pemilik bus dan berada di bawah nilai WTP dalam hal ini nilai WTP berdasarkan persepsi peningkatan fasilitas , perbedaan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui tarif angkutan
(22)
commit to user
umum bus kota berdasarkan BOK, ATP, dan WTP dengan studi kasus bus Atmo. Untuk perhitungan BOK menggunakan metode Departemen Perhubungan, dan perhitungan WTP berdasarkan persepsi fasilitas eksisting.
Neumann, Marika (2006) menjelaskan bahwa perencanaan tarif sangat dibutuhkan dalam transportasi umum karena tarif salah satu instrument penting dalam meningkatkan keuntungan dari sistem tranportasi publik. Desain tarif juga dapat mempengaruhi jumlah penumpang dan pendapatan dari sistem transportasi umum tersebut.
Chen, Xumei dkk (2005) menjelaskan bahwa suatu kebijakan tarif yang efektif dan terstruktur akan dapat layak terealisasi apabila mengkombinasikan antara kesejahteraan dan keuntungan.
2.2.
Dasar Teori
2.2.1. Pengelompokkan Usaha Angkutan
Pengelompokkan usaha angkutan dibagi menjadi dua, yaitu: a. Common Carrier
Usaha angkutan umum yang menentukan tarif angkutannya dengan suatu daftar tarif tertentu, melayani pemakainya pada waktu-waktu tertentu, dan trayek telah ditetapkan.
b. Contract Carrier
Usaha angkutan yang memberikan pelayanan jasanya bila diperlukan, tarif ditentukan berdasarkan kekuatan supply dan demand, dan beroperasi pada trayek yang diperlukan.
2.2.2. Tarif Angkutan
Tarif angkutan adalah suatu daftar yang memuat harga-harga untuk para pemakai jasa angkutan yang disuusun secara teratur. Pembebanan dalam harga
(23)
dihitung menurut kemampuan transportasi. Kebijakan tarif angkutan dibagi menjadi tiga, yaitu:
¾ Cost Of Service Pricing
Tarif didasarkan pada besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan jasa ditambah dengan tingkat keuntungan yang wajar.
¾ Value Of Service Pricing
Tarif didasarkan pada besarnya nilai jasa angkutan yang diberikan oleh pemakai jasa angkutan.
¾ Charging What The Traffic Will Bear
Tarif angkutan didasarkan pada penentuan sedemikian rupa sehingga dengan volume angkutan tertentu akan dapat menghasilkan penerimaan bersih yang paling menguntungkan.
2.2.3. Biaya Operasional Kendaraan
Biaya pokok atau biaya produksi atau operasional adalah besaran pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu satuan unit produksi jasa angkutan. Jika ditinjau dari kegiatan usaha angkutan biaya yang dikeluarkan, untuk suatu produksi jasa angkutan yang akan dijual kepada pemakai jasa, dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu :
1. Yang dikeluarkan untuk pengelolaan perusahaan; 2. Yang dikeluarkan untuk operasi kendaraan, dan
3. Yang dikeluarkan untuk retribusi, iuran, sumbangan, dan yang berkenaan dengan pemilikan usaha dan operasi.
Tjokroadiredjo (1997) Biaya Operasional Kendaraan (BOK) bergantung dari jumlah dan tipe kendaraan yang memakai jalan yang dinilai, termasuk maksud dan tujuan dari perjalanan itu (trip classification). Selain itu BOK dipengaruhi oleh geometri alinemen jalan: bila melalui jalan dengan banyakan tanjakkan terjal, pemakaian bahan bakar akan lebih banyak, jadi BOK akan lebih tinggi. Penentuan tarif angkutan umum berdasarkan biaya operasional menggunakan metode perhitungan Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan
(24)
commit to user
Darat karena komponen pada metode ini cukup sesuai dengan kondisi yang ada walaupun masih terdapat komponen BOK yang tidak dilakukan oleh pihak bus tersebut .
Tabel 2.1. Komponen Biaya Langsung dan Tidak Langsung Berdasarkan pengelompokan biaya
Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung
1) Penyusutan kendaraan produktif 2) Bunga modal kendaraan produktif 3) Awak bus (sopir dan kondektur)
a.Gaji/ upah
b. Tunjangan kerja operasi (uang dinas)
c.Tunjungan sosial
4) Bahan Bakar Minyak (BBM) 5) Ban
6) Service Kecil 7) Service Besar
8) Pemeriksaan (Overhaul)
9) Penambahan Oli 10) Suku Cadang dan bodi 11) Cuci bus
12) Retribusi Terminal 13) STNK/pajak kendaraan 14) Kir
15) Asuransi
- Asuransi Kendaraan - Asuransi awak bus
1) Biaya pegawai selain awak kendaraan
a. gaji/upah b. uang lembur c. tunjangan sosial 2) Biaya pengelolaan
a. Penyusutan bangunan kantor b. Penyusutan pool dan bengkel c. Penyusutan inventaris / alat kantor d. Penyusutan sarana bengkel
e. Biaya administrasi kantor f. Biaya pemeliharaan kantor
g. Biaya pemeliharaan pool dan bengkel
h. Biaya listrik dan air
i. Biaya telepon dan telegram j. Biaya perjalanan dinas selain
awak kendaraan k. Pajak perusahaan l. Izin trayek m.Izin usaha n. Biaya pemasaran o. Lain-lain
(25)
Komponen biaya operasional kendaraan menurut metode Departemen Perhubungan meliputi:
1) Komponen Biaya Langsung
• Penyusutan Kendaraan
Nilai residu bus adalah 20% dari harga kendaraan
• Bunga Modal
Keterangan:
n = masa pengembalian pinjaman
• Biaya Awak Bus
• Biaya bahan bakar minyak (BBM)
• Biaya Pemakaian Ban Biaya ban per bus - km
• Servis Kecil
(26)
commit to user
• Service Besar
• Biaya Pemeriksaan Umum (General Overhaul)
Biaya pemeriksaan per tahun = x biaya pemeriksaan ……(2 – 8)
• Biaya Penambahan Oli Mesin Biaya penambahan oli/bus-km
• Biaya Cuci Bus
• Retribusi terminal
• Biaya STNK/pajak kendaran
(27)
• Biaya KIR
• Biaya Asuransi
2) Komponen Biaya Tidak Langsung
• Biaya pegawai selain awak bus • Biaya pengelolaan
1) Penyusutan bangunan kantor 2) Penyusutan pool dan bengkel 3) Penyusutan inventaris/alat kantor 4) Penyusutan sarana bengkel
5) Biaya administrasi kantor 6) Biaya pemeliharaan kantor
7) Biaya pemeliharaan pool dan bengkel 8) Biaya listrik,air, telepon
9) Biaya telepon dan telegram
10) Pajak perusahaan
11) Izin trayek
12) Izin usaha
13) Biaya pemasaran
14) Lain-lain
(28)
commit to user
• Biaya tidak langsung/bus-km• Biaya pokok per bus-km
= Biaya langsung + biaya tidak langsung………....(2 - 18)
2.2.4. Daya beli penumpang (Ability To Pay dan Willingness To Pay)
Ability To Pay (ATP) adalah kemampuan seseorang untuk membayar jasa
pelayanan yang diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal. Beberapa faktor yang mempengaruhi ATP antara lain:
- Besar penghasilan
- Persentase biaya untuk transportasi dari penghasilan
- Persentase alokasi biaya untuk angkutan umum dari alokasi biaya untuk transportasi
- Intensitas perjalanan
Rumusnya sebagai berikut:
... ………..(2-19)
Willingness To Pay (WTP) adalah kemauan pengguna mengeluarkan imbalan
atas jasa yang telah diterimnya. Pendekatan yang digunakan dalam analisis WTP didasarkan atas persepsi pengguna terhadap tarif dan jasa pelayanan angkutan umum tersebut. Faktor yang mempengaruhi antara lain:
- Persepsi pengguna terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh pengusaha
- Utilitas pengguna terhadap angkutan umum tersebut
Nilai WTP didapat dengan merata-ratakan persepsi tarif yang dipilih untuk setiap jenis pekerjaan:
(29)
WTPjenis pekerjaan = ... (2-20)
WTPseluruh kategori pekerjaan = ... (2-21)
Pelaksanaan dalam menentukan tarif sering terjadi benturan antara besarnya ATP dan WTP, kondisi tersebut dapat berupa:
- ATP lebih besar dari WTP
Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan membayar lebih besar daripada keinginan membayar jasa tersebut. Ini terjadi bila pengguna mempunyai penghasilan yang relatif tinggi tetapi utilitas terhadap jasa tersebut relatif rendah, pengguna pada kondisi ini disebut choiced riders. - ATP lebih kecil dari WTP
Kondisi ini merupakan kebalikan dari kondisi yang diutarakan sebelumnya dimana keinginan pengguna unruk membayar jasa tersebut lebih besar daripada kemampuan membayarnya. Hal ini mungkin terjadi bagi pengguna yang mempunyai penghasilan yang relatif rendah tetapi utilitas terhadap jasa angkutan sanagt tinggi, sehingga keinginan pengguna untuk membayar jasa tersebut relatif lebih dipengaruhi oleh utilitas, pada kondisi ini pengguna disebut captive riders.
- ATP sama dengan WTP
Kondisi ini menunjukkan bahwa antara kemampuan dan keinginan membayar jasa tersebut adalah sama, pada kondisi ini terjadi keseimbangan utilitas pengguna dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar jasa tersebut.
Rekomendasi kebijakan penentuan tarif angkutan umum berdasarkan analisis perandingan ATP dan WTP dapat dilakukan dengan penerapan prinsip berikut ini , yaitu:
- Karena WTP merupakan fungsi dari tingkat pelayanan angkutan umum, bila nilai WTP masih dibawah ATP, maka masih dimungkinkan menaikkan nilai tarif dengan perbaikan tingkat pelayanan angkutan umum.
(30)
commit to user
- Karena ATP merupakan fungsi dari kemampuan membayar, maka besaran tarif angkutan umum yang diberlakukan tidak boleh melebihi nilai ATP kelompok sasaran.
- Intervensi/campur tangan pemerintah dalam bentuk subsidi langsung atau silangdibutuhkan pada kondisi dimana besaran tarif angkutan umum yang berlaku lebih besar dari ATP,hingga didapat besaran tarif angkutan umum maksimum sama dengan nilai ATP.
Penentuan/penyesuaian tarif dianjurkan sebagai berikut: - Tidak melebihi ATP
- Berada antara nilai ATP dan WTP, bila akan dilakukan penyesuaian tingkat pelayanan.
- Bila tarif yang diajukan berada dibawah perhitungan tarif, namun berada diatas nilai ATP maka selisih tersebut dapat dianggap sebagai beban yang harus ditanggung oleh pemerintah.
- Bila perhitungan tarif, pada suatu jenis kendaraan berada jauh dibawah ATP dan WTP maka terdapat keleluasaan dalam perhitungan/pengajuan nilai tarif baru, yang selanjutnya dapat dijadikan peluang penerapan subsidi silang terhadap jenis kendaraan lain yang kondisi perhitungan tarifnya diatas ATP.
2.2.5. Kerangka Pemikiran
Penelitian akan dimulai dengan pengumpulan data baik data sekunder maupun data primer. Data primer diperoleh dengan penyebaran kuisioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari PO. Atmo Surakarta Setelah memperoleh data-data tersebut dilakukan analisis perhitungan tarif berdasarkan BOK, ATP, dan WTP. Dari hasil analisis tersebut kemudian dapat ditarik kesimpulan. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar bagan alir 2.1:
(31)
Gambar 2.1. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Mulai
Kebijakan pemerintah mengurangi subsidi BBM
Operator angkutan Menginginkan tarif setinggi mungkin
Pengguna angkutan Menginginkan tarif serendah mungkin
Kebijakan tarif yang arif oleh pemerintah
Analisis tarif berdasarkan BOK metode Dephub, ATP, dan WTP
Pemberian subsidi untuk tarif angkutan oleh pemerintah
Tarif berada pada rentang ATP dan WTP
Selesai
Penyesuaian tarif angkutan umum Peningkatan biaya operasional jasa transportasi
(32)
(33)
commit to user
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Umum
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami,memecahkan dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu, memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah,dan mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitis yaitu penelitian yang bukan bersifat eksperimen dan dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan (berupa data primer dan data sekunder) yang berkaitan dengan penelitian, kemudian data-data tersebut akan dilanjukan dengan proses analisis. Deskripsi berarti pemaparan (identifikasi) masalah-masalah yang ada, sedangkan analisis berarti data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan dianalisis.
3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada daerah-daerah yang dilewati angkutan bus PO. Atmo dengan jurusan Palur-Kartasura. Rute yang dilewati yaitu: Terminal Kartasura- Jl. Slamet Riyadi- Jl. Dr. Muwardi- Jl. Yosodipuro- Jl. Gajahmada-Jl. Monginsidi-Jl. Kol. Sutarto- Jl. Ir. Sutami- Terminal Palur.
(34)
commit to user
3.2.2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan survey dilakukan hari kerja (weekdays) pada Rabu 22 Juli 2009dan hari libur (weekend) pada Sabtu 26 Juli 2009 dimaksudkan untuk mendapatkan karakteristik penumpang dan perjalanan yang berbeda.
3.3.
Sumber Data
Sebelum melakukan suatu penelitian maka terlebih dahulu harus diketahui sumber data yang akan diteliti. Sumber data dalam suatu penelitian adalah subjek dimana suatu data dapat diperoleh
3.3.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari survai langsung di lapangan, adapun data yang diperlukan adalah :
a. Tujuan/maksud perjalanan b. Intensitas penggunaan bus
c. Besarnya pengeluaran untuk transportasi d. Tingkat penghasilan
e. Persepsi penumpang terhadap tarif yang berlaku f. Jumlah penumpang
3.3.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan wawancara langsung pihak PO. ATMO. Data yang diambil adalah:
a. Harga komponen BOK (Biaya Operasional Kendaraan), seperti: - Harga oli
- Harga BBM (solar) - Harga ban
- Harga suku cadang b. Harga bus
(35)
commit to user
c. Pengoperasian bus- Jumlah bus
- Jumlah karyawan (supir,kondektur, kenek dan mekanik) - Jam kerja karyawan (supir,kondektur, kenek dan mekanik) - Waktu singgah di terminal
- Siklus perjalanan - Jalur yang dilalui - Kapasitas tempat duduk - Jumlah setoran
d. Biaya yang dikeluarkan untuk pengoperasian bus/biaya tak langsung - Gaji karyawan (supir,kondektur, kenek dan mekanik)
- Biaya perpanjangan STNK dan KIR kendaraan - Biaya lain-lain (telepon, listrik, air)
3.4.
Tenaga Survai
Dalam penelitian ini diperlukan beberapa surveyor yang bertugas untuk: a. Membagikan kuisioner kepada penumpang
b. Mencatat jumlah penumpang yang naik
c. Mencatat lama perjalanan dari terminal awal sampai terminal akhir
3.5.
Peralatan
Peralatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
a. Jam tangan, untuk mencatat waktu angkutan bus berangkt dari terminal awal dan waktu berheti di terminal akhir.
b. Formulir survai untuk mencatat jumlah penumpang yang naik c. Kuisioner, yang akan diisi oleh penumpang.
d. Alat tulis, untuk memudahkan responden mengisi kuisioner.
(36)
commit to user
FORMULIR SURVAI PENUMPANGSurveyor : Hari/Tgl :
Waktu berangkat : Waktu datang :
No Tempat Pemberhentian Penumpang
Umum Pelajar
1 2 3
Gambar 3.1. Formulir Kepenumpangan untuk on board survai
3.6.
Survai Pendahuluan
Survai pendahuluan merupakan survai skala kecil tetapi sangat penting agar survai sesungguhnya dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien. Survai pendahuluan ini meliputi:
1. Penentuan lokasi survai dan pengenalan lapangan
Pengenalan lokasi survai bertujuan untuk mengenal rute yang dilalui dan untuk mengetahui tempat-tempat pemberhentian angkot yang akan disurvai. 2. Penentuan waktu survai
Pelaksanaan survai dilaksanakan dalam dua pembagian waktu yaitu pada jam sibuk dan tidak sibuk. Penentuan hari survai harus dengan pertimbangan bahwa hari yang dipilih dapat mewakili hari dalam seminggu.
3. Penentuan jumlah surveyor
Penentuan jumlah surveyor sangat penting agar pelaksanaan survai dapat efisien dan efektif.
4. Pengecekan form survai
Pengecekan form survai bertujuan agar pada saat survai utama surveyor tidak mengalami kesulitan dalam mengisi formulir survai. Kelengkapan form survai seperti: nama surveyor, waktu survai, dan plat nomor kendaraan
3.7.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data-data yang akan diolah pada tahap selanjutnya. Pada tahap ini dibedakan atas dua macam data yaitu data
(37)
commit to user
primer dan sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, sedangkan data primer diperoleh secara langsung dengan pengamatan di lapangan.
3.7.1. Data Primer
Data yang di dapat dari penelitian ini menggunakan sampel acak (random sampling). Data primer diperoleh dengan penyebaran kuisioner langsung kepada penumpang Bus PO. ATMO trayek Palur-Kartasura (pulang-pergi). Waktu pelaksanaan survey dilakukan 2 hari ,pada hari kerja dan hari libur, kuisioner disebarkan pada penumpang bus PO. ATMO dengan pengambilan sampel acak.
Pengambilan sampel merupakan upaya untuk memperoleh keterangan mengenai populasi dengan mengamati hanya sebagiana dari populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukankarena sering tidak dimungkinkan untuk mengamati seluruh anggota populasi tersebut. Sampel yang telah dipilih diharapkan dapat mewakili populasi tersebut. Alasan dilakukan pengambilan sampel antara lain:
- Populasi yang banyak sehingga dalam praktiknya tidak mungkin seluruh elemen diteliti.
- Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia.
- Penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih reliabel daripada populasinya, bila kita meneliti seluruh elemen yang sedemikian banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan mental peneliti sehingga banyak terjadi kekeliruan.
- Jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi menjadi tidak masuk akal.
Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik populasi, maka cara penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel .
(38)
commit to user
Keterangan:n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir sampai 10 %.
3.7.2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari PO. ATMO dengan melakukan wawancara kepada pemilik , dan menjadi dasar untuk menentukan Biaya Operasional Kendaraan (BOK).
3.8.
Analisis Data dan Pembahasan
Analisis dan pembahasan dilaksanakan setelah diperoleh data-data di lapangan maupun data-data dari pemilik angkutan.
a. Data dari wawancara PO. ATMO
Untuk menghitung besanya Biaya Operasional Kendaraan (BOK) bus ATMO trayek Palur-Kartasura dengan menggunakan rumus 2-1 sampai 2-18 .
b. Data dari kusioner
Untuk mengetahui besarnya nilai ATP dan WTP penumpang bus ATMO trayek Palur-Kartasura .
3.8.1. Pemberian Kode (Coding)
Setelah data survey terkumpul maka kegiatan selanjutnya adalah pemberian kode, tujuannya untuk menyederhanakan format data sehingga data mudah diolah. Pemberian kode dapat berupa angka, huruf, atau simbol lainnya.
(39)
commit to user
3.8.2. Tabulasi Silang (Crosstab)
Tabulasi silang merupakan penyajian data dalam bentuk tabulasi dari dua data yang berbeda untuk mencari korelasi dari dua data yang terdapat dalam kuisioner.
Hasil dari analisis data lalu di bandingkan dengan tarif berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan, Ability To Pay dan Willingness To Pay.
Gambaran proses tahapan penyusunan skripsi dapat dilihat pada diagram alir penelitian (flow chart) berikut ini:
Survai Pendahuluan
- Survai jam sibuk dan jam tidak sibuk - Survai bus yang beroperasi
- Survai ruas jalan yang dilalui bus
Pengumpulan Data
Perumusan masalah dan Penetapan Tujuan
Penyusunan Metodologi Penelitian Mulai
Studi Literatur
Data primer:
- Jumlah Penumpang - Waktu tempuh
- Biaya transportasi penumpang - Penghasilan penumpang - Frekuensi penggunaan bis - Persepsi terhadap pelayanan bis - Persepsi tarif yang sesuai
Data Sekunder: -Harga bus -Retribusi terminal -Harga oli
-Biaya servis (kesil, besar) -Biaya pemeriksaan umum -Gaji pegawai
-Biaya perpanjangan STNK -Biaya telepon, air.listrik
-Jumlah perjalanan bus/hari
-Jam kerja awak bus -Kapasitas oli -Jarak perjalanan -Biaya pemeliharaan
kantor
-Jumlah awak bus
(40)
commit to user
Gambar 3.2. Diagram Alir PenelitianKesimpulan dan Saran
Selesai Analisis dan Pembahasan - Biaya Langsung - Biaya Tidak langsung
- Tarif berdasarkan BOK dengan metode DEPHUB disesuaikan keadaan di lapangan - Tarif berdasarkan ATP,dan WTP,
(41)
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1.
Umum
Tarif yang ideal adalah tarif yang tidak hanya ditinjau dari sisi operator saja tetapi dilihat dari sisi penumpang sebagai pengguna jasa angkutan umum. Sehingga pengambil kebijakan dapat memenuhi kepentingan antara operator dan pengguna angkutan umum dan tidak memihak pada salah satunya.
4.2.
Pelaksanaan Survei
Survai dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 Juli 2009 dan hari Minggu tanggal 26 Juli 2006 . Survai dilaksanakan sesuai dengan pembagian jam sibuk dan jam tidak sibuk. Untuk survai pada jam tidak sibuk diambil pada jam 08.30 sampai jam 10.30, sedangkan untuk survai pada jam tidak sibuk diambil pada jam 11.30 sampai jam 13.30. Surveyor di berangkatkan dari terminal Palur dan Kartasura. Pengalokasian tenaga surveyor di lapangan adalah 18 orang. Dengan rincian penempatan dan tugas adalah sebagai berikut:
a. 1 orang bertugas membagikan kuisioner kepada penumpang untuk mengetahui daya beli penumpang.
b. 1 orang surveyor bertugas mencatat jumlah penumpang
Untuk mengetahui besarnya biaya operasional dilakukan wawancara kepada pihak ATMO, baik pemilik maupun awak busnya.
4.3.
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan kepada pegguna angkutan bus kota ATMO untuk mengetahui persepsi pengguna angkutan umum bus kota mengenai tarif dilihat
(42)
commit to user
dari kemampuan membayar (Ability To Pay) dan kemauan membayar (Willingness To Pay). Hasil survei diperoleh data populasi pengguna ATMO wilayah Surakarta. Data disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1. Populasi pengguna bus kota ATMO Jenis hari Rata-rata
penumpang/bus/hari
Jumlah armada Populasi/hari
Hari kerja 447 24 10728
Hari libur 328 24 7872
Sumber:Pengolahan data primer
Menentukan besaran sampel menggunakan rumus Slovin ¾ Untuk hari kerja
n = 270.7668699
¾ Untuk hari libur
n = 153.208981
Kuisioner yang telah disebar pada hari kerja sebanyak 302 dan pada hari libur sebanyak 170. Keduanya telah memenuhi syarat minimum sampel yang diambil.
4.4.
Analisis Tarif Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan
1. Karakteristik kendaraan
a) Tipe = sedang
b) Jenis Pelayanan = bus kota
c) Kapasitas/daya angkut penumpang = 35 orang (duduk+berdiri) d) Kapasitas bahan bakar = 100 liter
e) Kapasitas oli mesin = 8 liter f) Kapasitas oli garden = 4 liter g) Kapasitas oli transmisi = 4 liter
(43)
2. Produksi per bus
a) Km-tempuh/rit = 20 km-tempuh/trip = 40 km-tempuh/rit b) Frekuensi/hari = 12 trip/hari = 6 rit/hari
c) Km-tempuh/hari = 20 x 12 = 240 km-tempuh/hari d) Penumpang/rit = 38 (hari kerja) ; 28 (hari libur) e) Penumpang/hari = 447 (hari kerja) ; 328 (hari libur) f) Hari operasi/bulan = 30 hari
g) Km-tempuh/bulan = 30 x 240 = 7200 km
h) Penumpang/bulan = 30 x 447 = 13410 (hari kerja) ; = 30 x 328 = 9840 (hari libur) i)Km-tempuh/tahun = 720 x 12 = 86400 km/tahun j)Penumpang/tahun = 12 x 13410 = 160920 (hari kerja) ; = 12 x 9840 = 118080 (hari libur) 3. Biaya per bus-km
A. Biaya langsung 1)Biaya penyusutan
- Harga kendaraan = Rp. 70.000.000,- (tahun 1993) - Masa penyusutan = 5 tahun
- Nilai residu = 20 % dari harga kendaraan
= 20 % x Rp. 70.000.000,-
= Rp. 14.000.000,-
= Rp. 129,629/ bus-km 2)Bunga Modal
(44)
commit to user
= Rp. 4.400.000 per bus/tahun
= Rp. 50,926/ bus-km
3)Gaji dan tunjangan awak bus (memakai sistem setoran) a) Susunan awak bus
- Supir = 36 orang - Kondektur = 36 orang - Kernet = 36 orang Jumlah = 72 orang Rasio = 1,2
b) Biaya awak bus per tahun
- Gaji/upah = Rp. 30.240.000,-
- Uang dinas jasa/tunjangan kerja operasi = -
- Tunjangan sosial = -
Jumlah = Rp. 30.240.000,-
Gaji:
- Supir = Rp. 30.000,- x 30 x 12 x 1,2 = Rp. 12.960.000,- - Kondektur = Rp. 20.000,- x 30 x 12 x 1,2 = Rp. 8.640.000,- - Kernet = Rp. 20.000,- x 30 x 12 x 1,2 = Rp. 8.640.000,-
(45)
c) Biaya per bus-km
= Rp.350,-/bus-km 4)Biaya bahan bakar minyak (BBM)
a) Pemakaian BBM/bus/hari = 42,222 liter b) Km-tempuh/hari = 240 km c) Pemakaian BBM = 5,684 km/liter d) Harga BBM = Rp. 4.500,- /liter e) Biaya/bus/hari = Rp. 190.000
= Rp. 791,667,-/bus-km 5) Ban
a) Jumlah pemakaian ban = 6 buah - Ban baru = 2 buah - Ban vulkanisir = 4 buah b) Daya tahan ban = 15000 km
c)
Harga ban/buah- Baru = Rp. 1.000.000,-
(46)
commit to user
= Rp. 333,33/ km 6)Servis kecil
a) Servis kecil dilakukan setiap 1 bulan sekali (7200 km) b) Biaya bahan:
- Olie mesin = 8 x Rp. 23.000,- = Rp. 184.000,- - Oli gardan = 4 x Rp. 25.000,- = Rp. 100.000,- - Oli transmisi = 4 x Rp. 25.000,- = Rp. 100.000,- - Solar = 1 x Rp.4.500,- = Rp. 4.500,-
Jumlah = Rp. 388.500,-
c) Upah/servis (dilakukan diluar) = tidak ada (dilakukan sendiri)
= Rp. 53,96 /bus-km 7) Service besar
a) Servis besar dilakukan setiap 3 bulan sekali (21600 km) b) Biaya bahan:
- Oli mesin = 8 x Rp. 23.000,- = Rp. 184.000,- - Oli gardan = 4 x Rp. 25.000,- = Rp. 100.000,- - Oli transmisi = 4 x Rp. 25.000,- = Rp. 100.000,-
- Kampas rem = Rp. 180.000,- - Filter (oli+udara) = Rp. 45.000,-
- Solar/bensin = 1 x Rp.4.500,- = Rp. 4.500,- Jumlah = Rp. 613.500,-
(47)
= Rp.28,403 /bus-km 8) Biaya pemeriksaan umum (general overhaul)
a) Biaya pemeriksaan dilakukan setiap 2 tahun (172800km) b) Biaya pemeriksaan
- Upah = Rp. 500.000,- - Bahan = Rp. 7.000.000,- Jumlah = Rp. 7.500.000,-
Biaya pemeriksaan per tahun = x biaya pemeriksaan
=
= Rp. 3.750.000,-
=
= Rp. 43,403 /bus-km 9) Penambahan oli mesin
a) Penambahan oli mesin/hari = 1,5 liter b) Km-tempuh/hari = 240 km c) Harga oli = Rp. 23.000,-
(48)
commit to user
Biaya penambahan oli/bus-km == Rp. 143,75 /bus-km 10) Cuci bus
a) Biaya cuci bus/hari/bus = Rp. 15.000,- b)Biaya cuci bus/bulan = Rp. 450.000
= Rp. 52,08 km/bus 11) Retribusi terminal
a) Retribusi terminal/hari = Rp. 10.000,-
=
Rp. 41,67,- / bus-km 12) STNK/pajak kendarana) Biaya STNK/ bus = Rp. 1.000.000,-
(49)
13) KIR
a) Frekuensi KIR per tahun = 2 kali per tahun b)Biaya setiap kali KIR = Rp. 70.000,- c) Biaya KIR/tahun = Rp. 140.000,-
= Rp. 1,62 /bus-km 14) Asuransi (tidak ada asuransi)
Rekapitulasi Biaya langsung Per bus-km :
- Penyusutan = Rp. 129,629/bus-km
- Bunga modal = Rp. 50,926/bus-km
- Gaji dan tunjangan awak bus = Rp.350,-/bus-km
- BBM = Rp.791,66,-/bus-km
- Ban = Rp. 333,33/ bus-km
- Servis kecil = Rp. 53,96 /bus-km
- Servis besar = Rp.28,403 /bus-km
- Pemeriksaan umum (upah, suku cadang dan bodi) = Rp. 43,403 /bus-km - Penambahan oli mesin = Rp. 143,75 /bus-km
- Cuci bus =Rp. 52,08 km/bus
- Retribusi terminal =Rp. 41,67,- / bus-km - STNK/pajak kendaraan = Rp. 11,57 / bus-km
- KIR = Rp. 1,62 /bus-km
- Asuransi = tidak ada
(50)
commit to user
B.Biaya Tidak Langsung1. Biaya tidak langsung per segmen usaha per tahun - Biaya pegawai selain awak bus
1)Gaji = Rp. 15.840.000,-
2)Lembur = -
3)Tunjangan sosial = - Jumlah
Gaji:
- Administrasi = Rp. 500.000,- x 12 x 1,2 = Rp. 7.200.000,- - Teknisi = Rp. 600.000,- x 12 x 1,2 = Rp. 8.640.000,-
- Biaya pengelolaan
1) Biaya pemeliharaan kantor,pool dan bengkel = Rp. 5.000.000,- 2) Biaya listrik,air, telepon
= Rp. 1.500.000,- x 12 = Rp. 18.000.000,-
3) Izin trayek
= Rp. 80.000 x 24 = Rp. 1.920.000,-
Jumlah =Rp. 24.920.000,-
Total biaya tidak langsung= biaya pegawai selain awak bus + biaya pengelolaan = Rp. 15.840.000,- + Rp. 24.920.000,-
= Rp. 40.760.000,- 2. Biaya tidak langsung per bus per tahun
(51)
3. Biaya tidak langsung/bus-km
= Rp. 19, 6566 / bus-km
Biaya pokok per bus-km
Biaya langsung = Rp. 2.032,001 Biaya tidak langsung = Rp. 19, 657
Jumlah = Rp. 2051,658/ bus-km Biaya pokok per penumpang-km
Posisi biaya pada berbagai tingkat faktor muat: 100 % =Rp. 58,6188/pnp-km
90 % = Rp. 65,132 /pnp-km
Load faktor eksisting sebesar 40 % (berdasarkan survey DLLAJ Surakarta), sehinga posisi biaya pokok pada load factor eksisting sebesar :
Biaya per penumpang = Biaya total per penumpang x km-tempuh per trip
(52)
commit to user
= Rp. 146,549/pnp-km x 20 km = Rp. 2930,98/penumpangTabel 4.2. Rekapitulasi biaya pokok dengan load factor eksisting 40 %
No Komponen biaya Rp/bus-km Rp/pnp-km %
A Biaya Langsung 2032,001 145.143 99.042
1. Penyusutan 129,629 9.259 6.318
2. Bunga modal 50,926 3.638 2.482
3. Gaji dan tunjangan awak
bus 350 25.00 17.059
4. BBM 791,66 56.547 38.586
5. Servis kecil 53,96 3.854 2.630
6. Servis besar 28,403 2.029 1.384
7. Pemeriksaan umm 43,403 3.100 2.116
8. Penambahan oli mesin 143,75 10.268 7.007
9. Cuci bus 52,08 3.720 2.538
10. Retribusi terminal 41,67 2.976 2.031
11. STNK/psjsk kendaraan 11,57 0.826 0.564
12. KIR 1,62 0.116 0.079
B. Biaya Tidak Langsung 19,6566 14.040 9.581 C. Biaya pokok (A+B) 2051,658 146.547 100.000
Sumber: Hasil Perhitungan
4.5.
Analisis Tarif Berdasarkan Ability To Pay dan Willingness To
Pay
4.5.1. Karakteristik Penumpang
(53)
Gambar 4.1. Persentase rata-rata jenis kelamin penumpang bus kota Atmo pada hari kerja
Gambaran mengenai rasio jenis kelamin responden pada hari kerja ditunjukkan pada gambar 4.1. dimana kuisioner terdistribusikan kepada 302 responden dengan persentase sebesar 40,40 % untuk penumpang perempuan dan 59,60 %, sehingga kuisioner telah tersebar merata untuk tiap jenis kelamin dan diharapkan memberikan karakteristik perjalanan yang berbeda.
Pendapatan penumpang mempengaruhi kemampuan membayarnya, apabila pendapatan tinggi maka kemampuan membayarnya juga tinggi begitupun sebaliknya. Dari gambar 4.2. menunjukkan bahwa pendapatan penumpang bus kota Atmo mempunyai penghasilan rendah, terlihat dari persentase pandapatan terbesar yaitu 34,11% sebesar Rp.500.000–Rp.1.000.000.
(54)
commit to user
Tabel 4.3. Tabulasi jumlah responden berdasarkan maksud perjalanan dan pekerjaan pada hari kerja
Maksud Perjalanan Total
Bisnis/ Bekerja
Sekolah/ Belanja/ Rekreasi Kunjungan lainnya
kuliah Ke toko Keluarga/
teman
PNS/TNI jml 15 1 2 - - - 18
P POLRI % 4,97 % 0,33 % 0,66 % - - - 5,96%
e Peg. jml 43 3 - 2 4 2 54
k Swasta % 14,24 % 0,99 % - 0,66 % 1,32 % 0,66 % 17,88%
e Pelajar/ jml 1 169 5 1 2 14 192
r Mhs % 0,33 % 55,96 % 1,66 % 0,33 % 0,66 % 4,64 % 63,58 %
j Ibu rumah jml 1 - 3 - 2 2 8
a tangga % 0,33 % - 0,99 % - 0,66 % 0,66 % 2,65 %
a wiraswasta jml 7 - 3 2 4 4 20
n % 2,32 % - 0,99 % 0,66 % 1,32 % 1,32 % 6,62 %
Lainnya jml 6 2 - - 2 - 10
% 1,99 % 0,66 % - - 0,66 % - 3,31 %
Total jml 73 175 15 3 14 22 302
% 24,17 % 57,95 % 4,97 % 0,99 % 4,64 % 7,28 % 100%
Sumber: Hasil Perhitungan
Jenis pekerjaan responden dapat mempengaruhi nilai ATP dan WTP, jenis pekerjaan berkaitan dengan pendapatan yang diterima oleh responden, yang nantinya akan mempengaruhi kemampuan dan keinginan dalam membayar tarif, tabel 4.3. memperlihatkan bahwa jenis pekerjaan pelajar/mahasiswa memiliki persentase yang paling tinggi sebesar 63,5% dan persentase maksud perjalanan dari penumpang yang paling dominan adalah untuk bersekolah/kuliah. Sehingga tabel 4.3. memperlihatkan bahwa responden dengan pekerjaan pelajar/mahasiswa dan maksud perjalanan untuk sekolah/kuliah merupakan penumpang tetap (regular trip maker).
Tabel 4.4. Tabulasi jumlah responden berdasarkan tarif yang dibayar dan pekerjaan pada hari kerja
Tarif yang Dibayar Total
(55)
1000 1500 2000 2500 3000
PNS/TNI jml - - 7 11 - 18
P POLRI % - - 2,32% 3,64 % - 5,96%
e Peg. jml - 5 18 30 1 54
k Swasta % - 1,66 % 5,96 % 9,93 % 0,33 % 17,88%
e Pelajar/ jml 170 - 11 11 - 192
r Mhs % 56,29 % - 3,64 % 3,64 % - 63,58 %
j Ibu rumah jml - - 1 7 - 8
a tangga % 0,33 % 2,32 % 2,65 %
a wiraswasta jml - - 7 13 - 20
n % - - 2,32 % 4,3 % - 6,62 %
lain-lain jml - 1 1 8 - 10
% - 0,33% 0,33% 2,65 % - 3,31 %
Total jml 170 6 45 80 1 302
% 56,29% 1,99 % 14,9 % 26,49 % 0,33 % 100%
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 4.4. menunjukkan besaran tarif yang dibayar dari tiap jenis pekerjaan. Terlihat bahwa tarif dominan yang dibayar untuk pelajar/mahasiswa sebesar 56, 29% yaitu Rp. 1.000,- ini menunjukkan bahwa sebagian besar penumpang kategori pelajar/mahasiswa telah membayar sesuai tarif yang berlaku. Untuk penumpang kategori umum tarif dominan yang dibayar yaitu Rp. 2.500,- dengan persentase sebanyak 24,49 % dari jumlah responden, hal ini menunjukkan sebanyak 80 responden dari total 132 responden kategori umum telah membayar sesuai tarif yang berlaku.
(56)
commit to user
Gambar 4.3. Persentase rata-rata jenis kelamin penumpang bus kota Atmo pada hari libur
Gambar 4.3. menunjukkan gambaran mengenai rasio jenis kelamin responden pada hari libur. kuisioner tersebar sebanyak 170 buah pada hari Minggu 26 Juli 2009, dengan rasio laki-laki sebanyak 70 orang (41,18 %) dan perempuan sebanyak 100 orang (58,82 %), sehingga kuisioner sudah cukup menyebar untuk setiap jenis kelamin.
Gambar 4.4. Persentase pendapatan penumpang bus kota Atmo pada hari libur
Besaran penghasilan mempengaruhi kemampuan dan kemauan penumpang dalam membayar tarif, dari gambar 4.4. dapat diketahui persentase dominasi besar pandapatan penumpang pada hari libur yaitu Rp. 500.000–Rp. 1.000.000 sebesar 28,24% dari total responden. Dapat dikatakan sebagian besar pengguna bus kota Atmo pada hari libur merupakan masyarakat dengan penghasilan rendah.
Tabel 4.5.Tabulasi jumlah responden berdasarkan maksud perjalanan dan pekerjaan responden pada hari libur
Maksud Perjalanan Total
Bisnis/ Bekerja
Sekolah/ kuliah
Belanja/ ke toko
Rekreasi Kunjungan keluarga/
lainnya
teman
(57)
P POLRI % 1,18 % 1,18 % 0,59 % 1,18% 2,35% 0,59 7,06%
e Peg. jml 9 1 8 4 10 7 39
k Swasta % 5,29 % 0,59 % 4,71% 2,35 % 5,88 % 4,12 % 22,94%
e Pelajar/ jml 2 14 8 2 15 11 52
r Mhs % 1,18 % 8,24 % 4,71 % 1,18 % 8,82 % 6,47 % 30,59 %
j Ibu rumah jml 1 - 5 4 12 4 26
a tangga % 0,59 % - 2,94 % 2,35% 7,06 % 2,35 % 15,29 %
a wiraswasta jml 8 2 4 3 7 5 29
n % 4,71 % 1,18% 2,35 % 1,76 % 4,12 % 2,94 % 17,06 %
Lainnya jml 4 2 2 - 3 1 12
% 2,35 % 1,18 % 1,18 % - 1,76 % 0,59% 7,06 %
Total jml 26 21 28 15 51 29 170
% 15,29 % 12,35% 16,47 % 8,82 % 30% 17,06 % 100%
Sumber: Hasil Perhitungan
Maksud perjalanan juga dapat mempengaruhi keinginan membayar tarif terutama penumpang dengan maksud perjalanan sekolah/kuliah dan bisnis/bekerja yang merupakan pengguna tetap angkutan bus kota sehingga utilitas atau kebutuhan terhadap angkutan sangat tinggi dan diharapkan kemauan untuk membayarnya pun tinggi. Tabel 4.5. memperlihatkan bahwa persentase maksud perjalanan dari penumpang pada hari libur yang paling dominan adalah untuk berkunjung ke sanak saudara maupun kerabat sebesar 30 % responden, kunjungan keluarga bukan merupakan maksud perjalanan rutin dan dilakukan hanya sewaktu-waktu sehingan utilitas terhadap angkutan umum tidak terlalu tinggi.
Tabel 4.6. menunjukkan bahwa pada hari libur sebesar 65,88 % responden membayar sesuai tarif yang berlaku yaitu Rp. 2500, walaupun masih ada juga yang membayar tidak sesuai tarif yang berlaku.
Tabel 4.6. Tabulasi jumlah responden berdasarkan tarif yang dibayar dan pekerjaan pada hari libur
Tarif yang Dibayar Total
Rp 1000 Rp. 1500 Rp. 2000 Rp. 2500 Rp. 3000
PNS/TNI jml - - 1 10 1 12
P POLRI % - - 0,59% 5,88% 0,59% 7,06%
e Pegawai jml - 1 11 27 - 39
k Swasta % - 0,59% 6,47% 15,88% - 22,94%
e Pelajar/ jml 8 - 18 25 1 52
(58)
commit to user
j Ibu rumah jml - 1 2 22 1 26
a tangga % - 0,59% 1,18% 12,94% 0,59% 15,29 %
a Wiraswasta jml - 1 7 20 1 29
n % - 0,59% 4,12% 11,76% 0,59% 17,06 %
Lain-lain jml - 1 2 8 1 12
% - 0,59% 1,18% 4,71% 0,59% 7,06 %
Total 12 6 44 92 16 170
4,71% 2,35% 24,12% 65,88% 2,94% 100%
Sumber: Hasil Perhitungan
.
4.5.2. Ability To Pay
a. Hari Kerja
Tabel 4.7. Perhitungan ATP untuk setiap jenis pekerjaan berdasarkan alokasi biaya bus kota pada hari kerja
Pekerjaan Proporsi biaya bus kota
/Bulan (Rp)
frekuensi
/Bulan
ATP
(Rp)
(1) (2) (1)/(2)
PNS/TNI/ POLRI 76.555,556 32,444 2.359,589 Pegawai Swasta 80.444,444 34,815 2.310,638 Pelajar/ Mahasiswa 46.531,25 40,021 1.162,676 ibu rumah tangga 45.750,00 18,500 2.472,973
Wiraswasta 63.800,00 27,600 2.311,594
Lainnya 84.400,00 36,800 2.293,478
Sumber: Hasil Perhitungan
Keterangan:
(1) : Hasil Perhitungan selengkapnya disajikan pada Tabel E-2. (Lampiran E) (2) : Hasil Perhitungan selengkapnya disajikan pada Tabel E-4. (Lampiran E) Contoh perhitungan nilai ATP untuk pengguna angkutan umum bus kota pada hari kerja:
(59)
= Rp. 2.359,589
Dari tabel 4.6. dapat dihitung rata-rata ATP untuk kategori umum sebesar Rp 2.349,655 dan kategori pelajar sebesar Rp. 1.162,676.
b. Hari Libur
Tabel 4.8. Perhitungan ATP untuk setiap jenis pekerjaan berdasarkan alokasi biaya bus kota pada hari libur
Pekerjaan proporsi biaya frekuensi ATP bus kota
/Bulan
(Rp) /Bulan (Rp)
(1) (2) (1)/(2)
PNS/TNI / POLRI 44.166,67 16,67 2650 Pegawai Swasta 37.179.49 15,90 2338,71 Pelajar / Mahasiswa 33.038.46 17,08 1934,68 ibu rumah tangga 25.923.08 10,92 2373,24
Wiraswasta 48.068.97 21,66 2219,75
Lainnya 38.500 16,67 2310
Sumber: Hasil Perhitungan
Keterangan:
(1) : Hasil Perhitungan selengkapnya disajikan pada Tabel E-6. (Lampiran E) (2) : Hasil Perhitungan selengkapnya disajikan pada Tabel E-8. (Lampiran E) Contoh perhitungan nilai ATP untuk pengguna angkutan umum bus kota pada hari libur:
¾ ATP tarif bus kota untuk jenis pekerjaan PNS/TNI/POLRI
(60)
commit to user
Dari tabel 4.8. dapat dihitung rata-rata ATP untuk kategori umum sebesar Rp 2.378,34 dan kategori pelajar sebesar Rp. 1.934,68
4.5.3. Willingness To Pay
a. Hari Kerja
Tabel 4.9. Tabulasi jumlah responden berdasarkan WTP dan pekerjaan pada hari kerja
Willingness To Pay Total
Rp Rp. Rp. Rp. Rp.
1.000,- 1.500,- 2.000,- 2.500,-
PNS/TNI/ jml - - 11 7 - 18
P POLRI % - - 3,63 % 2,32 % - 5,96%
e Peg. jml 1 5 20 23 5 54
k Swasta % 0,33 % 1,66 % 6,62 % 7,62 % 1,66 % 17,88%
e Pelajar/ jml 161 14 8 9 - 192
r Mhs % 53,31% 4,64% 2,65% 2,98% - 63,58 %
j Ibu rumah jml - - 1 6 1 8
a tangga % - - 0,33% 1,99 % 0,33% 2,65 %
a Wiraswasta jml 1 1 6 10 2 20
n % 0,33% 0,33% 1,99 % 3,31% 1,66% 6,62 %
Lain-lain jml - 1 1 7 1 10
% - 0,33% 0,33% 2,32% 0,33% 3,31 %
Total 163 21 46 61 11 302
53,97% 6,95% 15,23% 20,2% 3,64% 100%
Sumber: Hasil Perhitungan
1. WTP rata-rata untuk kategori PNS/TNI/POLRI
(61)
3. WTP rata-rata untuk kategori Pelajar dan Mahasiswa
= Rp 1.148,44
4. WTP rata-rata untuk kategori Ibu Rumah Tangga
5. WTP rata-rata untuk kategori Wiraswasta
6. WTP rata-rata untuk kategori Lain-lain
WTP rata-rata untuk kategori umum pada hari kerja:
= Rp.2322,036
WTP untuk kategori pelajar pada hari kerja sebesar Rp 1.148,44
b. Hari Libur
Berikut perhitungan WTP setiap jenis pekerjaan berdasarkan tabel 4.10. :
1. WTP rata-rata untuk kategori PNS/TNI/POLRI
(62)
commit to user
3. WTP rata-rata untuk kategori Pelajar/Mahasiswa4. WTP rata-rata untuk kategori Ibu rumah tangga
= Rp.2461,54,-
Tabel 4.10. Tabulasi jumlah responden berdasarkan WTP dan pekerjaan pada hari libur
Willingness To Pay Total
Rp Rp. Rp. Rp. Rp.
1.000,- 1.500,- 2.000,- 2.500,- 3.000.-
PNS/TNI jml - - 2 9 1 12
POLRI % - - 1,18% 5,29% 0,59% 7,06%
Pegawai jml 2 1 11 24 1 39
Swasta % 1,18% 0,59% 6,47% 14,12% 0,59% 22,94%
Pelajar/ jml 13 5 17 15 2 52
Mhs % 5,88% 1,18% 10,59% 10,59% 2,35% 30,59 %
Ibu rumah jml - 1 2 21 2 26
tangga % - 0,59% 1,18% 12,35% 1,18% 15,29 %
Wiraswasta jml - 1 9 12 7 29
% - 0,59% 5,29% 7,06% 4,12% 17,06 %
Lain-lain jml - 1 2 8 1 12
% - 0,59% 1,18% 4,71% 0,59% 7,06 %
Total 12 6 44 92 16 170
7,06% 3,53% 25,88% 54,12% 9,41% 100%
Sumber: Hasil Perhitungan
5. WTP rata-rata untuk kategori Wiraswasta
(63)
WTP untuk kategori umum pada hari libur:
= Rp. 2338,93
WTP untuk kategori pelajar pada hari libur sebesar Rp 1.884,62
Tabel 4.11. Rekapitulasi Tarif
Jenis Tarif Nilai Tarif
Berdasarkan perhitungan BOK Rp. 2.930,98
Berdasarkan ATP hari kerja : umum Rp 2.349,66 pelajar Rp. 1.162,67 hari libur : umum Rp. 2.378,34 pelajar Rp. 1.934,68 Berdasarkan WTP hari kerja : umum Rp.2..322,036
pelajar Rp 1.148,44 hari libur: umum Rp. 2.338,93 pelajar Rp 1.884,62 Tarif yang berlaku umum Rp. 2500,-
pelajar Rp. 1000.-
Gambar 4.5. menunjukkan bahwa besaran tarif pada hari kerja untuk kategori umum berdasarkan BOK sebesar Rp. 2.930,98, berdasarkan ATP sebesar Rp. 2.349,66, dan berdasarkan WTP sebesar Rp. 2.322,036. Hal ini berarti kemampuan dan kemauan membayar penumpang di bawah tarif yang berlaku yaitu sebesar Rp. 2.500,- , dapat terjadi karena sebagian besar penumpang berpenghasilan rendah sehingga masih banyak penumpang yang membayar tarif tidak sesuai tarif yang berlaku, peranan pemerintah akan pemberian subsidi juga sangat penting agar penumpang dapat membayar sesuai kemampuannya.
(64)
commit to user
Gambar 4.5. Perbandingan tarif menurut BOK, ATP, dan WTP pada hari kerja untuk kategori umum
Gambar 4.6. Perbandingan tarif menurut BOK, ATP, dan WTP pada hari kerja untuk kategori pelajar
Besaran tarif pada hari kerja untuk kategori pelajar berdasakan BOK sebesar Rp. 2.930,98, berdasarkan ATP sebesar Rp. 1.162,67, dan berdasarkan WTP sebesar Rp 1.148,44 terlihat pada gambar 4.6.Sehingga subsidi pemerintah agar tarif dapat dijangkau untuk kalangan pelajar sangat penting.karena tarif yang berlaku
(65)
sekarang sebesar Rp. 1.000,- sudah mewakili kemampuan dan kemauan pelajar/mahasiswa
Gambar 4.7. Perbandingan tarif menurut BOK, ATP, dan WTP pada hari libur untuk kategori umum
Gambar 4.7. memperlihatkan bahwa besaran tarif pada hari libur untuk kategori umum berdasarkan BOK sebesar Rp. 2.930,98, berdasarkan ATP sebesar Rp. 2.378,34, dan berdasarkan WTP sebesar Rp. 2.338,93. Perbedaan beesaran ATP dan WTP pada hari kerja dan hari libur pun tidak terlalu besar karena pengguna angkutan bus kota pada hari kerja dan hari libur sebagian besar berpenghasilan rendah.
Besaran tarif pada hari libur untuk kategori pelajar berdasakan BOK sebesar Rp. 2.930,98, berdasarkan ATP sebesar Rp. 1.1935,68, dan berdasarkan WTP sebesar Rp 1.884,62 ditunjukkan pada gambar 4.8. Besaran ATP dan WTP pada hari libur cukup berbeda jauh dibandingkan pada hari kerja, karena maksud perjalanan pelajar/mahasiswa pada hari libur sebagian besar bukan untuk bersekolah sehingga tarif yang dibayarpun bukan tarif untuk pelajar/mahasiswa.
(66)
commit to user
Gambar 4.8. Perbandingan tarif menurut BOK, ATP, dan WTP pada hari libur untuk kategori pelajar
4.6.
Pembahasan
Tarif berdasarkan BOK yang dikeluarkan PO. Atmo sebesar Rp. 2.930,98. Dengan diketahui BOK maka besaran subsidi pemerintah dapat ditentukan, perhitungan BOK disesuaikan dengan keadaan di lapangan dimana banyak komponen dari BOK sepeti asuransi, tunjangan pegawai dll yang tidak terdapat pada operator bus kota, dikarenakan load factor yang kecil sehingga banyak operator bus kota yang memangkas biaya-biaya yang tidak terlalu penting untuk mempertahankan usaha mereka. Idealnya komponen dari BOK sesuai dengan metode Departemen Perhubungan, walaupun Oleh karena itu pemerintah kota Solo sebagai pengambil kebijakan hendaknya memberikan suatu solusi agar pengusaha angkutan umum khusunya bus kota dapat bertahan terutama semakin pesatnya kepemilikan kendaraan pribadi yang menyebabkan peralihan penggunaan moda transportasi dari angkutan umum menjadi kendaraan pribadi. Pembatasan kepemilikan kendaraan, ataupun peningkatan pajak kendaraan mungkin dapat mengurangi kepemilikan kendaraan pribadi, dimana bila kepemilikan kendaraan pribadi berkurang akan berdampak juga pada kelangsungan usaha angkutan umum, sehingga angkutan umum lebih banyak diminati masyarakat sebagai moda transportasi.
(67)
Tarif berdasarkan ATP sebesar: hari kerja : Rp 2.349,66 (umum ) dan Rp. 1.162,67 (pelajar ), pada hari libur Rp. 2.378,34 (umum ) dan Rp. 1.934,68 (pelajar) . Nilai ATP lebih kecil dari tarif yang berlaku karena penumpang tidak membayar sesuai tarif yang berlaku tetapi berdasarkan jauh/dekatnya perjalanan penumpang, mungkin sebenarnya kemampuan membayar penumpang masih dibawah tarif yang berlaku sehingga penumpamg tidak membayar tarif yang berlaku, karena sebagian besar pengguna bus kota memiliki penghasilan rendah berkisar Rp.500.000–Rp. 1.000.000 selain itu apabila operator angkutan menerapkan tarif yang berlaku maka mereka akan kehilangan penumpang dan beralih ke angkutan umum lainnya serta dapat mengurangi jumlah pendapatan mereka. Banyaknya pengusaha angkutan umum juga menjadikan persaingan diantara para pengusaha angkutan umum,
Tarif berdasarkan WTP sebesar hari kerja : Rp.2..322,036 (umum ) dan Rp 1.148,44 (pelajar ), pada hari libur Rp. 2.338,93 (umum ) dan Rp 1.884,62 (pelajar). Nilai WTP yang berarti kemauan pengguna dalam membayar tarif tidak berbeda jauh dengan nilai ATP nya..Hal ini mungkin disebabkan karena pengguna angkutan umum bus kota tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan angkutan bus kota tersebut karena hanya dengan angkutan itu yang melewati tujuan perjalanan pengguna dan juga karena pengguna tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan angkutan bus kota (captive rider)
(1)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
WTP untuk kategori umum pada hari libur:
= Rp. 2338,93
WTP untuk kategori pelajar pada hari libur sebesar Rp 1.884,62
Tabel 4.11. Rekapitulasi Tarif
Jenis Tarif Nilai Tarif
Berdasarkan perhitungan BOK Rp. 2.930,98
Berdasarkan ATP hari kerja : umum Rp 2.349,66
pelajar Rp. 1.162,67 hari libur : umum Rp. 2.378,34 pelajar Rp. 1.934,68
Berdasarkan WTP hari kerja : umum Rp.2..322,036
pelajar Rp 1.148,44 hari libur: umum Rp. 2.338,93 pelajar Rp 1.884,62
Tarif yang berlaku umum Rp. 2500,-
pelajar Rp. 1000.-
Gambar 4.5. menunjukkan bahwa besaran tarif pada hari kerja untuk kategori umum berdasarkan BOK sebesar Rp. 2.930,98, berdasarkan ATP sebesar Rp. 2.349,66, dan berdasarkan WTP sebesar Rp. 2.322,036. Hal ini berarti kemampuan dan kemauan membayar penumpang di bawah tarif yang berlaku yaitu sebesar Rp. 2.500,- , dapat terjadi karena sebagian besar penumpang berpenghasilan rendah sehingga masih banyak penumpang yang membayar tarif tidak sesuai tarif yang berlaku, peranan pemerintah akan pemberian subsidi juga sangat penting agar penumpang dapat membayar sesuai kemampuannya.
(2)
Gambar 4.5. Perbandingan tarif menurut BOK, ATP, dan WTP pada hari kerja untuk kategori umum
Gambar 4.6. Perbandingan tarif menurut BOK, ATP, dan WTP pada hari kerja untuk kategori pelajar
Besaran tarif pada hari kerja untuk kategori pelajar berdasakan BOK sebesar Rp. 2.930,98, berdasarkan ATP sebesar Rp. 1.162,67, dan berdasarkan WTP sebesar Rp 1.148,44 terlihat pada gambar 4.6.Sehingga subsidi pemerintah agar tarif dapat dijangkau untuk kalangan pelajar sangat penting.karena tarif yang berlaku
(3)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sekarang sebesar Rp. 1.000,- sudah mewakili kemampuan dan kemauan pelajar/mahasiswa
Gambar 4.7. Perbandingan tarif menurut BOK, ATP, dan WTP pada hari libur untuk kategori umum
Gambar 4.7. memperlihatkan bahwa besaran tarif pada hari libur untuk kategori umum berdasarkan BOK sebesar Rp. 2.930,98, berdasarkan ATP sebesar Rp. 2.378,34, dan berdasarkan WTP sebesar Rp. 2.338,93. Perbedaan beesaran ATP dan WTP pada hari kerja dan hari libur pun tidak terlalu besar karena pengguna angkutan bus kota pada hari kerja dan hari libur sebagian besar berpenghasilan rendah.
Besaran tarif pada hari libur untuk kategori pelajar berdasakan BOK sebesar Rp. 2.930,98, berdasarkan ATP sebesar Rp. 1.1935,68, dan berdasarkan WTP sebesar Rp 1.884,62 ditunjukkan pada gambar 4.8. Besaran ATP dan WTP pada hari libur cukup berbeda jauh dibandingkan pada hari kerja, karena maksud perjalanan pelajar/mahasiswa pada hari libur sebagian besar bukan untuk bersekolah sehingga tarif yang dibayarpun bukan tarif untuk pelajar/mahasiswa.
(4)
Gambar 4.8. Perbandingan tarif menurut BOK, ATP, dan WTP pada hari libur untuk kategori pelajar
4.6.
Pembahasan
Tarif berdasarkan BOK yang dikeluarkan PO. Atmo sebesar Rp. 2.930,98. Dengan diketahui BOK maka besaran subsidi pemerintah dapat ditentukan, perhitungan BOK disesuaikan dengan keadaan di lapangan dimana banyak komponen dari BOK sepeti asuransi, tunjangan pegawai dll yang tidak terdapat pada operator bus kota, dikarenakan load factor yang kecil sehingga banyak operator bus kota yang memangkas biaya-biaya yang tidak terlalu penting untuk mempertahankan usaha mereka. Idealnya komponen dari BOK sesuai dengan metode Departemen Perhubungan, walaupun Oleh karena itu pemerintah kota Solo sebagai pengambil kebijakan hendaknya memberikan suatu solusi agar pengusaha angkutan umum khusunya bus kota dapat bertahan terutama semakin pesatnya kepemilikan kendaraan pribadi yang menyebabkan peralihan penggunaan moda transportasi dari angkutan umum menjadi kendaraan pribadi. Pembatasan kepemilikan kendaraan, ataupun peningkatan pajak kendaraan mungkin dapat mengurangi kepemilikan kendaraan pribadi, dimana bila kepemilikan kendaraan pribadi berkurang akan berdampak juga pada kelangsungan usaha angkutan umum, sehingga angkutan umum lebih banyak
(5)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tarif berdasarkan ATP sebesar: hari kerja : Rp 2.349,66 (umum ) dan Rp. 1.162,67 (pelajar ), pada hari libur Rp. 2.378,34 (umum ) dan Rp. 1.934,68 (pelajar) . Nilai ATP lebih kecil dari tarif yang berlaku karena penumpang tidak membayar sesuai tarif yang berlaku tetapi berdasarkan jauh/dekatnya perjalanan penumpang, mungkin sebenarnya kemampuan membayar penumpang masih dibawah tarif yang berlaku sehingga penumpamg tidak membayar tarif yang berlaku, karena sebagian besar pengguna bus kota memiliki penghasilan rendah berkisar Rp.500.000–Rp. 1.000.000 selain itu apabila operator angkutan menerapkan tarif yang berlaku maka mereka akan kehilangan penumpang dan beralih ke angkutan umum lainnya serta dapat mengurangi jumlah pendapatan mereka. Banyaknya pengusaha angkutan umum juga menjadikan persaingan diantara para pengusaha angkutan umum,
Tarif berdasarkan WTP sebesar hari kerja : Rp.2..322,036 (umum ) dan Rp 1.148,44 (pelajar ), pada hari libur Rp. 2.338,93 (umum ) dan Rp 1.884,62 (pelajar). Nilai WTP yang berarti kemauan pengguna dalam membayar tarif tidak berbeda jauh dengan nilai ATP nya..Hal ini mungkin disebabkan karena pengguna angkutan umum bus kota tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan angkutan bus kota tersebut karena hanya dengan angkutan itu yang melewati tujuan perjalanan pengguna dan juga karena pengguna tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan angkutan bus kota (captive rider)
(6)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh:
a. Besarnya biaya operasional yang dikeluarkan operator dalam hal ini PO.
ATMO sebesar Rp. 2.930,98.
b. Besarnya nilai Ability To Pay (ATP) pada hari kerja(weekday) sebesar Rp
2.349,66 untuk kategori umum dan Rp. 1.162,67 untuk kategori pelajar, pada hari libur (weekend) sebesar umum Rp. 2.378,34 untuk kategori umum dan Rp. 1.934,68 untuk kategori pelajar. Kondisi ini menunjukkan bahwa tarif yang berlaku pada saat penelitian dilaksanakan sebesar Rp. 2.500,- masih berada diatas nilai ATP. Besarnya nilai Willingness To Pay (WTP) pada hari kerja (weekday) sebesar Rp.2322,036 untuk kategori umum dan Rp 1.148,44 untuk kategori pelajar pada hari libur (weekend) sebesar Rp. 2338,93 untuk kategori umum dan Rp 1.884,62 untuk kategori pelajar .
5.2.
Saran
a. Tarif yang diberlakukan lebih tinggi dari daya beli penumpang sehingga
perlu disesuaikan.
b. Perlu peningkatan pelayanan dalam hal kenyamanan, kebersihan, dan
keamanan
c. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membatasi kepemilikan
kendaraan pribadi dan memaksimalkan fungsi angkutan umum sehingga load factor dapat meningkat.